Dari semua kisah yang pernah didengar oleh Weng Lou tentang ayahnya sebelumnya, mungkin kisah ini merupakan yang terhebat.
Orang yang dipanggil dengan sebutan Master Dong ini pasti sangat hebat dan kuat. Jika tidak, mustahil dia dapat memukul mundur para hewan buas sendirian. Dan membereskan pasukan Keluarga Zhao yang berniat membantai seluruh anggota klan cabang keluarga Weng di desanya sendirian.
Bahkan bagi seorang praktisi Dasar Pondasi tingkat 7, itu hampir mustahil.
Mengapa?
Itu karena meskipun praktisi Dasar Pondasi tingkat 7 itu dapat menyerang menggunakan tenaga dalam murni, tak mungkin mereka dapat melawan banyak lawan sekaligus. Apa lagi jika lawan-lawannya hanya satu tingkat dibawahnya.
Hanya jika orang itu memiliki teknik dan keahlian beladiri yang tinggi, dan juga senjata yang memadai, maka kemungkinan menang akan terjamin.
Master Dong ini, menurut Weng Lou, haruslah seorang praktisi beladiri Dasar Pondasi tingkat 7 keatas. Kemungkinan adalah Dasar Pondasi tingkat 8.
"Ayah, kau mengatakan dirimu berad di Dasar Pondasi tingkat 6, berarti kau seharusnya tau cara menggunakan tenaga dalam bukan?"
Weng Lou bertanya sambil tampak memikirkan sesuatu.
"Hm? Tentu saja! Apa kau tidak mendengar cerita ayah tadi? Aku menghabisi musuh menggunakan serangan tenaga dalam murni yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh praktisi Dasar Pondasi tingkat 7 keatas, bagaimana mungkin aku tida bisa menggunakannya?" Ayahnya membusungkan dada menjawab pertanyaan Weng Lou.
Weng Lou hanya bosa tersenyum kecut melihat tingkah ayahnya ini. Memang setiap kali ayahnya menceritakan masa lalunya yang sangat berjaya, dia akan selalu tampak pamer ke Weng Lou.
Pernah suatu waktu, Weng Lou meminta ayahnya mengajari cara memakai tombak kepada ayahnya. Namun bukannya diberi petunjuk, Weng Li, ayah Weng Lou, malah memamerkan teknik menombak nya yang sangat hebat, dan yang jelas membuat Weng Lou sangat jengkel karena waktu 1 jam nya terbuang sia-sia hanya untuk melihat pertunjukkan menombak ayahnya.
"Ha....lupakan. Karena ayah bisa menggunakan tenaga dalam....Apakah ayah bisa mengajarkanku berlatih menggunakan tenaga dalam juga?"
Weng Lou bertanya sambil menggunakan teknik memohon andalannya. Ayahnya yang melihat itu, tampak tak berpengaruh sedikitpun.
"Kau belum memasuki Dasar Pondasi tingkat 5 bukan? Buat apa berlatih terlalu cepat? Saat kau nanti di Dasar Pondasi tingkat 4 ayah akan mengajarkanmu cara menggunakannya.
Selebihnya itu tergantung padamu, Lou'er. Bahkan ayah baru bisa menggunakan tenaga dalam ditubuh dengan leluasa saat berada di Dasar Pondasi tingkat 5 menengah. Tapi sepertinya kau akan berbeda dengan ayah.
Kau terlahir dengan kecerdasan yang tinggi, dan juga kemauan mu lebih besar dari ayah saat seusia mu. Dengan kedua itu, seharusnya kau akan cepat belajar dalam menggunakan tenaga dalam."
Ayah Weng Lou kemudian mengambil sebuah pisau yang ada dimeja, yang digunakan untuk memotong daging sebelumnya.
Senyumnya yang hangat mendadak hilang, dan digantikan dengan tatapan serius yang mengarah ke pisau yang berada ditangan kanannya.
Pisau itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya kehijauan yang agak buram. Namun, perlahan tapi pasti, cahaya itu semakin terang dan menutupi seluruh pisau.
"Ini merupakan teknik melapisi benda menggunakan tenaga dalam. Yang ayah tunjukan ini adalah purwarupa dasarnya.
Kau harus memadatkan tenaga dalamnya hingga tenaga dalamnya seolah-olah merupakan satu kesatuan dengan benda yang kau aliri dengan tenaga dalam.
Seperti ini..."
Pisau yang bercahaya hijau terang itu perlahan agak mengecil. Hingga terlihat sebuah pisau berwarna hijau terang yang membara.
"Ini...." Weng Lou terdiam melihat apa yang ayahnya perlihatkan.
Pisau itu tampak begitu indah, cahaya dari dalam pisau itu seperti merupakan bagian dari pisau tersebut.
Saat masih asik melihat kebolehan ayahnya dalam mengendalikan tenaga dalam, dirinya tiba-tiba sadar akan sesuatu
"Ayah. Saat aku mengikuti sesi latihan minggu lalu, seorang inspektur latihan mempraktekan kepada para murid, bagaimana cara menggunakan tenaga dalam.
Namun, cahaya yang aku lihat dari inspektur itu berwarna coklat tua. Apakah setiap orang memiliki warna cahaya tenaga dalam yang berbeda-beda?" Weng Lou bertanya sambil menunjuk pisau ditangan ayahnya.
Dia selama ini sudah banyak melihat orang-orang yang bisa menggunakan tenaga dalam. Inspektur yang dia maksud adalah seorang praktisi beladiri yang ditunjuk untuk memberi arahan keahlian beladiri yang umum di dunia beladiri.
Seminggu sekali, para murid luar dan dalam akan menerima bimbingan dari seorang inspektur beladiri. Mereka akan dikumpulkan ke Lapangan Latihan Beladiri dan inspektur akan mempraktekkan kemampuan beladiri nya. Biasanya inspektur beladiri yang mengajari mereka berada di Dasar Pondasi tingkat 6, namun waktu itu berbeda.
***
Sekitar tiga minggu yang lalu, seorang praktisi beladiri Dasar Pondasi tingkat 7 menengah datang ke Lapangan Latihan Beladiri dan menjadi inspektur mereka.
Dia memancarkan aura petarung yang luar biasa. Setiap langkah yang ia ambil membuat jantung para murid berdetak kencang.
"Menurut kalian, apa yang paling penting dalam seni beladiri yang kalian pelajari selama ini? Apakah itu kekuatan tubuh, atau tenaga dalam?" Inspektur itu bertanya sambil menatap semua murid yang sedang duduk bersila menghadap dirinya.
Tatapannya mampu membuat mereka yang ditatap sampa mengucurkan keringat dingin.
Urutan tempat duduk saat instruktur hadir adalah seperti ini. Sepuluh baris terdepan merupakan tempat untuk para murid dalam dimulai dari urutan peringkat. Satu baris terdapat dua puluh murid. Dan jelas, Baris pertama dimiliki para murid yang berada di posisi 1-20 teratas dalam murid dalam.
Untuk sembilan baris lainnya juga seperti itu. Baris kedua sampai kesepuluh diperuntukkan untuk para murid diperingkat 21-200 teratas.
Mereka bebas memilih posisi masing-masing, tidak ada larangan untuk mengambil tempat orang lain, selama orang yang mengambil tempat itu berani menerima konsekuensi dari kemarahan pemilik pertamanya.
Baris pertama sebenarnya juga seperti itu. Hanya saja, mereka yang berada diperingkat 20 besar sudah mengetahui jarak kekuatan masing-masing, jadi mereka tidak pernah meributkan tempat duduk sama sekali.
Namun situasinya akan berbeda jika ada salah satu diantara mereka berdua puluh telah mengalami terobosan, akan terjadi duel singkat untuk memperebutkan posisi duduk.
Tapi bagaimana dengan baris ke sebelas dan seterusnya?
Tidak ada barisan setelah baris kesepuluh. Mereka yang duduk setelah baris kesepuluh memiliki jumlah puluhan ribu orang.
Lapangan Latihan Beladiri walaupun luas, namun memiliki batas jumlah juga. Mereka duduk dengan terdesak hanya untuk bisa melihat dengan jelas apa yang dipraktekkan oleh sang inspektur.
Mereka tidak khawatir tidak mendengar apa yang dikatakan oleh inspektur, karena setiap inspektur akan menggunakan tenaga dalam agar suara mereka dapat terdengar mencapai barisan paling belakang. Sama seperti sekarang.
"Bukankah jelas, tentunya tenaga dalam bukan?" Seorang murid dalam di baris ke dua berkata sambil tersenyum lebar, dan dibalas dengan tatapan tak menyenangkan dari sang inspektur.
"Salah! Apa gunanya tenaga dalam yang besar tapi tubuhmu tidak dapat menahannya? Kau hanya akan berakhir dengan ledakan!"
"Berarti tubuh yang paling penting!" Kini seorang murid di baris kelima berbicara nyaring.
"Hey idiot, apa gunanya tubuh tanpa tenaga dalam? Memang benar kau memiliki kekuatan yang hebat, tapi apa itu berarti saat menghadapi serangan yang mengandung tenaga dalam?
Kekuatan tubuh hanya bisa melukai bagian luar, bukan dalam. Dengan begitu, hal yang paling penting bagi kita adalah?"
"Kedua-duanya!" Jawab seluruh murid serentak.
Bagi murid-murid luar, mungkin ini adalah informasi yang sangat penting. Namun bagi para murid dalam, terlebih yang berada diurutan 20 besar, informasi ini hanya bagai angin lalu untuk mereka.
Setiap murid yang berada diurutan 20 besar akan mendapatkan instruktur latihan mereka sendiri. Biasanya instruktur pribadi mereka akan berada di Dasar Pondasi tingkat 6 puncak, atau tingkat 7 awal.
Jadi mereka sudah tau informasi ini sejak lama.
Kemudian inspektur itu mengambil sebuah belati sepanjang 1 meter dari punggungnya.
Dia mengarahkan belati itu didepannya, kemudian mulai mengeluarkan cahaya yang berwarna coklat tua.
Inspektur itu selanjutnya mengayunkan belatinya kesebuah tiang yang biasanya digunakan untuk melatih pukulan disampinnya.
Srrtt....
Tiang itu langsung terbelah dua seketika, sesaat setelah belati kembali disarungkan.
WWUAAAA!!!
Sontak seluruh murid yang ada langsung berteriak kagum. Perlu diketahui, diameter tiang itu adalah dua meter dan terbuat dari kayu kualitas tinggi.
Belati itu hanya sepanjang satu meter. Dapat memotong tiang dengan tebal duameter, itu sungguh pemandangan yang luar biasa.
***
Weng Li mendengarkan cerita Weng Lou tanpa memotongnya sedikitpun. Setelah Weng Lou selesai bercerita, dia tampak berpikir sejenak.
"Lou'er, kau mungkin pernah mendengar hal ini sebelumnya, bahwa seorang praktisi beladiri dapat menciptakan api atau air.
Sebenarnya, hal ini dipengaruhi dari elemen dasar yang ada pada tubuh kita. Setiap orang memiliki elemen dasarnya sendiri.
Seperti ayah, warna tenaga dalam ayah adalah hijau yang melambangkan elemen dasar angin.
Angin merupakan elemen yang umum didunia beladiri. Inspektur yang kau ceritakan barusan memiliki warna tenaga dalam coklat muda yang melambangkan elemen dasar tanah, yang juga merupakan elemen yang umum dimiliki orang-orang.
Kau perlu tahu, elemen dasar terdiri dari 4 elemen dasar alam. Empat elemen ini yaitu api, air, angin, dan tanah. Setiap orang terlahir hanya dengan satu elemen saja, namun terkadang ada sebuah fenomena dimana seseorang terlahir dengan dua elemen.
Walaupun ayah mengatakan ada empat elemen dasar alam, tetapi sebenarnya ada beberapa elemen lagi diluar elemen dasar itu. Elemen di luar empat elemen dasar disebut elemen lanjutan, contohnya adalah elemen petir yang dimiliki oleh kepala keluarga kita di Desa Sungai Biru."
"Jadi...maksud ayah, jika seandainya aku memiliki elemen api, maka aku akan dapat mengeluarkan api?" Weng Lou bertanya dengab mata bercahaya.
Ayah Weng Lou tertawa kecil melihat putra satu-satunya ini.
"Belum tentu. Tidak semua orang dapat mengubah tenaga dalamnya menjadi elemen dasar tubuhnya. Hal ini dipengaruhi oleh bakat. Ayah sendiri tidak bisa mengeluarkan angin.
Namun, tenaga dalam ayah memiliki karakteristik dari elemen angin yang tajam dan cepat. Kau tidak perlu bisa mengeluarkan api, angin atau elemen lainnya. Selana kau bisa mengendalikan tenaga dalammu dengan baik maka kau akan menjadi orang yang sangat kuat.
Jadi, sekarang beristirahatlah. Kau pasti lelah berburu."
Weng Lou mendengarkan apa yang dikatakan ayahnya, dia harus mengakui, tubuhnya sangat pegal setelah berlari dengan mempertaruhkan hidup dan mati.
Sesampainya dia dikamarnya, Weng Lou langsung berbaring ditempat tidurnya. Dia tidak memiliki niat melatih Teknik Pembersih Jiwa, dirinya hanya ingin tidur dan beristirahat.
Matanya perlahan-lahan tertutup dan dia mulai tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
teruuuussssss
2024-06-21
1
Bo Can
cerita nya masib acak kadul
2022-09-03
1
Harman LokeST
bodoh amat
2022-06-12
0