Rempah-rempah. Jenis tanaman yang menjadi sumber penghasilan utama para warga Desa Sungai Biru.
Tapi meski begitu, mengapa mereka sangat tak rela melepaskannya?
Ada sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh warga Desa Sungai Biru, dan orang luar tak ada yang mengetahuinya.
Bahwa tanah di Desa Sungai Biru ini sangat cocok untuk menanam tanaman berjenis rempah-rempah, dan tanaman lainnya sulit tumbuh disini. Pohon-pohon yang dapat tumbuh disini umurnya sudah sangat tua, sehingga mereka sendiri tidak tau bagaimana dapat tumbuh.
Inilah alasan mengapa leluhur dari keluarga kepala desa menetap disini dan membangun desa. Mereka tidak sengaja menemukan tanah yang subur ini, dan akhirnya memulai pertanian rempah-rempah lalu membangun desa Sungai Biru ini.
"Maaf jika aku mengganggu pembicaraanmu Pak Li, tapi buat apa kau ingin mengumpulkan rempah-rempah?" Kepala Desa bertanya dengan dahi yang berkerut.
Diantara semua warga yang tinggal di Desa Sungai Biru, bisa dibilang dirinyalah yang paling keras dalam masalah rempah-rempah.
Itu karena rempah-rempah merupakan jenis tanaman utama yang dihasilkan di desa ini, dan juga keluarganya merupakan pemasok rempah-rempah terbesar di seluruh Desa Sungai Biru, dan juga di seluruh Kota Bintang Putih.
Kekayaan keluarganya yang ada saat ini, itu semua berkat penjualan dari rempah-rempah selama beberapa puluh tahun. Memberikan rempah-rempah kepada orang lain secara percuma, bahkan jika itu penyelamat hidupnya, baginya itu sedikit sulit.
Ayah Weng Lou, Weng Li, mengerti maksud dari pertanyaan kepala desa. Bahkan sebenarnya tanpa ditanya pun dia memang ingin memberitahukannya kepada semua orang yang berkumpul disini.
"Huuh...aku akan berterus terang kepada kalian semua yang ada disini. Daging dari hewan buas yang berhasil aku dan putraku bunuh, setelah dikumpulkan mencapai berat ribuan kilo.
Kalian semua pasti sudah tau, daging tidak akan bertahan melebihi waktu 3 hari tanpa di asin kan atau diasapi.
Mustahil untuk kita mengasin kan atau mengasapi ribuan kilo daging.
Jadi, kami berencana membawa separuhnya ke Kota Bintang Putih untuk dijual, dan sisanya untuk kita jadikan bahan makanan selama 3 hari ke depan.
Tapi untuk membawanya ke Kota Bintang Putih, daging itu akan melewati Hutan Kematian yang didalamnya ditinggali oleh ribuan hewan buas. Untuk itu kami membutuhkan rempah-rempah kalian untuk menutupi aroma dari daging yang akan kami bawa ke kota." Weng Li menjelaskan rencananya kepada semua warga yang ada disitu.
Mulai dari rencana menjual daging hewan buas, sampai dengan mengganti rempah-rempah para penduduk dua kali lebih banyak dari yang mereka berikan. Dia bahkan memberitahu rencananya untuk membangun tembok pembatas desa, untuk mengurangi dampak dari hari berburu selanjutnya di tahun mendatang.
Para warga mengangguk-angguk setuju mendengar apa yang ayah Weng Lou katakan. Disisi lain, kepala desa yang mendengar rencana ayah Weng Lou mengangkat sebelah alisnya.
"Kenapa kau tidak bilang saja seperti ini sebelumnya? Semua akan lebih mudah dengan kau yang berbicara terus terang seperti ini bukan?
Haah...kau tak perlu meminta rempah-rempah untuk menutupi aroma daging. Aku punya sebotol air seni Singa Api, kau bisa memakainya dalam perjalananmu ke Kota Bintang Putih nanti.
Dan juga, kau tak perlu membelikan uang hasil penjualan daging-daging ini dengan rempah-rempah, itu semua adalah uang hasil jerih paya kau dan juga putramu, Weng Lou.
Tapi jika kau berniat untuk memakai uang itu untuk membuat tembok pembatas di desa kita, aku tidak akan menghentikan mu. Aku tidak bisa menolak seseorang yang ingin membantu pembangunan Desa Sungai Biru tercinta kita ini." Kata kepala desa sambil tersenyum tipis kepada ayah Weng Lou.
Berbanding terbalik dengan ayah Weng Lou yang matanya melebar dan mengepalkan tangannya dengan keras.
Singa Api merupakan binatang buas tingkat bencana Mereka terbagi menjadi 2, Singa Api biasa, dan Singa Api Puncak. Seekor Singa Api dewasa yang biasa memiliki kekuatan Dasar Pondasi tingkat 8, sedangkan seekor Singa Api Puncak akan memiliki kekuatan Dasar Pondasi tingkat 10 menengah.
Air seni dari Singa Api dapat mengusir binatang buas yang memiliki kekuatan dibawahnya. Jika saja kepala desa mengeluarkan air seni ini sejak 2 hari yang lalu, pasti Nenek Weng Lai tak akan celaka.
Kepala desa melihat perubahan sikap dari Weng Li, dan kembali tersenyum tipis.
"Weng Li. Sepertinya kau lupa sesuatu. Aroma dari air seni Singa Api memang efektif mengusir segala binatang buas yang memiliki kekuatan dibawah Singa Api.
Tapi jika binatang buas yang memiliki kekuatan di atas Singa Api mencium aromanya, maka mereka akan mencari asalnya. Aku tak mungkin memakainya untuk desa bukan?"
Pernyataan itu membuat ayah Weng Lou kembali tenang. Harus dia akui, tekanan yang diberikan kejadian semalam membuatnya tak bisa berpikir panjang seperti biasanya.
"Maafkan aku kepala desa."
"Tak perlu meminta maaf. Aku tidak dapat membantumu semalam, ambil ini, anggap saja ini adalah pengganti karena aku tidak bisa mambantu mu semalam."
Ayah Weng Lou ingin menolak, tapi dilain sisi dia memang membutuhkan air seni ini.
Saat masih larut dalam pikirannya, tiba-tiba dari kejauhan, terlihat 3 kereta kuda bergerak memasuki gerbang desa.
Kereta-kereta kuda itu terlihat mendekati mereka yang sedang berkumpul di rumah kepala desa. Rumah kepala desa yang berada tepat ditengah desa membuatnya dapat terlihat dengan mudah.
Saat kereta-kereta itu sampai dan berhenti, turun seorang kakek tua dari kereta paling depan sekaligus yang berbeda dari 2 kereta yang lain.
Kakek tua itu berjalan mendekati mereka dan sampai didepan Weng Lou, yang membuat semua orang heran melihatnya. Namun keheranan mereka berganti menjadi keterkejutan saat mendengar apa yang dikatakan oleh kakek tua itu.
"Tuan muda, kau tiba-tiba memberi sinyal kepadaku tengah malam tadi, dengan memecahkan giok pesan yang kuberikan kepadamu.
Ku tebak anda pasti mendapatkan sesuatu yang sangat bagus. Bisa ku tau apa itu?" Tanya kakek tua itu sambil tersenyum lebar kepada Weng Lou.
Ya, kakek ini merupakan kakek yang sama yang ada di Rumah Obat di Kota Bintang Putih.
Setelah transaksi jual-beli yang dialkukan dengan Weng Lou, dirinya memberi sekeping giok berwarna merah kehitaman kepada Weng Lou.
Giok ini bernama giok pesan. Setiap giok nya dapat dibagi menjadi 2 kepingan yang akan dipegang oleh 2 orang yang berbeda. Fungsi dari giok ini adalah sebagai pemberi sinyal atau tanda saat seorang pemegang salah satu kepingan giok memecahkannya, sehingga pemegang kepingan giok lainnya dapat menerima sinyal.
Kepingan giok ini juga bisa berfungsi sebagai penunjuk arah dari masing-masing pemegang pemegang kepingan giok pesan.
"Hahaha...tentu saja Kakek Mu! Ayo ikut aku! Akan ku perkenalkan dirimu pada ayahku" Weng Lou mengajak kakek yang dipanggil Kakek Mu itu pergi ke tempat ayahnya dan kepala desa yang dari tadi memperhatikan mereka berdua.
"Ayah, biar ku perkenalkan, ini Kakek Mu. Dia merupakan pengurus cabang Rumah Obat yang ada di Kota Bintang Putih.
Kakek Mu, ini ayahku, Weng Li. Dia adalah seorang praktisi beladiri Dasar Pondasi tingkat 6 awal yang bisa melakukan serangan tenaga dalam yang melewati udara." Weng Lou memperkenalkan ayahnya kepada Kakek Mu dengan bangga.
Kakek Mu yang mendengar ayah Weng Lou yang dapat melakukan serangan tenaga dalam yang melewati udara, atau bisa dibilang serangan tenaga dalam murni, tampak cukup terkejut.
Bukan tanpa alasan, bahkan seorang praktisi Dasar Pondasi tingkat 7 belum tentu dapat melakukannya.
Yang membuat perbedaan mengapa seorang praktisi Dasar Pondasi tingkat 6 tidak bisa melakukan serangan tenaga dalam murni dengan Dasar Pondasi tingkat 7 yang bisa melakukan serangan tenaga dalam murni hanyalah jumlah tenaga dalamnya saja.
Serang tenaga dalam murni memerlukan pemadatan tenaga dalam yang jauh lebih besar dari pada melapisi senjata dengan tenaga dalam belaka. Kira-kira besarnya 4 kali lebih banyak, dan bahkan mungkin lebih, itu semua tergantung besar serangan yang dilakukan.
"Ayah, Kakek Mu datang kesini untuk membeli semua bagian tubuh hewan buas yang kita dapatkan dalam satu malam ini.
Dan jika mungkin, dia juga akan membeli daging-daging hewan buas yang akan kita bawa ke Kota Bintang Putih untuk dijual."
Pernyataan Weng Lou membuat ayahnya tampak bersemangat.
Dia sudah sempat merasa takut untuk membawa daging binatang buas ini melewati Hutan Kematian dengan membawa air seni Singa Api.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya. Aroma dari air seni Singa Api memang mengusir binatang buas yang memiliki kekuatan dibawah Singa Api, tapi justru akan memancing binatang buas yang memiliki kekuatan diatas Singa Api. Ayah Weng Lou benar-benar tidak ingin mengambil resiko itu.
Namun siapa sangka. Putranya sekaligus anak satu-satunya, telah memanggil orang-orang dari Rumah Obat untuk membeli semua bagian tubuh binatang buas yang mereka dapatkan dan juga daging dari binatang buas.
Dia benar-benar bersyukur memiliki putra seperti Weng Lou.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
wibz kitchen
ngga detil, banyak yg kebetulan...
2024-11-18
0
Yuda Suastika
kok ceritanya makin gak bagus gak karuan
2024-06-21
1
hariyono liman
😴😘😴😘
2021-11-25
1