Di dalam gua di Hutan Kematian.
Setelah pergi selama beberapa saat sosok Weng Lou dan pria yang bersamanya sampai di depan sebuah gua yang berada sekitar delapan ratus meter dari tempat Weng Lou sebelumnya berada.
Tanpa ragu pria itu berjalan masuk sambil menggendong Weng Lou di belakangnya.
Di dalan gua, terlihat beberapa obor berukuran sedang di letakkan pada dinding-dinding gua yang membuat Weng Lou bisa melihat bagian dalam gua yang sedikit lembab tersebut.
Mereka masuk ke dalam hingga lebih dari seratus meter, sebelum kemudian sampai di ujung dari gua tersebut.
Terlihat api unggun dan beberapa barang yang diletakkan di sekitar dinding gua.
Pria itu pun meletakkan Weng Lou di dekat api unggun dalam posisi tengkurap, punggung Weng Lou di atas, sedangkan perut di bawah.
Tanpa ragu dia langsung merobek baju yang dikenakan oleh Weng Lou, dan memperlihatkan punggung Weng Lou yang terdapat luka cakaran yang sangat dalam.
Dalam diam pria itu kemudian mengayunkan tangannya, dan sebuah botol terbuat dari giok muncul di tangannya.
Weng Lou yang dalam kondisi lemah tidak menyadari hal itu, dia berfikir bahwa pria itu hanya mengeluarkan botol giok dari dalam bajunya, sehingga tidak tampak terkejut sama sekali.
Pria itu membuka tutup botol itu dan mengeluarkan sebutir pil dari dalamnya, dan segera memasukkannya kedalam mulut Weng Lou.
Tanpa sadar, Weng Lou sudah menelan pil tersebut. Dirinya dapat merasakan pil itu melewati tenggorokannya, dan berakhir di perutnya.
Setelah ditelan oleh Weng Lou, pria itu pun menempatkan tangannya pada perut belakang Weng Lou, dan mendadak sebuah sensasi hangat mulai menyebar ke seluruh tubuh Weng Lou.
Sensasi itu terasa sangat nyaman, serta seperti memulihkan dirinya. Tanpa sadar dirinya pun tertidur sementara pria itu masih menempatkan tangannya pada perut belakang Weng Lou.
Beberapa menit kemudian, pria itu melepaskan tangannya, lalu duduk di dekat menghadapkan api unggun.
"Anak ini...bagaimana bisa dia berada di dalam Hutan Kematian seorang diri? Bahkan seorang Praktisi Beladiri tingkat tinggi sekalipun tidak akan mau berkeliaran di dalam Hutan Kematian. Terlebih lagi, dia masuk terlalu amat dalam di daerah kekuasaan dari Beruang Iblis Hitam.... Apa mungkin dia tersesat?"
Pertanyaan demi pertanyaan terlintas di dalam kepalanya.
Bagi Weng Lou, dirinya pagi tadi hanya masuk seratus meter lebih saja ke dalam Hutan Kematian, tapi sebenarnya dia sudah masuk di kedalaman 3 kilometer dari luar Hutan Kematian terdekat, yang mana itu biasanya tempat para Beruang Iblis Hitam memiliki wilayah kekuasaan.
Tentu hal ini terdengar tak masuk akal, tapi begitulah yang sebenarnya terjadi.
Pria itu hanya bisa berharap ketika sudah bangun nanti, Weng Lou bisa menceritakan apa saja yang terjadi kepadanya.
***
Di Hutan Kematian.
Sosok Weng Li sedang menelusuri jejak dari pria yang membawa Weng Lou ketika dirinya di hadang oleh sosok harimau besar yang mengeluarkan napsu membunuh kepadanya.
Weng Li menatap harimau itu dengan dingin, dan kemudian mengayunkan tombak di tangannya sekali, lalu memasang kuda-kuda siap bertarungnya.
Melihat itu, harimau besar itu pun langsung melesat maju ke arahnya. Dia memberikan sebuah serangan cakaran kepada Weng Li, tapi kemudian segera dihindari olehnya.
Tap....
Weng Li kemudian menghunuskan tombaknya itu ke arah harimau itu dan memancingnya untuk kembali menyerangnya.
"ROOAAARR!!"
Harimau itu mengaum marah lalu kembali melesat ke arah Weng Li. Dia melepaskan cakaran bertubi-tubi kepadanya, namun semuanya berhasil dihindari oleh Weng Li.
Setelah memastikan bahwa harimau besar itu hanyalah binatang buas biasa, Weng Li pun gantian menyerang hari mau itu.
Dia menusukkan tombaknya kedepan, tapi berhasil dihindari oleh harimau tersebut dengan cara melompat ke samping.
Namun sayangnya, itulah yang ditunggu oleh Weng Li.
Dengan sigap Weng Li mengayunkan tombak usang di tangannya itu, dan kemudian melukai kedua kaki depan harimau tersebut, yang mana langsung membuatnya terjatuh ke tanah.
Belum sempat ia ingin bereaksi, tombak Weng Li sudah kembali melesat, dan menancap di kepalanya.
Pshh.....
Weng Li menarik tombaknya tersebut dan memandang tubuh harimau itu yang jatuh dan terbaring di tanah, tak bernyawa.
Setelah menatapnya selama beberapa saat, Weng Li pun melanjutkan perjalanannya. Dia tidak peduli dengan tubuh harimau besar itu, meski harganya sanggup mencapai beberapa koin emas, itu semua tak jauh lebih berharga dibandingkan dengan nyawa putranya, Weng Lou.
"Tunggu ayah, Lou'er.....ayah pasti akan menemukanmu dan membawa mu pulang."
Beberapa jam sebelumnya, ketika dirinya baru pulang dari menjual binatang hasil buruannya, terlihat banyak orang yang berkumpul di rumahnya.
Sesampainya di rumahnya dia akhirnya tau apa yang terjadi.
Weng Lou yang pergi untuk berburu beberapa binatang sebagai persediaan makanan di keluarganya tidak pulang juga.
Biasanya Weng Lou yang berburu di pagi hari akan segera pulang siang harinya, tapi bahkan ketika hati sudah akan malam, tidak ada tanda-tanda akan dirinya.
Para penduduk yang lain ingin masuk kedalam hutan dan mencarinya, tapi kemudian sebuah raungan amat besar terdengar dari dalam hutan, dan membuat mereka semua menjadi takut untuk masuk ke dalam hutan.
Hanya ibu Weng Lou, Weng Hai yang mau mempertaruhkan hidupnya dan mencari keberadaan putranya tersebut siang hari itu juga begitu Weng Lou tidak pulang.
Tidak ada yang mampu menghentikannya karena Weng Hai adalah seorang Praktisi Beladiri.
Ya, ibu Weng Lou merupakan seorang Praktisi Beladiri yang kekuatannya tidak jauh dari Weng Li, suaminya. Kekuatan berada di Dasar Pondasi tingkat 5 menengah dan dirinya merupakan orang terkuat ketiga di desanya, dengan Weng Li yang terkuat, dan Kepala Keluarga Keluarga Klan Cabang Weng mereka berada di posisi kedua.
Weng Li yang mendapatkan informasi tersebut pun tanpa pikir panjang langsung menyusul pergi mencari Weng Lou.
Dalam kondisinya yang baru saja menempuh perjalanan berkilo-kilo meter, Weng Li pun masuk ke dalam Hutan Kematian.
Ketika dia sudah masuk ke dalam hutan setidaknya sejauh lima ratus meter, dirinya bertemu dengan Weng Hai yang sedang memeriksa setiap sudut-sudut dari pepohonan yang ada.
Bahkan rerumputan yang ada disekitarnya tidak luput dari pemeriksaannya.
Weng Li bisa melihat bahwa istrinya itu sama sekali tak beristirahat dalam mencari putra mereka. Dia pun meminta Weng Hai untuk kembali, namun langsung ditolak mentah-mentah olehnya.
Mau tak mau Weng Li pun harus memakai sedikit kekerasan. Dirinya memukul belakang leher Weng Hai dengan kuat dan menyebabkannya tak sadarkan diri.
Dia pun membawa istrinya itu keluar dari Hutan Kematian dan meminta anggota keluarga mereka untuk menjaganya, sementara dirinya kembali masuk ke dalam hutan dan melanjutkan pencariannya
Itu sudah malam, sekitar jam setengah tujuh ketika dia kembali masuk.
Para binatang buas pada waktu ini semuanya akan keluar mencari makan, tapi itu sama sekali tak menghentikan Weng Li mencari Weng Lou.
Pada saat ini, setelah dia mencari selama berjam-jam, akhirnya dia berhasil menemukan jejak-jejak dari keberadaan Weng Lou.
Tidak ada yang bisa menghentikannya untuk menemukan putranya!
Shuuu! Whuussh!!
Weng Li mendadak berbelok, dan melesat berlindung di balik pohon.
Tak! Tak! Tak!
Tiba-tiba puluhan duri dengan panjang mencapai lima belas centimeter berterbangan dan menancap di pohon tempat Weng Li berlindung.
Dari dalam kegelapan hutan, keluar seekor makhluk menyerupai landak, namun memiliki empat kaki yang cukup panjang, sehingga tampilannya sedikit aneh. Besar makhluk ini seperti seekor anjing dewasa, namun dengan duri-duri tajam dan panjang memenuhi sekujur tubuhnya.
Makhluk itu berjalan ke arah Weng Li dan menampilkan gigi-giginya yang tajam.
Sosok Weng Li yang berlindung dibalik pohon menatap makhluk itu dalam diam.
"Anjing Landak? Apakah aku sudah masuk ke dalam hutan cukup jauh sampai bisa bertemu binatang ini?" tanya Weng Li pada dirinya sendiri.
Anjing Landak, sejenis spesies langka dari anjing hutan yang telah mengalami evolusi. Kekuatannya sekitar Dasar Pondasi tingkat 4 menengah, namun meski begitu duri-durinya adalah sesuatu yang sangatlah merepotkan.
Bahkan mereka yang berada di Dasar Pondasi tingkat 5 sekalipun jika tidak berhati-hati maka akan mendapatkan luka serius dari duri-durinya yang mampu ditembakkan itu. Dan juga, anjing ini memiliki kecepatan yang cukup cepat sehingga cukup sulit untuk mengalahkannya.
Weng Li diam pada tempatnya dan menunggu reaksi selanjutnya dari Anjing Landak itu. Satu-satunya cara agar tak berakhir dengan terluka melawan Anjing Landak ini, dengan membiarkannya menyerang terlebih dulu.
Setelah menunggu selama hampir dua puluh detik, Anjing Landak itu pun kembali menyerang ke arah Weng Li.
Dia melesat ke arah balik pohon, dimana Weng Li sedang berlindung dan segera menembakkan duri-duri tajam miliknya.
Tak! Tak! Tak! Tak!
Bagai sebuah hujan, belasan duri-duri dari Anjing Landak itu menancap dalam pada batang pohon.
Terlihat eskpresi terkejut pada Anjing Landak itu begitu menyadari bahwa sosok Weng Li tidak ada di situ.
"Anjing sialan, aku ini tak memiliki waktu untuk bermain denganmu....." Weng Li berbicara dengan nada dingin dan penuh napsu membunuh.
Sosok Weng Li berdiri tepat di belakang Anjing Landak itu sementara tombaknya sudah berada di atas tubuh Anjing Landak itu.
Tesskk!!!
Dengan sekuat tenaga, Weng Li pun mengayunkan tombaknya itu kebawah, dan membuatnya menusuk punggung anjing itu hingga menembus dadanya dan membuatnya tertancap di dada.
"Nnggg...anggh...."
Suara anjing itu terdengar lemah, dan kemudian dia pun mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
blm ketemu juga ya
2024-06-20
1
kapan habisnya kata Revisi
2023-08-13
1
Yuki tanzeela
perut belakang itu dimana posisinya Thor,, mohon pencerahanya
2023-07-20
1