Malam hari merupakan waktu yang sempurna bagi sebagian besar hewan buas untuk berburu.
Hewan yang selalu berburu dimalam hari biasanya memiliki keistimewaan tersendiri pada tubuhnya, contohnya mata yang sensitif terhadap cahaya. Hewan yang memiliki bola mata seperti ini akan lebih banyak beraktifitas dimalam hari dari pada siang hari.
Hal ini dikarenakan bola mata mereka akan terasa sakit jika menerima cahaya yang begitu banyak disiang hari. Namun pada saat malam hari, cahaya begitu sedikit dan membuat hewan yang memiliki bola mata yang sensitif terhadap cahaya mampu melihat dengan sangat baik dimalam hari.
Contoh hewan seperti ini adalah Serigala Macan. Serigala Macan memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan serigala biasanya.
Namun, bukan berarti mereka tidak berbahaya. Mereka dinamakan dengan akhiran Macan bukan tanpa sebab.
Serigala Macan memiliki insting berburu dua kali lebih hebat dari pada serigala biasa, kecepatan dan kegesitan yang seperti macan, dan mereka memiliki penglihatan yang sangat hebat dimalam hari karena bola mata mereka yang sensitif terhadap cahaya.
Keunikan lain pada mereka adalah warna bulu mereka. Bulu mereka persis seperti macan. Pendek dan berwarna coklat kekuningan.
Tapi apa yang membuat semua serigala berbahaya adalah, mereka tidak pernah berburu sendirian. Semua spesies serigala selalu berburu bersama kawanan mereka, dengan dipimpin oleh seekor serigala yang bertugas sebagai pemimpin kawanan.
Pemimpin setiap kawanan serigala biasanya memiliki tubuh dua kali lebih besar dan dua kali lebih kuat dari serigala yang dia pimpin. Hal ini juga berlaku kepada Serigala Macan.
Serigala Macan dewasa memiliki kekuatan Dasar Pondasi tingkat 3 awal saat sudah dewasa. Pemimpin kawanan biasanya memiliki kekuatan Dasar Pondasi tingkat 4 puncak.
Walupun kekuatan mereka hanya segitu, tetapi perlu diketahui, sekawanan serigala tidak pernah kurang dari 10 ekor serigala.
Bayangkan saja, 10 orang dengan kekuatan Dasar Pondasi tingkat 3 awal dan 1 orang dengan kekuatan Dasar Pondasi tingkat 4 puncak mengepung dan menyerang mu bersama-sama. Bahkan ayah Weng Lou tak mau mengambil resiko seperti itu.
Jelas dia akan keluar sebagai pemenang, tetapi bukan berarti dia tidak akan menerima luka sedikitpun. Itu sebabnya dia setuju saat Weng Lou menawarkan diri untuk membantunya.
"Ayah! Mereka datang dari sebelah timur desa!" Teriak Weng Lou dari atas rumah Nenek Weng Lai.
Weng Lou kemudian kembali turun ketanah menuju kereta kuda mereka dan mengambil busur dan peralatan memanah nya yang lain. Setelah itu dia kembali naik keatas atap rumah warga, kemudian melompat atap demi atap menuju kearah timur.
Ayahnya, yang mendengarkan apa yang Weng Lou katakan, segera menuju kereta kuda dan mengambil sesuatu yang dibungkus oleh kain lusuh.
Dia membuka bungkusan kain itu dengan perlahan, seakan menikmati momen-momen itu. Sedikit demi sedikit terlihatlah apa yang ada didalam bungkusan panjang itu.
Sebuah tombak dengan 2 mata pisau berwarna hitam legam dengan garis-garis pola berwarna hijau terang menghiasi dari ujung tongkat sampai ujung mata tombaknya.
"Sudah lama sekali. Aku tak percaya hari dimana aku memakai mu lagi adalah hari untuk memulai pembantaian, sama seperti belasan tahun lalu. Pinjamkan aku kekuatanmu, temanku."
Ayah Weng Lou kemudian menghentakkan bagian bawah tombak ketanah yang mengakibatkan hembusan udara kencang yang berasal dari hentakan itu.
Dia pun segera pergi ke arah timur juga, tetapi tidak lewat atap seperti yang Weng Lou lakukan. Dia memilih berlatih di tanah. Tidak ada jalanan lurus yang langsung mengarah kearah timur desa, semua jalanan nya berlika-liku.
Meski begitu, nyatanya hanya dalam waktu 15 detik, ayah Weng Lou telah sampau di lokasi yang Weng Lou maksud. Weng Lou justru tiba 5 detik setelah ayahnya, ini jelas membuat Weng Lou semkin kagum dengan ayahnya.
Saat melihat apa yang akan mereka hadapi, Weng Lou hanya bisa menahan nafasnya. Sedangkan ayahnya memasang ekspresi serius.
Didepan mereka sekarang, ada 21 ekor Serigala Macan. Mereka dipimpin oleh seekor Serigala Macan setinggi 2 meter.
"Sepertinya ini tidak akan mudah. Lou'er, berapa anak panah yang kau miliki?"
"Aku membawa semua anak panah yang tersisa kemarin, aku juga membawa anak panah yang baru aku beli sepulang dari rumah obat. Semua anak panahnya ada 50 buah."
"Syukurlah, ayah kira anak panahmu hanya ada 20 buah saja. Kau pergilah, cari posisi yang bagus untukmu memanah. Ayah akan membuat mereka berhamburan, kau pakai kesempatan itu untuk mengurangi jumlah mereka."
"Baik ayah!"
Weng Lou langsung melesat kesebuah pohon yang tingginya sekitar 15 meter dan menaiki kepuncak nya. Dia lalu mengambil 2 anak panah dan mulai membidik sasaran.
Ayah Weng Lou yang melihat anaknya sudah siap, segera melesat dengan sangat cepat ketengah-tengah kawanan serigala itu.
"Teknik Tombak Angin, gerakan kedua, Hembusan Maut!" Ayah Weng Lou memutar tombaknya dengan sangat kuat dan cepat.
Para serigala yang berada di jangkauan serangannya segera terlempar dan menabrak serigala lain yang tidak terkena serangan itu. Serigala Macan yang terkena serangan itu kemudian terkapar dan mati seketika.
Grrrrr.....
Serigala lainnya segera menjauh dari ayah Weng Lou, sementara sang pemimpin kawanan sudah lari lebih dulu.
Sejak kedatangan ayah Weng Lou dan Weng Lou, dirinya sudah punya firasat buruk. Tapi siapa sangka, apa yang terjadi justru lebih buruk dari firasatnya.
Hanya dalam satu kali ayunan tombak, manusia yang ia waspadai berhasil menghabisi 3 ekor Serigala Macan kawanannya.
"Mau lari kemana kau?" Serigala itu langsung berhenti berlari dan seluruh badannya langsung lemas seketika.
Ayah Weng Lou yang 3 detik yang lalu masih ditengah-tengah kawanan serigala, sekarang sudah tepat berada didepannya menghadangnya.
Saking kaget dan takutnya ia, sampai tidak menyadari bahwa sebuah tombak sepanjang 2 setengah meter telah menembus punggungnya dan menancap di ranah.
"AAOOOUUUUUUUU!!!!!!" Lolongan kesakitan sang pemimpin, membuat perhatian semua serigala langsung tertuju kepadanya.
Weng Lou tak menyianyiakan kesempatan ini, dia langsung melepaskan anak panah yang sudah ia bidik sebelumnya.
Shuuuuaaaa... -
Dua buah anak panah melesat dengan cepat dan mengenai 2 target sasarannya. Dua ekor Serigala Macan terbaring tak bernyawa di tanah setelah masing-masing kepala mereka terkena sebuah anak panah.
"Majulah kalian semua! Akan aku habisi kalian semua sampai tak tersisa!"
Srrttttt-
Ayah Weng Lou menarik kembali tombaknya dan menusuk kepala pemimpin kawanan Serigala Macan tersebut seperti menusuk sebuah kapas yang lembut.
"Aaoouuu!!!"
"Aoouuuu!!"
Lolongan kemarahan para serigala satu demi satu terdengar, tapi ayah Weng Lou nyatanya tak menghiraukannya.
Dia langsung kembali melesat kearah para kawanan serigala yang sedang menuju kearahnya.
Sontak saja, ekor mereka semua langsung berdiri ketakutan. Mereka mengira, jika mereka bergerak bersama-sama akan membuat ayah Weng Lou merasa takut ataupun gentar. Namun nyatanya malah sebaliknya, ayah Weng Lou justru langsung menerjang kearah mereka.
"Matilah kalian semua!
Teknik Tombak Badai, gerakan pertama, Badai Pemusnah Ombak!"
Kali ini ayah Weng Lou menyerang menggunakan teknik tombak yang berbeda dari sebelumnya.
Teknik Tombak Angin yang sering ia pakai selama ini merupakan sebuah teknik tombak tingkat menengah yang sudah ia pakai sejak ia masih muda. Teknik ini bisa dikatankan sangat ia kuasai.
Teknik Tombak Badai, yang baru saja ia gunakan merupakan sebuah teknik tombak tingkat tinggi yang diberikan oleh Master Dong pada dirinya setelah ia menyelamatkan hidupnya.
Teknik ini jarang ia pakai karena terlalu menguras tenaga dalam dan juga efek serangannya sangat luas. Benar saja, setelah ia memakai gerakan pertama Teknik Tombak Badai, tenaga dalamnya langsung terkuras 15 persen.
Tapi untungnya hasilnya cukup memuaskan. Sekitar 7 ekor Serigala Macan langsung mati terkena rentetan tusukan dan sayatan.
Serigala Macan yang tersisa langsung segera berusaha melarikan diri, namun tak berhasil.
"Teknik Panah Pemusnah, gerakan pertama, Hujan Panah Kematian!"
Sebuah hujan panah turun dari langit dan mengenai semua serigala yang tersisa. Hasilnya, semua serigala yang sebelumnya ingin melarikan diri, kini mati tak bernyawa ditanah.
Teknik Panah Pemusnah, merupakan sebuah teknik panahan tingkat menengah yang Weng Lou dapatkan di Perpustakaan Beladiri. Dia bersyukur sudah membaca teknik ini sebelumnya.
"Hahahaha! Kau hebat sekali Lou'er! Putra kecil ayah kini sudah sangat hebat!"
Ayah Weng Lou melambaikan tangannya kepada Weng Lou. Alasan lain ia menyetujui Weng Lou membantunya adalah, ia ingin melihat kemampuan sebenarnya dari putranya ini.
Dia tau Weng Lou tak pernah berbohong sebelumnya. Tetapi saat putranya mengatakan bahwa ia telah menghabisi seekor Beruang Iblis Hitam sendirian, entah mengapa hatinya merasa tak percaya.
Namun sekarang, tak ada lagi keraguan yang tersisa di hatinya.
Weng Lou turun dari pohon dan segera menghampiri ayahnya yang sedang memeriksa tubuh pemimpin kawanan Serigala Macan.
"Ayah apakah ini semua akan baik-baik saja?"
"Hm? Maksudmu aroma darah para serigala ini?"
"Iya. Aku takut banyak hewan buas yang akan kemari setelah mencium aroma amis dari darah serigala ini."
"Hahaha....kau tenang saja Lou'er. Memang itu yang ayah inginkan."
"Maksud ayah-"
GRROOOOAAAAARRRRRR!!!!!
Sebuah raungan dari hewan buas terdengar sangat nyaring, dan sepertiny segera menuju kearah mereka.
"Pelaku pembunuhan sudah sampai. Mari kita mempersiapkan eksekusinya."
Wajah ayah Weng Lou langsung menjadi gelap setelah mengatakan itu.
Weng Lou tanpa menjawab ayahnya, langsung segera menuju kepohon sebelumnya.
Pelaku yang mereka cari-cari akhirnya sudah sampai, dan mereka berdua siap untuk membalaskan dendam mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Harman LokeST
kenapa malas berlatih
2022-06-12
1
Lim Dany
CHAPTER MANA WENG LAO BUNUH BERUANG HITAM SENDIRIAN.
FOCUS AUTHOR
SEMANGAT BERKARYA AUTHOR
2022-03-17
0
hariyono liman
🤪🙄🤪🤫🤪
2021-11-24
1