Beruang Iblis Hitam.
Kemarin Weng Lou telah berhasil memburu salah satunya, dan menjual bagian-bagian tubuhnya yang berharga di Rumah Obat.
Namun sekarang, Beruang Iblis Hitam menyerang Nenek Weng Lai dan membuatnya merenggang nyawa, bahkan separuh tubuhnya menghilang.
Ada dua hal yang menjadi pertanyaan dipikiran Weng Lou sekarang ini. Yang pertama adalah mengapa Beruang Iblis Hitam menyerang Nenek Weng Lai?
Sudah jelas bahwa Beruang Iblis Hitam sangat kuat dan bahkan bisa setara dengan Dasar Pondasi tingkat 5 awal saat dewasa.
Beruang Iblis yang dibunuh Weng Lou, meskipun terlihat lebih besar dari rata-rata Beruang Iblis Hitam dewasa pada umumnya, tetapi sebenarnya masih muda, sekitar usia remaja.
Usia Beruang Iblis Hitam dapat mencapai 100 tahun tanpa masalah, dengan umur kedewasaannya adalah 40 sampai 60 tahun.
Beruang Iblis Hitam memang kuat dan berbahaya, tetapi mereka tidak pernah menyerang manusia tanpa alasan kecuali manusia yang lebih dulu mengganggunya.
Pertanyaan kedua dalam pikirannya adalah, bagaimana bisa setengah badan Nenek Weng Lai menghilang dimakan Beruang Iblis Hitam?
Harus diingat dengan baik, meskipun Beruang Iblis Hitam itu menyerang siapa saja yang masuk kedalam wilayahnya, tetapi Beruang Iblis Hitam tidak akan pernah memakan daging manusia. Itu karena bagi Beruang Iblis Hitam daging manusia dapat menyebabkan mereka keracunan dan membuat mereka tak sadarkan diri selama satu hari penuh kemudian sembuh seperti sedia kala. Ya, ini merupakan pengetahuan umum.
Bahkan sebelum Weng Lou memasuki Kediaman Keluarga Utama Weng, dia sudah mengetahui informasi ini. Jika Beruang Iblis Hitam menyerang Nenek Weng Lai dengan cakarnya dan memotong tubuhnya menjadi dua, tetapi seharusnya para warga dapat menemukan bagian bawah tubuhnya karena mustahil itu dimakan oleh Beruang Iblis Hitam.
Kecuali!
Kepala Weng Lou bagai disambar oleh petir. Dia langsung berlari menuju ke kereta kuda yang mereka naiki sebelumnya.
Dia membongkar barang bawaannya dan mengambil sebuah kertas yang berisi catatan-catatan hari penting yang ia catat selama ini.
Weng Lou melihat ada salah satu hari yang menunjukkan tanggal hari ini.
Itu adalah musim berburu para hewan buas. Setiap tanggal yang sama di setiap tahunnya, para hewan buas akan akan berburu makanan sebanyak-banyaknya. Tidaka ada yang tau mengapa, tetapi yang jelas itu bukanlah kabar baik bagi semua penduduk Desa Sungai Biru, termasuk Weng Lou.
"Jangan bilang tubuh bagian bawah Nenek Weng Lai dibawa oleh...." Weng Lou menatap kepala keluarga dengan tatapan serius.
Kepala keluarga cabang Weng mengangguk pelan, dia mengerti maksud tatan dari Weng Lou.
Sial!
Hari berburu tidak akan berlangsung lama, hanya sekitar 3 hari. Jika kemarin adalah hari pertama dan ini adalah hari kedua, maka besok adalah hari terakhir. Weng Lou tidak bisa senang akan hal itu, tetapi dia justru malah berkeringat dingin.
Memang benar besok adalah hari terakhir, tetapi justru itulah hal yang paling penting. Pada saat malam hari terakhir hari berburu, semua hewan buas akan tak terkendali, mereka akan dengan ganas berburu dimana saja.
Mereka akan memasuki kawasan berpenduduk dan menyebabkan kekacauan, dan bukan tidak mungkin menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Kepala keluarga, tolong ceritakan kepadaku bagaimana bisa Nenek Weng Lai diserang oleh Beruang Iblis Hitam? Apakah dia pergi masuk kedalam hutan?"
"Tidak. Seluruh warga sudah tau bahwa 3 hari ini merupakan hari berburu, tidak ada satupun yang pergi keluar dari desa. Namun....seekor Beruang Iblis Hitam yang luar biasa besar tiba-tiba memasuki desa kemarin sore.
Beruang Iblis Hitam itu memiliki tinggi badan 4 meter dan memiliki 2 tanduk di kepalanya. Kekuatannya menyamai Praktisi Dasar Pondasi tingkat 5 puncak. Kami semua tak berani keluar rumah.
Namun...cucu Nenek Lai, Weng Di, terlepas dari pengawasan orang tuanya dan pergi keluar rumah.
Beruang Iblis Hitam yang memasuki desa nyatanya tidak mengamuk ataupun merusak rumah penduduk. Dia hanya berjalan menyusuri desa, seakan-akan mencari sesuatu.
Saat itulah, Weng Di berpapasan dengan Beruang Iblis Hitam itu. Beruang Iblis Hitam yang sebelumnya tampak tenang, mendadak mengamuk dan menyerang Weng Di.
Namun, sebelum serangannya mencapai Weng Di, Nenek Weng Lai tiba dan membawa Weng Di dengan cepat. Walaupun sudah tua, namun Nenek Weng Lai sebelum berhenti berlatih beladiri merupakan seorang Praktisi Beladiri Dasar Pondasi tingkat 4 menengah. Dia masih sanggup berlari memutari Desa Sungai Biru tanpa kelelahan sedikitpun.
Beruang Iblis Hitam yang melihat kedatangan Nenek Weng Lai menjadi semakin murka. Dia mengejar Nenek Weng Lai dengan sangat cepat. Hanya dalam waktu 5 menit, dia sudah berhasil menghadang Nenek Weng Lai dan Weng Di.
Mengetahui dirinya sudah tidak bisa kabur lagi, Nenek Weng Lai melempar tubuh Weng Di kesebuah rumah yang jendelanya sengaja dibuka agar Nenek Weng Lai dan Weng Di bisa masuk kedalam.
Selepas melempar Weng Di, Nenek Weng Lai kembali berlari dan menjauh dari rumah itu. Alhasil, Beruang Iblis Hitam itu kembali mengejar dirinya.
Nenek Weng Lai yang berlari tanpa membawa Weng Di, nyatanya dapat berlari dua kali lebih cepat dari sebelumnya karena tak membawa beban.
Dirinya yang tak mau Beruang Iblis Hitam itu membuat masalah yang lebih besar lagi, berlari kearah luar desa.
Namun terkadang nasib bisa begitu sial. Saat sudah mencapai daerah luar desa, dia dihadang oleh sekawanan Serigala Ekor Duri.
Nenek Weng Lai terpaksa berhenti berlari, tanpa mengetahui bahwa Beruang Iblis Hitam sudah tepat berada dibelakangnya.
Beruang Iblis Hitam yang melihat Nenek Weng Lai berhenti berlari, langsung menyerang dirinya dengan cakarnya yang tajam.
Nenek Weng Lai...tidak siap akan serangan itu, sehingga dirinya terkena telak cakaran dari Beruang Iblis Hitam. Tubuhnya langsung terpotong menjadi dua bagian.
Aku...aku sebagai kepala keluarga yang tak berguna ini...HANYA BISA MELIHATNYA MATI DI DEPANKU SAAT DIRIKU MENCOBA MENYELAMATKANNYA!!" Kepala cabang keluarga Weng berteriak sambil menangis.
Air matanya mengalir deras dan matanya merah karena kemarahan pada dirinya sendiri. Dia mengutuk keras dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Kepala Cabang Keluarga Weng Desa Sungai Biru, Weng Xialong, berlutut di tanah, lalu dia membenturkan kepalanya dengan keras.
"Aku merupakan pemimpin yang telah gagal melindungi anggota keluargaku! Aku telah gagal! Gagal! Gagal! Gagal!"
Weng Xialong bagai kehilangan akal sehatnya, dirinya terus membenturkan kepalanya di tanah dengan keras, sambil terus mengatakan dirinya telah gagal.
Semua orang yang menyaksikan ini sangat terkejut, pasalnya, Weng Xialong tak pernah sampai melakukan hal ini sebelumnya.
Weng Lou disisi lain malah tak memperhatikan Weng Xialong. Kini fokusnya kini tertuju pada hal lain.
Dia sekarang sedang memperhatikan Kitab Keabadian yang kini bercahaya terang sama seperti waktu Teknik Membersihkan Jiwa dan Teknik Mata Elang muncul di lembaran halamannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi-"
"AAAOOUUUUUUU.......!!!!!"
Seketika semua orang yang berada ditempat itu terdiam.
Sebuah lolongan serigala yang sangat nyaring membuat orang-orang bergidik ngeri, bulu kuduk mereka semua berdiri. Semua orang tau itu bukanlah pertanda baik.
Benar saja, setelah lolongan nyaring itu, lolongan-lolongan lainnya mengikut. Walaupun tak senyaring lolongan pertama, nyatanya lolongan-lolongan yang lebih kecil itu justru membuat para warga yang lain semakin ketakutan.
"Semua orang! Kembali ke rumah kalian masing-masing! Kawanan serigala akan segera datang, aku akan melindungi kalian semua!" Ayah Weng Lou segera bereaksi setelah semua lolongan itu berhenti.
Dia sangat mengerti situasi ini. Itu karena dia sudah banyak kali melewati ini semua, dan dia bertanggung jawab atas keslamatan semua orang karena dia merupakan orang terkuat didesa.
Para warga yang mendengarkan perkataan ayah Weng Lou langsung segera pergi meninggalkan tempat itu, dan menuju kerumah mereka masing-masing.
Keluarga Nenek Weng Lai segera membawa masuk peti Nenek Weng Lai dan membereskan semua kursi yang ada didepan rumah.
Kini hanya tersisa Weng Lou dan keluarganya, Weng Wan, Weng Hua, dan Kepala Cabang Keluarga Weng, Weng Xialong saja yang masih ada diliuar.
"Kepala Keluarga, kau juga sebaiknya segera pulang. Biar aku yang menghadapi mereka semua."
"Tidak...aku akan menebus semua kesalahanku. Biarkan aku bertarung bersamamu."
"Tapi-"
"Jika anda ingin menebus keasalahan diri anda, maka jangan berbuat konyol seperti ini! Anda sebagai pemimpin keluarga disini harus tetap hidup dan membimbing generasi muda seperti kami! Itulah cara yang benar untuk menebus kesalahan anda!" Weng Lou memotong pembicaraan mereka.
Dia sudah muak dengan semua ini. Apanya yang menebus kesalahan? Jelas-jelas itu hanyalah keinginan pribadinya karena merasa bersalah.
Mata Weng Xialong terbuka lebar, meskipun diceramahi oleh seorang bocah, dia tak merasa tersinggung. Justru dirinya nerasa sebaliknya, dia merasa perkataan Weng Lou telah membuka mata hantinya yang selama ini telah tertutup oleh rasa bersalahnya selama ini.
Dirinya telah menjabat sebagai kepala keluarga Weng cabang Desa Sungai Biru selama 20 tahun lebih, yang berarti dia juga yang menjadi kepala keluarga saat terjadi musibah 20 tahun yang lalu.
Dirinya masih ingat dengan jelas para penduduk yang tewas oleh serangan para hewan buas. Rasa bersalah karena tidak menjadi pemimpin yang becus telah menghantuinya selama 20 tahun ini.
20 tahun. 20 tahun dia terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Ayah. Aku akan membantumu dari atas. Tak apa-apa bukan?"
"Hmm...jika kau terus berada diatas maka itu tak akan jadi masalah. Tapi apa kau bisa memanah dimalam hari?
Ayah beritahu, serigala itu sangat sulit dipanah, bahkan disiang hari sekalipun."
"Tenang saja ayah, aku ini hebat dalam memanah ayah tau? Bahkan Beruang Iblis Hitam sekalipun tak berdaya saat melawan anak panahku, serigala lemah seperti itu bukanlah tandinganku."
"Baik, ayah percaya padamu Lou'er. Yang lain, segera kembali kerumah. Sayang, aku percayakan mereka semua kepadamu." Ayah Weng Lou langsung melesat pergi meninggalkan mereka semua, tanpa membiarkan mereka berbicara terlebih dahulu.
Disisi lain Weng Lou menaik atap rumah Nenek Weng Lai yang memiliki tinggi dua lantai tersebut.
"Bibi, biarkan aku membantu! Aku pasti akan berguna! Aku bisa memanah mereka bersama Weng Lou!" Weng Wan tidak ingin diam saja dirumah. Terlebih, dia sendiri laki-laki disana nantinya
"Tidak. Kau dan Hua'er akan bersama diriku dirumah. Aku sudah berjanji kepada kedua orang tua kalian, bahwa kami akan menjaga kalian."
"Aku bisa memban-"
"Diamlah Wan. Kau pikir dirimu dapat membantu Weng Lou? Tidakkah kau melihat perbedaan dirinya dengan kita?" Weng Hua momotong perkataan Weng Wan.
Sejak dia melihat bagaimana Weng Lou dapat berlari dengan sangat cepat, dirinya mengetahui besar perbedaan kemampuan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
hariyono liman
😒🤨😒🤨😒🤨
2021-11-24
1
Anonymous
ribet alur nya kaga jelas,MC nya pun ga jelas kmn arah nya,pembahasan melebar kaga bisa di fahami,
2021-09-22
1
คภ๔ค รเคקค คкย Շเ๔คк кєภคɭ
sebetul nya cerita nya menarik,, tpi ada satu kesalahan.? kesalahan nya yaitu terlalu panjang, dan klu mau ngulangnya itu disingkat sahaja. cuma kasihan aja sama lu thor, lu berpikir buat cerita dan mengetik. mereka tidak tahu berpikir mengetik dan mengingat, mereka yg thu cuma ngbacot.
2021-07-02
1