Di dalam ruang gelap tanpa suara atau cahaya sedikitpun, Weng Lou sama sekali tak bisa merasakan tubuhnya sama sekali.
Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tetap tidak melihat apapun.
Ketika dirinya masih bertanya-tanya dimanakah dirinya berada saat ini, sebuah titik cahaya muncul tidak jauh darinya.
Weng Lou tanpa berpikir mencoba bergerak ke arah itu, dan menemukan bahwa titik cahaya tersebut berasal dari sebuah kitab yang memiliki tampilan sangat indah. Warna bagian luarnya adalah keemasan, dengan bagian tepi berwarna biru terang, seperti biru langit.
Terlihat tulisan pada bagian depan dari kitab itu yang bertuliskan 'Kitab Keabadian'.
"Kitab apa ini?" tanya Weng Lou pada dirinya sendiri.
Dengan perlahan dia pun menyentuh kitab itu dengan menggunakan tangan kanannya, dan kemudian kitab itu pun bercahaya terang, hingga memaksa Weng Lou harus menyipitkan kedua matanya.
Ketika cahaya itu menghilang, terlihat kitab itu sudah membuka halamannya sendiri, dan memperlihatkan halaman kedua dan ketiga pada kitab tersebut. Terlihat ada tulisan pada halaman kedua tersebut.
Weng Lou berkedip beberapa kali sebelum kemudian membaca tulisan di halaman itu.
"'Teknik Pembersih Jiwa'?" Itulah yang tertulis pada bagian atas dari halaman itu.
Karena rasa penasaran, Weng Lou pun melanjutkan membacanya, dan seketika itu juga rasa terkejut mulai memenuhi dirinya.
"Ini adalah sebuah Teknik Beladiri! Terlebih lagi, teknik ini sepertinya teknik tingkat tinggi!"
Di dunia beladiri terdapat 6 tingkatan dalam teknik beladiri, yaitu dasar, rendah, tengah, tinggi, puncak, dan absolut. Tingkatan ini disusun oleh seberapa kuat dan rumitnya teknik tersebut. Semakin tinggi tingkatannya maka semakin kuat dan rumit juga teknik tersebut untuk digunakan.
Tingkat dasar pada teknik beladiri biasanya berisi beberapa teknik beladiri paling dasar, seperti teknik pukulan dan tendangan. Teknik ini digunakan untuk membangun landasan seseorang dalam memasuki dunia beladiri dan menjadi seorang Praktisi Beladiri.
Weng Lou sendiri juga mempelajari teknik beladiri tingkat dasar untuk masuk dalam dunia beladiri, teknik itu bernama Teknik Pembentuk Tubuh.
Dirinya juga tau beberapa teknik tingkat menengah, namun dirinya belum bisa mempraktekkannya karena dia belum mencapai Dasar Pondasi tingkat 3 yang merupakan persyaratan dari memakai teknik tingkat menengah yang dia tau ini.
"Teknik ini....efek yang ditimbulkannya tidaklah terlalu berpengaruh pada tubuh, namun sangat ampuh dalam meningkatkan fokus dan konsentrasi penggunanya.
Dikatakan bahwa mereka yang melatih teknik ini bisa membuka pemahaman dalam berlatih, dan juga mampu meningkatkan tingkat praktik seseorang secara tidak sadar ketika rajin melatihnya....
Ini teknik yang sangat hebat!!"
Baru kali ini Weng Lou melihat teknik yang begitu sangat hebat. Teknik Pembersih Jiwa ini pastinya bukan teknik sembarangan!
Saat Weng Lou masih dalam kondisi bersemangat setelah selesai membaca keseluruhan dari teknik itu, mendadak kitab itu kembali mengeluarkan cahaya terang.
Kali ini cahaya yang dikeluarkannya jauh lebih terang dari sebelumnya, hingga membuat Weng Lou sampai menutup kedua matanya rapat-rapat karena cahaya itu.
Weng Lou terus menutup matanya, sampai dia merasa bahwa cahaya itu telah menghilang, lalu kembali membuka matanya.
Namun ketika dia membuka matanya, sudah tidak ada lagi kitab sebelumnya, dan tempat dia berada juga sudah berubah.
Dia menemukan dirinya berada dekat api unggun dan sedang berbaring dalam kondisi bertelanjang dada.
Ingatan demi ingatan pun mulai mengalir kembali di kepalanya
Dia pun mengingat alasan mengapa dia berada di sini karena dibawa oleh seorang pria yang tidak ia kenal.
Itu benar! Pria itu!
Tanpa sadar Weng Lou langsung merubah posisi dirinya menjadi duduk dan menoleh ke sana-sini mencari keberadaan pria itu.
Ketika dia masih mencari keberadaannya, mendadak telinga Weng Lou menangkap sebuah suara dari luar gua.
Weng Lou pun segera bangkit berdiri dan berlari menuju ke luar gua. Dirinya sampai lupa, bahwa dia sebelumnya memiliki luka pada punggungnya, tapi sekarang luka tersebut sudah tidak ada lagi, bagai tak pernah ada sebelumnya.
Tap...tap...tap...
Weng Lou terus melangkahkan kakinya, dan kemudian sampai di luar gua.
BAMMM!!! PAMMM!!
Terdengar suara ledakan yang sangat besar terjadi, membuat Weng Lou menoleh ke satu arah, dimana terlihat kepulan asap di sebuah tanah lapang dekat mulut gua sementara pria yang menolongnya sebelumnya sedang berdiri tidak jauh dari kepulan asap itu, dan sedang memegang busurnya.
Weng Lou menunggu dengan sabar debu itu menghilang, dan melihat apa yang ada di situ. Akan tetapi, apa yang ia lihat kemudian sukses membuatnya terdiam seketika.
Terlihat ayah Weng Lou berdiri dengan tombaknya dia taruh di depan dan menatap pria yang menyelamatkan Weng Lou dengan dingin.
"Beritahu aku dimana putraku sialan!!!"
Weng Li meraung marah, dan segera melesat ke arah pria itu dengan tombaknya yang memancarkan cahaya kehijauan.
Pria itu tak diam begitu saja.
Dia menarik busurnya, dan anak panah dari tenaga dalam pun tercipta. Begitu jarak Weng Li dengan dirinya tinggal sepuluh meter, pria itu melepaskan anak panah itu.
Shuuu-
Tak gentar sedikitpun, Weng Li pun memegang erat tombaknya di tangan kanannya.
"Haaa!!!"
BAMM!!!
Weng Li menebaskan tombaknya ke arah anak panah itu, dan berhasil mengenainya. Ledakan pun terjadi sekali lagi, namun kali ini Weng Li tidak berhenti.
Dia terus maju dan bersiap menyerang pria itu yang terkejut melihatnya.
Ketika Weng Li sudah siap untuk mengayunkan tombak miliknya, Weng Lou berlari ke arah mereka berdua dan berseru memanggil keduanya. Ini tidak akan berakhir bagus jika pertarungan mereka berdua tidak segera dihentikan.
"Ayaahh!!! Hentikan!!! Pria itu telah menyelamatkan ku!!!" seru Weng Lou yang membuat Weng Li terkejut mendengar suaranya.
Weng Li berhenti seketika, dan menoleh ke arah Weng Lou. Dia tampak sangat senang melihat putranya itu.
"Lou'er!!"
Dia sudah tidak peduli lagi dengan pria yang dia hadapi itu, dan segera berlari ke arah Weng Lou.
Dirinya langsung memeluk tubuh Weng Lou erat-erat dan menatapnya dari atas sampai bawah. Dahinya sedikit mengerut melihat Weng Lou yang tak memakai baju dan bertelanjang dada saat ini, tapi dia tidak terlalu memikirkannya karena yang penting dia berhasil menemukan putranya dalam kondisi baik-baik saja.
"Kenapa kau bisa ada di sini, Lou'er?!" tanya Weng Li dengan serius.
Mustahil bagi Weng Lou untuk bisa masuk ke dalam Hutan Kematian sedalam ini tanpa alasan yang jelas.
Weng Lou yang mendengar pertanyaan ayahnya itu pun mulai menceritakan apa yang terjadi pagi tadi ketika ia berburu, pertemuannya dengan Beruang Iblis Hitam, bagaimana dirinya terluka parah hingga ketika dia bertemu dengan pria yang bertarung dengan ayahnya itu dan menyembuhkannya.
Saat itu lah Weng Lou baru tersadar bahwa punggungnya yang sebelumnya terluka sangat patah karena cakaran dari Beruang Iblis Hitam kini sudah sembuh total, bahkan tak menyisakan bekas sedikitpun.
Weng Li mendengarkan semua itu dengan seksama dan kemudian menoleh ke arah pria yang bertarung dengannya itu.
Dia pun berjalan ke arahnya, dan kemudian menundukkan kepalanya.
"Terima kasih banyak! Terima kasih sudah menyelamatkan putra, sekaligus anak ku satu-satunya!" ucap Weng Li dengan tulus.
Tidak ada nada paksaan atau pun arogan darinya, dia benar-benar berterima kasih kepada pria itu.
Pria itu hanya diam dan menatap Weng Li dan Weng Lou secara bergantian sebelum kemudian mengangguk.
"Bukan apa-apa, aku hanya kebetulan saja menemukannya ketika aku sedang berburu," kata pria itu yang kemudian meminta Weng Li untuk mengangkat kepalanya.
"Jika anda tidak keberatan, maukah anda datang ke desa kami? Kami akan memberikan hadiah yang pantas kepada anda."
Pria itu menggeleng sebelum kemudian berjalan ke arah Weng Lou. Dia memutar badannya dan menatap punggung Weng Lou yang sudah sembuh total. Kepalanya mengangguk-angguk melihat itu lalu kemudian kembali berjalan ke arah gua.
"Sebaiknya kalian kembali lah ke desa kalian, akan ada banyak binatang buas malam ini yang berkeliaran." Pria itu berbicara kepada mereka berdua, sebelum akhirnya masuk ke dalam gua tersebut.
Weng Li termangu mendengarnya, lalu menghela napasnya.
Dia pun kemudian mengajak Weng Lou untuk kembali ke Desa Sungai Biru bersamanya, tapi Weng Lou menahannya dan memintanya untuk menunggu sejenak.
"Senior! Bisakah aku tau identitas mu?!" Weng Lou berseru ke arah mulut gua itu.
Hening selama beberapa saat, Weng Lou mulai berpikir bahwa pria itu tidak akan menjawab. Ketika dia membalikkan badannya dan berniat untuk pulang bersama ayahnya, terdengar suara pria itu dari dalam gua.
"Orang-orang tidak mengetahui namaku, tapi mereka sering memanggilku Pendekar Pengelana dari Wilayah Timur."
Weng Lou tersenyum mendengarnya itu lalu menunduk hormat ke arah gua itu.
"Terima kasih banyak senior Pendekar Pengelana!"
Setelah mengatakan itu, Weng Lou pun pergi kembali ke Desa Sungai Biru bersamanya dengan ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
akhirnya
2024-06-20
1
Lanjut
2023-08-13
1
Hades Riyadi
Lanjutkan 😛😀💪👍👍👍
2023-06-19
1