Dua puluh tahun yang lalu. Di Desa Sungai Biru.
Terjadi sebuah bencana yang mengancam nyawa semua penduduk desa yang tinggal di sana.
Para binatang buas yang tinggal di hutan sekitar desa mulai mengamuk dan menyerang para penduduk desa. Binatang buas mengepung seluruh desa yang membuat mereka tidak bisa kabur.
Semua orang sudah mulai terpojok dan tidak sedikit yang merasa putus asa.
Disaat itulah, muncul seorang pria entah darimana, dengan gagah berani menyerang para hewan buas dan membunuh banyak dari mereka. Dengan sebuah busur ditangan, dia menghabisi hewan buas tanpa kesulitan berarti.
Para hewan buas yang merasa tidak bisa menang akhirnya memutuskan untuk masuk kembali kedalam hutan, menyelamatkan hidup mereka masing-masing.
Setelah berhasil mengusir hewan buas, pria itu menetap di Desa Sungai Biru dan membantu para penduduk membangun kembali desa yang telah hancur karena serangan hewan buas.
Pria itu mengenalkan dirinya dengan nama marganya, yaitu Dong. Orang-orang di desa menambahkan sebutan master kepadanya karena melihat kemampuan beladiri nya yang begitu tinggi.
Namun, satu hal yang paling hebat dari dirinya adalah kehebatan memanahnya. Dia sering membantu orang di desa untuk berburu, dan dengan kemampuan memanahnya, mereka bisa mendapatkan buruan dengan mudah.
Dia pernah memanah seekor Elang Baja yang sedang terbang tinggi dan cepat di langit tanpa kesulitan yang berarti.
Elang Baja merupakan elang yang telah berevolusi dan menjadi hewan buas yang tak terkalahkan di langit. Elang ini memiliki panjang rentang sayap empat meter, yang membuat dia sangat cepat sekali saat terbang di langit. Sekali kepakan, Elang Baja dapat melesat dengan kecepatan 20 meter per detik.
Dan juga, hal yang membuat Elang Baja terkenal sangat mematikan adalah cakar-cakar kakinya yang sangat tajam dan keras seperti terbuat dari baja. Sekalu cakarnya menyentuh kulit, maka akan tertinggal sebuah luka sayatan.
Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika Elang Baja berhasil menerkam mangsanya dengan kedua cakarnya. Namun kehebatan Elang Baja ini seakan-akan hanya candaan bagi Master Dong yang bisa memanahnya.
Master Dong ini terlihat masih sangat muda, umurnya sekitar awal 20an. Namun meskipun begitu, dia memiliki kebijaksanaan yang luar biasa. Seakan-akan dia telah melewati hidup ini begitu lama, sehingga tau akan asam garam dunia.
Master Dong memiliki wajah yang cukup tampan sehingga memikat para gadis-gadis muda, termasuk ibu Weng Lou yang saat itu belum memiliki hubungan khusus dengan ayahnya.
Sementara itu, para pemuda di desa yang sangat mengagumi akan kehebatan Master Dong meminta untuk dijadikan muridnya. Ayah Weng Lou termasuk salah satu dari para pemuda ini.
Namun sepertinya langit memiliki rencana sendiri. Setelah satu bulan menetap di Desa Sungai Biru, Master Dong menghilang tanpa jejak. Hanya ditemukan sebuah surat yang berisikan tentang dirinya sangat senang dapat tinggal bersama-sama para penduduk desa.
Setelah beberapa bulan, para warga desa tampaknya melupakan tentang Master Dong ini. Hanya para penggemar setia Master Dong yang masih tetap mengingat dirinya.
Delapan tahun kemudian, saat semua orang sudah mulai melupakan tentang Master Dong, ternyata dirinya singgah sekali lagi ke Desa Sungai Biru.
Waktu itu merupakan malam hari saat kelahiran Weng Lou.
Terjadi penyerangan di beberapa klan cabang keluarga Weng, klan keluarga cabang Weng di Desa Sungai Biru termasuk salah satunya, seharusnya.
Tidak ada yang mengetahui, namun saat para penyerang dalam perjalanan menuju klan cabang di Desa Sungai Biru, Master Dong datang dan menghabisi mereka semua.
Namun itu semua bukan tanpa bayaran. Dia terluka parah dan kehilangan banyak darah. Tidak punya pilihan lain, dia pergi menuju Desa Sungai Biru untuk meminta di obati.
Saat dia akan segera sampai pada sebuah rumah yang ada di tepi desa, dirinya sudah tidak kuat menahan dirinya agar tetap sabar. Dia pingsan tepat didepan rumah yang ada di daerah terluar dari desa.
Rumah itu merupakan tempat tinggal kedua orang tua Weng Lou.
Ibu Weng Lou yang baru saja melahirkan Weng Lou sedang istirahat, saat tiba-tiba terdengar sesuatu seperti barang yang jatuh didepan rumah mereka.
Weng Li yang tidak mau mengganggu istrinya yang sedang beristirahat, memutuskan untuk pergi mengeceknya.
Saat dia berniat membuka pintu rumahnya, tiba-tiba terdengar suara seseorang di depan rumahnya.
"Kita menemukannya. Ayo kita segera membunuhnya dan membantai keluarga Weng di desa ini." Suara itu pelan namun jelas, sehingga membuat ayah Weng Lou kaget bukan main
Membantai keluarga Weng di desa ini? Bukankah itu berarti dirinya beserta anak dan istrinya juga termasuk?
"Tidak tidak tidak.....aku tidak bisa membiarkan mereka melakukan sesuatu yang buruk kepada orang-orang keluarga Weng di desa ini."
Ayah Weng Lou, kala itu, merupakan orang terkuat di Desa Sungai Biru. Dia berada di Dasar Pondasi tingkat 6 menengah, dan dapat mengontrol tenaga dalam dirinya dengan sangat baik.
Itu sebabnya dirinya tinggal di dearah terluar di desa, dia bertugas menjaga keamanan desa dari segala sesuatu yang buruk.
Dengan bermodalkan sebuah tongkat yang dapat dialiri tenaga dalam, dirinya menerjang kearah musuh-musuhnya yang sedang berdiskusi didepan rumahnya.
Weng Li telah memastikan sebelumnya bahwa hanya ada 2 orang musuh, sehingga dia berani mengambil resiko tersebut.
Tetapi dia tetap tidak gegabah, dirinya terlebih dahulu mengunci semua pintu masuk rumahnya, sehingga musuh tidak dapat mengincar istrinya dan anaknya, Weng Lou.
Dia melesat dengan cepat bagai hantu menuju kedua orang itu yang sedang bersiap mengakhiri hidup seorang pria yang tak sadarkan diri di tanah.
"Teknik Tombak Angin, gerakan kedua, Hembusan Maut!"
Ayah Weng Lou langsung mengeluarkan teknik skala areanya, dan berhasil mengenai orang yang berada paling dekat dengan dirinya. Orang itu langsung tewas seketika, karena serangan yang diberikan oleh ayah Weng Lou mengenai lehernya sangat dalam.
Sementara itu, orang yang berhasil menghindari serangan ayah Weng Lou, langsung refleks melempar sesuatu kearah ayah Weng Lou.
Itu adalah sebuah belati kecil dengan sedikit cairan keunguan di ujung belati tersebut.
Racun!
Ayah Weng Lou langsung berusaha sebisa mungkin menghindari serangan itu, namun bagaimanapun usahanya dia tetap terkena belati itu.
Srrtt...
Sebuah luka gores di bahunya terbentuk, ketika belati itu melewati belakangnya.
Belati itu telah dialiri oleh tenaga dalam!
Faktor terbesar yang membedakan seorang praktisi beladiri Dasar Pondasi tingkat 5 dan tingkat 6 adalah perbedaan kemampuan pengeluaran tenaga dalam.
Seorang Dasar Pondasi tingkat 5 bisa menggunakan tenaga dalam, namun hanya sebatas mengaliri ditubuh mereka.
Tidak seperti orang yang telah memasuki Dasar Pondasi tingkat 6, mereka bisa memakai tenaga dalam mereka dengan cukup leluasa, hanya saja dibutuhkan tingkat konsentrasi yang cukup tinggi, serta jumlah tenaga dalam yang banyak.
Mengapa? Itu karena, untuk dapat melapisi sebuah senjata dengan tenaga dalam, tenaga dalam yang dialirkan ke senjata harus dipadatkan terlebih dahulu agar lapisannya tidak hancur begitu saja saat dipakai. Proses pemadatan ini memerlukan konsentrasi yang tinggi sehingga akan sangat sulit bagi orang-orang yang konsentrasinya lemah.
Namun, ada sebuah kondisi dimana seorang praktisi Dasar Pondasi tingkat 5 bisa mengalirkan tenaga dalam ke senjata milik mereka. Biasanya hanya para jenius yang berbakat yang bisa melakukan hal ini.
Kembali ke pertarungan.
Ayah Weng Lou, setelah menerima luka sayatan di punggungnya nafasnya semakin lama semakin berat.
"Sial, beraninya kalian ingin membantai keluarga Weng kami! Apa kalian tidak takut akan pembalasan dendam!?"
Weng Li menggigit bibir bawahnya, menekan rasa sakit dan perih dari luka yang ada di punggungnya.
"Huh! Kami tidak takut pada apapun! Keluarga Weng mu hanyalah sebuah klan cabang! Mereka tidak akan repot-repot mengirim orang untuk membalas dendam pada klan cabang kecil seperti ini!" Orang itu menyeringai dan melihat jasad temannya di tanah.
"Sepertinya informasi yang diberikan kepada kami tidak akurat. Kau seharusnya seorang yang berada di Dasar Pondasi tingkat 6 bukan? Untung saja aku ikut ke tempat ini."
Orang itu maju perlahan dan berhadapan langsung dengan ayah Weng Lou.
"Ku harap kau tidak mengecewakanku."
Dia mengeluarkan 2 belati lainnya dari dalam bajunya, dan bersiap maju menyerang Weng Li.
"Hmp! Aku pasti akan menghabisi mu!"
Mereka berduapun mulai beradu jurus. Ayah Weng Lou yang memakai tombak, sedangkan lawannya memakai sepasang belati kembar.
Setiap serangan dari tombak ayah Weng Loh dapat dengan mudah ditangkis oleh lawannya karena dia memiliki 2 senjata. Namun kondisi ini juga berlaku bagi lawan ayah Weng Lou.
Lawannya tidak bisa mendekat dan menjauh dari dirinya, karena jangkauan serangan dari tombak dapat mencapai jarak menengah dan dekat. Keduanya tampak berimbang.
Hanya saja, karena luka yang diterima ayah Weng Lou sebelunnya, perlahan namun pasti, ayah Weng Lou mulai terdesak dan menerima sejumlah luka disekujur tubuhnya.
Belum lagi racun yang mulai membuat kondisi tubuhnya mulai menurun, semakin membuatnya kelelahan.
Selamg 15 menit pertarungan, mereka berdua mengambil jarak masing-masing.
"Ha..ha ..ha...aku tidak boleh kalah disini. Tidak boleh...." Mata Weng Li masib memancarkan semangat bertatung, tetapi kondisi tubuhnya sudah jauh dari kata sehat lagi.
Namun, bukam ayah Weng Lou saja yang menerima luka ditubuhnya. Lawannya, yang kini menatap ayah Weng Lou dengan kemarahan memegangi luka-lukanya satu persatu.
Dia tidak berpikir bahwa Weng Li, ayah Weng Lou, yang telah terkena racun sebelumnya, dapat melawannya dan memberikan beberapa luka sayatan dan tusukan kepadanya.
"Kau memang hebat....tapi hari ini kehebatanmu akan hanya tinggal kenangan!
Aku akan membunuhmu sekarang juga! Teknik Pisau Malam, gerakan ke 4, Sapuan Malam Kematian!"
WHUSSHHH......
Orang itu langsung melesat sangat cepat ke arah Weng Li sambil sesekali melakukan gerakan zig zag untuk mengecohnya.
"Kau pikir dapat membunuhku?! Aku yang akan membunuhmu bedebah sialan!
Teknik Tombak Angin, gerakan keenam, Tusukan Jarum Angin!"
Ayah Weng Lou mengambil kuda-kuda, dan mengalirkan seluruh tenaga dalamnya yang tersisa ke ujung tombaknya.
Dia memfokuskan matanya dan mengunci keberadaan musuhnya.
HYAHH!!
SHOUUSSHHH....
Sebuah lintasan energi tercipta dari tenaga dalam milik ayah Weng Lou, dan melesat dengan luar biasa cepat mengenai musuhnya yang terkejut dengan kejadian itu.
"Apa-apaan?!" orang itu berusaha menghindar, namun terlambat.
Cahaya kehijauan itu mengenai tepat tengah dadanya dan menembus jantungnya. Seketika dirinya memuntahkan darah yang sangat banyak, dia masih menatap Weng Li dengan tatapan tak percaya.
Pasalnya, mengeluarkan tenaga dalam seperti yang dilakukan ayah Weng Lou, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah mencapai Dasar Pondasi tingkat 7 keatas. Melihat seorang Dasar Pondasi tingkat 6 melakukan hal itu untuk membunuhnya, sepertinya kematiannya tidak buruk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
msh misteri
2024-06-21
0
Joe Sing2
dari bab awal ...
urutan ranah ga ada disebutin ..
alur nya bener bener terlalu lambat .
gw skip ke bab 80+ ..
dan ranah tingkat nya belum ada trobosan ..
cerita yg membosankan ..
jangan dibaca ..
terlalu menghabiskan waktu
2024-05-06
1
凹凸不平衡
mulai dah tanda ngasal nya, diserang binatang buas darat udara yg nahan bw busur. penduduk pd selamat hadeh. luar imajinasi , kultivator lv atas di serang hewan fana jg mati tuh kultivator. gajah di serang semut gajah jg mati kl semutnya ribuan.
2022-06-27
2