Pilihan Jalan yang Baru

Matahari pagi semakin tinggi, sinarnya mulai menembus dedaunan lebat, menghangatkan hutan tempat Ling Yan dan Liu Han beristirahat. Setelah malam penuh cerita dan pemahaman, suasana di antara mereka menjadi lebih santai. Liu Han sedang memeriksa barang-barangnya, sementara Ling Yan berdiri di mulut gua, menatap pegunungan Huosu yang menjulang di kejauhan.

Di dalam hati Liu Han, ada kebimbangan besar. Awalnya, dia ingin langsung menuju kota Qinjie untuk mengunjungi ibunya yang koma di kediaman keluarga Guan. Namun, setelah apa yang dia alami, termasuk perubahan fisik dan kultivasinya, Liu Han merasa ragu.

“Jika mereka tahu tentang perubahanku, siapa yang bisa menjamin mereka tidak mencoba mengambil keuntungan?” pikir Liu Han, matanya menatap tanah. “Aku harus memastikan diriku cukup kuat sebelum kembali menemui ibu.”

Ling Yan, yang tampaknya menyadari kegundahan Liu Han, menoleh ke arahnya. "Xiao Han," panggilnya dengan suara lembut, memecah lamunan Liu Han.

"Ya, Kak Ling?" Liu Han menoleh, menatap wanita itu dengan penuh perhatian.

"Aku akan melanjutkan misiku ke pegunungan Huosu," kata Ling Yan sambil melipat tangannya di dada. "Tapi aku tidak ingin memaksamu. Jika kau punya tujuan lain, aku mengerti."

Liu Han terdiam, matanya beralih ke arah timur laut, di mana kota Qinjie berada. Dia menarik napas panjang sebelum menjawab.

"Sebenarnya... aku ingin mengunjungi ibuku di kota Qinjie," katanya perlahan. "Dia sedang koma di kediaman keluarga Guan. Tapi aku tidak yakin ini waktu yang tepat."

Ling Yan mengernyit, lalu melangkah lebih dekat. "Kenapa tidak? Bukankah itu tujuanmu?"

"Aku tidak ingin mereka tahu tentang perubahanku ini," jawab Liu Han dengan suara rendah. "Keluarga Guan sama seperti keluarga Liu. Jika mereka melihat sesuatu yang bisa dimanfaatkan, mereka tidak akan ragu melakukannya, bahkan jika itu berarti menyakitiku atau ibuku."

Dia mengepalkan tangannya, suaranya penuh tekad. "Aku ingin kembali ke sana suatu hari nanti, tapi bukan sebagai orang yang lemah dan dianggap tidak berguna. Aku ingin menjadi cukup kuat untuk melindungi diriku sendiri dan... ibuku."

Ling Yan menatap Liu Han dengan mata penuh simpati. "Aku mengerti," katanya akhirnya, suaranya lembut. "Kalau begitu, apa yang akan kau lakukan sekarang?"

Liu Han mengangkat pandangannya, lalu tersenyum kecil. "Aku akan ikut dengan Kak Ling. Jika aku bisa belajar darimu, aku yakin itu akan membantuku menjadi lebih kuat."

Ling Yan tertawa kecil mendengar jawabannya. "Kau mulai memanggilku Kak Ling sekarang? Bagus. Sebagai kakakmu, aku akan memastikan kau tidak tersesat, Xiao Han."

Liu Han tersenyum. Meski ada perasaan berat meninggalkan niat awalnya, dia merasa bahwa mengikuti Ling Yan adalah keputusan yang tepat untuk saat ini.

Setelah memastikan bahwa Ling Yan sudah cukup pulih, mereka berdua memulai perjalanan menuju barat daya, ke pegunungan Huosu. Ling Yan memimpin dengan percaya diri, sementara Liu Han mengikuti di belakang, sesekali memperhatikan sekeliling untuk memastikan tidak ada ancaman.

Dalam perjalanan, Ling Yan mulai berbicara tentang misinya. "Bandit-bandit ini bukan kelompok biasa," katanya. "Mereka terorganisir dengan baik, memiliki senjata spiritual tingkat tinggi, dan bahkan menguasai formasi sederhana. Aku menduga mereka bekerja di bawah seseorang yang sangat kuat."

"Apakah sektemu tidak mengirim orang lain untuk membantumu?" tanya Liu Han sambil mempercepat langkahnya.

"Awalnya, tidak," jawab Ling Yan. "Sekte Pedang Langit sedang sibuk dengan banyak misi lain, jadi aku dikirim sendiri. Aku pikir aku bisa mengatasinya, tapi setelah kejadian kemarin..." dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "mungkin aku terlalu meremehkan mereka."

Liu Han mengangguk pelan, memahami tekanan yang Ling Yan rasakan. "Kalau begitu, aku akan membantu sebisaku, Kak Ling. Aku mungkin tidak sekuat mereka, tapi aku tidak akan menjadi beban."

Ling Yan menoleh, menatap Liu Han dengan senyuman lembut. "Terima kasih, Xiao Han. Tapi ingat, aku tidak ingin kau memaksakan diri. Kau masih muda, perjalananmu masih panjang."

Liu Han hanya tersenyum kecil, tetapi dalam hatinya dia tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.

Sepanjang perjalanan, Ling Yan dan Liu Han semakin akrab. Ling Yan sering mengajarkan Liu Han tentang dasar-dasar strategi bertahan hidup dan seni bertarung. Dia mengajari cara mendeteksi jejak musuh, menghindari jebakan, hingga menggunakan energi spiritual secara efisien dalam pertempuran.

Sebaliknya, Ling Yan mulai menyadari bahwa Liu Han bukan pemuda biasa. Meski tidak menunjukkan semuanya, Ling Yan merasakan aura yang berbeda darinya—kuat, stabil, dan penuh potensi.

"Xiao Han," kata Ling Yan saat mereka berhenti di sebuah lembah kecil untuk beristirahat.

"Ya, Kak Ling?"

"Kau punya potensi besar, tahu itu?" katanya sambil tersenyum. "Jika kau benar-benar ingin menjadi lebih kuat, aku akan menepati janjiku. Aku akan merekomendasikanmu ke Sekte Pedang Langit."

Liu Han menatapnya dengan terkejut. "Kau... serius?"

"Tentu saja," jawab Ling Yan. "Dengan kekuatanmu yang sekarang, aku yakin kau bisa diterima. Dan dengan bimbingan sekte, kau akan tumbuh lebih cepat. Lagipula, aku butuh seseorang untuk kupanggil adik di sana," tambahnya sambil tertawa kecil.

Liu Han tertegun, merasa campuran gugup dan antusias. "Baik, Kak Ling. Aku akan mencoba. Tapi jangan terlalu berharap banyak. Aku hanya seorang pemula."

Ling Yan mengibaskan tangannya dengan santai. "Ah, jangan merendah, Xiao Han. Kau akan mengejutkan mereka, percayalah."

Dengan percakapan itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju pegunungan Huosu, membawa tekad baru dan ikatan yang semakin erat.

...****************...

Setelah beristirahat singkat di lembah kecil, Ling Yan dan Liu Han melanjutkan perjalanan menuju pegunungan Huosu. Angin bertiup lembut, membawa aroma dedaunan yang khas, tetapi suasana menjadi semakin sunyi. Tidak ada suara burung atau binatang lain yang biasanya memenuhi hutan.

Ling Yan memperlambat langkahnya, matanya waspada memeriksa sekeliling. Liu Han, yang mengikuti di belakang, merasa suasana itu juga tidak biasa.

“Kak Ling, kenapa hutan ini begitu sepi?” tanya Liu Han pelan, menjaga suaranya tetap rendah.

Ling Yan mengangguk kecil, ekspresinya serius. “Aku juga memperhatikan itu. Biasanya, di sekitar pegunungan Huosu, suara binatang cukup ramai. Tapi sekarang…” dia berhenti sejenak, memandang sekeliling. “Ini aneh.”

Mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati, Ling Yan memimpin sambil mengaktifkan indra spiritualnya untuk mendeteksi ancaman. Liu Han juga mengikuti dengan tenang, menggenggam pedang perak tingkat tiga yang dia bawa dari cincin penyimpanan.

Tidak lama kemudian, mereka menemukan sesuatu yang membuat Ling Yan berhenti. Di depan mereka, sebuah jalan kecil di tengah hutan terlihat, tanahnya penuh dengan bekas jejak kaki yang tampak baru.

Ling Yan berjongkok, memeriksa jejak-jejak tersebut dengan saksama. “Ini… jejak manusia. Tapi jumlahnya banyak, setidaknya belasan orang, dan mereka bergerak ke arah yang sama.”

Liu Han ikut berjongkok, memeriksa jejak-jejak itu. “Mereka semua bergerak bersama. Apakah ini salah satu kelompok bandit yang kau cari, Kak Ling?”

“Mungkin,” jawab Ling Yan dengan nada penuh kewaspadaan. “Tapi anehnya, jejak ini terlihat teratur, terlalu rapi untuk ukuran bandit biasa. Sepertinya mereka membawa sesuatu yang berat.”

Dia menunjuk beberapa bekas seretan di tanah, seperti sesuatu yang besar sedang ditarik.

Liu Han menyipitkan matanya, mencoba memahami situasi. “Kalau begitu, apa yang mereka bawa?”

Ling Yan berdiri, matanya menatap ke arah jalur jejak yang mengarah lebih dalam ke pegunungan. “Kita harus mengikuti mereka. Tapi tetap waspada, Xiao Han. Aku merasakan sesuatu yang tidak beres.”

Liu Han mengangguk tanpa ragu, mengikuti langkah Ling Yan dengan pedangnya siap di tangannya.

Mereka mengikuti jejak itu selama hampir setengah jam, semakin jauh ke dalam hutan lebat di kaki pegunungan Huosu. Akhirnya, jejak itu membawa mereka ke sebuah tempat terbuka yang dikelilingi pohon-pohon besar. Di tengah-tengah area itu, terdapat sebuah kereta besar yang ditinggalkan begitu saja.

Kereta itu tampak rusak, dengan roda yang patah dan kain pelindungnya robek. Barang-barang berserakan di sekitar kereta, termasuk beberapa peti kayu yang terbuka. Ling Yan dan Liu Han segera menyadari bahwa peti-peti itu kosong.

“Mereka meninggalkan ini?” gumam Liu Han, memeriksa salah satu peti. “Tapi kenapa?”

Ling Yan mengitari kereta, mencoba mencari petunjuk. Dia berhenti sejenak, lalu berlutut untuk memeriksa tanah. “Ada bekas darah di sini,” katanya pelan, menunjuk noda merah yang sudah mengering.

Liu Han mendekat, melihat noda tersebut. “Apakah mereka diserang?”

Ling Yan menggeleng. “Aku tidak yakin. Tapi ini bukan sekadar perampokan biasa. Sesuatu terjadi di sini.”

Ketika Ling Yan sedang memeriksa lebih jauh, Liu Han merasakan sesuatu yang aneh. Udara di sekitar mereka tiba-tiba terasa lebih berat, seperti ada tekanan tak terlihat yang menyelimuti area tersebut.

“Kak Ling,” panggil Liu Han, matanya menatap tajam ke hutan di sekitarnya. “Kau merasakannya? Ada sesuatu yang… salah.”

Ling Yan berdiri dengan cepat, mengaktifkan indra spiritualnya. Dalam sekejap, wajahnya berubah serius. “Kita tidak sendirian.”

Dari balik pepohonan, bayangan-bayangan hitam mulai bermunculan. Sekelompok pria berjubah hitam muncul satu per satu, masing-masing membawa senjata. Jumlah mereka lebih dari sepuluh orang, dan aura mereka menunjukkan bahwa mereka berada di ranah *True Foundation*.

Ling Yan segera menarik pedangnya, melangkah maju untuk melindungi Liu Han. “Xiao Han, tetap di belakangku!”

Pemimpin kelompok itu, seorang pria bertubuh besar dengan topeng logam, melangkah maju. Suaranya berat dan dingin saat berbicara. “Kau murid Sekte Pedang Langit, bukan? Ling Yan, kalau tidak salah.”

Ling Yan mengepalkan pedangnya lebih erat. “Jadi kalian yang bertanggung jawab atas kekacauan di pegunungan ini?”

Pria itu tertawa pelan. “Kekacauan? Kami hanya menjalankan perintah. Tapi tampaknya kau terlalu ingin tahu untuk kebaikanmu sendiri.”

Liu Han, yang berdiri di belakang Ling Yan, merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Dia tahu bahwa situasi ini jauh dari mudah. Dengan jumlah musuh sebanyak itu, bahkan Ling Yan akan kesulitan, terutama dalam kondisi tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya.

“Xiao Han,” bisik Ling Yan tanpa menoleh. “Jika terjadi sesuatu, lari. Jangan pikirkan aku.”

“Tidak mungkin,” jawab Liu Han tegas, meskipun jantungnya berdebar keras. “Aku tidak akan meninggalkanmu, Kak Ling.”

Ling Yan tersenyum kecil, meskipun matanya tetap waspada pada musuh. “Kau keras kepala sekali. Baiklah, kalau begitu, tetaplah di belakangku. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu.”

Pria bertopeng itu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya. “Bunuh mereka. Tinggalkan barang-barangnya. Aku ingin kepala murid Sekte Pedang Langit sebagai hadiah.”

Dengan teriakan perang, kelompok pria berjubah hitam itu menyerbu ke arah Ling Yan dan Liu Han.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

zorojuro

zorojuro

ini emang Ling Yan manggil nya jadi Xiao Han? Xiao nya darimana?

2024-12-24

3

Zoelf 212 🛡⚡🔱

Zoelf 212 🛡⚡🔱

eh lemah kog ikut misi

2024-12-31

1

Mcnya Lemah tapi keras kepala

2024-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Aib Keluarga Liu
2 Dunia yang Kejam
3 Takdir yang buruk
4 Buku emas dari masa lampau
5 Jalan Keluar dari Jurang
6 Kesalahpahaman di Pagi Hari
7 Pilihan Jalan yang Baru
8 Pertarungan di Bawah Bayangan Hutan
9 Misteri di Pegunungan Huosu
10 Identitas di Balik Topeng
11 Bangkitnya Kekuatan Tersembunyi
12 Rahasia yang Disembunyikan
13 Mode Transendent dan Lonjakan Kekuatan
14 Ujian dan Tribulasi
15 Sekte Pedang Langit dan Awal Baru
16 Beradaptasi di Pelataran Luar Sekte Pedang Langit
17 Langkah Matahari Emas dan Pertemuan yang Panas
18 Fitnah dan Balas Dendam
19 Sinergi dan Kemajuan
20 Kembali ke Sekte
21 Pertarungan yang berat sebelah
22 Petunjuk Baru dari Buku Emas
23 Pagoda Gravitasi Sepuluh Lantai
24 Kunjungan ke Puncak Xihe
25 Dua Jalan yang Berbeda
26 Latihan Neraka
27 Petunjuk Baru
28 Pertemuan di Tepian Danau
29 Seleksi Dimulai
30 Babak Delapan Besar
31 Pertarungan Final
32 Pertarungan Final II
33 Empat Terbaik dari Pelataran Dalam
34 Sang Pedang Cahaya yang Menggemparkan Benua Selatan
35 Peningkatan kekuatan
36 Misteri terungkap
37 Perjalanan Menuju Ibu Kota Kekaisaran
38 Kedatangan di Ibu Kota Kekaisaran
39 Arahan dan Konflik Lama
40 Konflik lainnya
41 Hubungan yang Semakin Dekat
42 Pembukaan Turnamen
43 Babak pertama
44 Babak pertama II
45 Awal Babak Kedua - Pertarungan Saudara yang Tertunda
46 Babak 24 Besar Dimulai
47 Pertarungan Epik Dua Jenius
48 Dominasi Sang Pedang Cahaya
49 Kesenjangan yang Tak Terjembatani
50 Puncak Turnamen
51 Keajaiban Bocah Pedang Cahaya
52 Putaran Kedua
53 Pertarungan penutup hari ini
54 Persiapan untuk Hari Esok
55 Pertarungan Panas Liu Han vs Lei Zhu
56 Perang saudara
57 Penutupan dan Persiapan
58 Putaran Ketujuh Dimulai
59 Kejutan dari Bocah 14 tahun
60 Putaran Kesembilan Dimulai
61 Pagi yang Berbeda
62 Pertarungan Penuh Kehormatan
63 Pedang Cahaya Menunjukkan Keagungannya
64 Kekuatan Absolute dan Penobatan
65 Penetapan Peringkat Akhir dan Hadiah
66 Malam kebanggaan Sekte Pedang Langit
67 Hanya Kecerobohan Kecil
68 Ceramah Sang Ketua Sekte
69 Perjalanan Pulang yang Penuh Makna
70 Kembali ke Penginapan
71 Kabar yang Mengkhawatirkan
72 Menuju Lembah Wuzi
73 Kekuatan sang Pedang Kehampaan
74 Dalang di Balik Kekacauan ini
75 Kebangkitan Iblis
76 Pilar Ketiga
77 Keputusan yang Diambil
78 Bimbingan di Hutan Bambu
79 Niat Pedang
80 Kembali ke Tempat Ling Bai
81 Teknik Pedang Angin Tak Terlihat
82 Ancaman di Hutan Yinying
83 Kembali di Bawah Komando Hao Jie
84 Tekad Liu Han
85 Tribulasi yang Menggemparkan
86 Monster Kecil di Puncak Xihe
87 Pertempuran di Hutan Yinying
88 Kegelapan Semakin Pekat
89 Mencoba Kekuatan Baru
90 Cahaya Ditengah Kegelapan
91 Mengejar Bahaya
92 Keganasan Mo Yuan
93 Emas dan Perak
94 Hidup dan Mati
95 Kemenangan yang Penuh Korban
96 Bangkit Setelah Perang
97 Putra Suci Sekte Pedang Langit
98 Puncak Langit Perak
99 Langkah ke Pegunungan Yinguang
100 Maksud dari petunjuk
101 Dunia Kecil Penuh Berkah
102 Hampir Saja
103 Warisan yang Tersembunyi
104 Benih Keabadian dan harta tak ternilai
105 Telur Misterius
106 Menembus Ancestor Realm
107 Rahasia Pohon Suci Xingguang dan Tubuh Emas Abadi
108 Pertarungan Melawan Langit
109 Tribulasi Kedua
110 Petir Dewa Ashura
111 Kekuatan yang Mengguncang Dunia
112 Memperdalam Ilmu
113 Misi Baru Liu Han
114 Bertemu Sang Ibu
115 Fakta Sebenarnya
116 Kedamaian Sebelum Petualangan Baru
117 Mencari Kebenaran
118 Menuju Benua Tengah
119 Keganasan Lautan
120 Rintangan Lainnya
121 Tiba di Benua Tengah
122 Kota Guangming
123 Struktur Benua Tengah
124 Kuil Misterius
125 Entitas Kuat Berdatangan
126 Mengambil Kesempatan
127 Monumen Pencerahan
128 Kristal Misterius
129 Ujian Kuil
130 Dunia Baru yang Misterius
131 Pengumuman
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Aib Keluarga Liu
2
Dunia yang Kejam
3
Takdir yang buruk
4
Buku emas dari masa lampau
5
Jalan Keluar dari Jurang
6
Kesalahpahaman di Pagi Hari
7
Pilihan Jalan yang Baru
8
Pertarungan di Bawah Bayangan Hutan
9
Misteri di Pegunungan Huosu
10
Identitas di Balik Topeng
11
Bangkitnya Kekuatan Tersembunyi
12
Rahasia yang Disembunyikan
13
Mode Transendent dan Lonjakan Kekuatan
14
Ujian dan Tribulasi
15
Sekte Pedang Langit dan Awal Baru
16
Beradaptasi di Pelataran Luar Sekte Pedang Langit
17
Langkah Matahari Emas dan Pertemuan yang Panas
18
Fitnah dan Balas Dendam
19
Sinergi dan Kemajuan
20
Kembali ke Sekte
21
Pertarungan yang berat sebelah
22
Petunjuk Baru dari Buku Emas
23
Pagoda Gravitasi Sepuluh Lantai
24
Kunjungan ke Puncak Xihe
25
Dua Jalan yang Berbeda
26
Latihan Neraka
27
Petunjuk Baru
28
Pertemuan di Tepian Danau
29
Seleksi Dimulai
30
Babak Delapan Besar
31
Pertarungan Final
32
Pertarungan Final II
33
Empat Terbaik dari Pelataran Dalam
34
Sang Pedang Cahaya yang Menggemparkan Benua Selatan
35
Peningkatan kekuatan
36
Misteri terungkap
37
Perjalanan Menuju Ibu Kota Kekaisaran
38
Kedatangan di Ibu Kota Kekaisaran
39
Arahan dan Konflik Lama
40
Konflik lainnya
41
Hubungan yang Semakin Dekat
42
Pembukaan Turnamen
43
Babak pertama
44
Babak pertama II
45
Awal Babak Kedua - Pertarungan Saudara yang Tertunda
46
Babak 24 Besar Dimulai
47
Pertarungan Epik Dua Jenius
48
Dominasi Sang Pedang Cahaya
49
Kesenjangan yang Tak Terjembatani
50
Puncak Turnamen
51
Keajaiban Bocah Pedang Cahaya
52
Putaran Kedua
53
Pertarungan penutup hari ini
54
Persiapan untuk Hari Esok
55
Pertarungan Panas Liu Han vs Lei Zhu
56
Perang saudara
57
Penutupan dan Persiapan
58
Putaran Ketujuh Dimulai
59
Kejutan dari Bocah 14 tahun
60
Putaran Kesembilan Dimulai
61
Pagi yang Berbeda
62
Pertarungan Penuh Kehormatan
63
Pedang Cahaya Menunjukkan Keagungannya
64
Kekuatan Absolute dan Penobatan
65
Penetapan Peringkat Akhir dan Hadiah
66
Malam kebanggaan Sekte Pedang Langit
67
Hanya Kecerobohan Kecil
68
Ceramah Sang Ketua Sekte
69
Perjalanan Pulang yang Penuh Makna
70
Kembali ke Penginapan
71
Kabar yang Mengkhawatirkan
72
Menuju Lembah Wuzi
73
Kekuatan sang Pedang Kehampaan
74
Dalang di Balik Kekacauan ini
75
Kebangkitan Iblis
76
Pilar Ketiga
77
Keputusan yang Diambil
78
Bimbingan di Hutan Bambu
79
Niat Pedang
80
Kembali ke Tempat Ling Bai
81
Teknik Pedang Angin Tak Terlihat
82
Ancaman di Hutan Yinying
83
Kembali di Bawah Komando Hao Jie
84
Tekad Liu Han
85
Tribulasi yang Menggemparkan
86
Monster Kecil di Puncak Xihe
87
Pertempuran di Hutan Yinying
88
Kegelapan Semakin Pekat
89
Mencoba Kekuatan Baru
90
Cahaya Ditengah Kegelapan
91
Mengejar Bahaya
92
Keganasan Mo Yuan
93
Emas dan Perak
94
Hidup dan Mati
95
Kemenangan yang Penuh Korban
96
Bangkit Setelah Perang
97
Putra Suci Sekte Pedang Langit
98
Puncak Langit Perak
99
Langkah ke Pegunungan Yinguang
100
Maksud dari petunjuk
101
Dunia Kecil Penuh Berkah
102
Hampir Saja
103
Warisan yang Tersembunyi
104
Benih Keabadian dan harta tak ternilai
105
Telur Misterius
106
Menembus Ancestor Realm
107
Rahasia Pohon Suci Xingguang dan Tubuh Emas Abadi
108
Pertarungan Melawan Langit
109
Tribulasi Kedua
110
Petir Dewa Ashura
111
Kekuatan yang Mengguncang Dunia
112
Memperdalam Ilmu
113
Misi Baru Liu Han
114
Bertemu Sang Ibu
115
Fakta Sebenarnya
116
Kedamaian Sebelum Petualangan Baru
117
Mencari Kebenaran
118
Menuju Benua Tengah
119
Keganasan Lautan
120
Rintangan Lainnya
121
Tiba di Benua Tengah
122
Kota Guangming
123
Struktur Benua Tengah
124
Kuil Misterius
125
Entitas Kuat Berdatangan
126
Mengambil Kesempatan
127
Monumen Pencerahan
128
Kristal Misterius
129
Ujian Kuil
130
Dunia Baru yang Misterius
131
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!