Takdir yang buruk

Matahari mulai condong ke barat, sinarnya menyelinap melalui celah tebing yang menjulang tinggi di sekeliling jurang.

Setelah beberapa jam beristirahat, Liu Han memaksakan dirinya untuk bangkit. Tubuhnya masih terasa remuk, terutama lengan kirinya yang patah dan pergelangan kaki yang membengkak. Namun, rasa lapar dan kebutuhan untuk bertahan hidup memaksa dirinya untuk terus berjalan.

Dia menyusuri tepian sungai, mengikuti aliran air yang semakin menyempit ke arah hulu. Meski jalannya terseok-seok, tekadnya tetap menyala. Sesekali, Liu Han berhenti untuk meminum air sungai, meskipun rasanya tidak terlalu menyegarkan.

Setelah berjalan cukup jauh, suara aliran air mulai mereda, digantikan oleh keheningan aneh yang membuat bulu kuduknya meremang.

Di depannya, sebuah danau kecil muncul di tengah-tengah jurang. Airnya berwarna jingga, memantulkan kilauan seperti batu permata di bawah cahaya matahari.

Aroma yang samar, seperti campuran mineral dan sesuatu yang tidak ia kenali, menguar dari permukaan air.

"Ini... luar biasa," gumam Liu Han dengan kagum, meskipun rasa lelah masih membebani pikirannya.

Namun, perhatian Liu Han segera tertuju pada sesuatu di sekitar tepi danau. Beberapa tanaman berwarna hijau kebiruan tumbuh di sela-sela bebatuan, memancarkan kilauan samar. Ia mengenali tanaman itu dari pelajaran dasar yang diajarkan ayahnya bertahun-tahun lalu.

"Rumput Vitalitas Qi!" Liu Han menganga. Meski hanya lapisan ketiga Body Tempering, dia tahu nilai dari tanaman itu sangat tinggi. Satu helainya saja dapat mempercepat pemulihan energi dan memperkuat tubuh.

"Jika aku bisa memetiknya... ini bisa jadi awal untuk membalikkan nasibku.

Dengan hati-hati, Liu Han melangkah mendekati tepi danau. Langkahnya pelan, memperhatikan setiap pijakan untuk menghindari jebakan alam yang tidak terduga. Namun, saat dia hanya beberapa meter dari tanaman tersebut, permukaan air jingga di tengah danau mulai beriak.

Dia berhenti, menahan napas. Riak-riak kecil berubah menjadi gelombang, dan tiba-tiba, sesuatu yang besar mencuat dari bawah air.

Seekor makhluk raksasa menyeruak dari danau, tubuhnya licin dan bersisik seperti ular, tetapi dengan dua kepala berbentuk belut yang masing-masing memiliki sepasang mata merah menyala. Taring tajam terlihat jelas di mulutnya yang terbuka lebar, memancarkan aura mematikan.

"Makhluk apa ini?!" seru Liu Han, mundur dengan tergesa-gesa.

Belut kepala dua itu melesat ke arahnya, tubuhnya yang panjang meliuk-liuk dengan kecepatan luar biasa. Liu Han terkejut, tapi insting bertahan hidupnya memaksa dia untuk segera berlari.

"Apa-apaan ini?! Aku hanya ingin rumput itu, bukan nyawaku!" teriak Liu Han panik sambil berlari sekuat tenaga, melupakan rasa sakit di kakinya.

Suara dentuman terdengar setiap kali belut itu menabrak batu atau tanah di belakangnya. Liu Han menoleh sekilas dan melihat kepala makhluk itu nyaris menyambar kakinya.

"Sial! Kau ini apa, pelindung rumputnya?! Aku bahkan belum menyentuhnya!"

Liu Han terus berlari, mencoba mencari celah untuk melarikan diri. Tetapi di dasar jurang ini, pilihannya sangat terbatas. Dia hanya bisa mengikuti jalur kecil di sepanjang tepi danau, sementara makhluk itu mengejarnya tanpa henti.

"Apa aku dikutuk atau semacamnya?!" Liu Han mendongak ke atas, menatap puncak tebing yang jauh di atas. "Hei, kalian para dewa di atas sana! Kalau kalian ada, kenapa aku terus dipermainkan begini?! Aku sudah jatuh dari tebing, dikejar serigala, sekarang belut raksasa?! Apa lagi setelah ini, naga?!"

Amarah dan rasa frustasi membuncah di dadanya. Namun, tidak ada jawaban dari atas, hanya gema suaranya yang memantul di dinding jurang.

Belut itu kembali melompat, hampir menyambar punggung Liu Han. Dia melompat ke samping, hampir jatuh ke dalam danau. Tanpa sengaja, kakinya menendang sebuah batu besar yang menggelinding masuk ke air, menciptakan gelombang besar yang sesaat menghentikan pergerakan belut.

Melihat peluang, Liu Han segera memutar arah, menuju sisi lain jurang di mana aliran sungai membentuk terowongan kecil yang tampaknya cukup sempit untuk dilewati.

Dengan sisa tenaganya, dia menerobos masuk ke dalam terowongan tersebut, tubuhnya nyaris terjepit di antara bebatuan. Belut kepala dua itu mencoba mengejarnya, tetapi tubuhnya yang besar terhalang oleh dinding sempit.

Nafas Liu Han terengah-engah. Tubuhnya gemetar karena kelelahan, tapi dia tahu dia belum benar-benar aman. Makhluk itu mengaum dengan suara menggelegar, suaranya bergema di seluruh terowongan.

"Dunia ini benar-benar tidak punya belas kasihan," gumam Liu Han, menatap ke arah danau jingga dari celah sempit tempatnya bersembunyi. Dia bisa melihat makhluk itu masih berkeliaran, tubuhnya menggeliat di air sambil mencari mangsanya.

Liu Han bersandar di dinding batu, mencoba menenangkan napasnya. "Aku harus menemukan cara untuk keluar dari sini... atau mati jadi santapan makhluk itu."

Meskipun keadaannya sulit, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ketakutan yang dia rasakan mulai memudar, digantikan oleh tekad yang perlahan menguat.

"Aku mungkin hanya semut di dunia ini," katanya pelan, "tapi bahkan semut pun bisa bertahan hidup. Kalau dunia ini kejam, aku harus lebih kejam lagi."

Liu Han mengatur napasnya, tubuhnya gemetar karena kelelahan dan adrenalin yang meluap. Belut kepala dua itu masih berkeliaran di danau, mengaum penuh amarah karena mangsanya lolos.

Liu Han menyandarkan tubuhnya pada dinding batu terowongan sempit, mencoba berpikir jernih.

"Aku tidak bisa tinggal di sini selamanya," gumamnya lirih. "Kalau aku tetap di tempat ini, makhluk itu akan menungguku sampai mati kelaparan."

Dia menoleh ke belakang, melihat bagian dalam terowongan yang semakin gelap. Terowongan itu tampak sempit, tetapi ada kemungkinan mengarah ke tempat lain. Itu satu-satunya harapannya sekarang.

Dengan kaki pincang dan tangan kiri yang masih nyeri, Liu Han mulai merangkak lebih dalam ke terowongan.

Dingin dan lembap mulai merasuki tubuhnya, membuat rasa sakit semakin terasa. Namun, dia tidak punya pilihan. Setiap beberapa langkah, dia berhenti untuk mendengarkan apakah makhluk itu masih mengejarnya.

Setelah beberapa saat, terowongan mulai melebar, dan dia bisa berdiri kembali. Cahaya samar muncul dari ujung terowongan. Liu Han memicingkan mata, mencoba memastikan apa yang ada di depan.

Ketika dia mendekat, dia menyadari bahwa cahaya itu berasal dari rembesan air yang memantulkan sinar matahari dari celah kecil di atas. Dia kembali ke tepi sungai kecil yang mengalir keluar dari danau jingga.

Namun, tidak ada tanda-tanda belut kepala dua itu di sekitar.

"Apakah... apakah dia menyerah?" pikir Liu Han.

Dia melangkah pelan, mengintip ke arah danau. Air jingga itu tenang, tetapi tubuh makhluk itu tidak terlihat. Hatinya berdegup keras. Dia tidak percaya bahwa makhluk sebesar itu akan pergi begitu saja.

Saat dia memutar pandangan, Liu Han melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Tidak jauh dari tepi danau, dinding batu jurang tampak memiliki celah besar, seperti mulut goa. Dari celah itu, keluar pancaran cahaya lembut yang sulit dijelaskan. Aura dari goa itu terasa berbeda, menimbulkan sensasi dingin dan menekan yang membuat udara di sekitarnya terasa berat.

"Apa itu?" gumamnya.

Namun, belum sempat dia bergerak lebih jauh, air jingga di danau kembali bergolak. Tiba-tiba, belut kepala dua itu melompat keluar dengan kecepatan luar biasa, meluncur langsung ke arah Liu Han.

"Benar-benar tidak menyerah!" Liu Han segera berlari, meskipun setiap langkah terasa menyiksa.

Dia mengarahkan tubuhnya ke arah goa yang bercahaya itu, berharap bahwa tempat itu dapat menjadi pelindungnya. Belut raksasa itu mengejarnya, tubuhnya yang besar membuat tanah bergetar setiap kali menabrak batu atau akar di sepanjang jalur.

Ketika Liu Han mencapai mulut goa, dia merasakan sesuatu yang aneh. Udara di sekitar goa lebih dingin, dan tekanan yang dia rasakan semakin kuat. Namun, belut itu tiba-tiba berhenti beberapa meter dari goa.

Makhluk itu menggeram, kedua kepalanya mengibas ke arah Liu Han dengan marah.

Tetapi, seolah ada dinding tak terlihat yang menghalangi, belut kepala dua itu tidak berani mendekat lebih jauh.

"Hah?" Liu Han menoleh ke belakang, menyadari bahwa makhluk itu hanya bisa mengaum dari kejauhan. Kedua mata merahnya menatap Liu Han penuh kebencian, tetapi tubuhnya mundur perlahan, kembali ke danau jingga.

Dia memandang ke arah goa dengan mata terbelalak. "Apa yang ada di dalam sini... sampai makhluk seperti itu pun takut?"

Ketika dia melangkah lebih jauh ke dalam goa, aura dingin yang menekan semakin terasa. Dinding goa dipenuhi dengan kristal kecil yang memantulkan cahaya samar, memberikan pemandangan yang surreal.

Udara di dalamnya terasa bersih, tetapi setiap langkah membuat bulu kuduknya meremang.

Liu Han melihat ke sekeliling, memperhatikan bahwa lantai goa tampak licin, seperti sering dilalui air yang mengalir. Namun, tidak ada suara apapun selain detak jantungnya sendiri.

Setelah beberapa meter masuk, dia melihat sesuatu di tengah goa: sebuah altar kecil yang terbuat dari batu hitam legam, dikelilingi oleh formasi aneh seperti tulisan kuno. Di atas altar, sebuah benda bercahaya melayang pelan—buku emas.

"Buku emas...?" Liu Han melangkah mendekat, matanya terpaku pada benda itu. Aura misterius yang sama dengan yang dia rasakan dari goa ini tampaknya berasal dari buku tersebut.

Dia ragu untuk mendekat, tetapi rasa penasaran dan putus asa mengalahkan ketakutannya. "Apakah ini... yang akan mengubah takdirku?"

Dengan hati-hati, Liu Han mengulurkan tangan kanannya yang gemetar, menyentuh permukaan buku itu. Ketika jari-jarinya menyentuhnya, sebuah cahaya menyilaukan memenuhi goa.

Terpopuler

Comments

Mazz Tama_Meii

Mazz Tama_Meii

memulai kekuatan...maju lah thor

2024-12-16

1

Fati Aro Zega

Fati Aro Zega

kok gampang ya jalan ceritanya?

2025-02-23

0

Harman Loke

Harman Loke

fokuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssss teruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssssss Liu Han

2025-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Aib Keluarga Liu
2 Dunia yang Kejam
3 Takdir yang buruk
4 Buku emas dari masa lampau
5 Jalan Keluar dari Jurang
6 Kesalahpahaman di Pagi Hari
7 Pilihan Jalan yang Baru
8 Pertarungan di Bawah Bayangan Hutan
9 Misteri di Pegunungan Huosu
10 Identitas di Balik Topeng
11 Bangkitnya Kekuatan Tersembunyi
12 Rahasia yang Disembunyikan
13 Mode Transendent dan Lonjakan Kekuatan
14 Ujian dan Tribulasi
15 Sekte Pedang Langit dan Awal Baru
16 Beradaptasi di Pelataran Luar Sekte Pedang Langit
17 Langkah Matahari Emas dan Pertemuan yang Panas
18 Fitnah dan Balas Dendam
19 Sinergi dan Kemajuan
20 Kembali ke Sekte
21 Pertarungan yang berat sebelah
22 Petunjuk Baru dari Buku Emas
23 Pagoda Gravitasi Sepuluh Lantai
24 Kunjungan ke Puncak Xihe
25 Dua Jalan yang Berbeda
26 Latihan Neraka
27 Petunjuk Baru
28 Pertemuan di Tepian Danau
29 Seleksi Dimulai
30 Babak Delapan Besar
31 Pertarungan Final
32 Pertarungan Final II
33 Empat Terbaik dari Pelataran Dalam
34 Sang Pedang Cahaya yang Menggemparkan Benua Selatan
35 Peningkatan kekuatan
36 Misteri terungkap
37 Perjalanan Menuju Ibu Kota Kekaisaran
38 Kedatangan di Ibu Kota Kekaisaran
39 Arahan dan Konflik Lama
40 Konflik lainnya
41 Hubungan yang Semakin Dekat
42 Pembukaan Turnamen
43 Babak pertama
44 Babak pertama II
45 Awal Babak Kedua - Pertarungan Saudara yang Tertunda
46 Babak 24 Besar Dimulai
47 Pertarungan Epik Dua Jenius
48 Dominasi Sang Pedang Cahaya
49 Kesenjangan yang Tak Terjembatani
50 Puncak Turnamen
51 Keajaiban Bocah Pedang Cahaya
52 Putaran Kedua
53 Pertarungan penutup hari ini
54 Persiapan untuk Hari Esok
55 Pertarungan Panas Liu Han vs Lei Zhu
56 Perang saudara
57 Penutupan dan Persiapan
58 Putaran Ketujuh Dimulai
59 Kejutan dari Bocah 14 tahun
60 Putaran Kesembilan Dimulai
61 Pagi yang Berbeda
62 Pertarungan Penuh Kehormatan
63 Pedang Cahaya Menunjukkan Keagungannya
64 Kekuatan Absolute dan Penobatan
65 Penetapan Peringkat Akhir dan Hadiah
66 Malam kebanggaan Sekte Pedang Langit
67 Hanya Kecerobohan Kecil
68 Ceramah Sang Ketua Sekte
69 Perjalanan Pulang yang Penuh Makna
70 Kembali ke Penginapan
71 Kabar yang Mengkhawatirkan
72 Menuju Lembah Wuzi
73 Kekuatan sang Pedang Kehampaan
74 Dalang di Balik Kekacauan ini
75 Kebangkitan Iblis
76 Pilar Ketiga
77 Keputusan yang Diambil
78 Bimbingan di Hutan Bambu
79 Niat Pedang
80 Kembali ke Tempat Ling Bai
81 Teknik Pedang Angin Tak Terlihat
82 Ancaman di Hutan Yinying
83 Kembali di Bawah Komando Hao Jie
84 Tekad Liu Han
85 Tribulasi yang Menggemparkan
86 Monster Kecil di Puncak Xihe
87 Pertempuran di Hutan Yinying
88 Kegelapan Semakin Pekat
89 Mencoba Kekuatan Baru
90 Cahaya Ditengah Kegelapan
91 Mengejar Bahaya
92 Keganasan Mo Yuan
93 Emas dan Perak
94 Hidup dan Mati
95 Kemenangan yang Penuh Korban
96 Bangkit Setelah Perang
97 Putra Suci Sekte Pedang Langit
98 Puncak Langit Perak
99 Langkah ke Pegunungan Yinguang
100 Maksud dari petunjuk
101 Dunia Kecil Penuh Berkah
102 Hampir Saja
103 Warisan yang Tersembunyi
104 Benih Keabadian dan harta tak ternilai
105 Telur Misterius
106 Menembus Ancestor Realm
107 Rahasia Pohon Suci Xingguang dan Tubuh Emas Abadi
108 Pertarungan Melawan Langit
109 Tribulasi Kedua
110 Petir Dewa Ashura
111 Kekuatan yang Mengguncang Dunia
112 Memperdalam Ilmu
113 Misi Baru Liu Han
114 Bertemu Sang Ibu
115 Fakta Sebenarnya
116 Kedamaian Sebelum Petualangan Baru
117 Mencari Kebenaran
118 Menuju Benua Tengah
119 Keganasan Lautan
120 Rintangan Lainnya
121 Tiba di Benua Tengah
122 Kota Guangming
123 Struktur Benua Tengah
124 Kuil Misterius
125 Entitas Kuat Berdatangan
126 Mengambil Kesempatan
127 Monumen Pencerahan
128 Kristal Misterius
129 Ujian Kuil
130 Dunia Baru yang Misterius
131 Pengumuman
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Aib Keluarga Liu
2
Dunia yang Kejam
3
Takdir yang buruk
4
Buku emas dari masa lampau
5
Jalan Keluar dari Jurang
6
Kesalahpahaman di Pagi Hari
7
Pilihan Jalan yang Baru
8
Pertarungan di Bawah Bayangan Hutan
9
Misteri di Pegunungan Huosu
10
Identitas di Balik Topeng
11
Bangkitnya Kekuatan Tersembunyi
12
Rahasia yang Disembunyikan
13
Mode Transendent dan Lonjakan Kekuatan
14
Ujian dan Tribulasi
15
Sekte Pedang Langit dan Awal Baru
16
Beradaptasi di Pelataran Luar Sekte Pedang Langit
17
Langkah Matahari Emas dan Pertemuan yang Panas
18
Fitnah dan Balas Dendam
19
Sinergi dan Kemajuan
20
Kembali ke Sekte
21
Pertarungan yang berat sebelah
22
Petunjuk Baru dari Buku Emas
23
Pagoda Gravitasi Sepuluh Lantai
24
Kunjungan ke Puncak Xihe
25
Dua Jalan yang Berbeda
26
Latihan Neraka
27
Petunjuk Baru
28
Pertemuan di Tepian Danau
29
Seleksi Dimulai
30
Babak Delapan Besar
31
Pertarungan Final
32
Pertarungan Final II
33
Empat Terbaik dari Pelataran Dalam
34
Sang Pedang Cahaya yang Menggemparkan Benua Selatan
35
Peningkatan kekuatan
36
Misteri terungkap
37
Perjalanan Menuju Ibu Kota Kekaisaran
38
Kedatangan di Ibu Kota Kekaisaran
39
Arahan dan Konflik Lama
40
Konflik lainnya
41
Hubungan yang Semakin Dekat
42
Pembukaan Turnamen
43
Babak pertama
44
Babak pertama II
45
Awal Babak Kedua - Pertarungan Saudara yang Tertunda
46
Babak 24 Besar Dimulai
47
Pertarungan Epik Dua Jenius
48
Dominasi Sang Pedang Cahaya
49
Kesenjangan yang Tak Terjembatani
50
Puncak Turnamen
51
Keajaiban Bocah Pedang Cahaya
52
Putaran Kedua
53
Pertarungan penutup hari ini
54
Persiapan untuk Hari Esok
55
Pertarungan Panas Liu Han vs Lei Zhu
56
Perang saudara
57
Penutupan dan Persiapan
58
Putaran Ketujuh Dimulai
59
Kejutan dari Bocah 14 tahun
60
Putaran Kesembilan Dimulai
61
Pagi yang Berbeda
62
Pertarungan Penuh Kehormatan
63
Pedang Cahaya Menunjukkan Keagungannya
64
Kekuatan Absolute dan Penobatan
65
Penetapan Peringkat Akhir dan Hadiah
66
Malam kebanggaan Sekte Pedang Langit
67
Hanya Kecerobohan Kecil
68
Ceramah Sang Ketua Sekte
69
Perjalanan Pulang yang Penuh Makna
70
Kembali ke Penginapan
71
Kabar yang Mengkhawatirkan
72
Menuju Lembah Wuzi
73
Kekuatan sang Pedang Kehampaan
74
Dalang di Balik Kekacauan ini
75
Kebangkitan Iblis
76
Pilar Ketiga
77
Keputusan yang Diambil
78
Bimbingan di Hutan Bambu
79
Niat Pedang
80
Kembali ke Tempat Ling Bai
81
Teknik Pedang Angin Tak Terlihat
82
Ancaman di Hutan Yinying
83
Kembali di Bawah Komando Hao Jie
84
Tekad Liu Han
85
Tribulasi yang Menggemparkan
86
Monster Kecil di Puncak Xihe
87
Pertempuran di Hutan Yinying
88
Kegelapan Semakin Pekat
89
Mencoba Kekuatan Baru
90
Cahaya Ditengah Kegelapan
91
Mengejar Bahaya
92
Keganasan Mo Yuan
93
Emas dan Perak
94
Hidup dan Mati
95
Kemenangan yang Penuh Korban
96
Bangkit Setelah Perang
97
Putra Suci Sekte Pedang Langit
98
Puncak Langit Perak
99
Langkah ke Pegunungan Yinguang
100
Maksud dari petunjuk
101
Dunia Kecil Penuh Berkah
102
Hampir Saja
103
Warisan yang Tersembunyi
104
Benih Keabadian dan harta tak ternilai
105
Telur Misterius
106
Menembus Ancestor Realm
107
Rahasia Pohon Suci Xingguang dan Tubuh Emas Abadi
108
Pertarungan Melawan Langit
109
Tribulasi Kedua
110
Petir Dewa Ashura
111
Kekuatan yang Mengguncang Dunia
112
Memperdalam Ilmu
113
Misi Baru Liu Han
114
Bertemu Sang Ibu
115
Fakta Sebenarnya
116
Kedamaian Sebelum Petualangan Baru
117
Mencari Kebenaran
118
Menuju Benua Tengah
119
Keganasan Lautan
120
Rintangan Lainnya
121
Tiba di Benua Tengah
122
Kota Guangming
123
Struktur Benua Tengah
124
Kuil Misterius
125
Entitas Kuat Berdatangan
126
Mengambil Kesempatan
127
Monumen Pencerahan
128
Kristal Misterius
129
Ujian Kuil
130
Dunia Baru yang Misterius
131
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!