Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro

“Ze! Jangan khawatir, saya sampai dengan selamat. Selamat tidur,” jet pribadi Alvaro sempat transit dulu kurang lebih 8 jam di bandara internasional Dubai (DXB) karena cuaca buruk.

“Sampai dimana? Sebenarnya pak Alvaro perjalanan dinas kemana? Beberapa klien bertanya pada saya,” tanya Ayzel lewat pesang singkat.

“Indonesia. Saya harus memastikan langsung keamanan cyber milik Malvin,” balas Alvaro.

“Istirahat pak Alvaro. Tidak perlu membalas pesan lagi,” titah Ayzel yang tentu saja membuat Alvaro kegirangan.

“Siap nyonya Alvaro🤭,” entah kenapa bagi Alvaro bisa menggoda Ayzel adalah seperti modbooster untuknya. Energinya bertamba berlipat-lipat saat berhasil menggoda perempuan berusia sekitardua puluh tujuh tahun itu, mereka berdua lahir di tahun yang sama. Hanya saja Alvaro lahir lebih dulu dari pada Ayzel.

“Iya,” entah kenapa Ayzel malah menjawab seolah tidak ada penolakan.

Saat ini baik Alvaro, Malvin dan Kim Roan masih ada di Jakarta. Mereka akan ke bandung besok sore setelah berkunjung ke kantor Malvin dulu, mereka sepakat untuk melihat keamanan cyber yang di buat oleh perusahaan Malvin. Meskipun mereka sahabat, tetapi pekerjaan tetaplah hal yang profesional.

...***...

Satu minggu berlalu setelah Malvin pulang ke Indonesia, Alvaro dan Kim Roan juga sudah kembali ke Istanbul. Perasaan Humey juga sudah membaik, dia belajar menerima semua yang terjadi termasuk pernikahannya tiga minggu lagi.

“Kak Ze. Bisa temani aku jalan-jalan sore ini,” Humey memang merasa jenuh. Belakangan memang dia lebih sering berdiam diri diapartemen hanya fokus membuat desain saat Ayzel di kantor.

“Jam empat sore bagaimana?”

“Boleh. Kakak gak ke pusat konsul?” tanya Humey.

“Tentu ke sana. Hari ini hanya ada dua sesi saja, jadi bisa lebih awal pulang” jawabnya pada Humey.

Seberapa keras Humey berusaha menyembunyikan kesedihannya, Ayzel tetap akan tahu. Ayzel tetap berusaha seolah dia tidak tahu, dia punya caranya sendiri untuk membuat Humey melakukan stress released.

“Kita ketemu di mana kak?” Humey sebenarnya tidak mau jika harus menunggu Ayzel di dukkan galata. Baginya tempat itu akan mengingatkannya pada Malvin.

“Kita berangkat sama-sama. Pulang dulu mandi Humey, masak adiknya sudah kece badai cantiknya. Tapi kakaknya kusam habis seharian kerja,” celetuk Ayzel yang sebenarnya paham maksud Humey.

“Benar juga. Siapa tahu nanti ketemu Alvaro di jalan,” goda Humey.

“Bersin dia nanti kamu bicarakan,” mereka berdua terkekeh membayangkan Alvaro bersin.

“Jangan nangis mulu. Aku berangkat ke kantor dulu,” pamit Ayzel yang di jawab anggukan kepala oleh Humey.

“Kamu juga harus menemukan bahagiamu kak,” gumam Humey lirih sambil menatap kepergian Ayzel. Humey dan keluarganya sudah cukup merasa bersalah pada Ayzel, dia bahkan tak dapat menikmati semua fasilitas yang bisa selalu Humey dapat hanya karena bunda Anara mempertahankan untuk memilih ayah Devran. Andai saja dia seperti bunda Anara yang dengan tegas memilih ayah Devran, namun sayangnya Humey tak ada keberanian.

Baru saja melangkah ke luar dari apartemennya, gerimis sudah menyapa Ayzel. Perempuan yang tahun ini genap berusia dua puluh tujuh tahun itu terlihat mempesona, dia mengenakan dalaman kaos rajut berwarna coklat yang di padu dengan rok plisket gradasi cream dan coklat dengan warna hijab coklat. Tak lupa coat sampai bawah lutut yang dia kenakan menambah Ayzel terlihat cantik.

“Mashaallah mulai gerimis,” ucapnya sambil membuka tasnya untuk mengambil payung. Ayzel berjalan menyusuri jalan menuju pemberhentian bus.

Seperti biasa dalam perjalan menuju kantornya dia memakai airpodnya untuk mendengarkan musik sambil melihat jalanan dari balik kaca jendela bus. Udara pagi itu menjadi sedikit lebih dingin karena gerimis, Ayzel sudah mulai terbiasa dengan perubaha empat musim di sana.

“Ayzel?” panggil salah seorang perempuan saat melihatnya turun dari bus.

“Hai. Pagi Shahnaz,” Ayzel berjalan menghampiri salah satu rekan kerjanya teresbut.

“Pagi. Pak Alvaro hari ini masuk,” Shahnaz menyakan pada Ayzel.

“Seharusnya iya. Kenapa?”

“Semoga tidak langsung meeting,” keluh Shahnaz pada Ayzel.

“Masih belum ada titik temu divisi satu dan dua?” tebak Ayzel dari ekspresi yang di tunjukkan Shahnaz padanya.

“Mana ada yang bisa nyatuin mereka sih,” ucap Shahnaz.

“Nanti coba aku bicara dengan pak Alvaro. Siapa tahu ada solusi lain,” Ayzel paham karena tidak mudah untuk menyatukan ke dua kepala divisi tersebut. Mengingat dia pernah ada dalam dua divisi tersebut.

Ayzel dan Shahnaz berpisah jalan, Ayzel menuju ruangannya yang sekaligus ruangan Alvaro sedang Shahnaz ke ruang divisi dua.

“Pak Alvaro,” Ayzel terkejut mendapati atasannya sudah duduk di kursinya.

“Pagi Ze,” sapanya yang juga di balas degan ucapan sama oleh Ayzel.

“Pagi pak Alvaro,” seperti biasa Ayzel langsung memulai aktivitasnya.

Tidak seperti biasanya, hari ini Alvaro terlihat lebih diam dan sesekali memijat pelipisnya sambil bersandar pada kursinya. Ayzel memperhatikan bosnya tersebut, sepertinya dia belum sempat istirahat setelah perjalanan udara selama hampir  jam. Beruntungnya cuaca tidak buruk, jadi jet pribadi Alvaro hanya perlu transit untuk isi bahan bakar di Dubai satu jam.

“Pak Alvaro sudah sarapan?” tanya Ayzel yang mendekat ke mejanya sambil memberikan air hangat.

“Hmm ... belum sempat. Terimakasih,” Alvaro meminum air hangat itu hingga tandas.

“Mau saya pesankan? Pak Alvaro mau sarapan apa?” Alvaro menatap Ayzel sejenak sebelum akhirnya dia menjawab.

“Saya mau masakan kamu,” ucapnya lirih namun masih terdengar oelah Ayzel.

“Yang lain saja ya pak?” tidak mungkin juga untuknya memasak untuk Alvaro karena saat ini mereka ada di kantor.

Alvaro menghela napas. “Terserah kamu saja.”

Ayzel berpikir sejenak, ada rasa tak tega melihat atasannya seperti itu. Wajahnya sedikit pucat, Ayzel juga tidak melihat keberadaan pak Kim. Mereka berangkat bersama, seharusnya juga dia juga sudah sampai di sini.

“Pak Alvaro mau oatmeal atau mie?” Ayzel ingat di laci mejanya masih ada sereal dan mie yang dia minta Humey bawakan.

“Mie?” Alvaro menyamankan duduknya.

“Oatmeal dan mie asli Indo yang di bawa Humey,” jawab Ayzel.

“Mie saja, tapi kamu yang buatkan” Ayzel mengerutkan keningnya mengingat sesuatu setelah mendengar permintaan Alvaro.

“Oatmeal saja,” Alvaro sedikit mencebik mendengar ucapan Ayzel.

Ayzel pergi ke pantry untuk menyeduh seral setengah jadi atau semacam oatmeal, tapi dia ingin menambahkan sedikit toping. Perusahaan Jaziero biasanya menyediakan beberapa stok bahan makanan dan buah untuk karyawannya. Tapi Ayzel bingung mau menambahkan apa.

“Pagi kak Ze,” sapa Olivi office girl saat melihat Ayzel terlihat sedikit bingung.

“Pagi. Olivi di lemari pendingin kantor ada stok apa saja?” Ayzel sudah terpikirkan mau diapakan oatmealnya.

“Hanya tinggal buah, telur dan tomat kak. Jadwal belanjanya masih lusa,” jawab Olivi.

“Saya pakai telur dan tomatnya ya?” sebenarnya tanpa Ayzel meminta ijinpun juga tidak masalah, hanya saja dia sungkan karena baru pertama kalinya memakai bahan yang di sediakan kantor.

“Pakai saja kak tidak perlu minta ijin,” ujar Olivi sambil mulai menyiapkan kopi dan teh untuk karyawan lain.

“Mau saya bantu buatkan kak,” tanya Olivi lagi.

“Tidak Olivi, saya saja. Terimakasih,” bukan Ayzel tidak mau. Tapi dia takut kalau Alvaro tantrum jika tahu yang membuatkan oatmeal adalah Olivi.

Alvaro menyandarkan kepalanya pada kursi, dia bukan hanya lelah tapi sepertinya juga sedang kurang enak badan. Kim Roan yang biasanya menggantikan beberapa pekerjaannya saat dia sakit, tapi kali ini harus Alvaro heandle sendiri. Karena dia mengutus asisten sekaligus sahabat yang sudah dianggapnya kakak itu untuk melakukan sesuatu hal yang penting.

Alvaro sudah berpindah di sofa saat Ayzel masuk. “Pak Alvaro,” panggil Ayzel dengan lembut karena atasannya tersebut terlihat sedang tidur dengan wajah yang sedikit pucat.

“Euumm ... ada apa,” Alvaro membuka matanya, kemudian duduk berhadapan dengan Ayzel.

“Sarapannya sudah siap,” Ayzel memberikan oatmeal buatannya pada Alvaro.

“Kamu buat?” Alvaro tersenyum saat melihat oatmeal dengan toping scramble egg tomat.

“Iya ... maaf, hanya itu yang ada di kulkas pantry. Setidaknya bisa membuat perut kenyang sampai makan siang,” ucapnya.

“Terimakasih,” ujar Alvaro sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

Ayzel tersenyum mendengar ucapan terimakasih dari Alvaro. Ayzel kembali ke mejanya, sementara Alvaro berusaha menyantap makanannya dengan baik. Ayzel memperhatikan ekspresi Alvaro saat makan, bukan Alvaro tidak suka dengan makanan yang dibuatnya. Tapi Ayzel tahu dia sedang tidak baik-baik saja, kemudian dia bangkit dari duduknya.

“Pak Alvaro pusing atau tidak?” kepo Ayzel melihat wajah pucat Alvaro.

“Sedikit,” Alvaro yang biasanya mode aktif di depan Ayzel, hari ini menjadi Alvaro yang seperti biasanya ketika berinteraksi dengan orang lain. Datar dan hanya sedikit bicara.

Ayzel bangkit dari duduknya, dia menuju tempat untuk membuat minuman yang tersedia di ruangan Alvaro. Semacam mini bar untuk membuat minum jika ada tamu yang datang.

“Teh camomile hangat bisa meredakan pusing dan mengatasi sedikit rasa lelah,” Ayzel menaruh teh yang dibuatnya untuk Alvaro pada meja dekat Alvaro duduk.

“Sepertinya saya akan sembuh kalau kamu suapi saya oatmealnya,” Alvaro berucap dengan tatapan mata yang Ayzel tidak mengerti.

“Haah. Pak Alvaro!!!” Ayzel sedikit memekik, masih saja Alvaro bisa bertingkah seperti itu saat sedang sakit.

Alvaro sedikit terkekeh melihat ekspresi Ayzel saat ini. Antara kesal atau marah Alvaro tidak tahu, yang jelas dia berhasil membuat Ayzel sedikit salah tingkah.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3 Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4 Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5 Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6 Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7 Chapter 7. Makan Malam
8 Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9 Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10 Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11 Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12 Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13 Chapter 13. Makan siang berempat
14 Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15 Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16 Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17 Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18 Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19 Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20 Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21 Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22 Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23 Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24 Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25 Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26 Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27 Chapter 27. Indonesia
28 Chapter 28. Cemburu
29 Chapter 29. Rooftop cafe
30 Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31 Chapter 31. Deep talk rooftop
32 Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33 Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34 Chapter 34. Makan malam bersama
35 Chapter 35. My future (Zeze)
36 Chapter 36. Quality Time
37 Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38 Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39 Chapter 39. Menepati Janji
40 Chapter 40. Pelukan pertama
41 Chapter 41. Hubby
42 Chapter 42. Pesan tanpa nama
43 Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44 Chapter 44. Pillow talk
45 Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46 Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47 Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48 Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49 Chapter 49. Ayzel & Klien
50 Chapter 50. Ketahuan Athaya
51 Chapter 51. Merajuk sebentar
52 Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53 Chapter 53. Mulai merasakan luka
54 Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55 Chapter 55. Kamu menyakitiku
56 Chapter 56. Ayzel Sakit
57 Chapter 57. Kemarahan Naira
58 Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59 Chapter 59. Naira lagi
60 Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61 Chapter 61. Blue Sapphire
62 Chapter 62. Alvaro khawatir
63 Chapter 63. Blunt bob tint blue
64 Chapter 64. Tentang Naima
65 Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66 Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67 Chapter 67. Dia istri saya
68 Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69 Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70 Chapter 70. Mantra ketulusan
71 Chapter 71. Jangan bohongi aku
72 Chapter 72. Dia asistenku
73 Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74 Chapter 74. Kembalinya Naima
75 Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76 Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77 Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78 Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79 Chapter 79. Dia di Jerman
80 Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81 Chapter 81. Menemukanmu
82 Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83 Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84 Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85 Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86 Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87 Chapter 87. Aku cemburu
88 Chapter 88. Peluk
89 Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90 Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91 Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92 Chapter 92. Bucin episode baru
93 Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94 Chapter 94. Aku merindukanmu
95 Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96 Chapter 96. Uncle Pororo
97 Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98 Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99 Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100 Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101 Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102 Chapter 102. Duck Syndrom
103 Chapter 103. Anakmu lapar
104 Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105 Chapter 105. Naima salah kira
106 Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107 Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108 Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109 Chapter 109. My wife forever and ever
110 Chapter 110. Peninggalan Grace
111 Chapter 111. Gantungan Couple
112 Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113 Chapter 113. Temani aku kekantor
114 Chapter 114. Gyoza Mandu
115 Ikut meeting
116 Alvaro, so sweet
117 Di satukan Oleh Tuhan
118 Selamatkan bayi
119 Tindakan Operasi
120 Di sini indah, bukan?
121 Dia kembali
122 Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123 Bangun dari koma
124 Karena Zeze takdirku
125 Pulang ke rumah
126 Terima kasih cintaku
127 Kembali ke Istanbul
128 Rujak bebek jadi rujak es krim
129 Suami siaga
130 Baby boy
131 Altezza Hakala Jaziero (End)
132 Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133 Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134 Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3
Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4
Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5
Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6
Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7
Chapter 7. Makan Malam
8
Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9
Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10
Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11
Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12
Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13
Chapter 13. Makan siang berempat
14
Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15
Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16
Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17
Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18
Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19
Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20
Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21
Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22
Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23
Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24
Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25
Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26
Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27
Chapter 27. Indonesia
28
Chapter 28. Cemburu
29
Chapter 29. Rooftop cafe
30
Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31
Chapter 31. Deep talk rooftop
32
Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33
Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34
Chapter 34. Makan malam bersama
35
Chapter 35. My future (Zeze)
36
Chapter 36. Quality Time
37
Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38
Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39
Chapter 39. Menepati Janji
40
Chapter 40. Pelukan pertama
41
Chapter 41. Hubby
42
Chapter 42. Pesan tanpa nama
43
Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44
Chapter 44. Pillow talk
45
Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46
Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47
Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48
Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49
Chapter 49. Ayzel & Klien
50
Chapter 50. Ketahuan Athaya
51
Chapter 51. Merajuk sebentar
52
Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53
Chapter 53. Mulai merasakan luka
54
Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55
Chapter 55. Kamu menyakitiku
56
Chapter 56. Ayzel Sakit
57
Chapter 57. Kemarahan Naira
58
Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59
Chapter 59. Naira lagi
60
Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61
Chapter 61. Blue Sapphire
62
Chapter 62. Alvaro khawatir
63
Chapter 63. Blunt bob tint blue
64
Chapter 64. Tentang Naima
65
Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66
Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67
Chapter 67. Dia istri saya
68
Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69
Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70
Chapter 70. Mantra ketulusan
71
Chapter 71. Jangan bohongi aku
72
Chapter 72. Dia asistenku
73
Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74
Chapter 74. Kembalinya Naima
75
Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76
Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77
Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78
Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79
Chapter 79. Dia di Jerman
80
Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81
Chapter 81. Menemukanmu
82
Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83
Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84
Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85
Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86
Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87
Chapter 87. Aku cemburu
88
Chapter 88. Peluk
89
Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90
Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91
Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92
Chapter 92. Bucin episode baru
93
Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94
Chapter 94. Aku merindukanmu
95
Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96
Chapter 96. Uncle Pororo
97
Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98
Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99
Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100
Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101
Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102
Chapter 102. Duck Syndrom
103
Chapter 103. Anakmu lapar
104
Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105
Chapter 105. Naima salah kira
106
Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107
Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108
Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109
Chapter 109. My wife forever and ever
110
Chapter 110. Peninggalan Grace
111
Chapter 111. Gantungan Couple
112
Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113
Chapter 113. Temani aku kekantor
114
Chapter 114. Gyoza Mandu
115
Ikut meeting
116
Alvaro, so sweet
117
Di satukan Oleh Tuhan
118
Selamatkan bayi
119
Tindakan Operasi
120
Di sini indah, bukan?
121
Dia kembali
122
Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123
Bangun dari koma
124
Karena Zeze takdirku
125
Pulang ke rumah
126
Terima kasih cintaku
127
Kembali ke Istanbul
128
Rujak bebek jadi rujak es krim
129
Suami siaga
130
Baby boy
131
Altezza Hakala Jaziero (End)
132
Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133
Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134
Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!