Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel

Saat ini Ayzel masih berada dalam bus menuju kampusnya, dia masih memikirkan tentang dirinya saat ini yang tiba-tiba menjadi asisten pribadi atasannya. Ayzel menghembuskan napas kesal saat melihat arlojinya, dia jadi terlambat masuk kelas gara-gara atasannya.

“Ayzel, sampai mana? Kelas sudah mau di mulai,” Ayzel mendapatkan pesan dari teman satu kelasnya.

“Masih dalam perjalanan, lima menit lagi baru sampai. Tolong carikan aku tempat duduk,” Ayzel sudah turun dari bus dan saat ini sedang berjalan menuju gedung fakultas tempat dia kuliah dengan sedikit berlari.

Dia masuk dengan mengendap-ngendap agar tidak ketahuan dosen, beruntung pintu masuk ke ruang kuliah dari belakang jadi dosen tidak terlalu memperhatikannya. Ayzel sedang mencari Naira teman satu kelasnya yang tadi mengirimkan pesan, Ayzel mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

“Pssttt ... sini,” Naira memanggil Ayzel begitu melihat temannya itu tampak mencarinya.

“Thanks Nai,” Naira mengangguk dan Ayzel segera membuka macbooknya dan fokus pada penjelasan dosen.

Sore itu Ayzel memutuskan untuk pergi ke perpusatakaan kampus sebelum pulang, dia akan meminjam beberapa buku sebagai bahan referensi tesisnya. Saat ini dia masih bersama Naira, mereka berencana untuk makan malam bersama.

“Mau makan apa Nai?” tanya Ayzel pada temannya tersebut.

“Bagimana kalau pide?” pide merupakan sejenis pizza turki yang di lipat dan memanjang sehingga berbentuk seperti daun.

“Boleh Nai, aku lagi ingin makan menemen” menemen adalah sejenisa makanan turki dengan bahan utamanya telur mirip scramble egg namun dengan rasa yang lebih kaya. Mereka menuju cafe terdekat dari kampusnya.

Mereka memilih duduk di luar sambil menikmati pemandangan malam sekitar bogazici.

“Kenapa muka di tekuk?” Naira melihat Ayzel nampak lesu.

“Pusing membagi waktu,” Ayzel menceritakan tentang CEO tempat dia magang yang tiba-tiba memintanya menjadi asisten pribadi selama dia ada di Turki. Dia harus mengatur ulang semua jadwalnya agar tidak bentrok.

“Dia asli korea atau bagaimana? Jangan-jangan suka sama kamu dia Zel,” Naira mulai menyantap pide nya.

“Tidak tahu, wajahnya sih orang korea. Tapi dari namanya seperti bukan,” Ayzel baru ingat nama atasannya itu bukan  menunjukkan orang korea melainkan seperti nama orang asia.

“Hah? Memang siapa namanya?” Ayzel mendengus sebal karena temannya terus mencecarnya.

“Ish ... penasaran banget kamu sama atasanku Nai, Kaivan Alvaro Jaziero. Itu nama dia,” Ayzel menyantap menemennya. Dia sudah sangat lapar, siang tadi hanya sempat makan sedikit.

“Hemm ... keturunan darah campuran mungkin dia,” ucapan Naira memang ada benarnya menurut Ayzel.

Ayzel sampai diapartemen jam 9 waktu setempat, rasanya dia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur dan tidur. Tapi dia tetap harus mandi karena tubuhnya sudah sangat lengket setelah seharian bekerja dan kuliah. Dia memutuskan untuk mandi lebih dulu agar tubuhnya lebih segar, setelah itu biasanya dia akan membaca atau mengerjakan tesisnya.

“Ayzel besok tolong berangkat lebih awal, kita akan breefing dulu dengan pak Kim” Ayzel melihat ponselnya yang berbunyi, dia tidak langsung membukanya. Hanya melihat notif dari siapa pesan tersebut.

“Baik bu Athaya,” pesan tersebut ternyata dari HRD yang memiberitahu bahwa dia harus breefing dengan pak Kim yang tak lain adalah asisten sekaligus sekretaris pak Alvaro yang datang dari korea bersamanya.

Sebenarnya saat ini Ayzel sedang fokus untuk persiapan menyelesaikan tesisnya, kuliahnya juga sudah tidak sepadat dulu. Dia hanya tinggal satu mata kuliah lagi setelah itu akan lebih fokus pada revisi dan persiapan sidang tesisnya, sepertinya rencana yang sudah dia susun akan sedikit terhambat dengan situasinya saat ini.

Ayzel hanya membolak balik halaman buku yang sedang dia baca, dia sama sekali tidak dapat berkonsentrasi. Dia masih merasa kesal dengan kejadian tadi siang saat di ruang meeting.

“Hiih ... kenapa terbayang terus sih,” dia bergumam pada dirinya sendiri. Masih merasa kesal dengan ucapan atasannya tadi siang.

Ayzel memutuskan untuk menyudahi aktivitas membacanya, karena percuma dia juga tidak bisa konsentrasi lagi. Dia beranjak menuju kasur, merebahkan tubuhnya untuk tidur.

Pagi ini Ayzel sudah ada di kantor, masih belum banyak karyawan yang datang karena memang masih terlalu pagi. Dia sedang merancang konsep untuk model chatbot terbaru yang sedang di kembangkan perusahaan Alvaro.

“Ayzel, di minta ke ruangan bu Athaya sekarang” Ayzel mengalihkan fokusnya pada salah satu staff HRD yang memanggilnya. *mereka berbicara menggunakan bahasa turki ya guys*

“Baik kak,” Ayzel segera menuju ruangan bu Athaya, tak lupa dia membawa ipadnya kalau di perlukan untuk mencatat sesuatu.

“Affedersiniz pardon,” Ayzel mengetuk pintu terlebih dulu sebelum masuk dan mengucapkan permisi pada Athaya.

“Evet, buyurun(uz)” ya, silahkan. Athaya mempersilahkan Ayzel untuk masuk ruangan.

“Tesekkur ederim,” Ayzel masuk dan mengucapkan terimakasih.

Di dalam ruangan sudah ada pak Kim asisten utama pak Alvaro yang sedang berbicara dengan bu Athaya, saat ini Ayzel duduk berhadapan dengan pak Kim. Mereka memulai breefing mereka saat ini, tentu tujuan utamanya adalah Ayzel yang mulai hari ini akan menjadi asisten pak Alvaro.

“Baiklah Ayzel, saya akan menjelaskan beberapa hal yang harus kamu tahu tentang kegiatan pak Alvaro.” Pak Kim membuka ipadnya dan mulai menjelaskan satu persatu jadwal harian Alvaro, dari jam berapa dia bangun sampai dengan jam tidurnya.

“Maaf pak,” Ayzel sedikit bingung dan memutuskan bertanya pada pak Kim.

“Ya, silahkan Ayzel. Ada apa?” Ayzel sterlihat mengehla napas.

“Apa saya harus mengetahui semua jadwal pak Alvaro dari beliau bangun sampai tidur malamnya?” Ayzel benar-benar tak mengerti, bukankah dia hanya akan menjadi asisten pribadi Alvaro selama di kantor. Seharusnya tak perlu dia tahu kapan atasannya itu bangun dan akan tidur kembali.

“Tentu kamu harus tahu. Karena itu adalah salah satu hal yang penting, agar kamu tahu apa yang harus di lakukan saat pak Alvaro menghubungimu dan butuh sesuatu” Ayzel melihat pada Athaya, berharap dia bisa membantunya. Kepalanya sudah terasa pening padahal belum memulai tugas barunya.

“Tapi status Ayzel adalah karyawan magang. Sesuai ketentuan dia hanya akan bekerja setengah hari saja,” Athaya mencoba menjelaskan pada sekertaris Alvaro bahwa Ayzel membagi waktunya untuk kerja dan kuliah.

“Ayzel bisa menjelaskan pada pak Alvaro sendiri nanti. Saya rasa cukup penjelasannya, pak Alvaro sudah menanti kita. Ayzel kamu ikut saya bertemu beliau,” pak Kim keluar dari ruangan Athaya. Ayzel mau tidak mau mengikutinya dari belakang.

Pikiran Ayzel menerawang jauh, diantara sekian banyak karyawan yang ada di perusahaan kenapa justru dia yang di pilih Alvaro. Dia tetap merasa entah di mana bertemu dengan Alvaro, Ayzel masih merasa tidak asing dengannya.

“Silahkan masuk Ayzel,” pak Kim meminta Ayzel untuk masuk lebih dulu ke ruangan Alvaro.

“Pagi pak Alvaro,” Ayzel masuk menyapa dengan menggunakan bahasa turki. Ayzel sejenak berpikir tentang percakapannya kemarin dengan Naira, bisa jadi memang benar dia tidak 100 persen berdarah korea. Mengingat namanya sama sekali tidak berbau korea melainkan campuran Asia dan Turki.

“Ayzel bisa kemari?” pak Kim memanggil Ayzel yang sedang termenung, dia langsung mendekat menuju pak Kim dan Alvaro yang terlihat sedang sibuk dengan macbooknya.

“Iya pak Kim,” pak Kim memberikan beberapa map yang isinya adalah beberapa jadwal Alvaro yang harus dia pelajari dan dia hafalkan. Ayzel menerimanya dan akan pamit keluar untuk kembali ke ruangannya dan mempelajari semua jadwal yang di berikan pak Kim.

“Saya permisi pak Alvaro, pak Kim,” Ayzel hendak pergi namun di cegah.

“Mulai hari ini ruanganmu ada di depan sana,” pak Kim menunjuk meja yang ada di depan agak jauh dari meja pak Alvaro. Ayzel hanya termangu tak bisa berkata-kata.

“Haa ... maksudnya di ruangan ini pak?” tanyanya pada pak Kim.

“Hmm ... betul, semua sudah siap. Kamu hanya tinggal memindahkan beberapa barangmu ke sini,” pak Kim berpamitan pada pak Alvaro untuk menyelesaikan tugasnya yang lain. Sementara Ayzel masih tertegun bingung dengan semua hal yang serba mendadak itu.

Dia masih termangu melihat pak Kim keluar yang bahkan sudah tidak lagi terlihat dari pandangan matanya. Canggung yang dia rasakan berada di ruangan itu, tidak tahu harus memulai percakapan seperti apa dengan atasannya tersebut. Ayzel tidak dapat membayangkan hari-harinya akan berada satu ruangan dengan atasannya, meskipun jarak meja mereka tidak terlalu dekat. Namun tetap saja itu membuatnya sedikit tidak nyaman, apalagi mereka adalah pria dan wanita dewasa yang bukan mahram.

“Tunggu apa lagi?” Ayzel masih diam berdiri di tempatnya sampai Alvaro mengeluarkan sepatah kata.

“Iya pak Alvaro, kenapa?”

“Cepat ambil barang-barangmu untuk pindah ke meja itu. Saya butuh kamu cepat, lima menit dari sekarang” Ayzel yang terkejut kemudian bergegas untuk memindahkan barang-barangnya. Saking tergesa dia sampai menabrak sofa yang ada di ruangan Alvaro.

“Hati-hati, jangan sampai luka” Ayzel menoleh pada Alvaro saat mendengar pria itu mengatakannya dalam bahasa Indonesia. Ayzel memastikan apakah dia yang salah pendengaran atau memang atasannya itu bicara dalam bahasa Indonesia, tapi Alvaro tampak sibuk dengan macbooknya.

“Ah ... sepertinya tidak hanya pikiranku tapi telingaku juga ikut tidak beres,” Ayzel bergumam dalam bahasa Indonesia lirih namun masih dapat di dengar oleh Alvaro.

“Kamu tidak salah dengar Ze. Waktu lima menitmu sudah hampir habis,” Ayzel benar-benar terkejut mendapati Alvaro bisa berbahasa Indonesia. Dia menelan salivanya dan bergegas keluar dari ruangan itu sambil berlari. Alvaro tersenyum tipis melihat tingkah Ayzel.

“Kenapa? Seperti lihat hantu saja,” Shahnaz bertanya saat melihat Ayzel yang terengah-engah langsung duduk dan menenggak air minum dalam tumblernya sampai tandas.

“Ini lebih dari hantu,” Ayzel mencoba menjelaskan pada rekan satu tim maganggnya itu sambil mulai membereskan barang-barangnya.

“Yah ... gak bisa bergosip sama Ayzel lagi dong kita,” rekan mereka yang lain berkomentar mendengar Ayzel pinah ruangan.

“Bagus dong Ayzel. Bisa satu ruangan sama CEO yang keren,” satu rekannya lagi ikut berkomentar sementara Shahnaz mencebik.

“Kalian saja kalau mau, aku dengan suka rela bersedia di gantikan” Ayzel sudah hampir selesai memasukkan dalam dus semua barangnya.

“Gak mau, bakal mati kutu kayaknya kalau satu ruangan sama boz gak sih?” rekan-rekannya menganggukkan kepala setuju atas perkataan rekan lainnya.

“Shahnaz sudah gak usah cemberut. Istirahat makan siang kan masih bisa ketemu,” Ayzel menenangkan rekan setimnya itu. Dia berpamitan pada rekan seruangannya dan berlalu pergi menuju ruangan barunya.

Ayzel sudah ada dalam ruangan barunya sekarang, dia sedang merapikan dan menata mejanya. Menaruh beberapa pajangan kecil agar mejanya tak terlalu polos dan terlihat hidup untuk dia pandang. Anggaplah sebagai penyemangat kerja untuk Ayzel.

“Sudah siap? Kita akan menggunakan bahasa Indonesia saat bicara di ruangan ini” Tiba-tiba Alvaro bersuara, membuat Ayzel menghentikan aktifitasnya.

“Iya pak Alvaro,” meskipun sedikit aneh bagi Ayzel. Tapi bicara menggunakan bahasa Indonesia tentu lebih menyenangkan baginya.

“Kemari bawa ipad dan berkas yang tadi pak Kim berikan padamu,” Ayzel mengangguk dan duduk di kursi yang ada di depan meja Alvaro. Saat ini mereka duduk berhadap-hadapan.

Alvaro menjelaskan beberapa hal terkait dengan jadwal-jadwal hariannya, mana yang harus menjadi prioritasnya dan hal-hal yang bisa di tunda. Ayzel dengan seksamamendengarkan dan terlihat sesekali mencatat hal yang di rasa penting.

“Ada yang mau kamu tanyakan?” ucap Alvaro padanya.

“Bagiamana dengan jam kerja saya pak? Sekedar mengingatkan saya masih harus sambil kuliah,” Ayzel harus tetap menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun saat ini fokusnya jadi akan terpecah-pecah, belum lagi persiapan tesisnya sudah masuk tahap revisi.

“Eumm ... saya yakin kamu bisa mengatasinya. Untuk jam kamu bisa menyesuaikan dengan jam kuliahmu, tapi pastikan semua pekerjaan yang berhubungan dengan saya semua sudah kamu selesaikan.” Alvaro meminum espresso yang ada di depanya.

“Baik akan saya usahakan,” Ayzel tampak membereskan berkas yang tadi di bawanya ke meja Alvaro. Ayzel sadar saat itu Alvaro sedang tersenyum menatap dirinya, hal itu membuat Ayzel merinding sebadan-badan.

“Ze ... Ze?” Ayzel merinding mendengar atasannya memanggilnya seperti itu, padahal mereka duduk berhadapan.

“Iya pak? Ada yang di butuhkan lagi? Kalau tidak say kembali ke meja dulu,” Alvaro menggeleng dan Ayzel beranjak dari tempatnya duduk. Dia sudah membalik badan dan berjalan baru selangkah sebelum akhirnya Alvaro memanggilnya lagi.

“Ze ...” Ayzel sebenarnya gerah dengan kelakuan atasnnya itu, tapi tidak dapat berbuat apapun.

“Iya pak Al? Maksud saya pak Alvaro,”

“Kamu benar tidak ingat saya?” Alvaro sambil tersenyum, senyuman indah dengan dua lesung pipi di kanan dan kiri.

“Tidak pak, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Ayzel memang merasa familier dengan Alvaro, namun sampai saat ini dia tidak ingat kalaupun pernah berjumpa di mana mereka bertemu.

“Oke ... silahkan diingat-ingat kembali. Kalau sudah ingat beritahu saya,” lagi-lagi Alvaro tersenyum dengan senyuman yang bisa membuat siapapu meleleh. Ayzel hanya menganggukan kepala dan membalas senyum pada Alvaro sebelum dia kembali ke mejanya untuk mempelajari semua jadwal Alvaro.

 

 

 

 

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3 Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4 Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5 Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6 Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7 Chapter 7. Makan Malam
8 Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9 Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10 Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11 Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12 Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13 Chapter 13. Makan siang berempat
14 Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15 Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16 Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17 Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18 Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19 Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20 Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21 Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22 Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23 Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24 Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25 Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26 Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27 Chapter 27. Indonesia
28 Chapter 28. Cemburu
29 Chapter 29. Rooftop cafe
30 Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31 Chapter 31. Deep talk rooftop
32 Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33 Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34 Chapter 34. Makan malam bersama
35 Chapter 35. My future (Zeze)
36 Chapter 36. Quality Time
37 Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38 Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39 Chapter 39. Menepati Janji
40 Chapter 40. Pelukan pertama
41 Chapter 41. Hubby
42 Chapter 42. Pesan tanpa nama
43 Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44 Chapter 44. Pillow talk
45 Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46 Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47 Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48 Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49 Chapter 49. Ayzel & Klien
50 Chapter 50. Ketahuan Athaya
51 Chapter 51. Merajuk sebentar
52 Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53 Chapter 53. Mulai merasakan luka
54 Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55 Chapter 55. Kamu menyakitiku
56 Chapter 56. Ayzel Sakit
57 Chapter 57. Kemarahan Naira
58 Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59 Chapter 59. Naira lagi
60 Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61 Chapter 61. Blue Sapphire
62 Chapter 62. Alvaro khawatir
63 Chapter 63. Blunt bob tint blue
64 Chapter 64. Tentang Naima
65 Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66 Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67 Chapter 67. Dia istri saya
68 Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69 Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70 Chapter 70. Mantra ketulusan
71 Chapter 71. Jangan bohongi aku
72 Chapter 72. Dia asistenku
73 Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74 Chapter 74. Kembalinya Naima
75 Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76 Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77 Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78 Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79 Chapter 79. Dia di Jerman
80 Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81 Chapter 81. Menemukanmu
82 Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83 Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84 Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85 Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86 Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87 Chapter 87. Aku cemburu
88 Chapter 88. Peluk
89 Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90 Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91 Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92 Chapter 92. Bucin episode baru
93 Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94 Chapter 94. Aku merindukanmu
95 Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96 Chapter 96. Uncle Pororo
97 Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98 Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99 Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100 Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101 Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102 Chapter 102. Duck Syndrom
103 Chapter 103. Anakmu lapar
104 Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105 Chapter 105. Naima salah kira
106 Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107 Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108 Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109 Chapter 109. My wife forever and ever
110 Chapter 110. Peninggalan Grace
111 Chapter 111. Gantungan Couple
112 Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113 Chapter 113. Temani aku kekantor
114 Chapter 114. Gyoza Mandu
115 Ikut meeting
116 Alvaro, so sweet
117 Di satukan Oleh Tuhan
118 Selamatkan bayi
119 Tindakan Operasi
120 Di sini indah, bukan?
121 Dia kembali
122 Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123 Bangun dari koma
124 Karena Zeze takdirku
125 Pulang ke rumah
126 Terima kasih cintaku
127 Kembali ke Istanbul
128 Rujak bebek jadi rujak es krim
129 Suami siaga
130 Baby boy
131 Altezza Hakala Jaziero (End)
132 Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133 Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134 Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3
Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4
Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5
Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6
Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7
Chapter 7. Makan Malam
8
Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9
Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10
Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11
Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12
Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13
Chapter 13. Makan siang berempat
14
Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15
Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16
Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17
Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18
Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19
Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20
Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21
Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22
Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23
Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24
Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25
Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26
Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27
Chapter 27. Indonesia
28
Chapter 28. Cemburu
29
Chapter 29. Rooftop cafe
30
Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31
Chapter 31. Deep talk rooftop
32
Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33
Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34
Chapter 34. Makan malam bersama
35
Chapter 35. My future (Zeze)
36
Chapter 36. Quality Time
37
Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38
Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39
Chapter 39. Menepati Janji
40
Chapter 40. Pelukan pertama
41
Chapter 41. Hubby
42
Chapter 42. Pesan tanpa nama
43
Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44
Chapter 44. Pillow talk
45
Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46
Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47
Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48
Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49
Chapter 49. Ayzel & Klien
50
Chapter 50. Ketahuan Athaya
51
Chapter 51. Merajuk sebentar
52
Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53
Chapter 53. Mulai merasakan luka
54
Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55
Chapter 55. Kamu menyakitiku
56
Chapter 56. Ayzel Sakit
57
Chapter 57. Kemarahan Naira
58
Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59
Chapter 59. Naira lagi
60
Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61
Chapter 61. Blue Sapphire
62
Chapter 62. Alvaro khawatir
63
Chapter 63. Blunt bob tint blue
64
Chapter 64. Tentang Naima
65
Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66
Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67
Chapter 67. Dia istri saya
68
Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69
Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70
Chapter 70. Mantra ketulusan
71
Chapter 71. Jangan bohongi aku
72
Chapter 72. Dia asistenku
73
Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74
Chapter 74. Kembalinya Naima
75
Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76
Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77
Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78
Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79
Chapter 79. Dia di Jerman
80
Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81
Chapter 81. Menemukanmu
82
Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83
Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84
Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85
Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86
Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87
Chapter 87. Aku cemburu
88
Chapter 88. Peluk
89
Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90
Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91
Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92
Chapter 92. Bucin episode baru
93
Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94
Chapter 94. Aku merindukanmu
95
Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96
Chapter 96. Uncle Pororo
97
Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98
Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99
Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100
Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101
Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102
Chapter 102. Duck Syndrom
103
Chapter 103. Anakmu lapar
104
Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105
Chapter 105. Naima salah kira
106
Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107
Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108
Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109
Chapter 109. My wife forever and ever
110
Chapter 110. Peninggalan Grace
111
Chapter 111. Gantungan Couple
112
Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113
Chapter 113. Temani aku kekantor
114
Chapter 114. Gyoza Mandu
115
Ikut meeting
116
Alvaro, so sweet
117
Di satukan Oleh Tuhan
118
Selamatkan bayi
119
Tindakan Operasi
120
Di sini indah, bukan?
121
Dia kembali
122
Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123
Bangun dari koma
124
Karena Zeze takdirku
125
Pulang ke rumah
126
Terima kasih cintaku
127
Kembali ke Istanbul
128
Rujak bebek jadi rujak es krim
129
Suami siaga
130
Baby boy
131
Altezza Hakala Jaziero (End)
132
Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133
Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134
Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!