Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel

...“Kendi Yolumu Çiziyorum”...

...(aku sedang menggambar jalanku sendiri)...

...“Hergün bir umut, her gece bir huzur”...

...(Setiap hari adalah harapan, setiap malam adalah kedamaian)...

Alvaro sengaja membiarkan Ayzel berjalan masuk lebih dulu, dia bukan tidak tahu asistennya itu merasa tidak nyaman jika terlihat satu mobil dengannya. Tapi dia memang sengaja melakukan itu, Alvaro sudah merasa Ayzel itu unik dan menggemaskan. Saat itu dia kira tidak akan pernah berjumpa dengan perempuan tersebut, ternyata Tuhan malah mempertemukan mereka kembali.

“Olivi. Saya minta tolong bawakan piring dan mangkuk ke meja pak Alvaro,” Ayzel minta tolong pada salah satu office girl yang berpapasan dengannya.

“Tamam Ayzel abla,” office girl tersebut menjawab baik, kak ayzel. Kemudian dia bergegas ke pantry mengambil barang yang di minta Ayzel.

Ayzel berjalan dengan sedikit tergesa menuju ruangannya, sementara Alvaro berjalan dengan santai sambil sesekali membalas sapaan dari karyawannya. Ayzel menyalakan PC terlebih dahulu setelah sampai di mejanya, baru setelah itu dia menyiapkan sarapan atasannya.

“Aferdesin, pardon” Olivi masuk setelah mengucapkan permisi dan mengetuk pintu, dia membawakan barang yang di minta Ayzel.

“Teşekkürler,” Ayzel mengucapkan terimakasih dan mempersilahkan Olivi untuk kembali meyelesaikan pekerjaannya.

Ayzel mulai menyiapkan bubur untuk Alvaro, dia membuka kotak-kotak bekal berisikan bubur bersama pelengkapnya di meja. Semenjak harus membuatkan sarapan untuk atasannya itu, Ayzel memang membeli tempat makan yang tahan panas.

“Sarapan anda pak Alvaro,” ucap Ayzel ketika melihat atasannya itu masuk ruangan. Ayzel sudah menata kotak-kota bekal itu dengan rapi.

“Oh ... oke, waah pas sekali saya sudah lapar” Alvaro duduk di sofa bersiap menikmati bubur ayamnya, dia melirik pada Ayzel.

“Kenapa?” Ayzel sadar dengan lirikan atasannya.

“Eumm ...” Alvaro memainkan sebelah matanya, memberikan kode meminta Ayzel meracikkan bubur untuknya.

“Hmm ... memangnya saya istri bapak? Ada-ada saja,” Ayzel tidak bergumam tapi mengucapkan dengan intonasi biasa.

“Boleh! Mari besok ke KUA,” Alvaro membuat tubuhnya bergerak condong kearah Ayzel.

“Salah bicara lagi. Lupa saya kalau anda tidak akan serius saat seperti ini,” Ayzel mengambilkan bubur dan menaruh beberapa pelengkap ke dalam piring.

“Waaah ... aroma makanan yang saya rindukan,” Alvaro terlihat sumringah saat Ayzel memberikan mangkuk yang sudah berisikan bubur lengkap.

Ayzel heran melihat ekspresi sumringah Alvaro seolah baru mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Terlebih masakannya bukanlah masakan yang bisa dianggap setara dengan masakan chef profesional, itu hanya bubur nasi biasa dengan ayam beserta pelengkapnya.

“Mau dibuatkan kopi atau teh?” tawarnya pada Alvaro.

“Air mineral saja. Tolong,” Ayzel menuangkan air mineral pada gelas dan memberikannya pada Alvaro.

Ayzel kembali ke mejanya untuk segera menyiapkan berkas materi meeting, siang ini Alvaro akan ada meeting dengan beberapa divisi untuk membahas konsep baru yang akan di luncurkan perusahaan. Dia terusik saat melihat atasannya menikmati bubur ayam buatannya, Ayzel dapat melihat senyum dan binar mata Alvaro dalam setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya.

"Terimakasih Ze,” Alvaro sudah selesai dengan aktivitas sarapannya. Salah satu hal yang Ayzel suka dari atasannya itu adalah dia selalu mengucapkan trimakasih setelah selesai menyantap makanan buatannya.

“Apa bubur ayam rasanya selezat itu pak?” dia penasaran melihat Alvaro yang tak henti-hentinya tersenyum bahkan setelah selesai makan.

“Hmm ... entahlah!” Alvaro mengangkat ke dua bahunya.

“Haah?” Ayzel bingung dengan jawaban Alvaro.

“Mungkin karena saya rindu masakan Indonesia. Terutama masakan rumahan, saya sudah jarang ke Indonesia. Saya rindu cita rasa masakan mama saya Ze,” Alvaro tersenyum menatap Ayzel.

“Oh ... tapi bukannya setiap negara ada restoran Asia?” Ayzel tahu atasannya tersebut kehilangan mamanya saat dia masih muda, jadi dia tidak bertanya perihal mamanya. Dia tahu karena dalam berkas yang dia pelajari menjelaskan tentang siapa dia, walaupun tidak semua tertulis.

“Entahlah. Saya merasa tetap ada rasa yang berbeda, bukan cita rasa asli Indonesia. Terimakasih untuk sarapannya,” sekali lagi Alvaro mengucapkan terimakasih padanya.

“Sama-sama pak,” Ayzel tentu merasa senang dengan hal tersebut. Bagaimana tidak jika sesuatu yang dia buat bisa membuat seseorang tersenyum dengan penuh ketulusan sambil berterimakasih.

Mereka kembali fokus pada pekerjaan masing-masing, Ayzel juga sudah menyerahkan berkas untuk meeting sebentar lagi.

“Pak Alvaro yakin mempertemukan dua divisi hari ini?” Ayzel memastikan sekali lagi pada atasannya.

“Iya. Ada apa?” Alvaro menaikkan sebelah alisnya menuntut penjelasan pada Ayzel. Karena sudah dua kali pagi ini dia menanyakan hal yang sama.

“Tidak apa-apa pak,” Ayzel tersenyum dan berlalu menuju ruang meeting. Dia hanya berharap tidak ada perdebatan nanti saat meeting, Ayzel tidak mau terlambat ke kampus hari ini.

Mereka sudah ada di ruang meeting, agenda hari ini untuk membahas project kerja sama dengan salah satu rumah sakit. Salah satu rumah sakit swasta di Turki akan melakukan kerja sama dengan perusahaan Alvaro terkait penggunaan aplikasi kesehatan mental berbasis AI.

“Silahkan presentasi di mulai dari divisi 1, setelah itu di lanjutkan dengan divis 2!” pak Kim mempersilahkan divisi riset untuk mempresentasikan hasil riset terlebih dahulu. Setelah itu baru divisi pengembangan konsep.

Semua mendengarkan dengan seksama presentasi dari ke dua divisi, Alvaro tertegun dengan fokus Ayzel. Perempuan itu terlihat mencatat beberapa hal dari presentasi, dia juga menaruh perekam suara di mejanya.

“Ada yang ingin di tanyakan dari ke dua divisi?” pak Kim memulai sesi lebih serius.

“Bagaimana dengan hasil riset? Apakah sudah memenuhi standar untuk aplikasi dapat di gunakan?” Alvaro memastikan pada di visi riset lebih dahulu.

“Kami kira sudah pak. Selama beberapa bulan kami sudah melakukan uji lapangan,” ketua tim dari divisi 1 menjelaskan pada Alvaro.

“Mohon maaf pak. Tapi kami dari divisi konsep merasa data hasil riset belum memenuhi standar, setidaknya kami butuh tambahan waktu untuk hasil yang lebih meyakinkan.” Ketua tim divisi 2 menjelaskan juga alasan mereka.

Inilah yang di takutkan Ayzel, menyatukan dua divisi tersebut dalam satu waktu yang sama bukan hal yang mudah. Dia pernah menjadi tim dari dua divisi tersebut, jadi dia sangat paham.

“Lalu kalian punya solusi apa untuk masalah tersebut?” Alvaro bersuara di tengah perdebatan dua divisi tersebut. Seketika semuanya menjadi diam, mereka terlihat saling berbisik untuk berdiskusi.

Sementara Ayzel sudah terlihat selalu melihat arlojinya, bagaimana tidak jika saat ini sudah jam 12 siang. Namun meeting juga belum ada tanda selesai, padahal dia harus ke kampus untuk ujian jam dua siang.

“Berapa lama lagi kalian berdiskusi? Saya butuh jawaban kalian secepatnya,” Alvaro sedikit menaikkan tone suaranya dala ruangan tersebut.

Ayzel tahu tidak akan mudah untuk mereka langsung menemukan solusinya, karena aplikasi tersebut akan di gunakan pihak rumah sakit. Aplikasi untuk manajemen perawatan rumah sakit yang akan melibatkan banyak aspek.

“Drrrttt ... drrtt,” ponsel Ayzel tak henti-hentinya bergetar. Melihat hal tersebut Alvaro melihat arlojinya, sudah lebih dari jam dua belas.

“Sudah berangkat belum? Jangan sampai terlambat kali ini,” Naira mengirimi Ayzel pesan karena panggilan teleponnya tidak juga diangkat Ayzel.

“Aku masih meeting. Carikan aku tempat duduk,” Ayzel sudah sangat resah. Kalau hanya kuliah biasa tidak masalah terlambat, tapi ini adalah ujian mata kuliah terakhir. Dia tidak inging mengulang tahun depan, itu akan menghambat tesisnya juga.

“Dasar Ayzel. Ini ujian, awas saja kalau terlambat” Ayzel menghela napas panjang. Berharap meeting segera selesai.

Suasana meeting menjadi sedikit tidak kondusif, dua divisi tidak ada yang mau mengalah. Divisi dua menghendaki riset di tambah dua bulan lagi, sementara divisi satu bersikukuh bahwa hasil yang mereka lakukan sudah cukup.

“Saya beri kalian waktu tiga hari untuk mencari solusi,” semua di buat terkejut dengan ucapan atasan mereka yang menyudahi meeting. Alvaro terlihat sedikit marah pada mereka semua.

Mendengar Alvaro menyudahi meeting, Ayzel langsung menghambur ke luar dari ruang meeting tanpa perduli jika atasannya akan marah. Dia lebih memilih Alvaro menegurnya dibanding harus mengulang satu mata kuliah semester depan.

Ayzel bergegas ganti baju untuk segera berangkat ke kampus, bahkan dia meninggalkan beberapa barangnya di meja. Dia hanya membawa macbooknya, sementara ipadnya dia tinggal di meja kantor untuk bergegas ke halte bus.

“Ze ... Ze,” bahkan panggilan Alvaro tidak di dengar Ayzel. Dia berlari melewati Alvaro begitu saja.

“Mau kemana dia Al?” tanya pak Kim saat melihat Ayzel mengabaikan panggilan Alvaro.

“Sepertinya ada ujian mata kuliah jam dua,” Alvaro melihat arlojinya dan ternyata sudah jam satu siang.

“Oh ... mau makan siang atau tidak?” tanya pak Kim kembali.

“Aku makan siang sendiri saja nanti,” Alvaro kembali ke ruangan, sementara pak Kim menyelesaikan urusannya yang lain.

Alvaro melihat meja Ayzel yang masih belum di rapikan, sesibuk apapun biasanya dia akan merapikan dulu mejanya. Bahkan ipadnya juga tertinggal, Alvaro ingat totebag Ayzel juga tertinggal di mobilnya.

“Ternyata bisa ceroboh juga dia saat panik,” Alvaro mengambil ipad Ayzel dan membawanya. Mungkin saja Ayzel masih di bawah dan Alvaro juga hendak pergi makan siang.

Alvaro sudah berada di mobilnya, sebelum melajukan kendaraannya dia melihat totebag Ayzel yang tertinggal. Dia meraih totebag tersebut dari kemudi depan, melihat isinya pakah penting atau hanya barang biasa.

“Hari ini dua kali dia melakukan kecerobohan,” Alvaro bermonolog dengan dirinya sendiri dan tersenyum. Dia melanjukan mobilnya menembus jalanan Istanbul siang itu.

“Nona cantik sepertinya butuh tumpangan?” Alvaro berhenti di halte bus dan menurunkan kaca mobilnya.

“Pak Alvaro? Kok di sini,” Ayzel terkejut mendapati mobil atasannya yang berhenti di halte.

“Cepat masuk! Sebelum saya kena tilang karena berhenti di halte,” titah Alvaro pada Ayzel.

Pada akhirnya Ayzel tetap masuk ke mobil Alvaro, meskipun sebelumnya da sedikit keraguan. Setidaknya dia tidak akan terlambat sampai kampus, itu akan menghemat waktunya agar dapat masuk kelas ujian tepat waktu.

“Silahkan sebutkan tujuan anda nona,” Alvaro menggoda Ayzel sambil terus fokus menyetir.

“Cosplay jadi supir pak?” Ayzel membuka maps dan di berikannya pada Alvaro.

“Bisa jadi apa saja untuk nona,” Alvaro terkekeh dengan jawabannya sendiri.

Ayzel baru ingat materi ujiannya tertinggal di mobil Alvaro, dia terlihat mencari-cari totebagnya di belakang. Alvaro tersenyum gemas melihat Ayzel yang memutar tubuhnya ke belakang untuk mencari totebag tersebut.

“Lihat bawah kakimu nona Ze,” ujarnya pada Ayzel.

“Ah ... trimakasih pak,” dia tersipu malu. Entah apa yang akan Alvaro pikirkan tentangnya yang ceroboh hari ini.

Alvaro melaju dengan kecepatan yang agak tinggi, dia tahu kalau Ayzel harus sampai paling tidak lima belas menit sebelum ujian. Sementara Ayzel membaca beberapa materi kuliah untuk ujiannya.

“Sudah sampai nona Ze,” Alvaro bahkan masuk sampai fakultas Ayzel.

“Trimakasih pak Alvaro,” Ayzel bergegas turun dari mobil Alvaro.

“Tidak gratis ya nona Ze!” Ayzel berbalik melihat Alvaro.

“Ok pak. Bilang saja butuh apa,” ucap Ayzel pada Alvaro sembari berlari menuju kelasnya.

Alvaro masih di sana menatap Ayzel yang berlali menuju kelasnya, dia baru pergi dari fakultas itu setelah Ayzel benar-benar menghilang dari pandangannya. Alvaro menuju cafe yang tak jauh dari fakultas Ayzel, dia memutuskan untuk makan siang di sana.

“Bayarannya makan malam,” Alvaro mengirim pesan pada Ayzel.

“Malam ini?” Ayzel mengerutkan keningnya membaca pesan dari Alvaro.

“Tahun depan Ze. Tentu saja malam ini,” Alvaro melakukan selfie dan mengirimkannya pada Ayzel.

“Kamu harus tanggung jawab. Saya melewatkan makan siang karena mengantarmu,” Alvaro mengirim fotonya sedang makan pide dan segelas kopi di cafe dekat kampus.

“Ok ... saya selesai sekitar jam 4 sore ini,” Ayzel tidak mungkin menolak karena berkat Alvaro juga dia tidak terlambat ujian.

“Saya tunggu di sini sampai kamu selesai,” balas Alvaro.

Ayzel melihat ponselnya, membaca kembali pesan yang dikirim Alvaro. Dia tidak membalasnya lagi karena sudah masuk waktu ujian, dia juga harus menemui dosen untuk revisi tesis setelah ujian. Soal Alvaro dia akan pikirkan nanti setelah ujian dan temu pembimbingnya selesai.

 

 

 

 

 

 

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3 Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4 Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5 Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6 Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7 Chapter 7. Makan Malam
8 Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9 Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10 Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11 Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12 Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13 Chapter 13. Makan siang berempat
14 Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15 Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16 Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17 Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18 Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19 Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20 Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21 Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22 Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23 Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24 Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25 Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26 Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27 Chapter 27. Indonesia
28 Chapter 28. Cemburu
29 Chapter 29. Rooftop cafe
30 Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31 Chapter 31. Deep talk rooftop
32 Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33 Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34 Chapter 34. Makan malam bersama
35 Chapter 35. My future (Zeze)
36 Chapter 36. Quality Time
37 Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38 Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39 Chapter 39. Menepati Janji
40 Chapter 40. Pelukan pertama
41 Chapter 41. Hubby
42 Chapter 42. Pesan tanpa nama
43 Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44 Chapter 44. Pillow talk
45 Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46 Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47 Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48 Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49 Chapter 49. Ayzel & Klien
50 Chapter 50. Ketahuan Athaya
51 Chapter 51. Merajuk sebentar
52 Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53 Chapter 53. Mulai merasakan luka
54 Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55 Chapter 55. Kamu menyakitiku
56 Chapter 56. Ayzel Sakit
57 Chapter 57. Kemarahan Naira
58 Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59 Chapter 59. Naira lagi
60 Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61 Chapter 61. Blue Sapphire
62 Chapter 62. Alvaro khawatir
63 Chapter 63. Blunt bob tint blue
64 Chapter 64. Tentang Naima
65 Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66 Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67 Chapter 67. Dia istri saya
68 Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69 Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70 Chapter 70. Mantra ketulusan
71 Chapter 71. Jangan bohongi aku
72 Chapter 72. Dia asistenku
73 Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74 Chapter 74. Kembalinya Naima
75 Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76 Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77 Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78 Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79 Chapter 79. Dia di Jerman
80 Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81 Chapter 81. Menemukanmu
82 Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83 Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84 Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85 Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86 Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87 Chapter 87. Aku cemburu
88 Chapter 88. Peluk
89 Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90 Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91 Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92 Chapter 92. Bucin episode baru
93 Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94 Chapter 94. Aku merindukanmu
95 Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96 Chapter 96. Uncle Pororo
97 Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98 Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99 Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100 Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101 Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102 Chapter 102. Duck Syndrom
103 Chapter 103. Anakmu lapar
104 Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105 Chapter 105. Naima salah kira
106 Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107 Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108 Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109 Chapter 109. My wife forever and ever
110 Chapter 110. Peninggalan Grace
111 Chapter 111. Gantungan Couple
112 Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113 Chapter 113. Temani aku kekantor
114 Chapter 114. Gyoza Mandu
115 Ikut meeting
116 Alvaro, so sweet
117 Di satukan Oleh Tuhan
118 Selamatkan bayi
119 Tindakan Operasi
120 Di sini indah, bukan?
121 Dia kembali
122 Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123 Bangun dari koma
124 Karena Zeze takdirku
125 Pulang ke rumah
126 Terima kasih cintaku
127 Kembali ke Istanbul
128 Rujak bebek jadi rujak es krim
129 Suami siaga
130 Baby boy
131 Altezza Hakala Jaziero (End)
132 Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133 Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134 Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3
Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4
Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5
Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6
Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7
Chapter 7. Makan Malam
8
Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9
Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10
Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11
Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12
Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13
Chapter 13. Makan siang berempat
14
Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15
Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16
Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17
Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18
Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19
Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20
Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21
Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22
Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23
Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24
Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25
Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26
Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27
Chapter 27. Indonesia
28
Chapter 28. Cemburu
29
Chapter 29. Rooftop cafe
30
Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31
Chapter 31. Deep talk rooftop
32
Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33
Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34
Chapter 34. Makan malam bersama
35
Chapter 35. My future (Zeze)
36
Chapter 36. Quality Time
37
Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38
Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39
Chapter 39. Menepati Janji
40
Chapter 40. Pelukan pertama
41
Chapter 41. Hubby
42
Chapter 42. Pesan tanpa nama
43
Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44
Chapter 44. Pillow talk
45
Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46
Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47
Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48
Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49
Chapter 49. Ayzel & Klien
50
Chapter 50. Ketahuan Athaya
51
Chapter 51. Merajuk sebentar
52
Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53
Chapter 53. Mulai merasakan luka
54
Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55
Chapter 55. Kamu menyakitiku
56
Chapter 56. Ayzel Sakit
57
Chapter 57. Kemarahan Naira
58
Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59
Chapter 59. Naira lagi
60
Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61
Chapter 61. Blue Sapphire
62
Chapter 62. Alvaro khawatir
63
Chapter 63. Blunt bob tint blue
64
Chapter 64. Tentang Naima
65
Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66
Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67
Chapter 67. Dia istri saya
68
Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69
Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70
Chapter 70. Mantra ketulusan
71
Chapter 71. Jangan bohongi aku
72
Chapter 72. Dia asistenku
73
Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74
Chapter 74. Kembalinya Naima
75
Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76
Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77
Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78
Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79
Chapter 79. Dia di Jerman
80
Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81
Chapter 81. Menemukanmu
82
Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83
Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84
Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85
Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86
Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87
Chapter 87. Aku cemburu
88
Chapter 88. Peluk
89
Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90
Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91
Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92
Chapter 92. Bucin episode baru
93
Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94
Chapter 94. Aku merindukanmu
95
Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96
Chapter 96. Uncle Pororo
97
Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98
Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99
Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100
Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101
Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102
Chapter 102. Duck Syndrom
103
Chapter 103. Anakmu lapar
104
Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105
Chapter 105. Naima salah kira
106
Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107
Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108
Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109
Chapter 109. My wife forever and ever
110
Chapter 110. Peninggalan Grace
111
Chapter 111. Gantungan Couple
112
Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113
Chapter 113. Temani aku kekantor
114
Chapter 114. Gyoza Mandu
115
Ikut meeting
116
Alvaro, so sweet
117
Di satukan Oleh Tuhan
118
Selamatkan bayi
119
Tindakan Operasi
120
Di sini indah, bukan?
121
Dia kembali
122
Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123
Bangun dari koma
124
Karena Zeze takdirku
125
Pulang ke rumah
126
Terima kasih cintaku
127
Kembali ke Istanbul
128
Rujak bebek jadi rujak es krim
129
Suami siaga
130
Baby boy
131
Altezza Hakala Jaziero (End)
132
Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133
Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134
Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!