Chapter 13. Makan siang berempat

Humey sudah menunggu Ayzel di loby kantornya, dia baru saja datang sekitar lima menit yang lalu. Hari ini memang rencananya mereka akan makan siang bersama.

“Kak Ze. Aku sudah di loby nih,” Ayzel membaca pesan singkat yang di kirimkan sepupunya.

“Aku rapikan meja dulu,” dia mulai berbenah. Ayzel tidak akan kembali lagi ke kantor setelah makan siang. Karena itulah dari pagi dia benar-benar fokus untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.

“Aku tunggu di loby,” balas Humey.

Alvaro kembali dari ruangan Kim Roan bersama Althan, sudah lama mereka bertiga memang tidak bertemu. Karena itu mereka sejenak ngobrol santai, karena tidak mau mengganggu Ayzel yang sedang bekerja dengan fokus jadi mereka ke ruangan asisten utama Alvaro.

“Malvin! Ayo, Humey sudah ada di bawah. Aku belum memberi tahu kalau kamu akan ikut makan siang dengan kami,” ucap Ayzel yang baru saja melihat Althan masuk dengan Alvaro.

“Ok. Kak,”

“Aku ikut,” bisik Alvaro pada Althan yang di jawab dengan anggukan kepala.

Mereka bertiga menuju lift untuk turun ke loby, Ayzel sebenarnya agak risih dengan tatapan beberapa rekannya. Dia tahu mereka sedang terpesona dengan dua pria yang berjalan di belakangnya, yang tak lain adalah Althan dan Alvaro. Ayzel semakin mempercepat jalannya agar segera bisa masuk lift.

“Tidak perlu tergesa-gesa, jam segini jalanan juga tidak macet.” Alvaro menarik jaket Ayzel, sehingga membuatnya ikut tertarik mundur ke belakang mendekat pada Alvaro.

Ayzel sedikit menengok ke belakang, menatap Alvaro dengan tajam. “Sorry,” ucap Alvaro seraya mengangkat ke dua tangannya saat melihat Ayzel terlihat tidak suka dengan apa yang dia lakukan.

“Jangan menggodanya terus. Masa depanku ada pada perempuan di depanmu kak,” bisik Althan pada seniornya.

“Itu perhatin bukan menggoda,” kilah Alvaro.

“Dia masa depanku juga,” lanjut Alvaro yang juga berbisik pada Althan.

“Jangan main-main kak,” mereka masih terus berbisik-bisik.

“Mau masuk atau saya tinggal,” ucap Ayzel yang sudah masuk lift. Sementara dua pria yang tadi ada di belakangnya masih berdiri diam tidak menyadari pintu lift sudah terbuka.

Mereka bertiga sudah ada di loby kantor Alvaro, Ayzel terlihat sedang mencari ke beradan adik sepupunya.

“Humey,” Ayzel memanggil adik sepupunya yang duduk di kursi yang memang sengaja di sediakan perusahaan jika ada klien yang harus menunggu di loby.

“Hmm ... Malvin?” Humey terkejut saat dia melihat ada pria yang di kenalnya berjalan di belakang Ayzel.

“Mereka ikut makan siang kita. Gak apa-apa kan, Humey?” ucap Ayzel yang di barengi senyum dari ke dua pria yang ada di belakangnya.

“Okay. Ayo berangkat, sudah lapar” ujar Humey yang di balas anggukan dari ke tiga orang tersebut.

Mereka makan siang menggunakan mobil Alvaro, Kim Roan tidak ikut karena dia harus bertemu dengan klien lain. Alvaro memang tidak selalu harus bertemu langsung dengan klien-kliennya, dia menyerahkan beberapa hal pada Kim Roan.

“Kak. Kok Malvin ada di kantormu?” tanya Humey dengan berbisik pada Ayzel.

“Dia rekan bisnis pak Alvaro. Mereka baru saja menandatangani MOU bersama,” jelas Ayzel.

“Wah jadi yang menyetir di sampingnya itu Alvaro yang biasa kakak ceritakan?” tanyanya lagi pada Ayzel.

"Hmm ... simpan saja rasa penasaranmu kalau kita sudah dirumah,” ucap Ayzel pada sepupunya. Agar dia tidak bertanya lagi.

Alvaro melajukan mobilnya menuju resetoran dukkan galata, mereka makan siang di sana. Karena memang Ayzel berencana menemani Humey untuk menjelajah Tower Galata, sebagai bentuk menebus rasa bersalahnya karena dia jarang menemani adik sepupunya tersebut jalan-jalan.

“Jadi ke Tower Galata kan, kak?” Humey menanyakan itu pada Ayzel, pasalnya kakak sepupunya itu sangat sibuk. Bagaimana tidak jika dalam sehari dia harus membagi waktu dengan dua pekerjaan yang berbeda.

“Pasti. Aku sudah minta ijin,” Ayzel sambil mengarahkan pandangan pada Alvaro.

Mereka masuk ke dalam restoran, seperti biasa mereka di sambut dengan hangat karyawan resto. Mereka memilih tempat di dalam yang lebih privat karena masih siang, meskipun cuaca di sana sedang musim gugur.

“Yoo ... tuan Alvaro. Sudah lama tidak kemari bersama Zekai, kalian jadi menikah, kan?” pemilik resto masih ternyata masih mengingat tentang mereka berdua yang makan dengan status sebagai calon suami istri.

“Biasa calon istri sedang ngambek,” jelas Alvaro pada pemilik resto. Ayzel menatap malas pada Alvaro sementara Humey dan Malvin yang bingung karena ucapan pemilik resto.

Humey dan Malvin menikmati makan siang mereka sambil mengobrol santai, sementara Alvaro tak banyak bicara karena Ayzel yang memilih menikmati makanan tanpa banyak bicara. Kecerdasan yang Alvaro miliki mendadak hilang saat menghadapi Ayzel yang duduk di sebelahnya.

“Sudah selesai?” Ayzel memastikan semua sebelum membayar makanan mereka.

“Aku saja kak,” Malvin menuju kasir untuk membayar. Sedangkan yang lain bersiap untuk ke luar dari restoran.

“Terimakasih Al ...” ucapan Alvaro terjeda saat Ayzel mendahuluinya.

“Ehem ... Terimakasih Malvin,” Ayzel berdehem memberikan kode pada Alvaro. Untunglah atasannya itu paham dan tidak melanjutkan ucapannya, Humey juga tidak terlalu menyadari apa yang tadi Alvaro ucapkan.

“Sama-sama kak,” ucap Malvin.

Ayzel menatap Humey yang sedang tersipu saat berbicara dengan Malvin, dia menghela napasnya. Meskipun dia tahu Malvin adalah Althan, tapi Ayzel juga tidak bisa ikut campur urusan pribadi mereka. Dia hanya bisa mengingatkan Malvin untuk segera menyelesaikan semuanya dan memberi tahu sendiri pada Humey.

“Kita berdua juga bisa,” celetuk Alvaro saat melihat Ayzel menghela napasnya melihat ke dua insan yang sedang di mabuk cinta.

“Gak usah mulai,” ucap Ayzel.

“Tapi bagaimana kalau ternyata bulan depan kita seperti dua orang yang duduk di sana?” Alvaro menunjuk dua orang yang di yakininya adalah sepasang suami istri.

“Eumm ...” Ayzel melihat kearah yang di tunjuk Alvaro, dia hanya diam terpaku sambil tersenyum kecut.

“Kenapa?” Alvaro melihat ekspresi Ayzel.

“Tidak apa-apa. Saya permisi, terimakasih sudah memberi tumpangan. Terimakasih juga sudah memberikan ijin hari ini,” Ayzel menarik lengan Humey dan mengajaknya pergi menuju Tower Galata.

Alavaro menggaruk pelipisnya, dia sedikit tidak enak hati setelah melihat ekspresi Ayzel tadi. Malvin menghampiri Alvaro yang memandang Ayzel dengan tatapan penuh arti.

“Susul?” ucap Malvin pada Alvaro.

“Ide bagus, Althan” Alvaro tersenyum dan bersama Malvin mengikuti Ayzel juga Humey.

“Malvin buka Althan. Kamu ingin aku langsung ketahuan?” Malvin protes pada seniornya itu.

Ayzel berhenti dan menoleh ke belakang karena merasa ada yang mengikuti, dia menghela napas. Entah sudah berapa kali hari ini dia menghela napas panjang, seolah hari ini banyak hal yang membuatnya cepat lelah.

“Kalian kenapa ada di belakang kita?” tanya Ayzel yang kemudian Humey baru sadar kalau Malvin ikut di belakang mereka.

“Mau ke sana juga. Itu kan tempat umum Ze,” ucap Alvaro menunjuk Tower Galata yang terlihat dari tempat mereka berdiri.

“Sekalian kak. Mumpung sudah ada di sini,” ucap Malvin.

“Gak apa-apa kan, kak? Sekalian saja kita pergi sama-sama kak,” rayu Humey pada Ayzel.

Bagaimana Ayzel bisa menolak kalau tiga lawan satu. “Ya sudah. Kita beli tiket dulu,” Ayzel dan Humey berjalan ke tempat pembelian tiket masuk. Sementara dua pria itu masih menunggu di tempatnya.

“Kenapa gak langsung bilang Vin?” tanya Alvaro pada malvin.

“Seperti yang aku katakan pada kak Ze. Aku ingin kami saling mengenal secara alami, aku ingin tahu bagaimana responnya terhadapku tanpa dia harus merasa terpaksa karena perjodohan kami.”

“Sudah menemukan jawaban yang kamu cari?”

“Sudah. Seperti yang kak Ze bilang, aku harus kembali secepatnya ke Indonesia. Setuju atau tidak sebenarnya pernikahan akan tetap terjadi, karena itu aku kemari selain untuk bertemu denganmu juga karena Maira” ucap Malvin dengan penuh keyakinan.

“Kak,” Malvin menatap Alvaro dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Aku masih normal Vin. Jangan menatapku seperti itu,” Alvaro bingung dengan tatapan Malvin padanya.

“Bukan begitu. Jangan penasaran atau berniat bermain-main dengan kak Ze, Maira pernah bilang kalau kak Ze” ucapannya terjeda oleh respon Alvaro.

“Kalau dia ke sini untuk melupakan masa lalunya?” ucap Alvaro pada Malvin.

“Kak Alvaro tahu tentang masa lalu kak Ayzel?” tanya malvin dengan heran.

“Hemm ... Nathan, nama pria itu. Nama yang diabadikannya dalam sebuah buku dengan tujuan untuk melepaskan pria itu dari hidupnya,” Malvin tersenyum mendengar ucapan kakak seniornya tersebut.

“Selamat berjuang, kak” Malvin menyemangati Alvaro.

Dua perempuan cantik itu kembali menghampiri dua pria yang masih setia berdiri di sana menunggu mereka. Ayzel memberikan tiket pada mereka semua, mereka berjalan masuk dengan posisi Humey berjalan di depan bersama Malvin. Sedangkan dia berjalan dengan Alvaro di belakang.

“Apa kita bodyguard mereka?” kesal Alvaro yang melihat Malvin dan adik sepupu Ayzel yang terlihat seperti muda mudi yang sedang pacaran.

“Kakak bisa pulang. Tidak harus mengikuti mereka,” Ayzel yang tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan. Dia sendiri sebenarnya juga sangat lelah, lebih tepatnya mengantuk. Tapi dia sudah janji untuk menemani Humey.

“Kamu tadi bilang apa?” Alvaro mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Ayzel, hanya saja dia ragu kalau perempuan di sampingnya itu secara sadar mengucapkannya.

“Hah? Memang saya bilang apa?” Ayzel bingung dengan pertanyaan Alvaro. Ayzel benar-benar mengantuk, mungkin dia akan langsung tertidur jika ada kursi di sana.

“Ah ... sudahlah. Lupakan,” jawab Alvaro yang tahu Ayzel terlihat lelah.

Mereka berjalan mengikuti Malvin dan Humey, energi mereka seolah tidak habis setelah mengitari sekitar Tower Galata. Sementara Alvaro terlihat khawatir melihat Ayzel yang sesekali berjalan dengan mata tertutup.

“Kamu ngantuk Ze?” setelah beberapa kali Alvaro melihat Ayzel yang memejamkan mata dan berjalan sedikit ke kanan atau ke kiri.

“Iya ... rasanya ngantuk sekali pak,” Ayzel berhenti sejenak mencari toilet untuk dia membasuh muka agar kantuknya hilang.

“Malvin kamu lanjut saja dengan Humey. Aku dan Ze tunggu di sini,” Alvaro mengirim pesan singkat pada Malvin.

“Ok,” balas Malvin.

Ayzel sudah keluar dari kamar mandi, namun tetap saja rasa kantuknya masih ada. Padahal dia sudah membasuh muka dengan sabun cuci muka yang selalu di bawanya saat bepergian.

“Kita tunggu mereka di sana saja,” ucap Alvaro menunjuk sebuah tempat teduh yang di biasa di gunakan untuk para turis istirahat sejenak.

“Maksudnya pak Alvaro?” Ayzel bingung.

“Aku sudah mengirim pesan pada Malvin. Kita tunggu di sini, lihat!” Alvaro memberikan cermin kecil ke hadapan Ayzel.

“Haa kantung mataku,” ucapnya terkejut saat melihat pantulan dirinya di cermin.

“Don’t over work yourself, Ze” ucap Alvaro.

Ayzel menyerah, dia mengikuti Alvaro untuk duduk di tempat yang tadi di tunjuk Alvaro. Dia memang kurang tidur karena beberapa hari ini salah satu kliennya selalu menghubunginya saat menjelang malam. Ayzel tidak bisa abai, karena dia tahu kondisi pasiennya satu ini berbeda dengan yang lain. Ayzel takut dia akan melakukan hal yang aneh-aneh.

 

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3 Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4 Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5 Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6 Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7 Chapter 7. Makan Malam
8 Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9 Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10 Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11 Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12 Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13 Chapter 13. Makan siang berempat
14 Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15 Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16 Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17 Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18 Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19 Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20 Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21 Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22 Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23 Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24 Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25 Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26 Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27 Chapter 27. Indonesia
28 Chapter 28. Cemburu
29 Chapter 29. Rooftop cafe
30 Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31 Chapter 31. Deep talk rooftop
32 Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33 Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34 Chapter 34. Makan malam bersama
35 Chapter 35. My future (Zeze)
36 Chapter 36. Quality Time
37 Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38 Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39 Chapter 39. Menepati Janji
40 Chapter 40. Pelukan pertama
41 Chapter 41. Hubby
42 Chapter 42. Pesan tanpa nama
43 Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44 Chapter 44. Pillow talk
45 Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46 Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47 Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48 Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49 Chapter 49. Ayzel & Klien
50 Chapter 50. Ketahuan Athaya
51 Chapter 51. Merajuk sebentar
52 Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53 Chapter 53. Mulai merasakan luka
54 Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55 Chapter 55. Kamu menyakitiku
56 Chapter 56. Ayzel Sakit
57 Chapter 57. Kemarahan Naira
58 Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59 Chapter 59. Naira lagi
60 Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61 Chapter 61. Blue Sapphire
62 Chapter 62. Alvaro khawatir
63 Chapter 63. Blunt bob tint blue
64 Chapter 64. Tentang Naima
65 Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66 Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67 Chapter 67. Dia istri saya
68 Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69 Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70 Chapter 70. Mantra ketulusan
71 Chapter 71. Jangan bohongi aku
72 Chapter 72. Dia asistenku
73 Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74 Chapter 74. Kembalinya Naima
75 Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76 Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77 Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78 Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79 Chapter 79. Dia di Jerman
80 Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81 Chapter 81. Menemukanmu
82 Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83 Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84 Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85 Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86 Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87 Chapter 87. Aku cemburu
88 Chapter 88. Peluk
89 Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90 Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91 Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92 Chapter 92. Bucin episode baru
93 Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94 Chapter 94. Aku merindukanmu
95 Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96 Chapter 96. Uncle Pororo
97 Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98 Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99 Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100 Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101 Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102 Chapter 102. Duck Syndrom
103 Chapter 103. Anakmu lapar
104 Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105 Chapter 105. Naima salah kira
106 Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107 Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108 Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109 Chapter 109. My wife forever and ever
110 Chapter 110. Peninggalan Grace
111 Chapter 111. Gantungan Couple
112 Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113 Chapter 113. Temani aku kekantor
114 Chapter 114. Gyoza Mandu
115 Ikut meeting
116 Alvaro, so sweet
117 Di satukan Oleh Tuhan
118 Selamatkan bayi
119 Tindakan Operasi
120 Di sini indah, bukan?
121 Dia kembali
122 Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123 Bangun dari koma
124 Karena Zeze takdirku
125 Pulang ke rumah
126 Terima kasih cintaku
127 Kembali ke Istanbul
128 Rujak bebek jadi rujak es krim
129 Suami siaga
130 Baby boy
131 Altezza Hakala Jaziero (End)
132 Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133 Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134 Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3
Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4
Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5
Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6
Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7
Chapter 7. Makan Malam
8
Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9
Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10
Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11
Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12
Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13
Chapter 13. Makan siang berempat
14
Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15
Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16
Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17
Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18
Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19
Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20
Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21
Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22
Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23
Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24
Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25
Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26
Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27
Chapter 27. Indonesia
28
Chapter 28. Cemburu
29
Chapter 29. Rooftop cafe
30
Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31
Chapter 31. Deep talk rooftop
32
Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33
Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34
Chapter 34. Makan malam bersama
35
Chapter 35. My future (Zeze)
36
Chapter 36. Quality Time
37
Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38
Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39
Chapter 39. Menepati Janji
40
Chapter 40. Pelukan pertama
41
Chapter 41. Hubby
42
Chapter 42. Pesan tanpa nama
43
Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44
Chapter 44. Pillow talk
45
Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46
Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47
Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48
Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49
Chapter 49. Ayzel & Klien
50
Chapter 50. Ketahuan Athaya
51
Chapter 51. Merajuk sebentar
52
Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53
Chapter 53. Mulai merasakan luka
54
Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55
Chapter 55. Kamu menyakitiku
56
Chapter 56. Ayzel Sakit
57
Chapter 57. Kemarahan Naira
58
Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59
Chapter 59. Naira lagi
60
Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61
Chapter 61. Blue Sapphire
62
Chapter 62. Alvaro khawatir
63
Chapter 63. Blunt bob tint blue
64
Chapter 64. Tentang Naima
65
Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66
Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67
Chapter 67. Dia istri saya
68
Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69
Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70
Chapter 70. Mantra ketulusan
71
Chapter 71. Jangan bohongi aku
72
Chapter 72. Dia asistenku
73
Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74
Chapter 74. Kembalinya Naima
75
Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76
Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77
Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78
Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79
Chapter 79. Dia di Jerman
80
Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81
Chapter 81. Menemukanmu
82
Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83
Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84
Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85
Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86
Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87
Chapter 87. Aku cemburu
88
Chapter 88. Peluk
89
Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90
Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91
Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92
Chapter 92. Bucin episode baru
93
Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94
Chapter 94. Aku merindukanmu
95
Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96
Chapter 96. Uncle Pororo
97
Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98
Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99
Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100
Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101
Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102
Chapter 102. Duck Syndrom
103
Chapter 103. Anakmu lapar
104
Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105
Chapter 105. Naima salah kira
106
Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107
Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108
Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109
Chapter 109. My wife forever and ever
110
Chapter 110. Peninggalan Grace
111
Chapter 111. Gantungan Couple
112
Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113
Chapter 113. Temani aku kekantor
114
Chapter 114. Gyoza Mandu
115
Ikut meeting
116
Alvaro, so sweet
117
Di satukan Oleh Tuhan
118
Selamatkan bayi
119
Tindakan Operasi
120
Di sini indah, bukan?
121
Dia kembali
122
Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123
Bangun dari koma
124
Karena Zeze takdirku
125
Pulang ke rumah
126
Terima kasih cintaku
127
Kembali ke Istanbul
128
Rujak bebek jadi rujak es krim
129
Suami siaga
130
Baby boy
131
Altezza Hakala Jaziero (End)
132
Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133
Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134
Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!