Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro

“Drrrttt ... drrrttt ... drrrtt,” notif pesan masuk membuat Ayzel terbangun dari tidur pulasnya.

“Eung ... siapa sih pagi begini,” Ayzel mengambil ponsel yang ada di nakas.

Rasa kantuknya mendadak hilang saat melihat siapa yang mengirimi pesan sepagi itu, dia bangun dan menyamankan posisi duduknya di kasur.

“Maaf mengganggu paginya Ayzel. Untuk hari ini tolong siapkan breakfast untuk pak Alvaro,” pak Kim mengiriminya pesan dan meminta untuk menyiapkan sarapan untuk atasannya.

“Bagaimana dengan menunya pak?” Ayzel tentu bingung harus menyiapkan sarapan apa untuk Alvaro, tidak pernah terpikirkan bahwa dia juga harus menyiapkan sarapan untuk atasannya.

“Siapkan saja nasi goreng Indonesia untuknya pagi ini,” sedikit frustasi itu yang Ayzel rasakan setelah membaca pesan pak Kim.

“Baik pak,” dia sebenarnya bingung harus mencari nasi goreng Indonesia dimana karena masih terlalu pagi.

“Aku pikirkan nanti saja,” dia bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk ibadah subuh. Mungkin saja akan menemukan ide setelah ibadah, itulah yang ada dalam benak Ayzel saat ini.

Ayzel membuka aplikasi yemeksepeti di ponselnya, berharap ada restoran Asia yang sudah buka pada jam-jam sarapan pagi. Sudah lima belas menit dia mencari-cari restoran Asia, namun tak ada satupun yang buka di jam-jam pagi. Rata-rata restoran Asia akan buka pada jam sembilan waktu setempat. *Yemeksepeti merupakan aplikasi pesan antar makanan yang mirip go food atau grap food yang ada di Indonesia.*

“Naira bisa bantu aku?” Ayzel mengirim pesan pada rekan sekampusnya. Naira adalah seorang food vloger, siapa tahu dia punya referensi restoran Asia yang buka pagi hari.

“Masih pagi bu Ayzel,” dari ujung telepon Naira protes karena Ayzel menganggu tidurnya.

“Maaf Nai, besok aku traktir deh apa saja kamu mau. Darurat ini Nai,” Ayzel menceritakan tentang atasannya yang minta sarapan nasi goreng Indonesia.

“Wah ... gila tu orang, mana ada jam segini restoran yang jual makanan Indonesia. Buatin aja sendiri,” ide gila Naira sungguh di luar nalar.

“Pak Alvaro itu CEO Nai, dia biasa makan makanan resto. Masa iya kamu suruh makan masakan buatanku?” dari ujung telepon Naira tak dapat menahan tawanya.

“Sesekali CEO breakfast masakan rumahan,” ujar Naira.

Ayzel menyudahi pembicaraan teleponnya dengan Naira, dia melihat jam dinding sudah menunjukkan jam enam pagi. Alvaro sampai kantor sebelum jam delapan, tetap saja tidak mungkin menemukan restoran Asia. Ayzel sedang menimbang-nimbang saran dari Naira, haruskah dia nekat membuatkan nasi goreng sendiri.

“Bilang saja semua reto belum buka, iya begitu saja. Biar saja kalau mau marah,” Ayzel bermonolog dengan dirinya sendiri.

“Saya jemput kamu jam tujuh,” Ayzel tersedak sarapannya sendiri saat membaca pesan yang di kirim Alvaro.

“Maksud pak Alvaro?”

“Kita berangkat ke kantor sama-sama Ze, saya jemput keapartemen kamu. Tidak ada penolakan,” baru sehari dia menjadi asisten Alvaro, ada saja gebrakan yang di buat atasannya itu.

“Baik pak,” Ayzel mendengus sebal tak bisa membantah Alvaro.

Apartement Ayzel ada di lantai lima, dia bergegas turun sebelum atasnnya datang. Sebelum tutun da membuka tasnya kembali, memastikan tidak ada satu barangpun yang tertinggal. Ayzel juga memeriksa totebagnya, melihat draf tesis dan baju ganti untuk di pakai ke kampus sudah masuk semua. Seperti biasa dia akan langsung berangkat ke kampus dari kantor saja, itu lebih menghemat waktunya.

Alvaro ternyata sudah datang, sepertinya sudah ada di sana sejak beberapa menit lalu. Ayzel merasa lega, setidaknya hari ini Alvaro tidak menyetir sendiri melainkan menggunakan supir.

“Mau berdiri berapa lama lagi di situ?” Alvaro menegur Ayzel yang tak segera masuk mobil.

“Sampai besok,” gumam lirih Ayzel namun tak sampai terdengar oleh atasannya itu. Ayzel memutar, masuk ke dalam sisi mobil yang satunya. Dia duduk di belakang bersama Alvaro.

“Kenapa pak Alvaro harus jemput saya sih?” protes Ayzel pada Alvaro.

“Karena kamu asisten saya. Jadi tidak perlu khawatir tentang pendapat orang lain,” Alvaro menjawab tepat sasaran.

Seolah Alvaro tahu apa yang sedang di pikirkan Ayzel, rasanya tidak relevan untuknya yang baru dua hari menjadi asisten CEO tapi sudah mendapatkan previllage antar jemput. 

“Apa ini artinya setiap hari saya harus berangkat bersama pak Alvaro?” Ayzel memastikan lebih dulu sebelum dia mengutarakan pendapat pada atasannya.

“Tidak! Kalau kamu bisa sampai kantor dalam waktu lima belas menit,” Alvaro tetap fokus dengan ponselnya. Namun sesekali melirik kearah Ayzel yang telihat sedang berpikir.

“Mana bisa? Kecuali saya menggunakan kendaraan pribadi,” sanggah Ayzel pada Alvaro.

“Ok ... kita lihat nanti,” ucap Alvaro.

Mereka sudah sampai di kantor, Ayzel menyiapkan kopi terlebih dulu untuk atasannya. Dia membuatnya sesuai takaran perbandingan kopi dengan gula yang sudah di informasikan pak Kim. Ayzel meletakkannya di meja Alvaro, kemudian dia kembali ke mejanya untuk mengerjakan tugas lainnya.

“Ze, mana sarapan saya?” Ayzel sedikit bingung.

“Bagaimana kalau kita ganti menu breakfastnya pak? Semua restoran makanan Asia baru buka jam sembilan pak," jelas Ayzel pada Alvaro.

“Lalu itu punya siapa?” Alvaro menunjuk kotak bekal yang ada di meja Ayzel.

“Punya saya pak,” Ayzel menjawab dengan ragu-ragu.

“Bawa ke sini!” titah Alvaro, mau tak mau dia membawa kotak bekal itu pada atasannya itu. Jika tahu Alvaro akan meminta bekal itu tentu Ayzel tidak akan memabwanya.

“Sepertinya aku sudah gila mengikuti saran Naira,” ucap Ayzel dalam hati sambil menatap kotak bekal yang sudah berada di tangan atasannya itu.

Kotak bekal itu sebenarnya berisi nasi goreng buatan Ayzel, dia ragu untuk memberikannya pada atasannya. Jika di bandingkan dengan masakan restoran tentunya masakan Ayzel kalah jauh, tapi dia tetap membuatnya. Nasi goreng itu bisa dia makan sendiri kalaupun Alvaro tidak mau atau tidak sesuai dengan seleranya.

“Bukannya tadi kamu bilang semua restoran makanan Asia belum ada yang buka? Lalu ini apa kalau bukan nasi goreng ala Indonesia?” Ayzel benar-benar mati kutu atas pertanyaan Alvaro.

“Itu nasi goreng buatan saya pak. Mana mungkin saya kasih ke pak Alvaro,” tidak mungkin dia memberikan nasi goreng yang rasanya biasa saja itu pada Alvaro.

“Kamu taruh racun di sini?” Alvaro menunjuk nasi goreng buatan ayzel.

“Mana mungkin saya taruh racun, pak Alvaro ada-ada saja. Itu hanya nasi goreng biasa,” Ayzel memijat pelipisnya mendengar ucapan atasannya.

“Ok ... lanjutkan pekerjaanmu,” Ayzel kembali ke mejanya. Dia mulai menghubungi beberapa klien yang akan bertemu dengan Alvaro siang ini, memastikan ulang jam ke datangan dan tempat mereka akan bertemu.

Alvaro tampak menikmati nasi goreng buatan Ayzel, dia menyantapnya dengan perlahan sambil melihat pekerjaannya yang ada di macbooknya. Aktivitasnya terinterupsi sesaat oleh Ayzel.

“Pak Alvaro maaf, boleh saya keruangan bu Athaya sebentar?” Alvaro hanya mengangguk karena mulutnya sibuk mengunyah nasi gorengnya.

Seperti rencana Ayzel semalam, dia harus membicarakan tentang pekerjaannya pada bu Athaya yangtak lain adalah HRD perusahaan tersebut.

Ayzel sudah di ruangan bu Athaya, mereka membicarakan tentang tugasnya dulu di tim riset dan pengambangan konsep. Karena saat ini dia menjadi asisten Alvaro, Ayzel perlu memastikan apakah ada perubahan tanggung jawab.

“Trimakasih bu Athaya, saya permisi” Ayzel pamit dari ruangan Athaya setelah mereka mencapai sebuah kesepakatan. Ayzel harus bicara dulu dengan Alvaro sebelum kesepakatannya dengan Athaya dapat di realisasikan.

Di dalam sudah ada pak Kim yang terlihat sedang serius membicarakan sesuatu dengan pak Alvaro. Ayzel kembali ke mejanya dan kembali fokus mengerjakan beberapa tugasnya, targetnya adalah selesai sebelum jam satu siang. Agar dia tidak terlambat ke kampus, hari ini dia ada janji konsultasi dengan pembimbing tesisnya.

“Semangat Ayzel!” ucap pak Kim pada Ayzel sambil mengepalkan dua tangannya yang diangkat keatas.

“Haha ... baik pak Kim,” Ayzel tersenyum pada pria paruh baya yang katanya selalu menemani Alvaro dari awal perusahaannya berdiri.

Ayzel sangat fokus dengan pekerjaannya, dia menyelesaikan deadline demi deadline untuk Alvaro hari ini. Alvaro memperhatikan cara kerja Ayzel dari mejanya, sesekaili dia melihat Ayzel menggigit jari kukunya di tengah-tengah fokusnya.

“Menggemaskan,” ucap Alvaro yang melihat asisten barunya itu mengigit kuku ibu jarinya. Tentunya ucapannya tidak di dengar Ayzel karena dia benar-benar sedang fokus pada PC nya.

Sesekali Ayzel akan merentangkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk relaksasi. Sekarang dia paham arti di balik ucapan semangat dari pak Kim, mejadi asisten seorang CEO ternyata tidak mudah.

Ayzel melirik jam dinding yang sudah menunjukkan angka 11, masih sisa dua jam lagi sebelum dia ke kampus. Dia melangkah menuju meja Alvaro sambil membawa beberapa berkas yang akan di bawa bertemu dengan klien siang ini.

“Ini berkas-berkas yang pak Alvaro perlu bawa saat bertemu klien nanti. Tiap berkas sudah ada notes masing-masing agar tidak tertukar,” jelas Ayzel pada atasannya tersebut.

“Kamu tidak ikut bersama saya dan Kim?” ucap Alvaro sembari membaca berkas yang di berikan Ayzel.

“Hari ini saya ada janji dengan dosen,” jawab Ayzel

“Hmm ... baiklah, pastikan semua pekerjaanmu sudah selesai” Alvaro menandai salah satu berkasnya dengan spidol merah.

“Tolong bagian ini di rubah,” Alvaro memberikan berkas yang sudah dia tandai pada Ayzel untuk di rubah sesuai dengan kemauan Alvaro.

“Baik pak,” dia kembali ke mejanya. Tak perlu waktu lama untuk Ayzel merubah sesuai dengan yang diinginkan atasannya, dia kembali menyerahkan berkasnya pada Alvaro.

Ayzel mengurungkan niatnya untuk menyampaikan terkait pekerjaanya pada Alvaro, atasannya terlihat sangat sibuk. Alvaro sedang mempelajari semua berkas yang akan dia bawa meeting bersama klien.

“Ze ...” Alvaro mengangkat kotak bekal yang sudah kosong, kemudian Ayzel mengambilnya dari tangan Alvaro.

Namun tingkah jahil Alvaro tiba-tiba muncul, dia menggoda dan mengerjai Ayzel. Alvaro menarik kaotak bekal yang sudah di pegang Ayzel, tindakannya tersebut membuat Ayzel tertarik maju ke depan mendekat pada wajah Alvaro.

“Mulai besok buatkan sarapan untuk saya!”

“Ini perintah! tidak ada penolakan,” Ayzel menirukan ucapan Alvaro sebelum lebih dulu atasannya mengucapkan hal yang sama berulang kali.

Alvaro tersenyum mendengar ucapan Ayzel. “Baru dua hari. Kamu sudah berani dengan saya?” ucap Alvaro.

“Maaf pak,” karena merasa kesal Ayzel seketika lupa dia sedang berbicara dengan atasannya. Ada banyak restoran dengan menu beragam, bahkan dia bisa menyewa chef pribadi. Tapi kenapa harus dia yang membuatkan sarapan, itulah yang ada dalam benak Ayzel.

“Ok ... calon istri,” Alvaro terkekeh setiap kali melihat ekspresi terkejut Ayzel akibat ulahnya. Alvaro seperti mendapatkan energi baru selama tinggal di Turki semenjak dia bertemu dengan Ayzel.

“Awas ya pak kalau sampai ada yang salah paham,” Ayzel mengingatkan atasannya. Dia tidak mau menjadi bahan gosip jika ada orang yang tidak sengaja mendengar ucapan Alvaro barusan.

Bukannya membalas atau menjawab ucapan Ayzel, Alvaro justru berdiri dari duduknya. Dia pindah posisi menjadi berdiri berada di samping tempat Ayzel yang juga sedang berdiri saat ini.

“Saya masih menantimu mengingat saya Ayzel,”  Alvaro tersenyum pada Ayzel menampilkan sudut bibirnya yang indah.

“Itu lagi ... tidak ada kata lain pak?” ucap Ayzel yang masih belum ingat diaman mereka bertem.

“Ada, kalau begitu menikahlah dengan saya!” ucapan Alvaro benar-benar di luar nalar Ayzel.

“Sepetinya aku yang butuh psikolog kalau CEOnya modelan pak Alvaro,” Ayzel berlalu dari hadapan atasannya tersebut sambil menepuk jidatnya. Sementara Alvaro menahan tawanya melihat ekspresi Ayzel.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Taki

Taki

Kebanjiran emosi!

2024-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3 Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4 Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5 Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6 Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7 Chapter 7. Makan Malam
8 Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9 Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10 Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11 Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12 Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13 Chapter 13. Makan siang berempat
14 Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15 Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16 Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17 Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18 Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19 Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20 Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21 Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22 Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23 Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24 Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25 Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26 Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27 Chapter 27. Indonesia
28 Chapter 28. Cemburu
29 Chapter 29. Rooftop cafe
30 Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31 Chapter 31. Deep talk rooftop
32 Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33 Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34 Chapter 34. Makan malam bersama
35 Chapter 35. My future (Zeze)
36 Chapter 36. Quality Time
37 Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38 Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39 Chapter 39. Menepati Janji
40 Chapter 40. Pelukan pertama
41 Chapter 41. Hubby
42 Chapter 42. Pesan tanpa nama
43 Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44 Chapter 44. Pillow talk
45 Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46 Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47 Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48 Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49 Chapter 49. Ayzel & Klien
50 Chapter 50. Ketahuan Athaya
51 Chapter 51. Merajuk sebentar
52 Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53 Chapter 53. Mulai merasakan luka
54 Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55 Chapter 55. Kamu menyakitiku
56 Chapter 56. Ayzel Sakit
57 Chapter 57. Kemarahan Naira
58 Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59 Chapter 59. Naira lagi
60 Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61 Chapter 61. Blue Sapphire
62 Chapter 62. Alvaro khawatir
63 Chapter 63. Blunt bob tint blue
64 Chapter 64. Tentang Naima
65 Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66 Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67 Chapter 67. Dia istri saya
68 Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69 Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70 Chapter 70. Mantra ketulusan
71 Chapter 71. Jangan bohongi aku
72 Chapter 72. Dia asistenku
73 Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74 Chapter 74. Kembalinya Naima
75 Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76 Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77 Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78 Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79 Chapter 79. Dia di Jerman
80 Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81 Chapter 81. Menemukanmu
82 Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83 Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84 Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85 Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86 Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87 Chapter 87. Aku cemburu
88 Chapter 88. Peluk
89 Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90 Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91 Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92 Chapter 92. Bucin episode baru
93 Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94 Chapter 94. Aku merindukanmu
95 Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96 Chapter 96. Uncle Pororo
97 Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98 Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99 Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100 Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101 Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102 Chapter 102. Duck Syndrom
103 Chapter 103. Anakmu lapar
104 Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105 Chapter 105. Naima salah kira
106 Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107 Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108 Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109 Chapter 109. My wife forever and ever
110 Chapter 110. Peninggalan Grace
111 Chapter 111. Gantungan Couple
112 Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113 Chapter 113. Temani aku kekantor
114 Chapter 114. Gyoza Mandu
115 Ikut meeting
116 Alvaro, so sweet
117 Di satukan Oleh Tuhan
118 Selamatkan bayi
119 Tindakan Operasi
120 Di sini indah, bukan?
121 Dia kembali
122 Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123 Bangun dari koma
124 Karena Zeze takdirku
125 Pulang ke rumah
126 Terima kasih cintaku
127 Kembali ke Istanbul
128 Rujak bebek jadi rujak es krim
129 Suami siaga
130 Baby boy
131 Altezza Hakala Jaziero (End)
132 Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133 Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134 Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2 : Kesibukan baru Ayzel
3
Chapter 3 : Hari pertama menjadi asisten Alvaro
4
Chapter 4. Breakfast untuk Alvaro
5
Chapter 5. Minggu - minggu sibuk untuk Ayzel
6
Chapter 6. Perhatin Alvaro pada Ayzel
7
Chapter 7. Makan Malam
8
Chapter 8. Alvaro tiba-tiba kembali ke korea
9
Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro
10
Chapter 10. Alvaro kembali ke Istanbul
11
Chapter 11. Kembali menjadi asisten alvaro
12
Chapter 12. Perubahan sikap Ayzel pada Alvaro
13
Chapter 13. Makan siang berempat
14
Chapter 14. Alvaro serius dengan ucapannya
15
Chapter 15. Kotak bekal ucapan terimakasih
16
Chapter 16. Makan siang bersama atau ruang meeting
17
Chapter 17. Dibalik nama Zekai
18
Chapter 18. Deep talk Ayzel x Humey
19
Chapter 19. Oatmeal untuk Alvaro
20
Chapter 20. Masuk Rumah Sakit
21
Chapter 21. Ayzel dan dua toddler dewasanya
22
Chapter 22. Deeptalk Alvaro x Humey & Ayzel x Kim Roan
23
Chapter 23. Ayzel terlihat marah
24
Chapter 24. Percakapan Alvaro x Humey x Kim Roan
25
Chapter 25. Alvaro & segala bentuk perhatiannya
26
Chapter 26. Kebersamaan singkat Ayzel x Alvaro
27
Chapter 27. Indonesia
28
Chapter 28. Cemburu
29
Chapter 29. Rooftop cafe
30
Chapter 30. Coklat Hitam keberuntugan
31
Chapter 31. Deep talk rooftop
32
Chapter 32. Ziero Dark Cocho
33
Chapter 33. Manis tapi bukan gula
34
Chapter 34. Makan malam bersama
35
Chapter 35. My future (Zeze)
36
Chapter 36. Quality Time
37
Chapter 37. Kejutan untuk Ayzel
38
Chapter 38. Tiba-tiba suami istri
39
Chapter 39. Menepati Janji
40
Chapter 40. Pelukan pertama
41
Chapter 41. Hubby
42
Chapter 42. Pesan tanpa nama
43
Chapter 43. Obrolan ringan Ayzel x para asisten
44
Chapter 44. Pillow talk
45
Chapter 45. Kembali ke Istanbul
46
Chapter 46. Günaydin aşkim (Selamat pagi cintaku)
47
Chapter 47. Cemburu dapat jackpot
48
Chapter 48. Tak ingin ke hilanganmu
49
Chapter 49. Ayzel & Klien
50
Chapter 50. Ketahuan Athaya
51
Chapter 51. Merajuk sebentar
52
Chapter 52. Hanya sedikit kesal
53
Chapter 53. Mulai merasakan luka
54
Chapter 54. Perubahan sikap Ayzel
55
Chapter 55. Kamu menyakitiku
56
Chapter 56. Ayzel Sakit
57
Chapter 57. Kemarahan Naira
58
Chapter 58. Kemarahan Naira part 2
59
Chapter 59. Naira lagi
60
Chapter 60. Panggilan hubby kembali
61
Chapter 61. Blue Sapphire
62
Chapter 62. Alvaro khawatir
63
Chapter 63. Blunt bob tint blue
64
Chapter 64. Tentang Naima
65
Chapter 65. Pancake hitam bentuk love
66
Chapter 66. Alvaro selalu ketahuan Ayzel
67
Chapter 67. Dia istri saya
68
Chapter 68. Blue sapphirenya Alvaro
69
Chapter 69. Ayzel memberi tahu lokasi peneror
70
Chapter 70. Mantra ketulusan
71
Chapter 71. Jangan bohongi aku
72
Chapter 72. Dia asistenku
73
Chapter 73. Kim Nana & Morning Kiss dari Ayzel
74
Chapter 74. Kembalinya Naima
75
Chapter 75. Satu Jam Waktumu
76
Chapter 76. Dia adalah Kim Nana
77
Chapter 77. Ayzel benar - benar pergi
78
Chapter 78. Guten Morgen, Ayzel
79
Chapter 79. Dia di Jerman
80
Chapter 80. Aku akan menjemputmu
81
Chapter 81. Menemukanmu
82
Chapter 82.Usaha meluluhkan Ayzel
83
Chapter 83. Usaha meluluhkan Ayzel (2)
84
Chapter 84. Ide nakal Alvaro
85
Chapter 85. Zeze istri tercintanya Alvaro
86
Chapter 86. Malaikat kecilnya mama Zeze
87
Chapter 87. Aku cemburu
88
Chapter 88. Peluk
89
Chapter 89. Naira kurir pesan antar 30 jt
90
Chapter 90. Panggilan baru Alvaro
91
Chapter 91. Kim Roan (jantungku berdebar)
92
Chapter 92. Bucin episode baru
93
Chapter 93. Sisi lain dan ketulusan Naira untuk Zeze
94
Chapter 94. Aku merindukanmu
95
Chapter 95. Ngidam Ayzel untuk Naira & Kim Roan
96
Chapter 96. Uncle Pororo
97
Chapter 97. Hari terakhir di Jerman
98
Chapter 98. Sampai di Korea lagi
99
Chapter 99. Pertemukan Aku dengan Kim Nana
100
Chapter 100. yang terlihat mata belum tentu benar adanya
101
Chapter 101. Aku ketahuan (Naira)
102
Chapter 102. Duck Syndrom
103
Chapter 103. Anakmu lapar
104
Chapter 104. Libatkan aku dalam hal apapun
105
Chapter 105. Naima salah kira
106
Chapter 106. Peri pencabut hama (Naira)
107
Chapter 107. Bayi habis pemotretan
108
Chapter 108. Terimakasih sudah mengandung anak kita
109
Chapter 109. My wife forever and ever
110
Chapter 110. Peninggalan Grace
111
Chapter 111. Gantungan Couple
112
Chapter 112. Terlalu banyak kebetulan
113
Chapter 113. Temani aku kekantor
114
Chapter 114. Gyoza Mandu
115
Ikut meeting
116
Alvaro, so sweet
117
Di satukan Oleh Tuhan
118
Selamatkan bayi
119
Tindakan Operasi
120
Di sini indah, bukan?
121
Dia kembali
122
Kembalilah. Tempatmu bukan di sini
123
Bangun dari koma
124
Karena Zeze takdirku
125
Pulang ke rumah
126
Terima kasih cintaku
127
Kembali ke Istanbul
128
Rujak bebek jadi rujak es krim
129
Suami siaga
130
Baby boy
131
Altezza Hakala Jaziero (End)
132
Part Extra (Alvaro si bucin kronik)
133
Part Extra 2 (Kemasan saset Alvaro)
134
Birlikte yaşlanmak istiyorum. (Final)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!