SOUL MINE
Namaku Rania Andity. Umurku 20 tahun. Aku sulung dari dua bersaudara. Aku memiliki satu adik perempuan bernama Vania Annisa dan Mama yang selalu menyayangi kami berdua. Ayahku sudah pergi meninggalkan kami saat aku masih berumur 10 tahun akibat kecelakaan kerja di perusahaan tempatnya bekerja dulu.
Sejak kepergian ayah, Mama menjadi tulang punggung sekaligus ibu untuk kami berdua. Mama seorang penjahit yang telaten dan berkompeten. Semua baju yang dibuatnya selalu mendapat pujian dan tak tertandingi kualitasnya. Mama juga pintar membuat kue kering maupun basah. Sering kali dia menerima pesanan dari ibu - ibu tetangga yang akan punya hajat. Pekerjaan apapun Mama lakukan asalkan halal dan mendapatkan uang untuk menyekolahkan aku dan Vania.
Kini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan logistik di kota ku. Sejak lulus SMA, aku langsung mencari pekerjaan agar tak membebani Mama lagi. Dari sekian banyak lamaran yang aku kirimkan, disinilah aku bekerja sekarang. Walaupun perusahaan ini bukan perusahaan yang besar dan memiliki gaji yang besar. Namun aku sudah bersyukur karena dapat bekerja disini dengan hanya mengantongi ijazah SMA dan dengan nilai yang pas - pasan.
Sudah dua tahun aku bekerja dibagian administrasi perusahaan logistik ini. Rekan kerja ku juga sangat baik dan nyaman. Kami bahkan seperti keluarga. Membuatku menjadi betah dan tidak ingin mencari pekerjaan lain lagi.
Aku juga sudah punya pacar. Namanya Sean. Aku dan Sean sudah lima tahun merajut jalinan asmara. Sejak kami duduk di bangku SMA. Aku dan Sean saling menyayangi satu sama lain. Kami berdua sangat rukun dan jarang sekali bertengkar. Namun Mama ku tidak menyukai Sean.
Sejak lulus SMA sampai saat ini, Sean masih belum mendapatkan pekerjaan. Itu alasan terbesar Mama ku tidak menyukai Sean. Sean bukannya tidak berusaha. Dia sudah mondar - mandir, bolak - balik melamar pekerjaan. Namun perusahaan itulah yang tidak membutuhkan pegawai baru. Jadinya Sean masih menganggur hingga saat ini.
Sean memiliki suara yang bagus. Sejak sekolah dulu dia selalu menjadi bintang dalam setiap pertunjukan dan acara di sekolah. Hari ini aku sengaja bolos dari pekerjaan aku demi Sean. Karena hari ini Sean akan mengikuti sebuah audisi di salah satu agensi yang ada di kota ku.
Aku berjalan menuju jalan raya dan menunggu angkutan umum yang akan membawaku ke tempat janjian ku bersama dengan Sean. Aku memang melarang Sean menjemput ku ke rumah. Mama akan tau jika aku bolos kerja nantinya. Terlihat sebuah angkutan umum yang aku tunggu tiba. Tanpa pikir panjang aku pun langsung naik dan masuk kedalam. Ditengah perjalanan ponsel ku berbunyi. Aku pun merogoh tas ku dan mengambil ponsel itu.
"Iya, ini aku udah naik angkot," tukas ku saat mendengar suara khawatir Sean dari balik ponsel.
"Bentar lagi nyampek kok. Kamu tunggu aja di situ. Ya udah kalau gitu." Aku pun mematikan sambungan telepon itu dan memasukkan kembali ponsel ku ke dalam tas. Tak lama kemudian, aku pun telah sampai ke tempat tujuanku. Aku pun menekan tombol bel tanda berhenti yang ada di angkot itu. Setelah membayar aku pun berjalan sambil mencari keberadaan Sean.
"Rania!" suara Sean berteriak memanggil namaku. Aku pun tersenyum saat melihat sosok lelaki itu dan berjalan menghampirinya.
"Gimana?Udah daftar?" tanya ku pada Sean.
"Udah. Nih aku udah dapat nomer audisinya," tukasnya sambil menunjukkan selembar kertas bertuliskan nomor urut audisi itu.
"Eh kamu udah sarapan belum?" tanya ku khawatir. Lelaki itu tersenyum sambil mengangguk.
"Sudah. Tadi ibuk beliin aku nasi uduk dekat rumah." jawabnya santai.
"Ooh."
Sean mengajakku mencari tempat yang agak teduh. Karena nantinya akan memakan waktu yang cukup lama sekali pastinya. Dia tidak ingin melihatku kepanasan. Aku duduk sambil menatap sekeliling tempat itu. Banyak sekali yang ikut audisi hari ini. Mulai dari umur belasan sampai ada yang sudah berumur 30 an lebih.
Terlihat Sean berulang kali menghela nafas panjang sambil meremas kedua telapak tangannya. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku tau, saat ini Sean pasti sangat gugup sekali. Aku mengusap lengannya dengan lembut. Dia menoleh ke arah ku.
"Gugup ya?" tanya ku.
"Iya." jawabnya singkat. Wajahnya terlihat begitu tegang. Aku mengusap keringat yang ada dikeningnya. Dia tersenyum menatap ku.
"Kamu yang rileks. Gak usah dijadikan beban. Santai saja. Nanti suara kamu tambah gak keluar kalau kamu gugup," tukas ku. Dia mengangguk mengiyakan.
"Kamu gak apa-apa hari ini bolos kerja?" tanyanya memastikan.
"Aku sudah izin kak Riri kok," ujar ku. Sean menggenggam tanganku erat. Dari dulu kalau dia sedang gugup atau sedih, dia selalu menggenggam tanganku. Katanya ada energi tersendiri yang tiba-tiba menenangkan hatinya itu.
*****
Hampir empat jam aku dan Sean menunggu giliran untuk di panggil. Akhirnya kini giliran Sean untuk masuk ke dalam ruang audisi. Dia menghela nafas panjang sesaat sebelum melangkah masuk ke dalam.
"Sean. Semangat!" teriakku memberi semangat untuknya. Sean menatapku sambil tersenyum. Dia pun mantap melangkah masuk ke dalam.
Aku beranjak dari dudukku dan berjalan-jalan keliling tempat itu. Tempat yang cukup besar dengan dua gedung kembar disisi kanan dan kirinya. Tempat ini adalah salah satu anak cabang agensi terbesar di negara ini. Aku pun berhenti pada sebuah layar yang menampilkan beberapa potret artis yang sudah diorbitkan oleh agensi tersebut. Aku tersenyum saat melihat layar di depan ku. Membayangkan jika wajah Sean ada dideretan para artis yang sudah tidak lagi diragukan talenta dan popularitasnya.
Aku pun menghela nafas panjang lalu beranjak pergi dari sana. Sebelum khayalan ku akan membuatku semakin gila dan berhalusinasi terlalu jauh. Aku pun mencari keberadaan toilet. Karena tiba-tiba aku sangat ingin sekali buang air kecil. Aku pun berjalan menyusuri tempat itu dan menemukan tanda keberadaan toilet. Saat akan masuk kedalam toilet itu pun, aku tak sengaja melihat seorang lelaki dan wanita sedang bercumbu didalam toilet itu.
"Aaahh maaf. Maaf aku mengganggu," ujar ku malu lalu keluar lagi dari dalam toilet itu.
Saat di luar aku mengamati toilet yang tadi aku masuki. Aku berulang kali berdecak kesal sambil menatap pintu toilet itu.
"Sungguh tidak tau malu. Apa tidak ada tempat lagi apa selain di sana," tukas ku kesal. Karena kelakuan sepasang kekasih yang dimabuk cinta itulah aku harus menahan hajat ku.
Hampir sepuluh menit lebih aku berdiri di depan pintu toilet. Menunggu dua orang tidak bermoral itu keluar dari sana. Seseorang membuka pintu toilet. Aku pun tersentak kaget dan menatapnya. Seorang lelaki tampan dengan kacamata hitam keluar dan tersenyum kepadaku. Aku hanya bisa menatapnya dengan tatapan mata tajam.
"Dia kan lelaki yang berciuman itu" batinku dalam hati.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya lelaki itu dengan seringai diujung bibirnya.
"Siapa?Aku?Idih siapa juga yang ngelihat situ. Jangan ge'er deh," tukas ku cuek.
"Kenapa?Gak pernah lihat orang berciuman yah!" ujarnya pede. Aku hanya mendelik tajam ke arahnya. Dia tersenyum sambil memegangi bibirnya yang baru saja basah akan ciuman panas di dalam toilet itu. Lalu beranjak pergi meninggalkan aku yang masih berdiri di depan toilet.
Saat aku rasa lelaki itu sudah pergi jauh dari pandangan ku. Aku pun masuk ke dalam toilet itu. Tidak ada siapa - siapa di dalam sana. Namun salah satu dari ketiga pintu kamar mandi itu tertutup rapat. Dari luar terdengar suara perempuan menangis sesenggukan. Aku hanya bersikap bodoh amat. Karena memang ini bukan urusanku kan. Aku hanya ingin buang air kecil saja. Tidak untuk mencampuri urusan orang lain.
Setelah tuntas dengan hajat ku. Aku pun keluar dari dalam kamar mandi. Terlihat seorang gadis cantik sedang berdiri di depan wastafel sambil merapikan make up diwajahnya yang luntur akibat menangis barusan. Aku pun berdiri di sampingnya dan mencuci tanganku tanpa bersuara.
Setelah selesai aku pun beranjak dari sana dan kembali lagi ke tempat audisi Sean. Dari jauh terlihat Sean sudah berdiri sambil menatap sekeliling mencari keberadaan ku. Aku pun menepuk punggung Sean mengagetkan dirinya. Sean menoleh ke arah ku.
"Kamu darimana saja, hah?Aku mencari mu dari tadi" tukasnya.
"Maaf. Aku dari toilet. Kebelet soalnya" jawabku.
"Gimana?Sudah?" tanya ku cemas.
Tiba - tiba wajah Sean berubah menjadi lesu. Aku pun mengerti arti wajah itu. Aku pun menepuk pundak Sean memberinya semangat.
"Ayo kita makan bakso! Siang-siang seperti ini makan bakso yang pedes pasti enak. Aku yang traktir!" tukas ku memberi semangat Sean.
Tiba-tiba Sean menarik tanganku dan memelukku dengan erat. Aku sampai tersentak dibuatnya.
"Sean jangan begini! Malu tau di lihat banyak orang," ujar ku. Sean melepas pelukannya. Dia tersenyum sumringah menatap ku. Aku pun tak mengerti dengan perubahan wajah Sean yang tiba-tiba itu. Padahal baru tadi wajahnya sedih. Kenapa berubah menjadi senang.
"Aku diterima Rania!" ujarnya senang.
"Hah?"
"Iya. Aku diterima! Aku lolos Rania! Aku lolos!" ujar Sean senang.
Aku begitu terkesiap mendengar kabar bahwa Sean lolos audisi. Aku pun melompat kegirangan mendengar berita bahagia itu. Kami berdua saling lompat kesana kemari seperti anak kecil yang menang lomba menggambar dan mendapat banyak piala.
"Kamu serius kan Sean?" tanya ku masih tak percaya.
"Iya, Rania. Aku lolos. Aku lolos Rania. Akhirnya cita-cita dan keinginan ku menjadi nyata" ujarnya senang.
Baru pertama kali ini aku melihat wajah Sean yang begitu bahagia. Matanya berbinar dan senyuman tak pernah surut dari sudut bibirnya. Bahkan Sean pun sampai menitikkan air mata karena terlalu bahagia.
"Selamat ya Sean. Aku ikut senang melihatnya," ujar ku tulus.
"Terima kasih Rania. Ini semua berkat doa dan dukungan darimu. Karena kamu selalu menyemangati aku tanpa lelah" tukasnya senang.
***
Maaf ya reader karena author akan melakukan revisi. Maaf atas ketidaknyamanan dari reader semua. 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
HIATUS
Mampir bawa like thor ❤
2021-03-06
1
Nia
rapi penulisannya. 💕
kalo boleh saran, tanda baca yg dipake satu aja kak author, misal klo udh ada tanda seru (!) nggak perlu pke titik (.)
semangat!
salam dati Hamkke, mampir juga ya
2021-02-06
1
🌻Ruby Kejora
hai thor...q mampir ya...like blk novel q utk skg dukung
2021-02-06
1