"Katakan!. Apa mau mu?" tanya Rania dengan tegas.
"Jika aku sebutkan, apa mau ku. Apa kamu bisa mengabulkannya?" ujar Aditya.
Rania hanya diam dan menatap tajam wajah Aditya tanpa sedikitpun menjawab pertanyaan lelaki tersebut.
"Baiklah. Keinginan ku cuma satu. Berkencanlah denganku!" ujar Aditya.
"Dan akan ku jadikan kau milikku seutuhnya." imbuh Aditya dalam hati.
Rania membulatkan matanya mendengar ucapan Aditya. Lalu sedetik kemudian gadis itu tertawa remeh.
"Itu tidak akan pernah terjadi! Jangan bermimpi!" tegasnya.
"Benarkah?" tanya Aditya dengan senyum menyeringai.
"Baiklah. Kau akan menerima kabar kehancuran dari kekasih tercinta mu itu!" ancam Aditya.
"Sudah ku bilang jangan sentuh dia!" tukas Rania dengan geram.
"Wow ... Aku takut!" ujar Aditya dengan wajah mengejeknya lalu beranjak dari duduknya dan meninggalkan Rania yang masih di tempatnya.
Rania yang melihat punggung lelaki menyebalkan baginya itu menjauh. Dia pun mendesah kesal. Dia tak habis pikir, apa menariknya dirinya. Sehingga lelaki itu begitu ingin berada dekat dengan dirinya.
Jika pertemuan dirinya dengan lelaki itu tidak mempunyai kisah kelam. Mungkin bisa saja dirinya mempertimbangkan ucapan lelaki itu barusan. Namun Aditya sudah memberikan kesan yang buruk kepadanya. Jadi dia tidak ingin memulai apapun dengan lelaki itu.
*****
Aditya melangkah menuju lift yang ada di hotel tersebut. Saat pintu terbuka, Alvian sudah berdiri di depan pintu lift dan berjalan mengikuti tuannya tersebut.
"Dimana Richard?" tanya Aditya.
"Sudah ada di dalam kamar tuan." jawab Alvian.
"Kau panggil supir untuk mengantar Rania kembali ke kantor. Pastikan dia kembali dengan selamat." pinta Aditya.
"Baik tuan." jawabnya lalu membuka pintu salah satu kamar presiden suite yang ada di hotel tersebut.
Tampak seorang lelaki muda seumuran dengannya duduk di sofa menunggu dirinya. Lelaki itupun tersenyum dan berdiri saat melihat kedatangan Aditya.
"Duduklah Richard!" ujar Aditya lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan lelaki itu.
"Ada apa kau memanggilku hari ini? Tidak mungkin kan, jika hanya untuk basa-basi," tukas Richard.
"Kau benar! Aku ingin berbisnis dengan mu." ujar Aditya.
"Katakan!"
"Aku dengar kau mengadakan audisi di agensi mu dan sedang mencari seorang artis berbakat." tutur Aditya.
"Benar. Lalu?"
Alvian menyodorkan sebuah amplop besar kepada Richard. Richard pun membuka amplop tersebut. Terdapat sebuah foto dan beberapa lembar kertas berisi biodata lengkap juga segala sesuatu tentang lelaki di dalam foto tersebut.
"Sean Ari Kusuma ..." ujar Richard membaca nama pada kertas tersebut.
"Jadikan dia sebagai artis mu!" ujar Aditya dengan santai.
Richard menatap wajah Aditya. Dan Aditya pun tau maksud tatapan wajah lelaki di depannya itu.
"Tenang saja. Dia sangat berbakat. Aku sudah mendengarnya sendiri." imbuh Aditya.
"Apa dia kenalan mu?" tanya Richard.
"Bukan!"
"Lalu? Kenapa kamu ingin aku merekrut nya sebagai artis ku." tanya Richard.
"Karena ada suatu hal yang aku inginkan." ujar Aditya dengan senyum menyeringai.
"Apalagi rencana mu?" tanya Richard.
"Kau tidak perlu tau. Cukup jadikan dia artis mu. Sisanya biar aku yang urus!" jawab Aditya.
"Aahh ... Baiklah jika itu mau mu tuan muda. Aku tidak bisa berbuat apa-apa." ujar Richard dengan nada malasnya.
"Sudah sana pergi. Aku bosan melihat wajah jelek mu itu!" tukas Aditya lalu memalingkan wajahnya.
"Dasar! Aku juga malas melihat wajahmu itu!" ujar Richard kesal.
Richard pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
"Hei Alvian, Carikan pawang untuk menjinakkan tuan muda mu itu." tukas Richard dengan nada bercanda.
"Kau mau mati ya!" teriak Aditya dengan kesal.
Richard pun tertawa mendengar ucapan Aditya. Ya begitulah mereka. Richard adalah salah satu sahabat dari Aditya. Dia juga orang kepercayaan dari tuan muda yang terkenal dingin tersebut. Maka tidak heran jika dia bersikap non formal dan terkesan tidak sopan kepada lelaki itu.
"Permainan akan segera di mulai ... Kau tidak akan lepas dari genggaman ku ..." ujar Aditya dengan senyuman penuh arti.
*****
Rania berjalan menuju lobby hotel mewah tersebut. Saat akan pergi ke luar. Dia dihampiri oleh seorang pria dan mengatakan jika lelaki itu orang suruhan Aditya dan akan mengantar dirinya kembali ke kantor. Rania pun menurut dan masuk ke dalam mobil yang ada di depannya.
Dalam perjalanan, Rania terus berpikir. Apa yang akan dilakukan oleh Aditya kepada Sean. Jangan sampai lelaki itu berbuat yang tidak-tidak kepada kekasihnya tersebut.
"Kenapa aku jadi pusing seperti ini sih." keluh Rania dengan memijat pelipisnya.
Tak lama kemudian mobil sudah sampai dipelataran kantor tempatnya bekerja. Rania pun turun dan masuk ke dalam perusahaan.
"Kau sudah kembali?" tanya Nova yang melihat kedatangan Rania. Rania hanya mengangguk dan duduk di kursi kerjanya.
"Bagaimana proyeknya? Apa sudah berjalan?" tanya Nova.
"Apanya yang berjalan. Dimulai saja belum." jawab Rania sebal.
"Oohh begitu ..."
Rania memutar ke kiri dan kanan kursi kerjanya. Dia pun berulang kali menghela nafasnya dengan berat. Dia masih begitu kepikiran dengan ucapan Aditya. Dia begitu takut terjadi apa-apa dengan Sean.
"Kalau sampai terjadi apa-apa dengan Sean. Aku tidak akan pernah memaafkan mu Aditya ..." geram nya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments