Rania tengah duduk bersandar di ranjang tempat tidurnya sambil memainkan ponsel ditangannya. Sejak kejadian malam itu, Sean tidak pernah menghubunginya lagi atau sekedar mengirim pesan kepadanya. Jujur saja dia begitu khawatir serta rindu dengan lelaki itu. Namun rasa gengsi untuk mengabari lebih dulu kekasihnya itu terlalu besar.
Tiba-tiba satu notifikasi pesan masuk pada ponselnya. Rania segera membuka dengan segera pesan itu. Ternyata dari Sean. Sudut bibirnya pun tertarik membentuk sebuah senyuman.
"Rania aku ada kabar baik untukmu. Aku di terima! Mimpi ku selama ini akan terwujud! Aku akan menjadi penyanyi terkenal!" tukas Sean dalam pesan itu.
"Benarkah yang diucapkan Sean? Kyaaaa! Aku senang sekali ... Akhirnya ... Sean ..." secara spontan pun Rania berteriak saat membaca pesan dari Sean. Dia turut bahagia mendengar kabar baik itu. Mata indah gadis itupun sampai berkaca-kaca.
Vania yang sedang belajar di kamarnya pun sampai membuka kamar sang kakak saat mendengar suara teriakan kakaknya itu.
"Ada apa kak? Kenapa kakak berteriak?" tanya Vania heran melihat kakaknya yang tertawa bahagia serta loncat-loncat tidak karuan.
"Kakak senang dek. Kakak senang banget. Akhirnya ... Akhirnya impian Sean akan jadi kenyataan." tukas Rania menghambur memeluk sang adik.
"Apa maksud kakak? Aku tidak mengerti?" tanya Vania.
"Baru saja Sean kirim pesan ke kakak. Dia bilang dia diterima. Sebentar lagi dia akan jadi penyanyi." jelas Rania dengan hebohnya.
"Kakak serius?" tanya Vania. Rania mengangguk dengan senang.
"Akhirnya. Usaha kak Sean selama ini tidak sia-sia. Aku ikut senang kak mendengarnya." tukas Vania.
Dua kakak beradik itupun tertawa dengan bahagia. Seakan kebahagiaan tersebut milik mereka. Entahlah mimpi apa mereka, hingga mendapatkan kabar sebaik dan sebagus ini.
"Tapi kak, nanti kalau kak Sean udah jadi artis terkenal, kita tidak bisa ketemu dengannya dong?" celetuk Vania tiba-tiba. Seketika senyum indah Rania memudar. Gadis itu nampak memikirkan ucapan sang adik.
"Kamu benar ..." ujar Rania lesu.
" .Kakak gak usah khawatir. Vania yakin kok kalau kak Sean tidak akan berubah. Kak Sean kan cinta matinya sama kakak saja." goda Vania mencairkan suasana.
Rania tersenyum lebar. Pipinya pun memerah mendengar ucapan sang adik. Vania benar, apapun yang terjadi, dia harus percaya kepada Sean. Dia yakin Sean tidak akan berpaling darinya begitu mudah. Kesetiaan Sean tidak perlu di ragukan lagi.
*****
Aditya memutar gelas wine ditangannya. Senyum dibibirnya pun sedari tadi tidak pernah surut. Dia sudah membayangkan bagaimana rencananya itu akan berjalan mulus tanpa hambatan.
"Sayang ... Apa kamu tidak lelah hanya duduk seperti itu terus?" tanya seorang wanita cantik serta seksi dengan gaun terbuka pada bagian dada dan pahanya yang tengah duduk dengan menggoda di atas ranjang besar kamar hotel tersebut.
Atensi mata Aditya pun menatap sekilas wanita cantik itu. Aditya pun meneguk wine ditangannya dengan sekali tegukan dan menaruh kembali gelas tersebut di atas meja. Lelaki itu pun berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat kearah wanita cantik itu.
Wanita cantik itu sudah menyunggingkan senyuman menggoda saat melihat Aditya berjalan mendekat kearahnya. Aditya mengulurkan tangannya kepada wanita itu dan disambut dengan manja oleh wanita itu.
"Kau ... Sangat cantik malam ini ..." ujar Aditya dengan suara beratnya yang mampu membuat wanita itu semakin tergoda dengan lelaki tampan dan bertubuh kekar di depannya.
"Aku milikmu malam ini sayang ..." tukas wanita itu dengan suara seksi nan manja membuat Aditya tergelak mendengar itu.
"Benarkah?" Aditya berbisik tepat di telinga wanita itu dengan suara beratnya yang semakin seksi terdengar di telinga. Wanita tersebut semakin meremang mendengar suara berat nan seksi tersebut.
"Heemm ..." ujar wanita tersebut sambil memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan lembut dari tangan Aditya pada punggung serta lengannya.
Namun sekejap Aditya langsung mendorong tubuh wanita tersebut hingga jatuh ke atas ranjang. Aditya pun merapikan kemeja yang dipakainya.
"Pulanglah! Aku tidak bernafsu bermain dengan mu malam ini!" usir Aditya.
"Apa? Sayang, bukannya kamu yang menghubungiku untuk datang menemani mu malam ini. Kenapa tiba-tiba kamu seperti ini?" tanya gadis itu tidak terima dengan perlakuan lelaki di depannya.
"Jangan banyak bicara! Cepat keluar! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!" tukas Aditya dengan angkuhnya.
"Aditya!" teriak gadis itu menggema di dalam kamar tersebut.
Aditya membuka laci yang ada di samping ranjang tersebut dan melemparkan amplop coklat besar penuh berisi uang kepada wanita itu.
"Cepat pergi! Aku tidak ingin melihatmu lagi. Ambil uang itu dan enyah dari hadapan ku!" ujar Aditya membelakangi wanita itu.
"Satu lagi! Jangan pernah menghubungiku lagi!" tukas Aditya.
Wanita itupun menatap Aditya dengan perasaan kesal bercampur marah. Dia dibuang begitu saja seperti sampah oleh lelaki itu. Setelah dia memberikan segalanya yang dia punya untuk lelaki itu. Yah walaupun sudah banyak juga sih yang dia terima dari lelaki itu. Apartemen mewah, mobil mewah keluaran terbaru, perhiasan mahal serta barang-barang branded lainnya.
Saat membuka pintu kamar hotel tersebut. Terlihat Alvian dengan setia berdiri dibalik pintu kamar tuannya. Dia memandang wanita yang baru saja keluar itu dengan senyuman penuh mengejek.
"Akhirnya kau dibuang juga!" tukas Alvian kepada wanita sombong tersebut.
Wanita itu memandang Alvian dengan tatapan tidak suka dan penuh kebencian. Pasalnya Alvian selalu saja ikut campur dalam setiap urusannya. Bahkan Alvian pula yang memergoki wanita itu sedang bercumbu dengan pria lain di belakang Aditya. Dan wanita itu yakini. Jika Alvian sudah menceritakan semua apa yang dia lihat kepada Aditya. Sehingga Aditya memperlakukan dia seperti ini.
"Awas saja! Aku akan membalasmu!" ujar wanita itu dengan geram.
Aditya tersenyum menyeringai dan menatap acuh pada wanita tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments