Bab. 10 Rencana Licik Boss

Saat tiba di tempat kerja Rania sedikit berlari. Tadi dia bangun kesiangan karena semalam tak dapat tidur akibat banyak nyamuk dan suhu dingin rumah sakit.

Rania pun bernafas dengan lega saat berada di depan mesin absensi. Jam di sana masih menunjukkan kurang lima menit dari jam masuk kantor. Dengan mengatur nafas dia pun berjalan menuju kubikel tempatnya bekerja.

"Aku kira kamu gak masuk kerja, Ran." tanya Nova saat melihatku baru saja tiba.

"Aku tadi bangun kesiangan. Untung aja gak terlambat." jawabku.

Rania langsung mengaktifkan komputer di depannya dan bersiap memulai kerjanya hari ini. Saat sedang sibuk mengerjakan laporan yang ada di mejanya, tiba-tiba telepon kantor yang ada di sampingnya berbunyi.

"Hallo ..."

"Rania ... Tolong ke ruangan ku ya!" pinta suara dari balik telepon yang tak lain adalah suara dari atasan Rania, Mbak Riri.

Tanpa banyak bicara, Rania pun beranjak dari duduknya. Nova yang melihat rekan kerjanya masih pagi sudah dipanggil ke kantor atasan pun hanya bisa bergumam dan berdoa. Semoga saja hari ini bukan hari yang buruk untuk rekan kerjanya itu.

Sesampainya diruangan Mbak Riri, Rania pun mengetuk pintu ruangan itu dengan sopan. Setelah mendengar dia dipersilahkan masuk, Rania pun masuk.

"Ada apa, Mbak?" tanya Rania penasaran. Sepertinya dia tidak melakukan kesalahan.

"Ahh Rania ... Duduklah." pinta Mbak Riri. Rania pun menarik kursi di hadapan wanita berkacamata itu.

"Gini Ran, Mbak mau minta tolong. Nanti siang kamu gantiin Mbak meninjau proyek yang kemarin dibahas itu." ujar Mbak Riri.

"Kenapa harus aku Mbak? Masih ada Nova kan?" tanya Rania heran.

"Mbak tau, tapi ini permintaan si boss!" jawab Mbak Riri.

"Maksud Mbak?" tanya ku tak mengerti.

"Si boss minta kamu yang menemani dia buat meninjau proyek itu." jawab Mbak Riri.

"Tapi Mbak, laporan aku masih belum selesai." ujar ku.

"Kamu serahin aja laporan kamu ke Nova. Biar dia yang beresin. Kamu siap-siap aja gih. Minta berkasnya buat tinjauan ke pak Wisnu." jelas Mbak Riri.

"Baik Mbak!" jawab Rania pasrah. Dia pun lalu beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Ada apa ya? Kenapa pak boss ingi. aku ikut meninjau proyek bareng dengannya? Gak biasanya seperti itu!" gumam Rania dalam hati.

"Ada apa Ran? Kenapa Mbak Riri manggil kamu?" tanya Nova penasaran.

"Aku disuruh ikut pak boss meninjau proyek!" ujar ku.

"Hah? Pak boss? Tumben sekali. Biasanya kan Mbak Riri yang pergi." tanya Nova.

"Entahlah!"

"Oh ya, Nov. Laporan yang kemarin kan belum selesai. Mbak Riri bilang suruh dialihkan ke kamu. Aku kirim lewat email ya." jelas ku.

"Ooh oke!" jawab Nova dengan senang hati.

"Maaf ya, aku menambah kerjaan kamu." ujarku.

"No problem! Udah perintah kan?" jawab Nova.

*****

Setelah bersiap-siap aku pun menuju Lobby perusahaan. Menunggu kedatangan pak boss untuk meninjau proyek bersama dengannya. Tak lama kemudian terlihat mobil sedan berwarna hitam mengkilap berhenti di depan ku. Aku menatap mobil itu, seperti tidak asing. Benar saja. Ketika seorang lelaki dengan setelan jas membuka pintu mobil dan turun aku langsung mengenali orang itu. Siapa lagi kalau bukan orang mesum itu.

"Maaf membuatmu menunggu lama." tukasnya. Rania hanya terdiam dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kamu sudah siap? Yuk!" ajak Aditya sambil menarik tangan Rania. Rania menepis tangan Aditya dengan kasar.

"Jangan lancang menyentuhku!" kecamnya.

Mendengar ucapan Rania, Aditya malah terkekeh. Dia begitu gemas melihat gadisnya kesal seperti itu.

"Baiklah. Ayo masuk! Kita tidak punya banyak waktu." ujar Aditya. Rania masih diam tak bergeming.

"Rania ..." panggil Aditya dengan senyum menyeringai.

"Aku akan pergi dengan pak boss. Minggir lah!" ujar Rania angkuh. Aditya semakin terkekeh mendengar penjelasan gadisnya itu.

"So, kamu kenapa masih berdiri di situ? Ayo masuk! Kita akan pergi meninjau proyek bersama-sama!" jelas Aditya.

"Apa? Jadi yang di maksud Mbak Riri itu kamu? Boss?" tanya Rania tak percaya. Aditya mengangguk mengiyakan.

"Mustahil! Mimpi apa aku semalam harus pergi dengan lelaki mesum itu." gumam Rania.

" Come on Baby .... Kamu tau waktu ku begitu berharga!" ujar Aditya.

Dengan kesal Rania pun berjalan mendekat ke arah mobil itu. Aditya pun membuka pintu belakang dengan bangganya. Namun, Rania malah membuka pintu bagian depan dan duduk di samping Alvian, supir sekaligus sekertaris dari Aditya.

Aditya pun mengetuk kaca mobil bagian depan. Dan Rania pun membuka kaca mobil tersebut.

"Ada apa?" tanya Rania dengan wajah dinginnya.

"Turun!" tukas Aditya.

"Untuk apa? Bukannya kamu bilang waktu kamu begitu berharga. Kenapa jadi kamu yang membuang-buang waktu!" jelas Rania.

"Turun! Dan duduk di belakang bersama ku!" tukas Aditya dengan wajah kesalnya.

"Tidak mau!" bantah Rania.

"Kau masih meminta mu dengan baik-baik ya. Jangan sampai aku berbuat kasar sama kamu!" tukas Aditya dengan kesal.

"Sebaiknya anda pindah ke belakang, nona!" pinta Alvian.

"Tidak mau! Aku tidak mau duduk berdampingan dengan lelaki mesum. Alergi kulit ku!" jawab Rania masih dengan keras kepalanya.

Aditya menarik handle pintu yang diduduki Rania dan menarik tangan gadis itu untuk keluar dari sana.

"Hei! Apa-apaan kamu! Aduuhh sakit! Jangan tarik-tarik! Lepaskan!" ujar Rania dengan sebal dan menahan sakit pada pergelangan tangannya.

Aditya mendorong tubuh Rania masuk ke mobil bagian belakang dan dia pun langsung masuk dan duduk di samping gadis itu.

"Jalan!" perintah Aditya kepada Alvian. Perlahan mobil itupun berjalan meninggalkan lobby perusahaan.

"Sudah ku katakan, jangan berani menyentuh ku. Lelaki mesum!" teriak Rania dari kursi belakang. Aditya sampai memejamkan matanya menahan dengungan suara teriakan Rania yang begitu memekakkan telinganya.

"Sudah diam lah!. Jangan berteriak seperti itu. Telinga ku bisa pecah mendengar suaramu itu!" tukas Aditya.

"Biar saja! Aku sangat suka melihat telingamu itu hancur!" ujar Rania masih dengan berteriak.

"Berhenti! Aku mau turun!" Rania berteriak dengan kencangnya meminta mobilnya dihentikan.

"Hei! Aku bilang berhenti! Aku mau turun!" teriak Rania kepada Alvian. Namun Alvian tidak menghiraukan dan terus melajukan mobilnya.

"AKU BILANG BERHENTI ..."

"DIAM! ATAU GAK AKU BAKAL CIUM KAMU DISINI!" teriak Aditya tak kalah kerasnya. Seketika Rania langsung terdiam tak meneruskan kalimatnya. Dia tidak mau kejadian kemarin terulang kembali. Rania diam menunduk sambil meremas ujung blazers yang dikenakan nya.

"Seperti itu kan cantik. Daripada berteriak seperti Tarzan di hutan." ujar Aditya memperhatikan gadis di sampingnya yang terdiam membisu.

Aditya tersenyum tipis melihat wajah ketakutan dari Rania. Dia sungguh sangat senang bisa bermain-main dengan gadis di sampingnya ini.

"Kenapa dia begitu menggemaskan ketika diam seperti itu. Aahh aku sungguh ingin menerkamnya habis-habisan." gumam Aditya.

Terpopuler

Comments

De Afekh..

De Afekh..

cerita menarik bahasanya enak...tp kok masih sepi ya...aku ramaikan ya like vote n❤

2021-02-22

2

Pujas_erha🤓

Pujas_erha🤓

semangat kak🤓
10 like and rate 5 mendarat..💙
nyicil dulu yaw😘😘

2021-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Audisi
2 Bab 2. Problematika Kehidupan
3 Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4 Bab 4. Beban
5 Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6 Bab 6 Calon Ibu Mertua
7 Bab. 7 Tertarik
8 Bab. 8 Mood Swing
9 Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10 Bab. 10 Rencana Licik Boss
11 Bab. 11 Ancaman
12 Bab. 12 Selangkah Lagi
13 Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14 Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15 Bab. 15 Menunggu
16 Bab. 16 Ajakan
17 Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18 Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19 Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20 Bab. 20 Gangguan
21 Bab. 21 Perubahan Cinderella
22 Bab. 22 Pameran Lukisan
23 Bab. 23 Dengan Caraku
24 Bab. 24 Terjerat
25 Bab. 25 Hal Konyol
26 Bab. 26 Kesalahan
27 Bab. 27 Bodoh
28 Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29 Bab. 29 Memihak
30 Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31 Bab. 31 Amarah
32 Bab. 32 Suka Atau Duka?
33 Bab. 33 Tidur Bersama
34 Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35 Bab. 35 Di Balik Senyuman
36 Bab. 36 Di Abaikan
37 Bab. 37 Kabur ( 1 )
38 Bab. 38 Kabur ( 2 )
39 Bab. 39 Pengawal Pribadi
40 Bab. 40 Bertemu Lagi
41 Bab. 41 Di Belakang
42 Bab. 42 Pertama
43 Bab. 43 Tindakan Bodoh
44 Bab. 44 Dampak Buruk
45 Bab. 45 Teman
46 Bab. 46 Mencari Rania
47 Bab. 47 Titik Terang
48 Bab. 48 Tidak Sebanding
49 Bab. 49 Melihatmu Kembali
50 Bab. 50 Galau
51 Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52 Bab. 52 Malam Pertama
53 Bab. 53 Terikat
54 Bab. 54 Berita Tersembunyi
55 Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56 Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57 Bab. 57 Banyak Anak
58 Bab. 58 Rewel
59 Bab. 59 Bedrest
60 Bab. 60 Pengkhianatan
61 Bab. 61 Menutupi
62 Bab. 62 Egois
63 Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64 Bab. 64 Memaafkan
65 Bab. 65 Ego
66 Bab. 66 Kebiasaan Baru
67 Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68 Bab. 68 Pengabdian
69 Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70 Bab. 70 Negosiasi
71 Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72 Bab. 72 Mirip
73 Bab. 73 Tak Lagi Sama
74 Bab. 74 Toxic
75 Bab. 75 Pengkhianatan
76 Bab. 76 Saling Menyakiti
77 Bab. 77 Mengakhiri
78 Bab. 78 Di Hantui
79 Bab. 79 Jadi Gila
80 Bab. 80 Good News? Bad News?
81 Bab. 81 Kabur
82 Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83 Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84 Bab. 84 Orang Baik
85 Bab. 85 Tergantikan
86 Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87 Bab. 87 Ketemu
88 Bab. 88 Apalagi Ini?
89 Bab. 89 Titik Terendah
90 Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91 Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92 Visual Soul Mine
93 Extra Part
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Audisi
2
Bab 2. Problematika Kehidupan
3
Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4
Bab 4. Beban
5
Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6
Bab 6 Calon Ibu Mertua
7
Bab. 7 Tertarik
8
Bab. 8 Mood Swing
9
Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10
Bab. 10 Rencana Licik Boss
11
Bab. 11 Ancaman
12
Bab. 12 Selangkah Lagi
13
Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14
Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15
Bab. 15 Menunggu
16
Bab. 16 Ajakan
17
Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18
Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19
Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20
Bab. 20 Gangguan
21
Bab. 21 Perubahan Cinderella
22
Bab. 22 Pameran Lukisan
23
Bab. 23 Dengan Caraku
24
Bab. 24 Terjerat
25
Bab. 25 Hal Konyol
26
Bab. 26 Kesalahan
27
Bab. 27 Bodoh
28
Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29
Bab. 29 Memihak
30
Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31
Bab. 31 Amarah
32
Bab. 32 Suka Atau Duka?
33
Bab. 33 Tidur Bersama
34
Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35
Bab. 35 Di Balik Senyuman
36
Bab. 36 Di Abaikan
37
Bab. 37 Kabur ( 1 )
38
Bab. 38 Kabur ( 2 )
39
Bab. 39 Pengawal Pribadi
40
Bab. 40 Bertemu Lagi
41
Bab. 41 Di Belakang
42
Bab. 42 Pertama
43
Bab. 43 Tindakan Bodoh
44
Bab. 44 Dampak Buruk
45
Bab. 45 Teman
46
Bab. 46 Mencari Rania
47
Bab. 47 Titik Terang
48
Bab. 48 Tidak Sebanding
49
Bab. 49 Melihatmu Kembali
50
Bab. 50 Galau
51
Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52
Bab. 52 Malam Pertama
53
Bab. 53 Terikat
54
Bab. 54 Berita Tersembunyi
55
Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56
Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57
Bab. 57 Banyak Anak
58
Bab. 58 Rewel
59
Bab. 59 Bedrest
60
Bab. 60 Pengkhianatan
61
Bab. 61 Menutupi
62
Bab. 62 Egois
63
Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64
Bab. 64 Memaafkan
65
Bab. 65 Ego
66
Bab. 66 Kebiasaan Baru
67
Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68
Bab. 68 Pengabdian
69
Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70
Bab. 70 Negosiasi
71
Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72
Bab. 72 Mirip
73
Bab. 73 Tak Lagi Sama
74
Bab. 74 Toxic
75
Bab. 75 Pengkhianatan
76
Bab. 76 Saling Menyakiti
77
Bab. 77 Mengakhiri
78
Bab. 78 Di Hantui
79
Bab. 79 Jadi Gila
80
Bab. 80 Good News? Bad News?
81
Bab. 81 Kabur
82
Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83
Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84
Bab. 84 Orang Baik
85
Bab. 85 Tergantikan
86
Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87
Bab. 87 Ketemu
88
Bab. 88 Apalagi Ini?
89
Bab. 89 Titik Terendah
90
Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91
Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92
Visual Soul Mine
93
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!