Bab. 16 Ajakan

Setelah hari itu, Rania dan Sean sudah tidak bertemu lagi. Karena Sean harus mulai debutnya menjadi penyanyi. Yang hanya dilakukan Rania setiap harinya adalah menunggu telepon dan pesan dari Sean. Ingin sekali dia menghubungi nomor ponsel lelaki itu. Namun dia takut malah akan mengganggu konsentrasi Sean. Setiap kali dia mengirim pesan pun, tidak bisa langsung dibalas. Kirim pesan pagi, dibalas malam. Kirim pesan malam, kadang baru lusa dibalasnya. Begitulah setiap harinya.

Rania kini tengah sibuk dengan berkas-berkas di depannya. Dia bahkan melewatkan makan siang agar bisa menyelesaikan laporan itu. Karena dia sungguh enggan jika harus lembur apalagi jika seorang diri.

Tok ... Tok ... Tok ...

Seseorang mengetuk kubikel tempatnya bekerja. Rania pun mendongak melihat siapa yang mengganggu konsentrasinya. Terlihat senyum seorang lelaki dengan setelan jas yang begitu rapi. Seketika air muka Rania berubah menjadi tidak suka.

"Sesibuk itukah sampai kau melewatkan makan siang mu?" tanya orang itu yang tidak lain adalah Aditya.

"Apa urusanmu tuan!" jawab Rania dengan ketus. Aditya tersenyum melihat reaksi gadis di depannya itu. Aditya melangkah maju sedikit dan menarik kursi salah satu karyawan yang sedang di tinggal oleh pemiliknya itu.

"Kita sudah lama tidak berjumpa. Kenapa kamu masih begitu galak padaku? Apa kamu tidak rindu denganku?" tanya lelaki itu sambil tersenyum menyeringai. Rania memutar bola matanya malas.

"Tuan, kalau tidak ada urusan penting. Silahkan pergi. Saya masih banyak pekerjaan!" tukas Rania dengan tegas. Memang kenyataannya dia sedang sibuk dengan berkas-berkas di depannya yang menggunung.

"Waahh ... Lihat! Kau berani mengusirku? Apa karyawan di sini begitu tidak punya sopan santun sehingga bisa mengusir seorang investor terbesar yang membantu perusahaannya agar lebih berkembang?" ujar Aditya penuh dengan sindiran.

"Bukan begitu tuan. Tapi kau memang tidak punya waktu meladeni mu saat ini." jawab Rania.

"Apa Riri yang memberi mu semua tugas ini?" tanya Aditya.

"Tidak tuan. Ini memang tugas saya." jawab Rania.

"Benarkah? Kalau begitu kita makan siang dulu." ajak Aditya.

"Maaf saya ti- ..."

"Saya tidak menerima penolakan!" tukas Aditya tegas. Lelaki itupun berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya kepadanya. Rania hanya mendengus kesal dan melempar pulpennya sembarang arah.

"Saya tidak bisa tuan. Saya harus menyelesaikan laporan ini. Saya tidak mau lembur nantinya." ujar Rania selembut mungkin agar tidak menyinggung perasaan Aditya.

"Kau ikut denganku, atau aku akan minta Riri untuk memecat mu agar kamu tidak punya kerjaan lagi. Dengan begitu kamu tidak akan menolak ajakan ku!" ancam Aditya.

"Tidak! Baiklah aku akan ikut denganmu tuan. Tapi jangan pecat saya!" tukas Rania.

"Bagus. Akhirnya kamu menurut juga. Ayo berangkat!" ujar Aditya.

Rania pun mengangguk dan mengambil tas yang ada di bawah meja kerjanya dan berjalan di belakang Aditya.

Saat akan memasuki lift, Rania berpapasan dengan Nova. Gadis itu begitu heran saat melihat Rania berjalan dengan salah satu penanam saham terbesar di perusahaan ini.

"Ada hubungan apa Rania dengan tuan Aditya? Dan mereka mau kemana?" tanya Nova penasaran dan bermonolog sendiri.

*****

Kini Aditya dan Rania tengah duduk di sebuah restoran yang pasti harganya setiap makanannya tidak lah murah. Rania tampak bingung dan mengamati setiap sudut tempat itu. Pasalnya ini masih jam makan siang namun restoran itu begitu sepi. Hanya ada mereka berdua di sana.

"Kau kenapa?" tanya Aditya yang melihat Rania begitu bingung.

"Ini masih jam makan siang. Tapi kenapa restoran ini begitu sepi? Apa memang ini restoran ini tidak laku?" tanya Rania bingung. Aditya tergelak mendengar ucapan gadis di depannya itu.

"Aku sudah memesan seluruh restoran ini. Agar tidak ada yang mengganggu kebersamaan kita." ujar Aditya dengan santainya.

"Apa?" Rania kaget mendengarnya.

"Waktu bersama mu sangat berharga. Dan aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu." tukas Aditya. Rania menghela nafas berat. Sementara Aditya tersenyum dengan senangnya.

"Lalu apa yang kau inginkan tuan? Aku yakin, kamu tidak hanya ingin mengajakku makan siang kan. Pasti ada maksud lain di balik semua ini." tanya Rania curiga.

"Kamu terlalu curiga padaku, sayang. Tapi aku suka sifat waspada mu itu." jawab Aditya.

Obrolan mereka terhenti ketika pelayan restoran itu datang membawa makanan dihadapan mereka berdua. Rania dibuat takjub tatkala melihat hidangan yang begitu mewah tersaji di hadapannya. Gadis itupun bersusah payah menelan ludahnya saat melihat makanan yang begitu menggugah selera itu. Aditya begitu gemas melihat tingkah gadisnya itu.

"Tuan. Ini semua boleh di makan?" tanya Rania tanpa berkedip.

"Makan lah! Aku memesan semua ini khusus untuk mu!" jelas Aditya.

"Terimakasih tuan. Aku akan memakannya dengan senang hati." ujar Rania senang.

Mereka berdua pun makan dengan tenang. Rania tampak sangat lahap memakan hidangan di depannya tersebut.

"Ini sangat enak ..." ujar Rania disela-sela makannya.

"Benarkah? Kalau begitu habiskan semuanya!" tukas Aditya. Rania pun mengangguk mengiyakan.

Dalam hitungan menit makanan yang penuh di atas meja pun tandas tak tersisa. Rania mengusap mulutnya dengan kain serbet yang disediakan di sana. Aditya tersenyum melihat Rania menghabiskan makanannya.

"Kau rakus juga ternyata." ujar Aditya.

"Apa? Enak saja. Aku hanya menyayangkan makanan tersebut jika harus di buang-buang." jawab Rania.

"Terserah kamu saja." ujar Aditya pasrah.

Selesai makan, mereka pun berjalan menuju lobby restoran menunggu supir mengambil mobil milik Aditya yang di parkir tidak jauh dari sana.

"Nanti malam kau ada acara?" tanya Aditya.

"Tidak. Kenapa tuan?" menjawab pertanyaan Aditya dengan pertanyaan.

"Aku akan datang ke rumah mu!" tukas Aditya.

"Apa? Untuk apa?" tanya Rania.

"Nanti kau juga tau aku mau apa!" jawab Aditya.

"Gak boleh!" tiba-tiba Rania berucap ketus kepada Aditya.

"Apa?" tanya Aditya.

"Kau tidak boleh datang ke rumah ku!" tukas Rania.

"Kenapa?"

"Aku bilang tidak boleh, ya tidak boleh!" jawab Rania sedikit berteriak.

"Semakin kau melarang ku. Semakin membuatku penasaran. Aku akan tetap kesana walau kau melarang." jelas Aditya.

"Kau?" Rania begitu kesal dengan sikap Aditya yang semaunya.

"Ayolah jangan melotot seperti itu. Kau begitu menggemaskan jika seperti itu. Dan kau tau, hasrat ingin menerkam mu jadi semakin tinggi." ujar Aditya dengan senyum menyeringai.

Apa yang akan dilakukan Aditya selanjutnya?Nantikan selanjutnya ...

Happy reading ...

Episodes
1 Bab 1. Audisi
2 Bab 2. Problematika Kehidupan
3 Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4 Bab 4. Beban
5 Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6 Bab 6 Calon Ibu Mertua
7 Bab. 7 Tertarik
8 Bab. 8 Mood Swing
9 Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10 Bab. 10 Rencana Licik Boss
11 Bab. 11 Ancaman
12 Bab. 12 Selangkah Lagi
13 Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14 Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15 Bab. 15 Menunggu
16 Bab. 16 Ajakan
17 Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18 Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19 Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20 Bab. 20 Gangguan
21 Bab. 21 Perubahan Cinderella
22 Bab. 22 Pameran Lukisan
23 Bab. 23 Dengan Caraku
24 Bab. 24 Terjerat
25 Bab. 25 Hal Konyol
26 Bab. 26 Kesalahan
27 Bab. 27 Bodoh
28 Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29 Bab. 29 Memihak
30 Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31 Bab. 31 Amarah
32 Bab. 32 Suka Atau Duka?
33 Bab. 33 Tidur Bersama
34 Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35 Bab. 35 Di Balik Senyuman
36 Bab. 36 Di Abaikan
37 Bab. 37 Kabur ( 1 )
38 Bab. 38 Kabur ( 2 )
39 Bab. 39 Pengawal Pribadi
40 Bab. 40 Bertemu Lagi
41 Bab. 41 Di Belakang
42 Bab. 42 Pertama
43 Bab. 43 Tindakan Bodoh
44 Bab. 44 Dampak Buruk
45 Bab. 45 Teman
46 Bab. 46 Mencari Rania
47 Bab. 47 Titik Terang
48 Bab. 48 Tidak Sebanding
49 Bab. 49 Melihatmu Kembali
50 Bab. 50 Galau
51 Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52 Bab. 52 Malam Pertama
53 Bab. 53 Terikat
54 Bab. 54 Berita Tersembunyi
55 Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56 Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57 Bab. 57 Banyak Anak
58 Bab. 58 Rewel
59 Bab. 59 Bedrest
60 Bab. 60 Pengkhianatan
61 Bab. 61 Menutupi
62 Bab. 62 Egois
63 Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64 Bab. 64 Memaafkan
65 Bab. 65 Ego
66 Bab. 66 Kebiasaan Baru
67 Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68 Bab. 68 Pengabdian
69 Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70 Bab. 70 Negosiasi
71 Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72 Bab. 72 Mirip
73 Bab. 73 Tak Lagi Sama
74 Bab. 74 Toxic
75 Bab. 75 Pengkhianatan
76 Bab. 76 Saling Menyakiti
77 Bab. 77 Mengakhiri
78 Bab. 78 Di Hantui
79 Bab. 79 Jadi Gila
80 Bab. 80 Good News? Bad News?
81 Bab. 81 Kabur
82 Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83 Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84 Bab. 84 Orang Baik
85 Bab. 85 Tergantikan
86 Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87 Bab. 87 Ketemu
88 Bab. 88 Apalagi Ini?
89 Bab. 89 Titik Terendah
90 Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91 Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92 Visual Soul Mine
93 Extra Part
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Audisi
2
Bab 2. Problematika Kehidupan
3
Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4
Bab 4. Beban
5
Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6
Bab 6 Calon Ibu Mertua
7
Bab. 7 Tertarik
8
Bab. 8 Mood Swing
9
Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10
Bab. 10 Rencana Licik Boss
11
Bab. 11 Ancaman
12
Bab. 12 Selangkah Lagi
13
Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14
Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15
Bab. 15 Menunggu
16
Bab. 16 Ajakan
17
Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18
Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19
Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20
Bab. 20 Gangguan
21
Bab. 21 Perubahan Cinderella
22
Bab. 22 Pameran Lukisan
23
Bab. 23 Dengan Caraku
24
Bab. 24 Terjerat
25
Bab. 25 Hal Konyol
26
Bab. 26 Kesalahan
27
Bab. 27 Bodoh
28
Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29
Bab. 29 Memihak
30
Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31
Bab. 31 Amarah
32
Bab. 32 Suka Atau Duka?
33
Bab. 33 Tidur Bersama
34
Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35
Bab. 35 Di Balik Senyuman
36
Bab. 36 Di Abaikan
37
Bab. 37 Kabur ( 1 )
38
Bab. 38 Kabur ( 2 )
39
Bab. 39 Pengawal Pribadi
40
Bab. 40 Bertemu Lagi
41
Bab. 41 Di Belakang
42
Bab. 42 Pertama
43
Bab. 43 Tindakan Bodoh
44
Bab. 44 Dampak Buruk
45
Bab. 45 Teman
46
Bab. 46 Mencari Rania
47
Bab. 47 Titik Terang
48
Bab. 48 Tidak Sebanding
49
Bab. 49 Melihatmu Kembali
50
Bab. 50 Galau
51
Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52
Bab. 52 Malam Pertama
53
Bab. 53 Terikat
54
Bab. 54 Berita Tersembunyi
55
Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56
Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57
Bab. 57 Banyak Anak
58
Bab. 58 Rewel
59
Bab. 59 Bedrest
60
Bab. 60 Pengkhianatan
61
Bab. 61 Menutupi
62
Bab. 62 Egois
63
Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64
Bab. 64 Memaafkan
65
Bab. 65 Ego
66
Bab. 66 Kebiasaan Baru
67
Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68
Bab. 68 Pengabdian
69
Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70
Bab. 70 Negosiasi
71
Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72
Bab. 72 Mirip
73
Bab. 73 Tak Lagi Sama
74
Bab. 74 Toxic
75
Bab. 75 Pengkhianatan
76
Bab. 76 Saling Menyakiti
77
Bab. 77 Mengakhiri
78
Bab. 78 Di Hantui
79
Bab. 79 Jadi Gila
80
Bab. 80 Good News? Bad News?
81
Bab. 81 Kabur
82
Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83
Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84
Bab. 84 Orang Baik
85
Bab. 85 Tergantikan
86
Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87
Bab. 87 Ketemu
88
Bab. 88 Apalagi Ini?
89
Bab. 89 Titik Terendah
90
Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91
Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92
Visual Soul Mine
93
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!