"Ma, saya pamit dulu ya. Ini sudah malam. Mama dan Rania juga harus istirahat kan!" ujar Aditya saat melihat arloji dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Mama Elis dan Rania pun mengantar Aditya sampai di depan pintu rumahnya. Alvian yang sedari tadi duduk di teras rumah sederhana itupun mengangguk hormat saat melihat dua wanita penghuni rumah tersebut.
"Hati-hati di jalan ya. Sering-sering mampir kesini." ujar Mama Elis saat melihat Aditya hampir masuk ke dalam mobil miliknya.
"Pasti." jawab Aditya dengan senyum yang sangat manis. Aditya sedikit melirik ke arah Rania. Gadis itu hanya terdiam menatapnya.
Selepas mobil Aditya pergi dari rumah Rania. Mama dan Rania masih berdiri di teras rumahnya.
"Mama gak nyangka, orang sebaik Aditya bisa mempunyai kisah yang menyedihkan seperti itu." tukas Mama sambil menatap lurus ke depan.
Rania hanya terdiam membisu. Jujur, dia sedikit merasa iba dan kasian terhadap lelaki itu. Namun saat mengingat kembali kejadian yang menimpa dirinya atas kekurang ajaran lelaki itu, membuat gadis itu kembali mendengus kesal.
"Sudah malam kak. Ayo masuk!" ajak Mama Elis.
"Sebentar Ma. Aku masih ingin disini." pinta Rania yang masih berdiri di teras rumahnya itu.
"Ya sudah. Mama masuk dulu. Jangan lupa kunci pintunya nanti." ujar Mama Elis lalu masuk kedalam rumah.
Rania pun duduk dilantai teras rumahnya. Dia berulang kali menghela nafasnya dengan berat. Tiba-tiba rasa rindunya kepada Sean datang menghampiri. Ini sudah enam bulan Sean tak memberinya kabar sama sekali. Bahkan ponsel Sean pun tidak aktif saat dia ingin menghubungi lelaki itu.
"Sean ... Kamu lagi apa sekarang?" ujar Rania sendirian sambil menatap nanar langit malam yang cerah dengan bertaburan bintang berkelap-kelip di angkasa.
"Kamu tau ... Aku selalu menunggumu. Menunggu kabar mu bahkan menunggu kedatanganmu di sini. Apa kamu masih ingat akan aku? Akan janji kita? Aku harap kamu selalu memegang janji kamu itu, Sean." tukas Rania sambil mengusap sudut matanya yang berlinang air mata.
*****
Disalah satu ruang make up terlihat seorang lelaki sedang duduk sambil memandangi cermin di depannya. Lelaki itu berulang kali mengatur nafasnya mengusir rasa gugup yang ada dalam dirinya. Sean meremas kedua tangannya yang sudah basah. Walaupun ini bukan pertama kalinya dia akan tampil di depan publik. Namun ini pertama kalinya bagi Sean untuk tampil di acara showcase debut dirinya menjadi penyanyi.
"Se, sudah selesai kan? Sepuluh menit lagi di mulai ya!" ujar salah seorang staf kepada dirinya.
Sean mengangguk perlahan. Rasa gugupnya semakin besar. Sean memejamkan matanya sejenak lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kamu pasti bisa Sean!" ujar Sean mantap sambil mengepalkan tangannya ke udara.
*****
Rania dan rekan kerjanya hari ini disibukkan dengan kerjaan yang menumpuk. Sejak perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan Aditya, banyak sekali investor yang ingin bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja. Maka dari itu, kesibukan diperusahan itupun menjadi bertambah.
Rania menghela nafasnya kasar dan melihat jam yang ada dipergelangan tangannya. Saat dirinya sedang memijit pelipisnya yang lelah, suara ketukan pada meja kerjanya membuat dirinya tersentak.
"Nova, bikin kaget aja!" ujar Rania kaget. Sementara Nova hanya tersenyum melihat rekan kerjanya itu. Nova menyodorkan sebuah paper bag kepada dirinya.
"Apa ini?" tanya Rania tak mengerti.
"Tadi pak boss titip ini buat kamu saat kamu lagi meeting sama Kak Riri." jawab Nova.
"Pak boss? Boss David maksudmu?" tanya Rania lagi.
"Bukan. Boss Aditya tepatnya." jawab Nova.
"Hah?" tukas Rania tak percaya.
"Ciyeee ... Yang lagi kasmaran!" ujar Nova menggoda.
"Apaan sih? Siapa yang kasmaran? Gak usah ngomong sembarang deh." tukas Rania kesal.
"Udah deh gak usah bohong. Gak mungkin kan pak boss Aditya seperhatian ini sama karyawan biasa seperti kita kalau tidak ada hubungan apa-apa." ujar Nova.
"Memang aku gak ada hubungan dengan pak Aditya. Kita hanya sebatas rekan kerja biasa. Boss dan bawahan. Lagian kamu sendiri tau, aku sudah punya pacar." jelas Rania.
"Iya iya ... Percaya deh ..." tukas Nova mengalah.
Rania pun membuka paper bag yang ada di depannya tersebut. Terlihat ada paket makan siang di dalam sana. Rania pun membuka wadah tersebut. Paket makan siang mewah dan begitu menggugah selera siapa saja yang melihat. Ada sebuah note di dalam paper bag itu. Rania membuka dan membacanya.
" Jangan lupakan makan siang mu, sayang. Atau kamu yang akan aku makan nanti malam."
Rania langsung menyobek kertas tersebut saat selesai membacanya. Hatinya begitu geram mengetahui isi pesan tersebut.
"Dasar mesum! Bisa-bisanya dia menulis hal seperti itu. Nyesel aku membaca pesan tersebut," tukasnya sebal.
Rania berdiri dari duduknya dan akan membuang makanan tersebut ke tempat sampah. Namun tiba-tiba perutnya berbunyi, menandakan minta di isi. Dia pun kembali duduk di kursi kerjanya dan memandang makanan yang ada di depannya.
"Pasti di dalam makanan itu ada apa-apanya. Aku tidak akan terkecoh oleh akal bulus lelaki mesum itu." dengus Rania kesal.
Namun perutnya berbunyi kembali. Rania pun menjadi galau akan makanan pemberian Aditya tersebut.
"Tapi kalau membuang makanan itukan mubazir. Lagipula sayang kan makanan semahal ini dibuang-buang." ujarnya sambil membuka wadah tempat makanan tersebut dan air liurnya hampir menetes saat melihat isi dalam wadah tersebut.
"Aahh ... Bodoh amat lah. Yang penting aku kenyang." ujar Rania lalu menyendok makanan tersebut dan memasukkan ke dalam mulutnya dengan lahap.
Mata Rantai berbinar saat merasai makanan yang masuk ke dalam mulutnya yang begitu lezat itu. Dia tidak pernah merasakan makanan terlezat seperti ini seumur hidupnya. Saat sedang asyik menikmati hidangan tersebut, sebuah suara membuyarkan keasyikan gadis tersebut.
"Apa kamu tidak takut, jika makanan itu ada racunnya." ujar Aditya membuyarkan aksi makan Rania.
"Uuhhuukk ... Uhuukkk ..." Rania terbatuk-batuk mendengar ucapan lelaki yang ada di belakangnya tersebut.
Aditya menyodorkan sebotol minuman kepada Rania. Namun Rania menepis tangan Aditya dan mengambil gelas berisi air putih yang ada di mejanya.
"Kenapa kau ada di sini, tuan?" tanya Rania dengan tatapan tajam. Gadis itu masih kesal karena lelaki itu mengganggu kenikmatannya memakan makan siangnya.
"Apa makanannya enak?" tanya Aditya dengan senyum menyeringai.
"Tadi sebelum anda datang makanan ini begitu enak. Entah saat ini. Aku yakin makanan ini jadi tidak enak sekarang." jawab Rania ketus. Aditya tergelak melihat gadisnya yang galak namun terlihat menggemaskan tersebut.
Lelaki itupun berjalan mendekat dan memutar kursi kerja yang diduduki Rania untuk menghadap ke arahnya dan mengunci kedua sisi tersebut dengan kedua tangannya agar si gadis tidak bisa lari dari hadapannya.
"Tuan mau apa?" tanya Rania sedikit memundurkan badannya karena lelaki di depannya ini semakin memajukan wajahnya ke arahnya.
"Jangan macam-macam tuan." ancam Rania. Aditya tersenyum dan menatap tajam wajah Rania dengan senyum yang tidak bisa diartikan.
"Kenapa kau begitu menggemaskan, hemm? Aku jadi semakin tidak sabar untuk memakanmu." tukas Aditya setengah berbisik di telinga Rania.
Rania hanya memejamkan matanya agar dirinya tidak melakukan eye contact dengan lelaki tersebut.
"Tu-tuan ... To-tolong jangan seperti ini." pinta Rania dengan kedua tangannya berada di dada bidang milik Aditya dan berusaha mendorongnya.
Aditya tersenyum lalu menyingkir dari hadapan Rania dan berdiri sambil merapikan jas yang dikenakannya. Rania bernafas lega saat melihat lelaki itu menjauh dari hadapannya.
"Nanti malam ikut dengan ku." perintah Aditya tanpa melihat wajah Rania.
"Hah? Aku tidak mau." tolak Rania mentah - mentah.
"Baiklah. Aku akan menyeret mu agar kamu ikut denganku!" ujar Aditya lalu berjalan pergi meninggalkan kubikel tempat Rania bekerja.
"Dasar sinting!" dengus Rania geram melihat kepergian lelaki menyebalkan itu.
******
Hai reader yang ku cintai ...
Mohon maaf karena up nya lama ...
Author bener-bener buntu banget dan kehabisan ide untuk menulis. Selain itu, kondisi badan juga lagi drop banget. Mohon untuk pengertiannya ya ...
Sekali lagi minta maaf yaa ...
Maafkan author yang sering mengecewakan reader tercinta ku ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments