Aditya pergi meninggalkan ruang perawatan dengan senyum yang sulit diartikan. Entah mengapa dia begitu suka dan senang sekali saat melihat wajah kesal Rania. Ini pertama kali dalam hidupnya diperlakukan seperti itu oleh seorang gadis. Rania berbeda dengan para gadis yang selama ini Aditya temui. Semua gadis akan takluk dengan pesona dan ucapannya. Namun Rania, dengan berani dia menolak bahkan mengusir dirinya.
"Dia begitu menarik! Aku suka!" ujar Aditya masih dengan senyum di wajahnya.
Saat mobil miliknya akan pergi meninggalkan halaman rumah sakit, tanpa sengaja Alvian melihat kedatangan Sean.
"Tuan. Itu dia kekasih dari Rania!" tunjuk Alvian.
Aditya menoleh dan menatap ke arah luar jendela. Terlihat Sean sedang memarkirkan motor matic kesayangan. Lalu masuk ke dalam rumah sakit dengan bungkusan ditangannya.
"Cari tau tentang dia! Dan segera laporkan padaku." ujar Aditya dengan wajah yang sudah berubah menjadi dingin kembali.
"Baik tuan." jawab Alvian lalu perlahan mobil sedan hitam itu meninggalkan halaman rumah sakit tersebut.
*****
"Kamu darimana saja sih dek? Disuruh jaga Mama kok malah keluyuran!" tukas Rania kesal saat melihat kedatangan Vania.
"Aku dari kantin rumah sakit. Loh tadi Mama kedatangan tamu. Ya sudah aku pikir daripada aku ikut nimbrung, mending cari sesuatu di kantin." jelas Vania.
"Kamu tau gak, itu tamu siapa? Kalau Mama sampai dijahati sama orang tersebut gimana?" ujarnya kesal.
"Udah-udah. Kenapa jadi kalian yang bertengkar. Lagipula tidak ada yang akan menjahati Mama. Aditya orang yang baik. Mama yakin itu." sela Mama membela semuanya.
"Kenapa jadi Mama belain dia sih? Mama belum tau saja sifat dia. Sangat tidak bermoral sekali." ujar Rania kesal.
"Mama yakin, jika Aditya adalah orang yang baik. Jadi kamu gak usah berlebihan." tukas Mama yang masih saja membelanya.
"Aish ... Percuma ngomong sama Mama. Bikin kesel aja!" ujar Rania lalu beranjak dari duduknya.
Saat akan beranjak dari duduknya, terlihat pintu ruang perawatan Mama dibuka dan muncul lah Sean dari balik pintu ruangan tersebut.
"Sean ..." sapa ku lirih.
"Assalamualaikum ..." sapa Sean ramah saat memasuki ruang perawatan Mama. Dia juga tersenyum ramah saat melihat Mama dan Vania yang ada di sana.
Wajah Mama langsung berubah dingin saat melihat kedatangan Sean. Lain dengan saat melihat Aditya tadi.
"Tante ..." sapa Sean sungkan.
Saat Sean akan menyalami tangan Mama, Mama malah melengos. Sean yang tau kedatangannya tidak diharapkan pun hanya tersenyum kikuk.
"Mama ..." ujar Rania lirih.
"Bagaimana keadaannya Tante? Apa sudah lebih baik?" tanya Sean.
"Tadinya sih sudah, saat kamu datang tiba-tiba kepala ku jadi pusing lagi!." tukas Mama dengan acuhnya.
"Mama apa-apaan sih!" ujar ku tak terima.
Sean tersenyum canggung saat mendengar ucapan Mama. Mama kembali merebahkan tubuhnya dan menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut dan langsung memejamkan matanya. Itu berarti dia sedang tidak mau berbicara lagi dengan Sean.
"Ma ..." saat Rania akan protes, Sean mengisyaratkan pada Rania untuk tidak menggangu istirahat Mama nya lagi. Sean menyerahkan bungkusan plastik yang dibawanya kepada Rania. Bungkusan itu berisi buah apel yang tadi dibelinya di pinggir jalan saat akan menuju rumah sakit.
Rania pun mengajak Sean keluar dari ruang perawatan Mama. Sedangkan Vania disuruh menjaga Mama di dalam kamar.
"Kamu sudah makan, Rania?" tanya Sean saat duduk dibangku luar ruang perawatan.
"Belum. Kamu sendiri?" tanyaku balik.
"Sama. Kita beli makan yuk. Nanti kamu sakit kalau telat makan." ujarnya. Rania mengangguk
"Oh ya Sean aku mau tanya sesuatu."
"Apa?" tanya Sean penasaran.
"Apa kamu yang melunasi biaya perawatan rumah sakit Mama?" tanyaku.
"Tidak. Kamu kan tau sendiri, uang darimana aku." jawab Sean.
"Begitu ya ..." tukas Rania bingung
"Kenapa?" tanya Sean.
"Soalnya tadi saat aku datang dan ingin melunasi biaya perawatan rumah sakit, kata petugasnya semua biaya rumah sakit sudah lunas. Aku kira kamu yang bayar." jelas Rania.
"Hah? Enggak! Aku gak bayar sama sekali.
mungkin ada anggota keluarga kamu yang udah melunasi." ujar Sean.
"Mungkin ..." jawab Rania ragu.
"Sudahlah. Kita tanyakan saja nanti. Sekarang kita cari makan dulu untukmu dan Vania." ajak Sean.
Rania pun mengangguk mengiyakan dan akhirnya mereka berdua pun pergi meninggalkan ruang perawatan untuk sementara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments