Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru

Setelah melihat mobil yang dinaiki oleh keluarga Santoso meledak di dasar jurang. Lelaki tersebut pun membawa Ray pergi dari sana. Ray yang masih terlelap dalam gendongannya pun terbangun akibat guncangan dari tubuh lelaki itu.

"Eehh? Paman siapa? Mami mana? Papi mana?" tanya Ray yang tidak melihat kedua orangtuanya tersebut.

Namun lelaki itu bungkam. Dia tidak sedikitpun menjawab pertanyaan dari bibir mungil bocah tersebut. Ray yang ketakutan karena dibawa oleh orang asing tersebut pun berteriak dan memukul-mukul tubuh lelaki itu.

"Lepaskan! Mami! Papi! Tolong ... Tolong Ray!" teriak Ray dengan begitu kerasnya.

"Diam! Kalau tidak aku lempar tubuhmu ini ke dasar jurang!" bentak lelaki tersebut.

Ray yang mendengar itupun langsung terdiam. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Namun air matanya setia menetes tanpa henti. Dia begitu rindu akan Mami dan Papinya.

"Mami Papi tolong Ray. Ray takut!" ujarnya lirih.

*****

Reynaldi terlihat sangat syok saat mendapat kabar dari orang kepercayaannya jika putra semata wayangnya dan menantunya telah tewas. Lelaki paruh baya itupun berjalan perlahan dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.

"Tidak ... Tidak ... Ini tidak mungkin. Itu pasti bukan mobil anakku. Tidak mungkin!" teriak Reynaldi frustasi.

Para pengawal dan pelayan yang ada di sana pun hanya menunduk terdiam tanpa berani melihat wajah tuannya yang sedang berduka. Mereka turut bersedih atas kehilangan tuan dan nona mudanya tersebut.

"Lalu ... Dimana Ray? Dimana cucuku itu berada?" tanya Reynaldi disela-sela tangisnya mengingat akan cucu lelakinya tersebut.

"Maaf tuan, kami tidak menemukan adanya tuan muda." jawab salah satu orang kepercayaannya itu.

"Apa? Lalu dimana cucuku sekarang!" tanya Reynaldi yang begitu frustasi.

Lelaki itu berharap jika cucunya dalam keadaan baik-baik saja. Hanya Ray lah satu-satunya harapan dan penerus garis keturunannya.

"Kami masih mencari keberadaan tuan muda, tuan!" ujar orang itu.

"Cepat cari cucuku! Temukan dia! Jangan sampai dia terluka atau kalian semua akan ku penggal!" teriak Reynaldi yang begitu marah dan frustasi.

"Baik tuan." tukas orang tersebut lalu pergi dari hadapan tuannya dan pergi mencari pewaris keluarga Wijaya tersebut.

*****

"Saya sudah melakukan apa yang tuan minta. Sekarang lepaskan anak saya tuan!" ujar lelaki itu dengan tatapan tajam.

Lelaki yang duduk dibalik kursi kerjanya itu hanya tertawa mendengar ucapan dari suruhannya tersebut.

"Bagus!Aku suka dengan cara kerja mu!. Kau menepati semua janjimu." tukas lelaki itu dengan senangnya. Dia pun membalikkan kursi yang tadinya menghadap dinding ruangan tersebut.

Nampak dengan jelas lelaki paruh baya yang masih terlihat sangat gagah duduk dengan kaki menyilang di sana. Lelaki itu adalah Jaejoong. Dia tertawa dengan puasnya. Karena telah berhasil menyingkirkan penerus keluarga Wijaya, musuh sekaligus saingan bisnisnya.

"Lalu dimana anak dari lelaki yang kau bunuh itu?" tanya Jaejoong dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa?. Dia juga sudah tewas bersama orang tuanya." ujar lelaki tersebut.

"Benarkah?. Waaaahhh ... Kau memang pembunuh yang paling kejam. Kau tega menghabisi nyawa anak tidak berdosa beserta kedua orang tuanya." tukas Jaejoong dengan tawa yang menggema diseluruh ruangannya.

"Kau yang membuatku menjadi monster mengerikan seperti itu tuan." ujar lelaki tersebut.

"Baiklah, berhubung kerja mu bagus. Aku akan melepaskan anakmu. Tapi ingat! Jika kau berani berkhianat kepada ku, aku tidak akan membunuhmu. Tapi aku akan membunuh anakmu itu dengan tanganku sendiri!" ancam Jaejoong.

Lalu Jaejoong pun meminta salah satu pelayannya untuk melepaskan anak dari lelaki tersebut. Tak lama kemudian, terlihat anak lelaki berusia delapan tahun datang bersama salah satu pelayan di sana.

"Ayah!" ujar anak tersebut lalu berlari menghambur ke pelukan sang ayah. Lelaki itupun memeluk putranya dengan sangat erat dan membawanya pergi dari tempat mengerikan tersebut.

Di sisi lain ...

Terlihat seorang bocah sedang menangis histeris di dalam sebuah kamar. Dia berulang kali memanggil nama ayah dan ibunya. Namun tidak ada satupun jawaban dari sana. Dia benar-benar seorang diri terkunci di sana.

Tak lama kemudian pintu kamar tersebut terbuka. Bocah berusia tiga tahun itupun tengah terlelap dilantai akibat terlalu lelah menangis.

"Heh? Ini siapa ayah?" tanya bocah berusia delapan tahun itu. Dia kaget melihat ada seorang anak kecil di dalam kamarnya.

"Dia adalah adikmu. Mulai saat ini, kamu menjadi kakak. Jadi dijaga baik-baik ya adiknya. Apa kamu suka adik?" tanya sang ayah.

" Adik? Benarkah!" ujar bocah itu dengan mata yang berbinar. Sang ayah hanya mengangguk. Sedangkan bocah tersebut begitu senang dan gembira karena dia telah mempunyai adik.

"Aku akan selalu menjaga adik kecil ku ini. Ayah tidak perlu khawatir!." tukas bocah tersebut dengan senang.

*****

Pencarian terus menerus dilakukan untuk mencari keberadaan cucu penerus keluarga Wijaya. Reynaldi bahkan menyewa orang-orang terbaik untuk menemukan cucunya tersebut. Namun hampir satu bulan lamanya cucu lelakinya itu belum ditemukan. Lelaki paruh baya itupun tengah duduk sambil memandangi foto mendiang anak, menantu dan cucunya yang ada dibingkai besar yang tergantung di dinding besar kamarnya tersebut. Ada raut kesedihan diwajah lelaki tersebut.

Saat tengah sibuk memandang foto keluarga kecil yang bahagia tersebut, suara dering ponsel miliknya pun berbunyi. Dilihatnya nomor panggilan tidak dikenal tersebut. Dengan berat hati Reynaldi pun mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo!"

"Hallo, benar ini dengan tuan Reynaldi." tanya orang dari balik telepon itu.

"Benar. Saya sendiri. Siapa anda dan mau apa?" tanyanya tanpa basa - basi.

"Anda tidak perlu tau siapa saya. Saya hanya ingin memberitahu jika saat ini cucu anda sedang bersama dengan saya." ujar orang tersebut

"Apa? Dimana dia sekarang?" tanya Reynaldi yang begitu terkejut mendengar penuturan orang tersebut.

" Temui saya malam ini jam sebelas malam di gedung xxx. Jangan pernah melaporkan hal ini ke polisi. Atau cucu anda akan menerima akibatnya." ujar lelaki tersebut lalu memutuskan sambungan teleponnya.

"Hallo? Hallo!" teriak Reynaldi frustasi.

Sesuai perjanjian dengan penelepon tersebut, Reynaldi dan ditemani beberapa pengawalnya pun datang ke tempat janjian mereka bertemu. Hampir lama menunggu, dan akhirnya orang tersebut datang ke tempat itu dengan membawa dua bocah lelaki.

Atensi mata paruh baya itupun tertuju pada bocah dalam gendongan lelaki tersebut.

"Ray!" ujar Reynaldi dengan senangnya.

"Kakek!" teriak Ray dengan wajah bahagia karena melihat kakeknya yang begitu menyayanginya itu.

Reynaldi mengambil Ray dalam gendongan lelaki tersebut dan dengan penuh kasih sayang menciumi serta memeluk cucu satu-satunya itu dengan lembut.

"Ray ... Kau masih hidup nak? Kau baik-baik saja kan sayang?" ujar kakeknya dengan air mata yang mengalir.

"Kakek. Mami Papi tidak ada. Ray sendiri sama paman dan kakak itu." ujar Ray sambil menunjuk lelaki dan bocah kecil yang digandengnya. Mata Reynaldi pun menatap lelaki itu.

"Siapa kau? Kenapa cucu ku bisa ada bersama mu?" tanya Reynaldi dengan tatapan curiga.

Lelaki itupun menceritakan semuanya kejadian yang dialami ayah dan ibu Ray. Dia juga mengaku kepada Reynaldi kalau dia yang sudah melenyapkan anak dan menantunya itu. Wajah Reynaldi begitu terkejut mendengar pengakuan lelaki tersebut. Lelaki tua itupun murka dan langsung menghajar tubuh lelaki itu dengan brutal dan ganasnya. Lelaki itupun hanya diam saja tanpa perlawanan dan tidak ada niatan untuk membalas pukulan Reynaldi sama sekali.

Terdengar suara tangisan dua bocah di sana dengan kencangnya. Ray dan anak dari lelaki itu menangis histeris melihat dua orang di sana berkelahi dengan brutalnya.

"Kau tau. Nyawa dibayar dengan nyawa! Aku akan menghabisi mu. Aku akan mengirim mu ke neraka!" ujar Reynaldi masih terus memukuli tubuh lelaki itu walaupun sekarang nafasnya sudah benar-benar habis.

"Tuan. Maafkan saya tuan. Saya terpaksa melakukannya. Saya minta maaf tuan. Saya rela jika tuan memukul saya. Tapi tolong jangan bunuh saya tuan. Anak saya tidak punya siapa-siapa selain saya tuan. Dia masih butuh saya." ujar lelaki itu mengiba.

"Dasar tidak tau malu! Kau takut anakmu tidak punya siapa-siapa tapi kau membuat cucuku tidak punya orang tua. Aku akan buat anakmu merasakan apa yang di rasakan cucuku saat ini!" ujar Reynaldi yang kembali memukuli tubuh lelaki tersebut.

Tiba-tiba tanpa diundang Jaejoong pun tiba di tempat dimana Reynaldi bertemu dengan lelaki itu. Jaejoong pun bertepuk tangan melihat Reynaldi memukuli lelaki suruhannya itu.

"Wah wah wah ... Ada yang bersenang-senang ternyata. Kenapa tidak mengajakku, hah?" tanyanya dengan tawa menyeringai.

Reynaldi sudah geram dan ingin menghajar wajah orang biadab di hadapannya itu. Namun dihalangi oleh orang yang di hajarnya itu.

"Jangan tuan. Dia orang yang sangat licik. Tolong pergilah selamatkan cucu anda dari sini." ujar lelaki itu.

"Hei kau pengkhianat!" teriak Jaejoong kepada lelaki itu. Lelaki itupun terdiam dipanggil seperti itu.

"Berani sekali kau berbohong kepadaku. Punya nyali juga kau, hah?" ujar Jaejoong dengan geramnya.

"Lepaskan dia. Kau bajingan Jaejoong!" tukas Reynaldi dengan geram.

"Aku? Bajingan? Hahahaha ..." Jaejoong tergelak dengan keras mendengar ucapan adik tirinya tersebut.

"Kau lupa hah? Bahwa kau yang membuatku menjadi bajingan seperti ini!" teriaknya dengan keras.

Reynaldi mengisyaratkan salah satu pengawalnya untuk membawa Ray dan anak dari lelaki itu untuk pergi meninggalkan tempat itu ketika Jaejoong lengah.

"Kau yang membentuk aku untuk berbuat keji seperti ini! Semuanya ini karena ulahmu!" ujar Jaejoong dengan geramnya.

"Kau akan mati juga di tangan ku, Rey! Aku akan menghabisi semua keturunan Wijaya dan melenyapkannya!" teriaknya dengan keras.

Perkelahian sengit di antara mereka berdua pun tak bisa di hindari. Jaejoong dan Reynaldi saling adu kemampuan dalam hal pukulan dan tendangan. Cukup lama mereka berdua berduel seperti layaknya jagoan tersebut. Dan tiba-tiba Jaejoong berbuat licik dan mengeluarkan sebilah pisau dari balik bajunya. Pisau tersebut akan ditusukkannya kepada Reynaldi. Dan ...

"SSRRRREEEEKKK!!!"

Sebuah tusukan pun menembus ke perut seseorang. Reynaldi begitu terkejut saat mengetahui bahwa lelaki misterius yang tidak diketahui namanya itu menjadi tameng tubuhnya.

"Tuan cepat lari dari sini. Pergilah tuan. Tolong jaga dan rawat anakku. Katakan jika ayahnya begitu mencintainya." ujar lelaki itu sebelum tubuhnya ambruk.

Reynaldi pun berlari meninggalkan tempat itu dibantu oleh beberapa pengawal yang datang bersamanya. Desingan peluru pun terdengar di sana mengiringi kepergian Reynaldi. Para pengawal Reynaldi melontarkan tembakan demi tembakan ke arah Jaejoong dan anak buahnya agar tidak bisa mengejar Reynaldi beserta pengawalnya.

Setelah kejadian itu, Reynaldi pun membawa Ray dan anak dari lelaki itu pergi jauh dari sana dan mengubah semua identitas kedua anak tersebut agar tidak diganggu lagi dengan orang-orang jahat disekelilingnya. Rayyan pun berganti nama menjadi Aditya dan bocah lelaki itu semula bernama Sandi berganti nama menjadi Alvian.

Alvian pun di pinta oleh Reynaldi untuk menjadi orang yang paling setia dan selalu berada di samping Aditya sampai kapanpun. Melayani tuan muda tersebut dalam segala hal. Bahkan Alvian pun harus menjadi pelindung Aditya dalam keadaan apapun. Terlebih dengan tugas yang diberikan Reynaldi tersebut. Alvian memang begitu menyayangi Aditya. Aditya sudah dianggap seperti adik sendiri olehnya. Begitupun dengan Aditya. Tidak ada orang yang bisa mengerti dirinya selain Alvian. Dan dia juga begitu menyayangi lelaki itu seperti kakak kandungnya sendiri.

Episodes
1 Bab 1. Audisi
2 Bab 2. Problematika Kehidupan
3 Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4 Bab 4. Beban
5 Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6 Bab 6 Calon Ibu Mertua
7 Bab. 7 Tertarik
8 Bab. 8 Mood Swing
9 Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10 Bab. 10 Rencana Licik Boss
11 Bab. 11 Ancaman
12 Bab. 12 Selangkah Lagi
13 Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14 Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15 Bab. 15 Menunggu
16 Bab. 16 Ajakan
17 Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18 Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19 Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20 Bab. 20 Gangguan
21 Bab. 21 Perubahan Cinderella
22 Bab. 22 Pameran Lukisan
23 Bab. 23 Dengan Caraku
24 Bab. 24 Terjerat
25 Bab. 25 Hal Konyol
26 Bab. 26 Kesalahan
27 Bab. 27 Bodoh
28 Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29 Bab. 29 Memihak
30 Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31 Bab. 31 Amarah
32 Bab. 32 Suka Atau Duka?
33 Bab. 33 Tidur Bersama
34 Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35 Bab. 35 Di Balik Senyuman
36 Bab. 36 Di Abaikan
37 Bab. 37 Kabur ( 1 )
38 Bab. 38 Kabur ( 2 )
39 Bab. 39 Pengawal Pribadi
40 Bab. 40 Bertemu Lagi
41 Bab. 41 Di Belakang
42 Bab. 42 Pertama
43 Bab. 43 Tindakan Bodoh
44 Bab. 44 Dampak Buruk
45 Bab. 45 Teman
46 Bab. 46 Mencari Rania
47 Bab. 47 Titik Terang
48 Bab. 48 Tidak Sebanding
49 Bab. 49 Melihatmu Kembali
50 Bab. 50 Galau
51 Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52 Bab. 52 Malam Pertama
53 Bab. 53 Terikat
54 Bab. 54 Berita Tersembunyi
55 Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56 Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57 Bab. 57 Banyak Anak
58 Bab. 58 Rewel
59 Bab. 59 Bedrest
60 Bab. 60 Pengkhianatan
61 Bab. 61 Menutupi
62 Bab. 62 Egois
63 Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64 Bab. 64 Memaafkan
65 Bab. 65 Ego
66 Bab. 66 Kebiasaan Baru
67 Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68 Bab. 68 Pengabdian
69 Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70 Bab. 70 Negosiasi
71 Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72 Bab. 72 Mirip
73 Bab. 73 Tak Lagi Sama
74 Bab. 74 Toxic
75 Bab. 75 Pengkhianatan
76 Bab. 76 Saling Menyakiti
77 Bab. 77 Mengakhiri
78 Bab. 78 Di Hantui
79 Bab. 79 Jadi Gila
80 Bab. 80 Good News? Bad News?
81 Bab. 81 Kabur
82 Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83 Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84 Bab. 84 Orang Baik
85 Bab. 85 Tergantikan
86 Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87 Bab. 87 Ketemu
88 Bab. 88 Apalagi Ini?
89 Bab. 89 Titik Terendah
90 Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91 Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92 Visual Soul Mine
93 Extra Part
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Audisi
2
Bab 2. Problematika Kehidupan
3
Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4
Bab 4. Beban
5
Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6
Bab 6 Calon Ibu Mertua
7
Bab. 7 Tertarik
8
Bab. 8 Mood Swing
9
Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10
Bab. 10 Rencana Licik Boss
11
Bab. 11 Ancaman
12
Bab. 12 Selangkah Lagi
13
Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14
Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15
Bab. 15 Menunggu
16
Bab. 16 Ajakan
17
Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18
Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19
Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20
Bab. 20 Gangguan
21
Bab. 21 Perubahan Cinderella
22
Bab. 22 Pameran Lukisan
23
Bab. 23 Dengan Caraku
24
Bab. 24 Terjerat
25
Bab. 25 Hal Konyol
26
Bab. 26 Kesalahan
27
Bab. 27 Bodoh
28
Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29
Bab. 29 Memihak
30
Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31
Bab. 31 Amarah
32
Bab. 32 Suka Atau Duka?
33
Bab. 33 Tidur Bersama
34
Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35
Bab. 35 Di Balik Senyuman
36
Bab. 36 Di Abaikan
37
Bab. 37 Kabur ( 1 )
38
Bab. 38 Kabur ( 2 )
39
Bab. 39 Pengawal Pribadi
40
Bab. 40 Bertemu Lagi
41
Bab. 41 Di Belakang
42
Bab. 42 Pertama
43
Bab. 43 Tindakan Bodoh
44
Bab. 44 Dampak Buruk
45
Bab. 45 Teman
46
Bab. 46 Mencari Rania
47
Bab. 47 Titik Terang
48
Bab. 48 Tidak Sebanding
49
Bab. 49 Melihatmu Kembali
50
Bab. 50 Galau
51
Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52
Bab. 52 Malam Pertama
53
Bab. 53 Terikat
54
Bab. 54 Berita Tersembunyi
55
Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56
Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57
Bab. 57 Banyak Anak
58
Bab. 58 Rewel
59
Bab. 59 Bedrest
60
Bab. 60 Pengkhianatan
61
Bab. 61 Menutupi
62
Bab. 62 Egois
63
Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64
Bab. 64 Memaafkan
65
Bab. 65 Ego
66
Bab. 66 Kebiasaan Baru
67
Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68
Bab. 68 Pengabdian
69
Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70
Bab. 70 Negosiasi
71
Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72
Bab. 72 Mirip
73
Bab. 73 Tak Lagi Sama
74
Bab. 74 Toxic
75
Bab. 75 Pengkhianatan
76
Bab. 76 Saling Menyakiti
77
Bab. 77 Mengakhiri
78
Bab. 78 Di Hantui
79
Bab. 79 Jadi Gila
80
Bab. 80 Good News? Bad News?
81
Bab. 81 Kabur
82
Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83
Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84
Bab. 84 Orang Baik
85
Bab. 85 Tergantikan
86
Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87
Bab. 87 Ketemu
88
Bab. 88 Apalagi Ini?
89
Bab. 89 Titik Terendah
90
Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91
Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92
Visual Soul Mine
93
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!