Rania terlihat membereskan meja kerjanya. Dia juga sudah bersiap - siap dari tadi. Jam kerja sepuluh menit lagi akan berakhir. Dia sudah tidak sabar ingin segera pulang. Karena saat ini Sean sudah menunggunya di depan kantor. Dia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya itu. Sean hutang banyak cerita kepadanya.
Terlihat Sean sedang duduk di atas motor matic yang selalu membawa dirinya kemana saja. Dia menunggu kepulangan Rania. Wajahnya pun terlihat sumringah. Tak lama kemudian, seseorang terlihat berjalan cepat ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan Rania.
"Sudah lama menunggu?" tanya Rania saat sudah berdiri tepat di depan kekasihnya itu. Sean menggeleng sambil mengusap lembut lengan Rania.
"Bagaimana kerjanya? Capek?" tanya Sean perhatian. Rania mengangguk.
"Tapi sekarang sudah enggak capek lagi." ujar gadis itu.
"Kenapa begitu?" tanya Sean tak mengerti.
"Karena udah ketemu sama pacar aku yang ganteng ini. Capeknya langsung hilang deh ..." jawab Rania dengan suara manja. Sean yang mendengar itupun dibuat tertawa seketika.
"Kamu ini bisa aja ..." tukas lelaki itu sambil mengacak rambut hitam gadisnya yang sudah rapi tersebut.
"Iihhhh ... Jangan diberantakin. Ayo kita pulang!" ajak Rania.
"Langsung pulang atau jalan-jalan dulu?" tawar Sean.
"Heemmm ..." Rania tampak berpikir.
"Kita makan bakso pak Umar gimana? Aku kangen sama bakso di sana!" ujar Rania.
"Kangen baksonya apa orangnya!" ledek Sean. Rania pun mencubit perut rata milik Sean. Lelaki itu pun meringis kesakitan.
"Aaaarrrrgggghhhh ..." Sean pun berteriak sambil mengusap perutnya yang pedih.
"Rasain!" ujar Rania. Sean pun memakaikan helm kepada Rania. Dan mereka pun pergi ke warung bakso langganan mereka sejak masih sekolah dulu.
*****
Aditya masih fokus pada laptop yang ada di depannya. Sebuah ketukan pada pintu ruangannya pun mengusik ketenangannya.
"Masuk!" perintahnya.
Terlihat Alvian datang sambil membawa beberapa berkas dan meletakkan di depan Aditya.
"Saya butuh tanda tangan anda tuan." ujar Alvian.
"Sudah kamu periksa semuanya." tanya Aditya.
"Sudah tuan." jawab Alvian.
Aditya pun meraih berkas itu dan langsung menandatangani berkas tersebut.
"Ooh iya tuan. Ada undangan dari nona Angel untuk anda tuan." tukas Alvian.
"Angel? Mau apalagi dia?" tanya Aditya.
"Nona Angel ada pertunjukan besok tuan. Dan dia menginginkan anda hadir di sana besok." jawab Alvian.
"Haaaahhh ... Lihat besok. Kalau aku tidak malas, aku akan datang." ujar Aditya.
"Baik tuan ..." tukas Alvian lalu mengambil kembali berkas yang sudah ditanda tangani oleh tuan mudanya tersebut.
Selepas kepergian Alvian, Aditya pun melepas kacamata yang dipakainya dan menyandarkan kepalanya dikursi kerjanya. Perlahan dia memijat pangkal hidungnya yang lelah. Ingatannya pun berputar pada gadis bernama Angel.
Angel adalah sahabat masa kecil Aditya. Mereka berdua selalu bersama sejak masih anak-anak. Saat menginjak usia remaja, Aditya menaruh hati pada gadis cantik bermata coklat dan memiliki rambut ikal bergelombang tersebut. Namun pada saat Aditya ingin menyatakan perasaannya, Angel malah menjalin hubungan asmara dengan salah satu teman Aditya yang bernama Nicko.
Di situ Aditya marah dan kecewa. Dia pun menghampiri Nicko dan langsung menghajar lelaki itu dengan brutal dan tanpa ampun. Sampai-sampai Nicko harus di rawat di rumah sakit sampai beberapa minggu akibat mengalami luka dan cedera serius.
Angel yang mengetahui perbuatan Aditya pun marah. Gadis itu menghampiri Aditya dan menampar wajahnya.
"Aku tidak menyangka, jika kamu bisa sebuas itu, Aditya." ujar Angel marah.
"Aku melakukan itu karena aku tidak suka ada orang lain yang menyentuh milikku!" tukas Aditya yang tidak terima akan ucapan dan tindakan Angel.
"Apa? Milikku? Sejak kapan aku jadi milik kamu?" tukas Angel.
"Aku berhak dekat dan jalan dengan siapapun yang aku mau! Karena ini hidupku! Aku bukan milik siapa - siapa Aditya!. Mulai detik ini, jangan pernah temui aku lagi! Kau tidak ingin melihat wajahmu lagi!" ujar Angel lalu pergi meninggalkan Aditya yang masih terdiam ditempatnya.
Selepas lulus sekolah SMA, Angel melanjutkan studinya dan mengejar impiannya menjadi balerina di Paris. Dan satu tahun yang lalu dia baru kembali dan mengadakan pertunjukan di sini. Dua kali Aditya mendapat undangan dari Angel untuk menyaksikan penampilan gadis itu. Namun ia tidak pernah hadir untuk menyaksikan penampilan balerina terkenal tersebut. Dan kini, gadis itu kembali mengirimkan undangan kepadanya.
"Apa mau mu sekarang? Kau dulu meminta ku untuk pergi dari hidup mu. Dan sekarang kau datang kembali memberikan harapan itu lagi. Kau membuka luka lama yang sudah ku kubur dalam-dalam." ujar Aditya dengan resah.
*****
Rania telah menghabiskan satu porsi besar bakso pak Umar. Sean yang melihat itupun hanya tersenyum.
"Kamu itu kecil-kecil makannya banyak juga." tukas Sean.
"Salah sendiri baksonya enak." jawab Rania. Sean tergelak mendengar jawaban kekasihnya itu.
"Ooh ya, kamu belum cerita soal kamu diterima itu. Ayo ceritakan!" pinta Rania.
"Heemmm ... Malam sebelum aku diterima itu, aku dapat telepon dari agensi tersebut dan disuruh datang besok sorenya. Akhirnya aku datang kesana dan ketemu langsung sama pak Richard. Kamu tau kan pak Richard pencipta lagu dan musisi yang terkenal itu." jelas Sean.
"Kamu serius ketemu dengan Richard musisi bertangan dingin tersebut?" tanya Rania tak percaya.
"Iya aku serius. Aku ketemu dengan dia dan ngobrol langsung sama orangnya." jawab Sean.
"Terus terus ..." tanya Rania dengan mata berbinar.
"Aku ditawari untuk menyanyikan lagu terbaru ciptaan nya. Dan aku langsung bilang mau dong. Terus aku tanda tangan kontrak kerja sama dengan dia." jelas Sean bangga.
"Waahh ... Aku gak nyangka Sean. Sebentar lagi kamu bakal jadi artis terkenal. Selamat ya! Aku turut bahagia." ujar Rania senang.
"Terima kasih Rania. Semua ini berkat kamu. Kamu yang selalu mensupport aku selama ini." tukas Sean. Rania hanya tersipu malu mendengar ucapan Sean.
"Aku janji sama kamu Rania. Aku akan bersungguh-sungguh dan akan menjadi artis terkenal yang akan mengukir banyak prestasi. Setelah itu, aku akan datang ke Mama kamu dan menjadikan kamu satu-satunya milik aku untuk selamanya." ujar Sean. Rania menatap wajah Sean dengan senang.
Batu kerikil yang selama ini menjadi halangan untuk cinta mereka akhirnya dapat dilewati juga. Dengan suksesnya Sean mengejar impiannya nanti. Semoga membukakan pintu hati ibunya tehadap lelaki di depannya ini. Dia akan mematahkan pikiran dan persepsi buruk Sean dimata sang ibu.
"Kamu mau menunggu ku kan Rania?" tanya Sean. Rania mengangguk mengiyakan.
"Aku akan menunggu mu Sean." jawab Rania.
"Terima kasih Rania. Kamu adalah perempuan yang sangat pengertian. Aku tidak salah jika jatuh cinta kepadamu." tukas Sean. Rania hanya tersenyum mendengar ucapan Sean.
"Oohh iya. Mulai Minggu depan aku akan masuk karantina selama enam bulan. Jadi selama enam bulan ke depan, kita tidak bisa bertemu dahulu. Aku akan mengusahakan setiap hari mengabari dirimu. Tidak apa - apa kan Rania?" ujar Sean.
"Heemm. Tidak apa-apa. Aku akan sabar menunggu mu. Kamu jaga diri baik-baik di sana. Jangan lupa kabari aku." tukas Rania.
"Iya, Kamu jaga diri baik - baik ya selama gak ada aku. Jangan telat makan dan jangan begadang." jelas Sean.
"Siap boss!" jawab Rania. Sean pun mengusap lembut tangan kekasihnya itu.
"Yuk pulang! Sudah hampir malam. Nanti Mama kamu nyariin lagi." tukas Sean.
Mereka berdua pun pergi meninggalkan warung bakso tersebut. Setelah mengantar Rania pulang sampai depan rumahnya, Sean pun pergi meninggalkan rumah tersebut dengan motor matic kesayangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments