Bab. 11 Ancaman

Selama perjalanan menuju proyek yang memakan waktu hampir setengah jam tersebut, Rania hanya terdiam membisu. Tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir tipisnya itu. Dia pun juga hanya menatap kaca di samping kanannya yang menampilkan pemandangan kota. Sementara lelaki di sebelahnya, dia terus menatap gadis cantik di sampingnya. Dia begitu gemas melihat tingkah gadis itu. Ingin sekali dia merengkuh tubuh mungil gadis di sampingnya itu dan tak akan dilepaskan nya.

Mobil sedan hitam tersebut memasuki kawasan proyek yang akan dibangun tersebut. Masih berupa lahan kosong dengan berbagai tanaman rambat dan semak belukar yang menghiasi area tersebut. Kerjasama perusahaan yang dipimpin Aditya dengan perusahaan tempat Rania bekerja akan membangun sebuah hotel bintang lima ditengah-tengah pusat kota. Dan tempat ini adalah bekas gedung kosong yang lama tak terpakai.

"Selamat datang tuan." sapa seorang lelaki yang usianya lebih tua daripada Aditya. Namun lelaki itu tunduk dan hormat kepada lelaki yang baru saja tiba tersebut.

"Kau sudah mengurus semuanya?" tanya Aditya sambil menatap sekeliling.

"Sudah tuan. Semua sudah beres dan siap. Anda tidak perlu khawatir lagi. Pokoknya anda akan terima beres ..." ujarnya panjang lebar. Tidak lupa lelaki itu melontarkan pujian demi pujian untuk menjilat dan mencari simpati lelaki itu.

"Aku tidak mau dengar kata gagal diproyek kali ini!" tegas Aditya.

"Anda tidak perlu khawatir. Serahkan semua kepada saya!" jawab lelaki itu.

"Rania, serahkan berkas yang kamu bawa itu kepadanya." perintah Aditya.

Rania pun mendekat dan menyerahkan berkas yang sedari tadi dibawanya itu. Setelah itu, Aditya pun melenggang pergi dari sana dan mendekat ke arah mobil. Rania hanya menatap lelaki itu.

"Kenapa kau masih berdiri di situ? Mau aku tinggal?" tanya Aditya yang melihat Rania masih belum beranjak dari tempatnya.

"Apa sudah selesai? Hanya begini saja?" tanya Rania yang tidak mengerti.

"Lalu mau apalagi?" tanya Aditya. Rania berdecak kesal. Dia menatap tajam ke arah lelaki yang membuatnya kesal itu.

"Kalau hanya seperti ini, lalu kenapa kamu harus repot-repot mengajak ku? Aku kira akan ada rapat atau pembicaraan yang penting. Ternyata hanya bicara omong kosong begini!" dengus Rania kesal.

"Kamu dengar sendiri kan, dia yang akan membereskan semuanya. Jadi untuk apa repot-repot!." ujar Aditya.

"Aku heran, orang gak ada otak seperti mu itu bisa jadi CEO. Di lihat darimana coba?" hujat Rania secara blak-blakan.

Aditya yang mendengar pun hanya tersenyum menyeringai. Lelaki itu pun berjalan mendekat ke arah Rania berdiri. Ditatapnya mata Rania dengan lekat. Rania pun seakan tak punya rasa takut. Dia juga menatap lekat wajah serta mata tajam Aditya.

"Lalu kamu ingin aku seperti apa, hah?" tanya Aditya dengan lirih.

"Apa aku harus duduk berjam-jam dan seharian penuh dibalik meja kantor dengan berkas-berkas yang menumpuk. Begitu?" imbuhnya.

Tangan Aditya pun merengkuh pinggang ramping Rania dan di-dekatkan ke tubuhnya. Rania pun meronta menolak rengkuhan lelaki itu. Aditya mengangkat tangan satunya lagi dan membelai lembut pipi mulus gadis cantik itu. Rania memalingkan wajahnya dan menepis tangan Aditya untuk tidak menyentuh kulitnya.

"Kau tau! Bibir manis mu ini semakin membuat ku ingin memiliki mu!" ujar Aditya sambil mengusap bibir tipis nan merah milik Rania.

"Aku tidak sudi di miliki oleh lelaki abnormal seperti mu!" tukas Rania dengan tegas. Aditya semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Rania. Sehingga gadis itu semakin meronta dan memukul dada bidang milik Aditya.

"Semakin kau menolak ku. Semakin bersemangat diriku untuk memilikimu!" bisik Aditya tepat pada telinga Rania dan sedikit meniupnya.

Bau parfum maskulin perpaduan misk dan mint pun tercium dengan jelas pada indera penciuman Rania. Begitu memabukkan siapa saja yang menciumnya. Rania hanya menatap tajam wajah lelaki itu. Rasanya percuma dia berontak. Tenaganya tak cukup kuat untuk melawan lelaki satu ini. Ditambah lagi Rania tidak ingin jika Aditya semakin menunjukkan sifat gilanya lebih dalam lagi. Bisa-bisa dia akan benar-benar habis kali ini.

"Matanya ... Aku suka mata indahnya. Dan bibirnya ... Aah aku sangat ingin bibir ini. Aku ingin menikmatinya ..." gumam Aditya saat atensi matanya menatap lekat wajah gadis dalam rengkuhannya itu.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini?" tanya Rania dengan nada malas. Aditya pun tersadar dari halusinasinya. Dia pun tersenyum tipis dan melepaskan pelukannya pada gadis yang mencuri perhatiannya itu.

Rania merapikan blazers yang sedikit berantakan akibat ulah si boss gila itu. Pergelangan tangannya langsung ditarik oleh lelaki yang sama yang membuat dirinya kesal.

"Lepas! Kau mau apa?" tanya Rania takut.

"Aku akan mengajakmu makan siang." jawabnya enteng.

"Tidak! Aku tidak mau makan denganmu!" tolak Rania mentah-mentah.

"Aku tidak suka penolakan!" tegas Aditya lalu membuka handle pintu mobil dan menyuruh Rania masuk ke dalam lalu disusul olehnya. Perlahan mobil sedan hitam itupun meninggalkan tempat itu.

*****

Kini Rania dan Aditya sudah duduk di sebuah restoran yang ada disalah satu hotel milik Aditya. Restoran ini berada dilantai paling atas gedung ini. Rania tau, jika ini bukan restoran yang bisa sembarangan dikunjungi oleh publik. Karena restoran ini salah satu tempat privat dan hanya didatangi oleh orang-orang yang berkelas dan memiliki kantong yang tebal akan uang.

Salah satu pelayan pun datang membawa makanan yang sudah dipesan oleh Alvian. Makanan western yang entah apa namanya Rania tidak perduli sama sekali.

"Makanlah sepuas mu! Jika kurang, kau boleh memesan yang lain!" ujar Aditya tanpa melihatnya dan sibuk dengan garpu dan pisau di tangannya.

Tanpa pikir dua kali, Rania pun memakan makanan di depannya itu.

"Wooaahh ... Ini enak sekali!" ujar Rania dengan mata berbinar. Seumur hidupnya baru pertama kali ini dia makan makanan seenak ini. Aditya menyeringai mendengar ucapan Rania yang begitu norak itu.

"Aku bisa memberimu makan seperti itu setiap hari." ujar Aditya.

" Benarkah? Aku tidak yakin jika itu semua secara gratis. Pasti ada harga yang harus dibayar kan!" tukas Rania telak.

"Waahh ... Kau seperti peramal ya! Bisa membaca pikiran orang sebegitu sempurnanya." ujar Aditya berpura-pura kagum.

"Ohh ya sebelumnya, aku mau tanya sesuatu kepadamu!" tukas Rania.

"Apa?"

"Apa kamu yang membayar biaya rumah sakit Mama ku?" tanya Rania. Tidak menjawab, Aditya hanya tersenyum.

"Di lihat dari ekspresi mu, sepertinya aku tidak salah." ujar Rania lalu membuka tasnya dan menyodorkan amplop berisi uang kepada Aditya. Aditya meletakkan sendok dan garpu yang dipegangnya dan menatap dalam wajah Rania.

"Kau tau kan, aku tidak suka menerima bantuan orang lain. Apalagi itu secara gratis. Ditambah lagi orang itu kamu. Aku tidak suka! Jadi ambil uang ini. Aku tidak mau punya hutang sama orang seperti mu!" tukas Rania.

"Beraninya kau menolak bantuan ku?" tanya Aditya dengan seringai diwajahnya.

"Apa yang aku takutkan. Kamu juga manusia kan?" jawab Rania.

Aditya tergelak mendengar ucapan Rania. Dia terkekeh melihat tingkah gadis di depannya. Menambah rasa gemas pada hatinya.

"Baik, aku akan terima uang dari kamu ini. Tapi jangan salahkan aku, jika masa depan dan impian kekasihmu itu hancur detik ini juga!" jelas Aditya.

Sontak Rania membulatkan matanya mendengar ucapan lelaki dihadapannya itu. Aditya hanya tersenyum menyeringai melihat perubahan ekspresi wajah gadis cantik di depannya itu.

"Apa mau mu? Jangan pernah sentuh atau menyakiti dia!" ujar Rania dengan geram.

"Wow ... Santai sajalah. Kenapa berubah jadi emosi seperti ini." tukas Aditya bercanda.

"Aku serius Aditya!" bentak Rania. Wajah Aditya pun berubah jadi dingin dan menatap tajam wajah Rania.

"Aku pun begitu!" ujar Aditya penuh dengan penekanan setiap katanya.

Episodes
1 Bab 1. Audisi
2 Bab 2. Problematika Kehidupan
3 Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4 Bab 4. Beban
5 Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6 Bab 6 Calon Ibu Mertua
7 Bab. 7 Tertarik
8 Bab. 8 Mood Swing
9 Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10 Bab. 10 Rencana Licik Boss
11 Bab. 11 Ancaman
12 Bab. 12 Selangkah Lagi
13 Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14 Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15 Bab. 15 Menunggu
16 Bab. 16 Ajakan
17 Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18 Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19 Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20 Bab. 20 Gangguan
21 Bab. 21 Perubahan Cinderella
22 Bab. 22 Pameran Lukisan
23 Bab. 23 Dengan Caraku
24 Bab. 24 Terjerat
25 Bab. 25 Hal Konyol
26 Bab. 26 Kesalahan
27 Bab. 27 Bodoh
28 Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29 Bab. 29 Memihak
30 Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31 Bab. 31 Amarah
32 Bab. 32 Suka Atau Duka?
33 Bab. 33 Tidur Bersama
34 Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35 Bab. 35 Di Balik Senyuman
36 Bab. 36 Di Abaikan
37 Bab. 37 Kabur ( 1 )
38 Bab. 38 Kabur ( 2 )
39 Bab. 39 Pengawal Pribadi
40 Bab. 40 Bertemu Lagi
41 Bab. 41 Di Belakang
42 Bab. 42 Pertama
43 Bab. 43 Tindakan Bodoh
44 Bab. 44 Dampak Buruk
45 Bab. 45 Teman
46 Bab. 46 Mencari Rania
47 Bab. 47 Titik Terang
48 Bab. 48 Tidak Sebanding
49 Bab. 49 Melihatmu Kembali
50 Bab. 50 Galau
51 Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52 Bab. 52 Malam Pertama
53 Bab. 53 Terikat
54 Bab. 54 Berita Tersembunyi
55 Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56 Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57 Bab. 57 Banyak Anak
58 Bab. 58 Rewel
59 Bab. 59 Bedrest
60 Bab. 60 Pengkhianatan
61 Bab. 61 Menutupi
62 Bab. 62 Egois
63 Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64 Bab. 64 Memaafkan
65 Bab. 65 Ego
66 Bab. 66 Kebiasaan Baru
67 Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68 Bab. 68 Pengabdian
69 Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70 Bab. 70 Negosiasi
71 Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72 Bab. 72 Mirip
73 Bab. 73 Tak Lagi Sama
74 Bab. 74 Toxic
75 Bab. 75 Pengkhianatan
76 Bab. 76 Saling Menyakiti
77 Bab. 77 Mengakhiri
78 Bab. 78 Di Hantui
79 Bab. 79 Jadi Gila
80 Bab. 80 Good News? Bad News?
81 Bab. 81 Kabur
82 Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83 Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84 Bab. 84 Orang Baik
85 Bab. 85 Tergantikan
86 Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87 Bab. 87 Ketemu
88 Bab. 88 Apalagi Ini?
89 Bab. 89 Titik Terendah
90 Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91 Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92 Visual Soul Mine
93 Extra Part
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1. Audisi
2
Bab 2. Problematika Kehidupan
3
Bab 3. Kau Seperti Pengemis!
4
Bab 4. Beban
5
Bab 5. Ciuman Pertama Ku
6
Bab 6 Calon Ibu Mertua
7
Bab. 7 Tertarik
8
Bab. 8 Mood Swing
9
Bab. 9 Permainan Akan Segera Di Mulai
10
Bab. 10 Rencana Licik Boss
11
Bab. 11 Ancaman
12
Bab. 12 Selangkah Lagi
13
Bab. 13 Awal Dari Semuanya
14
Bab. 14 Awal Yang Bahagia
15
Bab. 15 Menunggu
16
Bab. 16 Ajakan
17
Bab. 17 Kisah Kelam Aditya ( 1 )
18
Bab. 18 Kisah Kelam Aditya ( 2 )
19
Bab. 19 Identitas Baru, Kehidupan Baru
20
Bab. 20 Gangguan
21
Bab. 21 Perubahan Cinderella
22
Bab. 22 Pameran Lukisan
23
Bab. 23 Dengan Caraku
24
Bab. 24 Terjerat
25
Bab. 25 Hal Konyol
26
Bab. 26 Kesalahan
27
Bab. 27 Bodoh
28
Bab. 28 Kembalinya Sang Mantan
29
Bab. 29 Memihak
30
Bab. 30 Jangan Sentuh Milik Ku!!
31
Bab. 31 Amarah
32
Bab. 32 Suka Atau Duka?
33
Bab. 33 Tidur Bersama
34
Bab. 34 Tiba - Tiba Dingin
35
Bab. 35 Di Balik Senyuman
36
Bab. 36 Di Abaikan
37
Bab. 37 Kabur ( 1 )
38
Bab. 38 Kabur ( 2 )
39
Bab. 39 Pengawal Pribadi
40
Bab. 40 Bertemu Lagi
41
Bab. 41 Di Belakang
42
Bab. 42 Pertama
43
Bab. 43 Tindakan Bodoh
44
Bab. 44 Dampak Buruk
45
Bab. 45 Teman
46
Bab. 46 Mencari Rania
47
Bab. 47 Titik Terang
48
Bab. 48 Tidak Sebanding
49
Bab. 49 Melihatmu Kembali
50
Bab. 50 Galau
51
Bab. 51 Perasaan Apa Ini?
52
Bab. 52 Malam Pertama
53
Bab. 53 Terikat
54
Bab. 54 Berita Tersembunyi
55
Bab. 55 Kebahagiaan Dibalik Kesedihan
56
Bab. 56 Kehadiran Yang Tidak Tepat
57
Bab. 57 Banyak Anak
58
Bab. 58 Rewel
59
Bab. 59 Bedrest
60
Bab. 60 Pengkhianatan
61
Bab. 61 Menutupi
62
Bab. 62 Egois
63
Bab. 63 Mantan Teman Kencan
64
Bab. 64 Memaafkan
65
Bab. 65 Ego
66
Bab. 66 Kebiasaan Baru
67
Bab. 67 Badai Siap Menghadang
68
Bab. 68 Pengabdian
69
Bab. 69 Cara Menghabiskan Uang Suami Dengan Benar
70
Bab. 70 Negosiasi
71
Bab. 71 Malaikat Tak Bersayap
72
Bab. 72 Mirip
73
Bab. 73 Tak Lagi Sama
74
Bab. 74 Toxic
75
Bab. 75 Pengkhianatan
76
Bab. 76 Saling Menyakiti
77
Bab. 77 Mengakhiri
78
Bab. 78 Di Hantui
79
Bab. 79 Jadi Gila
80
Bab. 80 Good News? Bad News?
81
Bab. 81 Kabur
82
Bab. 82 Tak Tau Tujuan
83
Bab. 83 Ijinkan Tinggal
84
Bab. 84 Orang Baik
85
Bab. 85 Tergantikan
86
Bab. 86 Hancur Secara Tidak Langsung
87
Bab. 87 Ketemu
88
Bab. 88 Apalagi Ini?
89
Bab. 89 Titik Terendah
90
Bab. 90 Pedihnya Kehilangan
91
Bab. 91 Pelangi Setelah Badai
92
Visual Soul Mine
93
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!