Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars

Sesampainya di rumah, Aurora langsung keluar dari mobil tanpa bicara sedikit pun pada suaminya. Mars hanya menghela nafas pelan, ia akan menghadapi tingkah labil istrinya itu. Dia lalu memutuskan untuk turun dari mobil dan menyusul Aurora yang mungkin sudah berada di kamar mereka.

Cklek!

Mars membuka pintu kamarnya, ia melihat istrinya tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang sembari menyembunyikan wajahnya di bantal. Ia pun meletakkan kotak kayu yang ia bawa di atas nakas dan beralih duduk di tepi ranjang.

"Seharusnya tadi kamu tidak seperti itu pada Ayah, bagaimana pun dia juga ayahmu." Tegur Mars.

Mendengar nya, tentu Aurora merasa kesal. Ia langsung beranjak berdiri dan menatap tajam pada Mars. "Dari aku bayi, aku hanya tinggal dengan paman. Ayah pulang hanya dua kali, itu pun hanya sebentar! Dia tidak pernah ada untukku, bahkan dia tidak mau mengobrol denganku di telepon. Aku merindukannya, tapi dia mengabaikanku! Dia membenciku karena wajahku yang mirip mendiang ibuku!" Sentak Aurora dengan tatapan marah.

Mars menghela nafas pelan, ia lalu mengambil kotak kayu tadi dan menyerahkannya pada Aurora. Melihat itu, Aurora langsung menepisnya hingga membuat kotak tersebut jatuh. Mars yang melihatnya sungguh marah, ia lalu menatap tajam ke arah Aurora.

"Apa yang kamu lakukan?!"

"Jangan memaksaku! Aku tidak mau! Ayah tidak menyayangiku, dia mengabaikan ku, aku kecewa padanya hiks ...,"

"KAMU TIDAK AKAN PERNAH PAHAM DI POSISIMU AYAHMU SEBELUM KAMU MERASAKAN KEHILANGAN, AURORA!"

Aurora terkesiap pelan saat Mars justru membentaknya, gadis itu terdiam dengan air kata yang luruh. Mars menyadari kesalahannya, ia mencoba menormalkan ekspresi wajahnya dan menurunkan emosinya.

"Kamu juga tidak tahu bagaimana ada di posisi aku Mars. Aku kehilangan ibu ku kalau kamu lupa, aku juga merasa aku kehilangan ayahku. Aku kehilangan dua orang yang seharusnya berperan penting untukku."

"Aurora, maafkan saya. Saya minta maaf." Mars meraih Aurora dalam pelukannya, pria itu berusaha menenangkan Aurora yang menangis. Dia kelepasan marah pada istrinya itu. Padahal ia tahu, di abaikan saja Aurora sudah menangis. Apalagi saat di bentak tadi, istrinya itu sampai menatap kecewa padanya.

"Saya minta maaf karena kurang memahami mu, maafkan saya." Bisik Mars.

Perlahan, Aurora mengangkat tangannya. Tak di sangka, ia memeluk balik Mars dan memejamkan matanya menikmati pelukan hangat pria itu. Air mata Aurora luruh, ia kembali mengingat tentang masa kecilnya yang tak mendapatkan kasih sayang seorang ayah.

"Apa salah aku terlahir ke dunia? Mengapa ayah begitu membenciku hanya karena wajah ini? Apa salahku? Aku tidak meminta di lahirkan, aku tidak meminta wajahku mirip dengan bunda." Lirih Aurora, air matanya tentunya membasahi baju yang Mars kenakan.

"Dengarkan aku." Mars meraih wajah Aurora, ia menatap lekat wajah perempuan yang menjadi istrinya itu.

"Apa yang ayah lakukan padamu tidak dapat di benarkan. Ayah begitu mencintai bunda, dari yang kulihat. Setiap menatapmu, ayah pasti kembali mengingat tentang kepergian bunda. Rasa sakit ketika kehilangan orang yang pernah kita cintai itu sangat luar biasa sakit nya Aurora. Bahkan, sulit rasanya bernafas. Tapi bukan berarti, ayah membencimu." Ujar Mars dengan mata yang terlihat berkaca-kaca. Pertama kalinya, Aurora melihat Mars menatapnya dengan tatapan yang seperti itu.

"Kamu tahu? Saya hampir saja menghabisi nyawa saya sendiri setelah salah satu dunia saya pergi. Saya hampir gil4 dan tidak tahu mana yang benar dan salah. Pikiran pun kosong, yang ada di saat itu saya berpikir bagaimana caranya menyusul dunia saya yang pergi. Tapi apa kamu tahu, saya memilih bertahan untuk Arkan. Itu yang ayahmu lakukan. Dia berada jauh darimu, tapi dia dekat di hatimu. Coba kamu pikir, jika dia juga tiada ... bagaimana ia memastikan putrinya ini bahagia?"

"Tapi dia tidak pernah membuatku bahagia." Ujar Aurora, suaranya terdengar bergetar menahan tangis. Bibirnya melengkung ke bawah, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Ayah sudah menyerahkanmu pada saya, jadi saya yang akan membahagiakanmu. Sekarang ...," Mars melepaskan pelukan Aurora, ia lalu beranjak berdiri dan mengambil kotak itu kembali.

"Bukalah, siapa tahu isinya barang berharga." Titah Mars sembari meyerahkan kotak kayu yang masih terkunci itu.

Aurora mengangguk, ia mengusap matanya dan meraih kotak kayu yang Mars berikan padanya. Aurora mencari kunci kotak itu yang berada di bagian bawah nya, ia lalu mengambilnya dan memasukkannya ke dalam lub.ang kunci. Perlahan, kotak itu terbuka. Terlihat, sebuah gelang kecil dan juga cincinnya. Juga ada beberapa foto usg dan testpack yang ada di sana.

Mars kembali mendudukkan tubuhnya, ia lalu menatap apa saja barang yang ada di dalam kotak itu. Penasaran, Mars mengambil salah satu dari lembar USG itu dan melihatnya.

"Sepertinya ini hasil USG bunda saat hamil kamu." Gumam Mars.

"Iya, sepertinya begitu." Balas Aurora, ia sibuk memperhatikan gelang bayi yang ada di dalam kotak itu.

"Itu gelang? Ada namanya?" Tanya Mars.

"Enggak ada, hanya gelang aja." Ucap Aurora.

Mars mengangguk, matanya gak sengaja menatap ke arah kertas yang ada di sana. Lalu, ia memilih untuk membacanya. Dirinya pikir sebuah surat, tapi ternyata hanya kata-kata sederhana.

"Selamat hadir ke dunia sayangnya ayah dan bunda." Gumam Mars saat membaca isi surat itu. Aurora hanya diam, dia tak mengerti mengapa sang ayah memberikan kotak itu padanya.

Mars mencoba meraih tangan Aurora, ia lalu menggenggamnya dengan lembut. Aurora. langsung menatap ke arah mata Mars yang menatapnya dengan sorot mata penuh kelembutan. Tak seperti biasanya yang dingin dan datar. Kali ini, pria itu mencoba membuat suasana agar sedikit tenang.

"Kita perbaiki hubungan dengan ayah yah. Ego kamu dan ayah itu sama, gak akan ketemu jalan keluarnya kalau tidak ada yang mau mengalah. Apa yang ayah lakukan padamu memang salah, tapi dia tetap ayahmu. Orang tua satu-satunya yang kamu miliki, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari. Ayah sudah disini, kamu bisa punya waktu kapan saja untuk bertemu dengannya kan?"

Aurora tak menjawab, ia hanya diam menatap tangannya yang sedang di usap lembut oleh Mars dengan ibu jarinya. Aurora tidak tahu dirinya harus seperti apa. Tapi, rasa kecewa masih membelenggu hatinya.

"Tuan Planet." Panggilan Aurora tak membuat Mars marah kali ini.

"Ada apa?"

"Tuan Planet masih belum bisa move on dari mommy kandung Arkan yah? Masih cinta yah?" Tanya Aurora.

"Kamu mau saya jawab jujur atau bohong?"

"Jujurlaaah! Gak boleh bohong! Panjang hidungnya nanti!" Pekik Aurora.

Mars tersenyum, ia menegakkan tubuhnya dan menatap kembali ke arah istrinya itu. "Tentunya masih, dia cinta pertama saya. Kamu tahu kenapa saya yakin menikah denganmu?"

Aurora menggeleng cepat, tatapannya terlihat sangat penasaran. "Enggak, enggak tahu. Kenapa emang?"

"Malam sebelum pernikahan kita, Olivia datang ke mimpi saya. Dia membawa saya pada seorang gadis cantik yang memakai gaun putih yang indah. Dia bilang, gadis itu yang akan menjadi ibu sambung Arkan. Hanya saja, wajahnya tidak terlihat. Tapi gaunnya sangat saya ingat."

"Gaun yang aku pake itu?! Orangnya aku yang mommy kandung Arkan maksud?! Yang kamu mimpiin setaaaan kali, bukan aku. Masa bisa mimpi ketemu jodoh. Tiap hari aku mimpi nikah sama Xu kai, eh ... malah nikah sama duda!" Pekik Aurora dengan tatapan tak percaya.

Mars menyeringai dalam, "Olivia begitu mirip denganmu, bukan dari wajah. Tapi sifat, kepribadian, keras kepalanya .... bukan berarti saya menyamakanmu dengan dia. Tidak sama sekali, kamu dan dia dua orang yang berbeda. Olivia cukup saya cintai sebagai ibu dari Arkan. Tapi yang akan saya cintai sebagai dunia saya yang baru adalah kamu."

Deghh!!

___

Gak tahu kenapa, pas buat p a r t ini sama sebelumnya aku nangis 😭😭 sampe sempet berhenti buat tenangin diri, apa mood nya lagi berantakan entah🤧

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Satu hati dua cinta. Olivia cinta pertama dan Aurora cinta terakhir. Mars pernah merasakan kehilangan, tapi tindakannya terlalu keras terkesan memaksa. Aurora hanya terluka butuh sandaran dan pelukan, lihat cara dia marah tapi masih bisa mengendalikan nafsu. Coba kalau kita diposisi Aurora marah semarah marahnya tapi malah seperti disalahkan, apa akan tetap membalas pelukan atau lebih baik pergi untuk menangkan diri?

Aurora sebetulnya lebih dewasa dalam bertindak, Menurut aku malah dia bukan gadis labil. Justru begitulah cara dia meluapkan amarah pada ayahnya, Ingatlah Aurora hanya bertemu ayahnya cuman beberapa kali. Salut sama kepudulian dia sama Ayahnya, Dia cuman perlu waktu. Padahal yang lebih salah Tuan Ansel, tapi yang harus merendahkan ego duluan Aurora.

Gak apa2 Ra, kamu hanya perlu waktu. aku yakin kamu gadis yang baik dan tulus. Dibalik sifat bar2 dan ceriamu tersimpan banyak luka, Semoga Arkan bisa memgobati segala lukamu..

2024-11-13

48

@Resh@

@Resh@

ni nama si eror mau bukan parah n si enton

2024-11-13

6

nnk pw

nnk pw

begitu dia dipulangkan dr RS, saya yg menunggu di rumah langsung lari ke lantai atas. ga kerasa jahitan yg blm sembuh. rasanya ingin ikut dia. lalu klrg besar kebingungan nyari saya. begitu ketemu, mrk satu persatu menenangkan saya. dan malam itu saya tidur berramai2 dg semua klrg besar. saya kuat krn klrg yg mendukung. walopun sampe skrng msh nangis kl keingat wajah bayi saya sblm di kafani 😭

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang berbeda
2 Tak ada pilihan
3 Hati yang terikat
4 Dia sudah menjadi istri saya!
5 Si gadis pecicilan
6 Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7 Rasa kecewa seorang putri
8 Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9 Panggil Mars! Jangan Planet!
10 Kehebohan di dapur
11 Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12 Aku tidak suka!
13 Kucing nakal!
14 Tidak mau di jandakan
15 Drama Arkan di pagi hari
16 Mulai posesif
17 Aku akan menjaganya
18 Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19 Cerita Arkan
20 Kedatangan adik ipar
21 Minta ponakan baru~
22 Perasaan yang mulai tumbuh
23 Tingkah Aurora
24 Ujian menantu
25 Demam dadakan
26 Ego seorang ayah
27 Perhatian yang di impikan
28 Gara-gara martabak
29 Diam nya Mars
30 Bahagiakan dia!
31 Saran adik ipar
32 Terjebak rencana sendiri
33 Jual aja, Mommy!
34 Kepedulian seorang anak
35 Bubuuul
36 Sulit menebak
37 Manjanya Aurora
38 Langkah yang Mars ambil
39 Ada yang harus kamu tahu~
40 Tak ingin kehilangan lagi
41 Kejailan Arkan
42 Jailnya Aurora
43 Nda enak pelacaan Alkan ini
44 Hadiah dari suami
45 Salah sangka
46 Memberikan hakmu
47 Tanda cinta
48 Tamu bulanan
49 Manjanya seorang putri
50 Kehebohan Arkan
51 Menciptakan momen berdua
52 Tingkah istri kecil Tuan Mars
53 Isi Paket Aurora
54 Kebahagiaan sederhana Arkan
55 Cemburunya Mars
56 Adek balu nya kapan?
57 Bulan madu 1
58 Bulan madu 2
59 Bulan Madu 3
60 Orang yang sama?
61 Terlupakan
62 Nda enaaaak!
63 Selesainya masa kebebasan Arkan
64 Kebahagiaan manis keluarga kecil
65 Berpisah sementara
66 Tak sengaja
67 Bangganya Mars
68 Perhatiannya mama mertua
69 Kedatangan yang tak di harapkan
70 Sikap tegas Aurora
71 Kehebohan Zeeya
72 Pembelaan mertua
73 Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74 Acara Tuan Mark
75 Kata cinta yang sangat berarti
76 Mual~
77 Aku mengenalnya!
78 Rahasia besar yang di sembunyikan
79 Tak mudah percaya
80 Rekaman kenangan
81 Arkan, si bocah hobi jajan
82 Cinta bertepuk sebelah tangan
83 Tertangkap juga
84 Cucu kesayangan kakek Ansel
85 Lari pagi
86 Hasil yang tak sesuai harapan
87 Keterkejutan Evano & Julia
88 Alkan lapal
89 Hamil?
90 Kehamilan Aurora
91 Drama ngidamnya Mars
92 Perhatian mertua
93 Kekasih Denzel?
94 Membujuk istri
95 Alkan mau potong lambut!
96 Pintar VS cerdik
97 Ledekan Jimmy
98 Sidang penetapan hukuman
99 Dia sangat meratukanku
100 Jemput Arkan
101 Bukan suami yang sempurna
102 Nda boleh lebut mommy tili olang!
103 Kedatangan Denzel
104 Di labraak
105 Ke lumah kakeeeek!
106 Berharap tak pernah tahu
107 Salah lagi
108 Titipan yang salah
109 Tragedi
110 Putraku atau putramu?
111 Terbongkar!
112 Si belok!
113 Kebijakan Aurora
114 Kembar
115 Susu hamil
116 Mood ibu hamil
117 Ngidamnya bumil
118 Kesepakatan
119 Teloooong!
120 Duda baru
121 Harus menerima
122 Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123 Pinjam Mommy
124 Mendadak Operasi
125 Lahirnya si kembar
126 Bayi kembar yang di nanti
127 Pulang
128 Ci kembal
129 Begadang
130 Tingkah Arkan
131 Sama-sama jaaiil
132 Tuan Mark
133 Kesenangan Arkan
134 Mommy nya gak rindu?
135 Kejailan Aurora
136 Ada apa?
137 Perasaan Zeeya
138 Terlambat
139 Tingkah memggemaskan si kembar
140 Menerima
141 Si kembar yang menggemaskan
142 Adek lagi?
143 Lamaran Zeeya
144 Happy End
145 Bonus Chapter
146 Bonus Chapter
147 UNDANGAN!
148 Bonus Chapter
149 Bonus Chapter
150 Bonus Chapter
151 Bonus Chapter
152 Bonus chapter
153 Bonus Chapter
154 Bonus Chapter
155 Bonus Chapter
156 Bonus Chapter
157 Bonus Chapter
158 Bonus Chapterr
159 Bonus Chapter
160 Bonus Chapter
161 Bonus Chapter
162 Bonus Chapter
163 Bonus Chapter
164 Bonus Chapter
165 Bonus Chapter
166 Bonus Chapter
167 Bonus Chapter
168 BONCHAP HABIS
169 Cinta yang kamu pilih~
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Situasi yang berbeda
2
Tak ada pilihan
3
Hati yang terikat
4
Dia sudah menjadi istri saya!
5
Si gadis pecicilan
6
Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7
Rasa kecewa seorang putri
8
Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9
Panggil Mars! Jangan Planet!
10
Kehebohan di dapur
11
Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12
Aku tidak suka!
13
Kucing nakal!
14
Tidak mau di jandakan
15
Drama Arkan di pagi hari
16
Mulai posesif
17
Aku akan menjaganya
18
Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19
Cerita Arkan
20
Kedatangan adik ipar
21
Minta ponakan baru~
22
Perasaan yang mulai tumbuh
23
Tingkah Aurora
24
Ujian menantu
25
Demam dadakan
26
Ego seorang ayah
27
Perhatian yang di impikan
28
Gara-gara martabak
29
Diam nya Mars
30
Bahagiakan dia!
31
Saran adik ipar
32
Terjebak rencana sendiri
33
Jual aja, Mommy!
34
Kepedulian seorang anak
35
Bubuuul
36
Sulit menebak
37
Manjanya Aurora
38
Langkah yang Mars ambil
39
Ada yang harus kamu tahu~
40
Tak ingin kehilangan lagi
41
Kejailan Arkan
42
Jailnya Aurora
43
Nda enak pelacaan Alkan ini
44
Hadiah dari suami
45
Salah sangka
46
Memberikan hakmu
47
Tanda cinta
48
Tamu bulanan
49
Manjanya seorang putri
50
Kehebohan Arkan
51
Menciptakan momen berdua
52
Tingkah istri kecil Tuan Mars
53
Isi Paket Aurora
54
Kebahagiaan sederhana Arkan
55
Cemburunya Mars
56
Adek balu nya kapan?
57
Bulan madu 1
58
Bulan madu 2
59
Bulan Madu 3
60
Orang yang sama?
61
Terlupakan
62
Nda enaaaak!
63
Selesainya masa kebebasan Arkan
64
Kebahagiaan manis keluarga kecil
65
Berpisah sementara
66
Tak sengaja
67
Bangganya Mars
68
Perhatiannya mama mertua
69
Kedatangan yang tak di harapkan
70
Sikap tegas Aurora
71
Kehebohan Zeeya
72
Pembelaan mertua
73
Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74
Acara Tuan Mark
75
Kata cinta yang sangat berarti
76
Mual~
77
Aku mengenalnya!
78
Rahasia besar yang di sembunyikan
79
Tak mudah percaya
80
Rekaman kenangan
81
Arkan, si bocah hobi jajan
82
Cinta bertepuk sebelah tangan
83
Tertangkap juga
84
Cucu kesayangan kakek Ansel
85
Lari pagi
86
Hasil yang tak sesuai harapan
87
Keterkejutan Evano & Julia
88
Alkan lapal
89
Hamil?
90
Kehamilan Aurora
91
Drama ngidamnya Mars
92
Perhatian mertua
93
Kekasih Denzel?
94
Membujuk istri
95
Alkan mau potong lambut!
96
Pintar VS cerdik
97
Ledekan Jimmy
98
Sidang penetapan hukuman
99
Dia sangat meratukanku
100
Jemput Arkan
101
Bukan suami yang sempurna
102
Nda boleh lebut mommy tili olang!
103
Kedatangan Denzel
104
Di labraak
105
Ke lumah kakeeeek!
106
Berharap tak pernah tahu
107
Salah lagi
108
Titipan yang salah
109
Tragedi
110
Putraku atau putramu?
111
Terbongkar!
112
Si belok!
113
Kebijakan Aurora
114
Kembar
115
Susu hamil
116
Mood ibu hamil
117
Ngidamnya bumil
118
Kesepakatan
119
Teloooong!
120
Duda baru
121
Harus menerima
122
Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123
Pinjam Mommy
124
Mendadak Operasi
125
Lahirnya si kembar
126
Bayi kembar yang di nanti
127
Pulang
128
Ci kembal
129
Begadang
130
Tingkah Arkan
131
Sama-sama jaaiil
132
Tuan Mark
133
Kesenangan Arkan
134
Mommy nya gak rindu?
135
Kejailan Aurora
136
Ada apa?
137
Perasaan Zeeya
138
Terlambat
139
Tingkah memggemaskan si kembar
140
Menerima
141
Si kembar yang menggemaskan
142
Adek lagi?
143
Lamaran Zeeya
144
Happy End
145
Bonus Chapter
146
Bonus Chapter
147
UNDANGAN!
148
Bonus Chapter
149
Bonus Chapter
150
Bonus Chapter
151
Bonus Chapter
152
Bonus chapter
153
Bonus Chapter
154
Bonus Chapter
155
Bonus Chapter
156
Bonus Chapter
157
Bonus Chapter
158
Bonus Chapterr
159
Bonus Chapter
160
Bonus Chapter
161
Bonus Chapter
162
Bonus Chapter
163
Bonus Chapter
164
Bonus Chapter
165
Bonus Chapter
166
Bonus Chapter
167
Bonus Chapter
168
BONCHAP HABIS
169
Cinta yang kamu pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!