Aku akan menjaganya

Sementara itu di dalam kelas, Arkan sedang meladeni pertanyaan teman sekelasnya satu-satu. Ia duduk di kursinya sembari tersenyum lebar, tak lelah ia menjelaskan pertanyaan yang temannya ajukan tentang mommy nya.

"Mommy mu sangat cantik, itu mommy tirimu? Katanya kamu gak mau punya mommy tiri," Ujar seorang anak laki-laki yang memakai kaca mata.

"Mommy Lola baik cama Alkan, nda jahat. Nda pelnah culuh Alkan belecin lumah, Alkan malah di temenin main telus. Enak loh punya Mommy tili!" Seru Arkan dengan semangat.

"Alkan seling di ajak makan nda?" Tanya temannya yang lain.

"Celiiing, di cuapi! Nda pelnah di malahi! Benelan, nda pelnah mommy malah. Di cayang Alkan cama mommy loh! Enak tau punya mommy tiliii." Ledek Arkan pada para temannya.

"Ih, aku mau punya mommy tili kayak Alkan, nanti minta papa beli lah."

"Iya, aku juga mau. Mama ku seling malah-malah, ibu tili nda malah-malah yah Alkan?"

Arkan tersenyum lebar mendengar keinginan para teman-teman nya yang ingin jadi sepertinya. Mereka hanya tahu sebatas apa yang Arkan cerita kan, tak mengerti bagaimana lebih jelasnya.

"Canaaa, minta mommy tilii. Enak tau, nda pernah malah. Mommy tili Alkan kayak cindelelaaaa, tantiiik, baik, nda pelnah malah. Pokok na kelen mommy na Alkan!" Seru Arkan.

"Arkan ... Arkan! Mommy tiri kamu sama papa aku aja gimana? Aku kasih kamu jajanku." Arkan menoleh ke arah temannya yang memberikan jajanan padanya. Melihat itu, raut wajah Arkan berubah kesal. Ia mendorong kembali jajan itu ke arah temannya dan mendesis kesal.

"Nda mauuu! Cali cendili canaaa! Jangan lepotin olang, Alkan aja kabul dulu balu ketemu mommy kok!" Balas Arkan.

"Dih pelit, kita gak usah temenan lah." Anak itu marah pada Arkan, ia tak ingin lagi berteman dengan Arkan.

"Ih, yacudaaaah. Alkan ada mommy Lola yang ajak Alkan main kok! Lepot kali!" Desis Arkan tak kalah kesal. Mana mau dia menukar tambah mommy kesayangan nya dengan hanya untuk satu wafer? Tentu Arkan tidak mau.

.

.

.

Mobil terhenti tepat di depan sebuah rumah yang sederhana. Aurora tentu mengenal rumah itu, ia segera mengalihkan pandangannya dari Mars yang kini menatapnya. Seolah, Aurora tak ingin turun dari mobil.

"Ayo, apa kamu tidak mau ketemu ayahmu?" Ujar Mars sembari melirik ke arah Aurora.

"Enggak! Enggak mau! Lagian kenapa sih kesini?! Ayo pulang, aku gak mau disini!" Ujar Aurora dengan ketus.

"Aku harus berbicara pada ayahmu, ayo." Ajak Mars kembali.

"Enggak mau! Bicara aja sendiri, jangan ajak aku!" Balas Aurora.

Istrinya sangat keras kepala, Mars tak punya pilihan lain selain memaksanya. Pria itu turun dari mobil, lalu memutari mobil dan membuka pintu bagian Aurora duduk. Tentunya, Aurora kaget.

"Kamu mau ngapain?" Tanya Aurora yang sudah merasa was-was saat Mars sedikit merendahkan tubuhnya.

"HEIII! TURUNKAN AKU!" Teriak Aurora saat Mars tiba-tiba menggendongnya dan membawanya ke depan pintu rumah Ansel.

Mars menurunkan Aurora, ia lalu mencengkram tangan istrinya itu dengan kencang agar tidak kabur. Lalu, ia mengetuk pintu kayu itu. Tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki mendekat. Mars pun memundurkan langkahnya.

Cklek!

Terlihat, seorang pria paruh baya memakai jaket rajut membuka pintu rumah. Raut wajahnya terlihat pucat, ia terkejut begitu melihat Aurora dan juga MArs ada di rumahnya. Siapa lagi, kalau bukan Ansel.

"Kalian ...."

"Bisa kami masuk dan berbicara sebentar dengan anda?" Tanya Mars dengan sopan.

"Masuklah." Sahut Ansel tanpa ekspresi. Pria itu lalu membuka pintu dengan lebar dan membiarkan anak dan menantunya masuk.

Mars langsung menatap ke arah Aurora yang masih membuang pandangannya, "Nurut, jika tidak aku akan memakanmu malam nanti." Ancam Mars.

"Dih, Mister Planet gak je ... heii!!" Mars menarik tangan Aurora masuk ke dalam rumah.

Keduanya duduk di sofa berwarna coklat yang ada di ruang tengah, sembari menunggu Ansel yang tidak tahu kemana. Aurora melihat sekeliling, tak ada yang berubah dari keadaan rumah itu. Dulu sesekali ia kesini untuk menumpahkan rasa rindunya pada sang ayah yang tak kunjung pulang.

Tatapan Aurora jatuh pada foto dirinya yang masih bayi. Sebelumnya, ia tak pernah melihat foto itu. Menapa, foto itu terpajang di dinding rumah ini?

Bertepatan dengan itu, Ansel datang dengan membawa dua cangkir teh dan meletakkannya di atas meja. "Tidak perlu repot-repot Tuan Ansel." Ujar Mars dengan sopan.

"Panggil saja ayah, kamu suami putriku." Sahut Ansel tanpa ekspresi. Ia lalu duduk di hadapan keduanya dan menatap putrinya yang justru tak mau menatapnya. Helaan nafas pelan terdengar, Ansel kembali menatap menantunya itu.

"Ada perlu apa kalian kesini?" Tanya Ansel langsung pada intinya.

"Kami datang untuk menjenguk Ayah, dan ingin mengenalkan diri sebagai menantu Ayah. Maaf, kalau saat itu saya menikahi Aurora tanpa kehadiran Ayah." Terang Mars.

Ansel menggeleng, "Tak apa, santai saja. Jangan terlalu formal pada ku," ujarnya.

Mars mengangguk pelan, ia sebenarnya sedikit gugup menghadapi Ansel. Karena, ayah mertuanya itu tak seperti Herman. Ansel memiliki kepribadian yang cuek. Tak ada senyuman sama sekali di wajahnya, pria paruh baya itu hanya menatap datar padanya.

"Apa ayah sedang sakit? Perlu aku antar ke dokter? Sepertinya ayah sedang tidak baik-baik saja saat ini." Perkataan Mars membuat Aurora menatap sang ayah. Memang ia akui, ayahnya terlihat seperti orang yang sakit.

"Hanya masuk angin biasa. Tunggu disini sebentar!" Titah Ansel. Ia lalu beranjak pergi masuk ke kamarnya.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Suara Ansel yang terbatuk membuat Mars dan Aurora saling pandang. Tak dapat di pungkiri, Aurora merasa khawatir. Apalagi, ia tahu jika ayahnya sedang merasa tak enak badan.

"Sepertinya ayahmu sedang sakit, kita bawa ke dokter saja bagaimana?" Saran Mars.

Aurora menggeleng, "Ayahku sangat keras kepala. Batu dan kepalanya lebih keras kepala ayah. Bujuklah dia, sampai kamu menangis darah tidak akan dia dengarkan." Bisik Aurora dengan tatapan penuh keyakinan.

"Jangan begitu! Sopan lah sedikit dengan ayahmu!" Tegur Mars sembari menatap tajam istrinya.

Tak lama, Ansel keluar. Ia membawa sebuah kotak coklat yang terbuat dari kayu. Lalu, ia mendudukkan tubuhnya kembali di sofa. Sejenak, ia memandangi kotak itu dan menatap Aurora yang memandang datar padanya.

"Ayah tak bisa hadir di acara pernikahan mu, maafkan Ayah. Kamu boleh marah pada Ayah, benci pada Ayah, tak masalah. Fokus saja dengan kehidupan mu yang baru, tidak perlu memikirkan Ayah. Ambil kotak ini, dan pulanglah." Ansel meletakkan kotak kayu itu tepat di hadapan putrinya.

Aurora menunduk, ia menatap benda itu dengan mata berkaca-kaca. Perlahan, Aurora mengangkat pandangannya. Ia menatap mata sang ayah yang masih menatapnya tanpa ekspresi apapun. Air mata Aurora luruh, d4d4nya terasa sangat sesak karena menyimpan rasa kecewa yang begitu menumpuk.

"Mudah sekali Ayah meminta maaf. Saat kecil sampai sekarang Ayah tak pernah memperhatikanku. Apa aku salah terlahir di dunia ini? Apa aku penyebab bunda meninggal? Iya Ayah? Ayah membenciku karena merasa aku yang membuat bunda tiada?! Iya kan?!"

"Aurora!" Tegur Mars, ia menatap tajam istrinya itu.

"Apa? Salah jika aku kecewa? Salah jika aku marah? Ayah, kapan kamu menyayangiku? Kapan?! Hiks ... aku gak minta di lahirkan, Ayah! Gak pernah, aku gak pernah mau bunda tiada karena melahirkan ku." Aurora tak sanggup menahan dirinya, ia langsung beranjak pergi meninggalkan Mars yang langsung berdiri.

"AURORA!" Teriak Mars. Tatapan Mars beralih menatap ayah mertuanya yang sedang menundukkan kepalanya.

"Ayah, aku minta maaf. Aku akan mencoba mendidik Aurora dan membuatnya bersikap baik padamu. Aku minta maaf dengan sikapnya, maafkan aku." Ucap Mars sembari menangkupkan tangannya.

Ansel beranjak berdiri, ia berjalan mendekati Mars dan mengangkat pandangannya pada menantunya itu. Mars yang melihat mata Ansel yang merah menahan tangis sungguh membuatnya terkejut. Ansel seolah tengah menahan tangisnya dan air matanya yang hendak luruh. Ia lalu mengangkat tangannya dan menepuk pelan bahu menantunya itu.

"Tolong, bahagiakan Aurora. Ayah tak sempat membahagiakannya, karena setiap kali mengingatnya ... Ayah selalu teringat dengan mendiang bundanya. Jangan buat dia bersedih, jangan buat dia kecewa, cukup Ayah saja yang pernah membuatnya kecewa." Suara Ansel bergetar, membuat perasaan Mars campur adik di buatnya. Melihat tatapan lemah pria paruh baya itu, membuat hati Mars terenyuh. Ia melihat sorot mata penyesalan, sakit, kecewa, bercampur menjadi satu.

"Aku akan ingat permintaan ayah."

Mars berpamitan, ia meraih kotak kayu yang Ansel berikan tadi pada Aurora. Sebelum pergi, ia tersenyum tipis pada ayah mertuanya itu. Ansel membalas senyumannya, ia berjalan mendekati pintu dan menatap putrinya yang sudah masuk ke dalam mobil.

"Ayah tidak membenci mu, hanya saja wajahmu selalu mengingatkan ayah pada mendiang ibumu. Maafkan ayah, maafkan ayah." Lirih Ansel dengan air mata yang luruh membasahi pipinya.

____

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Justru karena wajah Aurora mirip mendiang istrimu, Anda harus semangatt melanjutkan hidup. Anda bersikap seperti itu sama saja tidak mengharapkan Aurora hadir ke dunia.

Berusahalah jadi Ayah yang baik tuan Ansel, Walaupun peranmu telah tergantikan oleh Paman Herman dan Istrinya. Setidaknya sayangilah Aurora, Dia juga ingin merasakan pelukanmu. Aurora sangaat merindukanmu Tuan, Cuman hanya terhalang oleh rasa kecewa dan sakit hati.

Tidak semua ibu tiri j4hat, contohnya Ashanti dia pantas dijadikan panutan. Arkan dan Aurora bernasib sama, Dan Aurora punya jiwa ke ibu2an. Makanya Arkan langsung nyaman dan sayang.

2024-11-13

43

galaxi

galaxi

tp disini planet mwnurutku sangat salah....caranya dia krg tepat...jgn mentang2 g pernah ngrasain broken home jd seenak jidatnya bersikap begitu.utk org yg memiliki trauma spt aurora itu harus dg cara yg lembut...misal ngajak kerumah ayahnya pun harus diskusi dulu dg persetujuan dia...g bisa asal paksa gitu...itu akan makin mmebuat aurora membnci ayahnya dan dia akan jd benci sama kau planet...ikutan geram aq.apalagi pas aurora meninggi eh malah dibentak sama planet...itu bagiku udh salah...krn aq sendiri memiliki karakter yg keras ky aurora dan aq jg broken home.g mudah menerima sesuatu keadaan yg baru itu...jd jgn paksa,sakit hati tau....

2025-01-21

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

krn terlalu besar cintamu dg mendiang istrimu membuatmu sakit akan kehilangan istri yg sangat km cintai Anzel hingga tak sanggup untuk menatap dan memberikan kasih sayangmu cintamu pd Aurora luka hati akan kehilangan istri yg telah tiada tak bs km tahan tp km salah hrsnya km kuat demi putrimu semata wayang yg wajahnya bak pinang di belah 2 dg mendiang istrimu agar km kuat tegar tdk rapuh Anzel

2024-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang berbeda
2 Tak ada pilihan
3 Hati yang terikat
4 Dia sudah menjadi istri saya!
5 Si gadis pecicilan
6 Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7 Rasa kecewa seorang putri
8 Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9 Panggil Mars! Jangan Planet!
10 Kehebohan di dapur
11 Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12 Aku tidak suka!
13 Kucing nakal!
14 Tidak mau di jandakan
15 Drama Arkan di pagi hari
16 Mulai posesif
17 Aku akan menjaganya
18 Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19 Cerita Arkan
20 Kedatangan adik ipar
21 Minta ponakan baru~
22 Perasaan yang mulai tumbuh
23 Tingkah Aurora
24 Ujian menantu
25 Demam dadakan
26 Ego seorang ayah
27 Perhatian yang di impikan
28 Gara-gara martabak
29 Diam nya Mars
30 Bahagiakan dia!
31 Saran adik ipar
32 Terjebak rencana sendiri
33 Jual aja, Mommy!
34 Kepedulian seorang anak
35 Bubuuul
36 Sulit menebak
37 Manjanya Aurora
38 Langkah yang Mars ambil
39 Ada yang harus kamu tahu~
40 Tak ingin kehilangan lagi
41 Kejailan Arkan
42 Jailnya Aurora
43 Nda enak pelacaan Alkan ini
44 Hadiah dari suami
45 Salah sangka
46 Memberikan hakmu
47 Tanda cinta
48 Tamu bulanan
49 Manjanya seorang putri
50 Kehebohan Arkan
51 Menciptakan momen berdua
52 Tingkah istri kecil Tuan Mars
53 Isi Paket Aurora
54 Kebahagiaan sederhana Arkan
55 Cemburunya Mars
56 Adek balu nya kapan?
57 Bulan madu 1
58 Bulan madu 2
59 Bulan Madu 3
60 Orang yang sama?
61 Terlupakan
62 Nda enaaaak!
63 Selesainya masa kebebasan Arkan
64 Kebahagiaan manis keluarga kecil
65 Berpisah sementara
66 Tak sengaja
67 Bangganya Mars
68 Perhatiannya mama mertua
69 Kedatangan yang tak di harapkan
70 Sikap tegas Aurora
71 Kehebohan Zeeya
72 Pembelaan mertua
73 Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74 Acara Tuan Mark
75 Kata cinta yang sangat berarti
76 Mual~
77 Aku mengenalnya!
78 Rahasia besar yang di sembunyikan
79 Tak mudah percaya
80 Rekaman kenangan
81 Arkan, si bocah hobi jajan
82 Cinta bertepuk sebelah tangan
83 Tertangkap juga
84 Cucu kesayangan kakek Ansel
85 Lari pagi
86 Hasil yang tak sesuai harapan
87 Keterkejutan Evano & Julia
88 Alkan lapal
89 Hamil?
90 Kehamilan Aurora
91 Drama ngidamnya Mars
92 Perhatian mertua
93 Kekasih Denzel?
94 Membujuk istri
95 Alkan mau potong lambut!
96 Pintar VS cerdik
97 Ledekan Jimmy
98 Sidang penetapan hukuman
99 Dia sangat meratukanku
100 Jemput Arkan
101 Bukan suami yang sempurna
102 Nda boleh lebut mommy tili olang!
103 Kedatangan Denzel
104 Di labraak
105 Ke lumah kakeeeek!
106 Berharap tak pernah tahu
107 Salah lagi
108 Titipan yang salah
109 Tragedi
110 Putraku atau putramu?
111 Terbongkar!
112 Si belok!
113 Kebijakan Aurora
114 Kembar
115 Susu hamil
116 Mood ibu hamil
117 Ngidamnya bumil
118 Kesepakatan
119 Teloooong!
120 Duda baru
121 Harus menerima
122 Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123 Pinjam Mommy
124 Mendadak Operasi
125 Lahirnya si kembar
126 Bayi kembar yang di nanti
127 Pulang
128 Ci kembal
129 Begadang
130 Tingkah Arkan
131 Sama-sama jaaiil
132 Tuan Mark
133 Kesenangan Arkan
134 Mommy nya gak rindu?
135 Kejailan Aurora
136 Ada apa?
137 Perasaan Zeeya
138 Terlambat
139 Tingkah memggemaskan si kembar
140 Menerima
141 Si kembar yang menggemaskan
142 Adek lagi?
143 Lamaran Zeeya
144 Happy End
145 Bonus Chapter
146 Bonus Chapter
147 UNDANGAN!
148 Bonus Chapter
149 Bonus Chapter
150 Bonus Chapter
151 Bonus Chapter
152 Bonus chapter
153 Bonus Chapter
154 Bonus Chapter
155 Bonus Chapter
156 Bonus Chapter
157 Bonus Chapter
158 Bonus Chapterr
159 Bonus Chapter
160 Bonus Chapter
161 Bonus Chapter
162 Bonus Chapter
163 Bonus Chapter
164 Bonus Chapter
165 Bonus Chapter
166 Bonus Chapter
167 Bonus Chapter
168 BONCHAP HABIS
169 Cinta yang kamu pilih~
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Situasi yang berbeda
2
Tak ada pilihan
3
Hati yang terikat
4
Dia sudah menjadi istri saya!
5
Si gadis pecicilan
6
Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7
Rasa kecewa seorang putri
8
Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9
Panggil Mars! Jangan Planet!
10
Kehebohan di dapur
11
Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12
Aku tidak suka!
13
Kucing nakal!
14
Tidak mau di jandakan
15
Drama Arkan di pagi hari
16
Mulai posesif
17
Aku akan menjaganya
18
Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19
Cerita Arkan
20
Kedatangan adik ipar
21
Minta ponakan baru~
22
Perasaan yang mulai tumbuh
23
Tingkah Aurora
24
Ujian menantu
25
Demam dadakan
26
Ego seorang ayah
27
Perhatian yang di impikan
28
Gara-gara martabak
29
Diam nya Mars
30
Bahagiakan dia!
31
Saran adik ipar
32
Terjebak rencana sendiri
33
Jual aja, Mommy!
34
Kepedulian seorang anak
35
Bubuuul
36
Sulit menebak
37
Manjanya Aurora
38
Langkah yang Mars ambil
39
Ada yang harus kamu tahu~
40
Tak ingin kehilangan lagi
41
Kejailan Arkan
42
Jailnya Aurora
43
Nda enak pelacaan Alkan ini
44
Hadiah dari suami
45
Salah sangka
46
Memberikan hakmu
47
Tanda cinta
48
Tamu bulanan
49
Manjanya seorang putri
50
Kehebohan Arkan
51
Menciptakan momen berdua
52
Tingkah istri kecil Tuan Mars
53
Isi Paket Aurora
54
Kebahagiaan sederhana Arkan
55
Cemburunya Mars
56
Adek balu nya kapan?
57
Bulan madu 1
58
Bulan madu 2
59
Bulan Madu 3
60
Orang yang sama?
61
Terlupakan
62
Nda enaaaak!
63
Selesainya masa kebebasan Arkan
64
Kebahagiaan manis keluarga kecil
65
Berpisah sementara
66
Tak sengaja
67
Bangganya Mars
68
Perhatiannya mama mertua
69
Kedatangan yang tak di harapkan
70
Sikap tegas Aurora
71
Kehebohan Zeeya
72
Pembelaan mertua
73
Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74
Acara Tuan Mark
75
Kata cinta yang sangat berarti
76
Mual~
77
Aku mengenalnya!
78
Rahasia besar yang di sembunyikan
79
Tak mudah percaya
80
Rekaman kenangan
81
Arkan, si bocah hobi jajan
82
Cinta bertepuk sebelah tangan
83
Tertangkap juga
84
Cucu kesayangan kakek Ansel
85
Lari pagi
86
Hasil yang tak sesuai harapan
87
Keterkejutan Evano & Julia
88
Alkan lapal
89
Hamil?
90
Kehamilan Aurora
91
Drama ngidamnya Mars
92
Perhatian mertua
93
Kekasih Denzel?
94
Membujuk istri
95
Alkan mau potong lambut!
96
Pintar VS cerdik
97
Ledekan Jimmy
98
Sidang penetapan hukuman
99
Dia sangat meratukanku
100
Jemput Arkan
101
Bukan suami yang sempurna
102
Nda boleh lebut mommy tili olang!
103
Kedatangan Denzel
104
Di labraak
105
Ke lumah kakeeeek!
106
Berharap tak pernah tahu
107
Salah lagi
108
Titipan yang salah
109
Tragedi
110
Putraku atau putramu?
111
Terbongkar!
112
Si belok!
113
Kebijakan Aurora
114
Kembar
115
Susu hamil
116
Mood ibu hamil
117
Ngidamnya bumil
118
Kesepakatan
119
Teloooong!
120
Duda baru
121
Harus menerima
122
Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123
Pinjam Mommy
124
Mendadak Operasi
125
Lahirnya si kembar
126
Bayi kembar yang di nanti
127
Pulang
128
Ci kembal
129
Begadang
130
Tingkah Arkan
131
Sama-sama jaaiil
132
Tuan Mark
133
Kesenangan Arkan
134
Mommy nya gak rindu?
135
Kejailan Aurora
136
Ada apa?
137
Perasaan Zeeya
138
Terlambat
139
Tingkah memggemaskan si kembar
140
Menerima
141
Si kembar yang menggemaskan
142
Adek lagi?
143
Lamaran Zeeya
144
Happy End
145
Bonus Chapter
146
Bonus Chapter
147
UNDANGAN!
148
Bonus Chapter
149
Bonus Chapter
150
Bonus Chapter
151
Bonus Chapter
152
Bonus chapter
153
Bonus Chapter
154
Bonus Chapter
155
Bonus Chapter
156
Bonus Chapter
157
Bonus Chapter
158
Bonus Chapterr
159
Bonus Chapter
160
Bonus Chapter
161
Bonus Chapter
162
Bonus Chapter
163
Bonus Chapter
164
Bonus Chapter
165
Bonus Chapter
166
Bonus Chapter
167
Bonus Chapter
168
BONCHAP HABIS
169
Cinta yang kamu pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!