Kedatangan adik ipar

Aurora meminta supir membawa mereka ke salah satu penjual martabak langganannya. setelah mobil terhenti, Mars menatap sekitar dengan ragu. Gerobak penjual martabak itu terletak persisi di pinggir jalan. Yang mana, pastinya Mars merasa aneh.

"Kita cari Resto saja, jangan makan disini." Titah Mars pada supirnya.

"Resto mana yang jual martabak seenak penjual kaki lima hah?! Udah, disini paling enak! Sesekali lidah elit kamu itu makan makanan mood booster perempuan saat datang bulan." Ujar Aurora.

"Tempat nya di pinggir jalan, sudah pasti kena debu. Enggak, kita cari Resto aja. Banyak kuman, aku gak suka." Tolak Mars.

Aurora membulatkan matanya, ia kesal pada suaminya itu. "Heeeh, jig0ng juga berkuman yah! Kalau gak mau turun, aku turun sendiri!" Ketus Aurora.

"Mommy Alkan ikut, Alkan nda kayak Daddy. Bawa Alkan Mommy!" Arkan panik, ia langsung memegangi tangan Aurora agar mommy nya itu tak melupakannya.

"Tentu saja Arkan ikut, ayo kita turun dan beli martabak." Seru Aurora.

Saat Aurora hendak turun, ia tiba-tiba teringat sesuatu. Ia berbalik menatap Mars yang tengah memijat keningnya yang terasa sakit karena tingkahnya. Tak di sangka, Aurora justru menadahkan tangannya. Membuat Mars menatapnya bingung.

"Uangnya mana?" Tanya Aurora.

"Loh, kartu yang aku kasihkan kemarin kamu bawa kan?" Bingung Mars.

"Disini jelas gak bisa bayar pake kartu, aku juga gak bawa uang. Kartunya mau di gesek dimana? Hidung?" Desis Aurora.

Mars menghela nafas kasar, ia mengeluarkan dompetnya dan menyerahkannya pada Aurora. "Bawa dompetku, ambil berapapun yang kamu mau."

Aurora tersenyum lebar, ia bergegas turun dari mobil dan menggandeng tangan Arkan mendekati penjual martabak itu. Mars hanya bisa menahan nafas sabar. Ia lalu menatap langit-langit mobilnya, sembari berpikir mengapa ia harus kembali di pertemukan dengan wanita yang menguji kesabarannya.

"Hidupku terlalu mulus, maka dari itu aku di berikan istri yang luar biasa menguji kesabaran. Sabar Arkan, dia masih terlalu labil. Sabar, mood nya yang buruk akan membuat hancur dunia mu." Gumam Mars meyakini dirinya.

"Namanya juga wanita Tuan, maunya di dengar. Gak mau dengar kata tidak, coba aja suruh nona minta maaf. Gak bakalan mau, paling minta maaf juga kata terakhir nya, kan kamu juga yang salah." Sahut Pak Supir yang mendengar gumaman Mars.

"Begitu yah ... kapan-kapan saya coba deh." Balas Mars.

"Coba? Masa masalah mau di coba? Aneh aja punya majikan yang nikah sama daun muda." Batin pak supir sembari menatap Mars dari kaca spion tengah mobil.

Tak butuh waktu lama, Aurora kembali bersama Arkan. Ia sudah menenteng dua kotak martabak yang dirinya beli tadi. Senyuman istri dan putranya merekah lebar, seakan keduanya baru saja mendapatkan berlian indah.

"Buka Mommy! Buka Mommy!" Seru Arkan dengan semangat.

"Oke, mari kita bukaaa! Oh ya, nih. .. dompetmu!" Aurora menyerahkan kembali dompet Mars dan lanjut membuka salah satu kotak martabak itu.

Mars melihat isi dalam dompetnya, masih utuh hanya hilang selembar uang merahnya saja. Apa semurah itu harga martabak? Ia pikir Aurora akan mengambil banyak uangnya, makanya dia memberikan sedompet-dompetnya juga. Ternyata, hanya satu lembar.

"Waaah! Alkan mauuu!" Seru Arkan saat melihat martabak telur.

"Nih, Arkan satu ... Daddy mau juga?" Tawar Aurora pada Mars.

Mars menahan nafasnya, hilang panggilan Planet, Aurora justru memanggil daddy. Sama seperti panggilan Arkan padanya. Sudahlah, pria itu jadi tambah tidak berselera.

"Ini namanya maltabak yah, woaaah kelen!" Arkan melahap martabak yang Aurora berikan. Baru satu gigitan saja mata anak itu sudah berbinar terang, ia menatap martabak yang ada di tangannya dengan tatapan tak percaya.

"Lacanya ... lacanyaa ... enak kaliii! Enaknaaa!" Arkan kembali memakannya, ia begitu menyukainya.

Aurora tersenyum, ia turut memakan martabaknya juga. Mars yang melihat keduanya makan dengan lahap tentu merasa penasaran. Apa seenak itu martabak telur? Kenapa raut wajah putranya terlihat sangat puas dengan rasa martabak itu?

"Yakiiin, suami enggak mau? Enak loooh," ujar Aurora yang memanggil Mars dengan sebutan suami.

"Panggilanmu padaku Tidak ada habisnya yah?! Heran, nanti aku hhmmp!"

Aurora mengambil satu potong martabak baru dan menyodorkannya pada mulut Mars. "Protes panggilan mulu dari tadi, nah makan. Gimana? Enak?! Enakkan honeeey? Honey ... Honey diskon lima belas ribu!" Ia merasa puas telah membuat Mars memakan martabak telur itu.

Tatapan Mars berubah, ia mulai mengunyah martabak yang ada di dalam mulutnya. "Beneran enak ternyata." Batin Mars.

"Enakkan? Tadi aku minta diskon, jadi lebih murah. Langganan dong! Nah, mau lagi?" Tawar Aurora sembari menyerahkan kotak martabak itu.

Mars hanya diam memandangnya tanpa mau mengambilnya. Geram, Aurora kembali menyuapinya dan Mars memakannya dengan lahap. Akhirnya Aurora tahu, suaminya itu hanya perlu di suapi jangan di tawari.

"Cudaaah, cudaaah jangan lagiii! ini maltabak Alkaaan!" Arkan merebut kotak martabak itu dan memeluknya dengan erat. Ia melirik tajam ke arah Mars yang menatapnya dengan tatapan tak terima.

"Ini punya Alkaaan, Mommy Lola punya Alkaaan, cemuana punya Alkaan. Daddy, beli cendili! Tadi di tawali nda mau juga," omel Arkan yang kesal.

Aurora melirik suaminya, "Masih ada martabak manis, kita makan di rumah." Ujarnya seraya tersenyum lebar.

Sesampainya di rumah, Arkan turun dari mobil. Ia berlari membawa kotak martabak yang tersisa satu potong itu masuk ke dalam rumah. Seolah takut, dirinya takut Mars akan merebut nya.

"Ayo." Ajak Mars sembari menggandeng tangan istrinya. Aurora hanya menurut, ia fokus menatap Arkan yang berlari kencang.

"ARKAN, JANGAN LARI-LARI! NANTI JA ...."

Brugh!!

"Nah kan, baru juga di bilang mommy nya." Decak Mars kesal. Aurora menarik tangannya dari Mars, ia akan menghampiri Arkan yang terjatuh hingga membuat martabaknya terlempar jauh. Anak itu hanya diam di posisinya terjatuh, seolah bersiap menangis. Namun, saat akan melangkah. Tiba-tiba seorang pemuda datang dan membantu Arkan berdiri.

"Waaah, ini kakak ipar ku yah?!" seru seorang gadis dari arah lain sembari mengulum permen lolipop di mulutnya.

"Zeeya, Jimmy? Ngapain kalian datang kesini?" Tanya Mars, tatapannya terlihat dingin dan tajam.

"Astaga Abangku sayang, apa adik kembarmu ini tidak boleh kesini untuk menengok kakak iparnya? Wah ternyata benar, abangku dapat daun muda, cantik sekali!" Seru seorang gadis bernama Zeeya.

"Dia adikmu?" Tanya Aurora dengan tatapan bingung.

Zeeya mendekat pada Aurora, ia langsung merangkul lengan kakak iparnya itu sembari tersenyum lebar. "Kita seumuran loh! Ih senengnya punya kakak ipar seumuran! Kenapa kamu mau menikah dengan abangku yang jeleek ini? Dia memaksamu kan? Memang, dia suka memaksa."

"Zeeyaa!" Tegur Mars.

Sementara itu, Arkan tengah mengamuk lantaran seorang pemuda tampan di hadapannya justru mengambil martabak miliknya.

"Enak nih, martabak. Kamu beli dimana? buat Om yah!"

"JANGAAAAN, ITU MALTABAAAK ALKAAAN!" Teriak Arkan dan berusaha menggapainya. Sayangnya, pemuda bernama Jimmy itu justru melahap martabak terakhir milik Arkan tanpa memperdulikan keponakannya tersebut.

"Maltabak ... MALTABAKNA ALKAAN EKHEEE!! KELUALKAAAN! KELUALKAAAAN!" Arkan menarik baju adik dari daddynya itu.

Zeeya yang mendengar kata martabak pun mendekatinya, dia menatap kotak martabak yang sudah kosong. Lalu, tatapannya beralih menatap saudara kembarnya yang sudah melahap habis martabak itu.

"Kok tega banget sih! Kenapa gak bagi dua sama akuuu!" Pekik Zeeya.

Aurora yang melihat kehebohan ketiga orang itu hanya diam tanpa bisa berkata-kata. Ia sungguh syok melihat ketiganya memiliki sifat yang sama. Sangat jauh beda dengan suaminya yang justru menjadi pria pendiam dan datar. Perlahan, tatapannya beralih menatap Mars yang menatap lelah ketiganya.

"Suami ... kamu gak pernah curiga kalau kamu itu anak pungut?" Perkataan Aurora membuat ketiga orang yang sedang ribut itu diam dan langsung beralih menatap Mars yang memasang raut wajah yang dingin.

"Anak pungut hahaha! Aku bilang juga apa, Abang Mars tuh anak pungut hahaha! Arkan, bapakmu anak pungut hahaha!"

"ZEEYAAA!!"

Zeeya menghentikan tawanya, ia kembali mendekati Aurora dan merangkul tangannya sembari melirik takut ke arah Mars yang sedang menatap tajam padanya.

"Tapi aku senang kamu yang jadi iparku! Jika kemarin Abang gagal nikah, Ratu ular itu akan kembali lengket ke Abang."

"Ratu ular? Siapa?" Tanya Aurora dengan bingung.

"Dia ...." Zeeya melirik Mars yang semakin menatap nya tajam. Seolah, tatapan itu adalah sebuah peringatan untuknya.

"Haha, tak usah di pikirkan. Ayo masuk, tadi aku membawa beberapa kue untuk kita nikmati." Zeeya mengajak Aurora masuk, membuat kakak iparnya itu tak sempat menolak ajakannya.

Melihat sang Mommy yang di ambil oleh tantenya, membuat Arkan tak terima. Ia langsung mengejar Zeeya dan Aurora, tentu ia tak terima Mommy nya itu di ambil oleh sang tante.

"TADI MALTABAK CUDAH DI AMBIIL, CEKALANG JANGAN MOMMY TILINAA ALKAN DI AMBIL JUGAAA! ONTY CALI CENDILI CANAAA EKHEEE!!"

____

Satu lagi nya malam yah😁

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Alkan boleh kok nambah momy tili, Aku siap jadi ibu tilimu. Wkwkwk
Siap2 perut Arkan jadi gentong, Kok bisa ya Mars belum pernah makan martabak. Kemana aja, kaum elit juga banyak kok yang suka beli. Atau jajanan Mars dulu empat sehat lima sempurna, jangan bilang gak pernah makan syilok, syireng, Syilor,batagor,Syebalk dll. benar2 titisan alien ya kamuhh😭🤣

Ternyata Mars punya adik, kembar pula. Aurora makin betah punya banyak keluarga rasa teman. Semoga Aurora selalu bahagia. Mars dapat istri kaya Aurora harus banyak2 istigfar, Sepertinya ibunya arkan wanita berkelas dan dewasa makanya mars kaya kaku gitu hidupnya, ada arkan juga kaya gak berwarna. Mars butuh hiburan, kali aja Aurora, arkan dan adik kembar Mars konser bareung. semakin mansion rame semakin kepala mars meledak🤭😂

2024-11-14

32

Ry

Ry

suka sama karya author karena gak ada adegan vulgar tetapi sangat menghibur, insyaallah aku kasih kopi lagi klo udah cukup poinku

2024-11-14

4

nuraeinieni

nuraeinieni

aduh tuan planet jgn protes lagi nama panggilanx,,,,tuh aurora sdh sematkan semua nama panggilanx mulai tuan planet,dady,honey,suami,sayang,,,😂
wah rora ketemu adik ipar kembar yg seumuran,pasti seru,dan kocak tambah pusinglah tuan planet,,😂😂

2024-11-14

1

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang berbeda
2 Tak ada pilihan
3 Hati yang terikat
4 Dia sudah menjadi istri saya!
5 Si gadis pecicilan
6 Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7 Rasa kecewa seorang putri
8 Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9 Panggil Mars! Jangan Planet!
10 Kehebohan di dapur
11 Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12 Aku tidak suka!
13 Kucing nakal!
14 Tidak mau di jandakan
15 Drama Arkan di pagi hari
16 Mulai posesif
17 Aku akan menjaganya
18 Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19 Cerita Arkan
20 Kedatangan adik ipar
21 Minta ponakan baru~
22 Perasaan yang mulai tumbuh
23 Tingkah Aurora
24 Ujian menantu
25 Demam dadakan
26 Ego seorang ayah
27 Perhatian yang di impikan
28 Gara-gara martabak
29 Diam nya Mars
30 Bahagiakan dia!
31 Saran adik ipar
32 Terjebak rencana sendiri
33 Jual aja, Mommy!
34 Kepedulian seorang anak
35 Bubuuul
36 Sulit menebak
37 Manjanya Aurora
38 Langkah yang Mars ambil
39 Ada yang harus kamu tahu~
40 Tak ingin kehilangan lagi
41 Kejailan Arkan
42 Jailnya Aurora
43 Nda enak pelacaan Alkan ini
44 Hadiah dari suami
45 Salah sangka
46 Memberikan hakmu
47 Tanda cinta
48 Tamu bulanan
49 Manjanya seorang putri
50 Kehebohan Arkan
51 Menciptakan momen berdua
52 Tingkah istri kecil Tuan Mars
53 Isi Paket Aurora
54 Kebahagiaan sederhana Arkan
55 Cemburunya Mars
56 Adek balu nya kapan?
57 Bulan madu 1
58 Bulan madu 2
59 Bulan Madu 3
60 Orang yang sama?
61 Terlupakan
62 Nda enaaaak!
63 Selesainya masa kebebasan Arkan
64 Kebahagiaan manis keluarga kecil
65 Berpisah sementara
66 Tak sengaja
67 Bangganya Mars
68 Perhatiannya mama mertua
69 Kedatangan yang tak di harapkan
70 Sikap tegas Aurora
71 Kehebohan Zeeya
72 Pembelaan mertua
73 Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74 Acara Tuan Mark
75 Kata cinta yang sangat berarti
76 Mual~
77 Aku mengenalnya!
78 Rahasia besar yang di sembunyikan
79 Tak mudah percaya
80 Rekaman kenangan
81 Arkan, si bocah hobi jajan
82 Cinta bertepuk sebelah tangan
83 Tertangkap juga
84 Cucu kesayangan kakek Ansel
85 Lari pagi
86 Hasil yang tak sesuai harapan
87 Keterkejutan Evano & Julia
88 Alkan lapal
89 Hamil?
90 Kehamilan Aurora
91 Drama ngidamnya Mars
92 Perhatian mertua
93 Kekasih Denzel?
94 Membujuk istri
95 Alkan mau potong lambut!
96 Pintar VS cerdik
97 Ledekan Jimmy
98 Sidang penetapan hukuman
99 Dia sangat meratukanku
100 Jemput Arkan
101 Bukan suami yang sempurna
102 Nda boleh lebut mommy tili olang!
103 Kedatangan Denzel
104 Di labraak
105 Ke lumah kakeeeek!
106 Berharap tak pernah tahu
107 Salah lagi
108 Titipan yang salah
109 Tragedi
110 Putraku atau putramu?
111 Terbongkar!
112 Si belok!
113 Kebijakan Aurora
114 Kembar
115 Susu hamil
116 Mood ibu hamil
117 Ngidamnya bumil
118 Kesepakatan
119 Teloooong!
120 Duda baru
121 Harus menerima
122 Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123 Pinjam Mommy
124 Mendadak Operasi
125 Lahirnya si kembar
126 Bayi kembar yang di nanti
127 Pulang
128 Ci kembal
129 Begadang
130 Tingkah Arkan
131 Sama-sama jaaiil
132 Tuan Mark
133 Kesenangan Arkan
134 Mommy nya gak rindu?
135 Kejailan Aurora
136 Ada apa?
137 Perasaan Zeeya
138 Terlambat
139 Tingkah memggemaskan si kembar
140 Menerima
141 Si kembar yang menggemaskan
142 Adek lagi?
143 Lamaran Zeeya
144 Happy End
145 Bonus Chapter
146 Bonus Chapter
147 UNDANGAN!
148 Bonus Chapter
149 Bonus Chapter
150 Bonus Chapter
151 Bonus Chapter
152 Bonus chapter
153 Bonus Chapter
154 Bonus Chapter
155 Bonus Chapter
156 Bonus Chapter
157 Bonus Chapter
158 Bonus Chapterr
159 Bonus Chapter
160 Bonus Chapter
161 Bonus Chapter
162 Bonus Chapter
163 Bonus Chapter
164 Bonus Chapter
165 Bonus Chapter
166 Bonus Chapter
167 Bonus Chapter
168 BONCHAP HABIS
169 Cinta yang kamu pilih~
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Situasi yang berbeda
2
Tak ada pilihan
3
Hati yang terikat
4
Dia sudah menjadi istri saya!
5
Si gadis pecicilan
6
Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7
Rasa kecewa seorang putri
8
Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9
Panggil Mars! Jangan Planet!
10
Kehebohan di dapur
11
Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12
Aku tidak suka!
13
Kucing nakal!
14
Tidak mau di jandakan
15
Drama Arkan di pagi hari
16
Mulai posesif
17
Aku akan menjaganya
18
Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19
Cerita Arkan
20
Kedatangan adik ipar
21
Minta ponakan baru~
22
Perasaan yang mulai tumbuh
23
Tingkah Aurora
24
Ujian menantu
25
Demam dadakan
26
Ego seorang ayah
27
Perhatian yang di impikan
28
Gara-gara martabak
29
Diam nya Mars
30
Bahagiakan dia!
31
Saran adik ipar
32
Terjebak rencana sendiri
33
Jual aja, Mommy!
34
Kepedulian seorang anak
35
Bubuuul
36
Sulit menebak
37
Manjanya Aurora
38
Langkah yang Mars ambil
39
Ada yang harus kamu tahu~
40
Tak ingin kehilangan lagi
41
Kejailan Arkan
42
Jailnya Aurora
43
Nda enak pelacaan Alkan ini
44
Hadiah dari suami
45
Salah sangka
46
Memberikan hakmu
47
Tanda cinta
48
Tamu bulanan
49
Manjanya seorang putri
50
Kehebohan Arkan
51
Menciptakan momen berdua
52
Tingkah istri kecil Tuan Mars
53
Isi Paket Aurora
54
Kebahagiaan sederhana Arkan
55
Cemburunya Mars
56
Adek balu nya kapan?
57
Bulan madu 1
58
Bulan madu 2
59
Bulan Madu 3
60
Orang yang sama?
61
Terlupakan
62
Nda enaaaak!
63
Selesainya masa kebebasan Arkan
64
Kebahagiaan manis keluarga kecil
65
Berpisah sementara
66
Tak sengaja
67
Bangganya Mars
68
Perhatiannya mama mertua
69
Kedatangan yang tak di harapkan
70
Sikap tegas Aurora
71
Kehebohan Zeeya
72
Pembelaan mertua
73
Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74
Acara Tuan Mark
75
Kata cinta yang sangat berarti
76
Mual~
77
Aku mengenalnya!
78
Rahasia besar yang di sembunyikan
79
Tak mudah percaya
80
Rekaman kenangan
81
Arkan, si bocah hobi jajan
82
Cinta bertepuk sebelah tangan
83
Tertangkap juga
84
Cucu kesayangan kakek Ansel
85
Lari pagi
86
Hasil yang tak sesuai harapan
87
Keterkejutan Evano & Julia
88
Alkan lapal
89
Hamil?
90
Kehamilan Aurora
91
Drama ngidamnya Mars
92
Perhatian mertua
93
Kekasih Denzel?
94
Membujuk istri
95
Alkan mau potong lambut!
96
Pintar VS cerdik
97
Ledekan Jimmy
98
Sidang penetapan hukuman
99
Dia sangat meratukanku
100
Jemput Arkan
101
Bukan suami yang sempurna
102
Nda boleh lebut mommy tili olang!
103
Kedatangan Denzel
104
Di labraak
105
Ke lumah kakeeeek!
106
Berharap tak pernah tahu
107
Salah lagi
108
Titipan yang salah
109
Tragedi
110
Putraku atau putramu?
111
Terbongkar!
112
Si belok!
113
Kebijakan Aurora
114
Kembar
115
Susu hamil
116
Mood ibu hamil
117
Ngidamnya bumil
118
Kesepakatan
119
Teloooong!
120
Duda baru
121
Harus menerima
122
Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123
Pinjam Mommy
124
Mendadak Operasi
125
Lahirnya si kembar
126
Bayi kembar yang di nanti
127
Pulang
128
Ci kembal
129
Begadang
130
Tingkah Arkan
131
Sama-sama jaaiil
132
Tuan Mark
133
Kesenangan Arkan
134
Mommy nya gak rindu?
135
Kejailan Aurora
136
Ada apa?
137
Perasaan Zeeya
138
Terlambat
139
Tingkah memggemaskan si kembar
140
Menerima
141
Si kembar yang menggemaskan
142
Adek lagi?
143
Lamaran Zeeya
144
Happy End
145
Bonus Chapter
146
Bonus Chapter
147
UNDANGAN!
148
Bonus Chapter
149
Bonus Chapter
150
Bonus Chapter
151
Bonus Chapter
152
Bonus chapter
153
Bonus Chapter
154
Bonus Chapter
155
Bonus Chapter
156
Bonus Chapter
157
Bonus Chapter
158
Bonus Chapterr
159
Bonus Chapter
160
Bonus Chapter
161
Bonus Chapter
162
Bonus Chapter
163
Bonus Chapter
164
Bonus Chapter
165
Bonus Chapter
166
Bonus Chapter
167
Bonus Chapter
168
BONCHAP HABIS
169
Cinta yang kamu pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!