Kakak tantik, ibu tili Alkan?!

Mars terkejut melihat Arkan bersama dengan Aurora, begitu pun sebaliknya. Keduanya sampai terdiam dalam keadaan tubuh yang menegang kaku. Tadi ia mencari putranya, kenapa justru bertemu dengan istrinya? Tentu menjadi pertanyaan bagi Mars.

"Kenapa si Tuan Planet bisa disini, apa dia mencari ku?" Gumam Aurora.

Bugh!

Aurora terkejut, ia menoleh menatap Arkan yang sedang berusaha turun dari kursi. Lalu, bocah menggemaskan itu memakai tasnya. Tersadar dari keterkejutannya, Mars langsung beralih menatap putranya.

"Kenapa Daddy dicini ciii! Lepot kan jadi halus kabul lagi!" Gerutu Bocah menggemaskan itu.

"ARKAAAN! JANGAN KABUR, ARKAN!" Teriak Mars, ia segera mengejar putranya yang berlari menjauhinya. Tentu saja, Mars dengan mudah mengejar langkah Arkan. Padahal, bocah menggemaskan itu sudah merasa berlari kencang. Entah mengapa ia merasa hanya berjalan beberapa langkah saja dari kursi tadi.

"Ekheeee! Nda mauuu! nda mau pulaaang! Ndaaa! Alkan nda mau ibu tiliii! Alkan nda mauuu!" Arkan berusaha berontak dari gendongan Mars, tetapi kekuatannya tentu kalah dari kekuatan sang daddy.

"Diam Arkan! Siapa yang ngajarin kamu kabur hah?! Masih kecil, udah berani kabur-kaburan. Makan aja masih minta, mau kurus hah? Tinggal di luar kamu pikir enak?!" Omel Mars yang kesal.

Aurora beranjak berdiri, ia masih mencerna apa yang terjadi saat ini. Mars langsung menyerahkan putranya pada bodyguard yang ikut dengannya. Walau Arkan berontak, tapi bodyguard Mars dapat menahannya dan mengamankannya masuk ke dalam mobil.

Setelah mengamankan putranya, Mars beralih menatap Aurora yang memasang raut wajah tegang. Perlahan, Mars mendekati Aurora dan menatap tajam gadis yang menjadi istrinya itu.

"Kabur? Sudah seperti anak kecil, apa pikiranmu itu tidak bisa dewasa sedikit? Menyusahkan orang saja!" Sindir Mars dengan pedas.

"Yang nyusahin Tuan siapa? Siapa juga yang minta di cariin, iiih ... geer!" Desis Aurora dengan sinis, ia berniat akan beranjak pergi. Namun, Mars justru mencekal tangannya dan meraihnya dalam gendongannya.

"HEI! TURUNKAN AKU!" Teriak Aurora saat Mars menggendong nya seperti karung beras.

"TURUNKAN! ATAU AKU TERIAKIN PENCULIK YAH!" Pelik Aurora.

Mars tak perduli, ia membawa Aurora menuju mobilnya. Melihat kedatangan sang tuan, supir segera membantu membukakan pintu. Lalu, Mars membawa Aurora masuk ke dalam mobil. Istri kecilnya itu berontak, Mars pun turut masuk sembari menahan tangan Aurora yang terus memukulinya.

"Tolooong! Toloong! Saya di culik Duda genit tolooong! Tolooong!" Aurora berteriak di dalam mobil, membuat Arkan yang ada di kursi belakang di buat bingung. Mulutnya sampai menga.nga melihat adegan di hadapannya.

"Tidak akan ada yang mendengar mu!" Ucap Mars sembari memainkan ponselnya, ia memberi pesan pada Herman jika dia sudah menemukan Aurora.

Aurora menghentikan kegaduhan yang ia buat, wanita itu memilih menggeser duduknya menjauh dari Mars. Dia tak ingin kembali ke rumah sang paman dan merasa kecewa kembali.

"Aku gak mau pulang!" Pinta Aurora.

"Mau tinggal di taman? Mau jadi gelandangan?" Balas Mars, tatapannya terlihat sinis.

"Gak mau pulang ke rumah paman maksudnya! Di sana ada ayahku, aku tidak mau bertemu dia." Ucap Aurora, suaranya terdengar sangat lemah.

Mars akhirnya tahu Siapa pria tadi, ternyata ia adalah ayah mertuanya. Pantas saja mirip dengan Herman, keduanya jelas bersaudara. Mars pun menghela nafas pelan, "Pamanmu meminta saya untuk membawamu pulang ke kediaman Reviano. Tepatnya, rumah saya. Barang-barangmu akan paman bawakan nantinya." Terang Mars, pria tampan itu baru saja mendapatkan pesan dari Herman.

"Daddy kenal cama kakak tantik?"

Mars dan Aurora kompak menoleh ke belakang, mereka melihat Arkan berdiri dari kursinya agar lebih mudah menatap sang daddy. Matanya menatap polos kedua orang dewasa di hadapannya itu.

"Ya, dia ibu tiri Arkan." Jawaban Mars membuat Arkan reflek menatap Aurora dengan mata membulat sempurna.

"Ibu tili? Woaaah tantiknaa ibu tili Alkaaaan!" Arkan kagum melihat kecantikan Aurora.

"Kok nda nenek lampil kemalin daddy? Kok beda olang? Ibu tili Alkan catu apa dua? Kok banyak kaliii, nda boleh celakah kata Oma." Arkan tentu bingung, ia pernah bertemu dengan calon istri sang daddy. Tapi, mengapa sekarang berbeda.

Mars menghela nafas pelan, "Gak jadi, ini ibu tiri Arkan. Gak ada dua, cuman satu. Kalau di izinin, nanti baru tambah lagi." Jawaban Mars tentu mendapat tatapan tajam dari Aurora.

"Udah duda, genit, dasar Tuan Plaaa ...,"

"Ngomong sekali lagi, saya bungkam mulut kamu disini." Ancam Mars. Aurora meneguk kasar lud4hnya, ia mencoba mendekatkan duduknya pada pintu mobil dan menjauh dari Mars. Tapi tak lama, terdengar suara yang cukup keras.

"Ehm ...."

Aurora dan Mars saling pandang, lalu tatapan keduanya beralih menatap Arkan yang memegangi perutnya. Sepertinya, suara tadi berasal dari perut anak itu. Terlihat jelas jika kini Arkan memasang raut wajah salah tingkah.

"Alkan lapaaaal, cudah belgoyang lia minta di ici pelutna."

Mars menghela nafas pelan, ia meminta supirnya untuk berhenti di sebuah resto. Sebenarnya tak hanya Arkan saja, Aurora pun merasa lapar. Tapi, ia gengsi mengatakannya pada Mars.

Sesampainya di sebuah resto, Mars mengajak istri dan anaknya turun. Arkan tentunya senang, dia berlari masuk ke dalam resto langganan mereka. Tentunya, pelayan resto itu sudah mengenal Arkan. Mereka langsung membawa Arkan ke meja yang masih kosong.

"Hanya makan siang, harus yah makan di tempat mewah kayak gini." Gumam Aurora.

"Kenapa? Kamu malu di bawa ke tempat seperti ini?" Ujar Mars yang mendengar gumaman Aurora.

"Bukan! Bukan gitu!" Seru Aurora yang panik.

Mars menggelengkan kepalanya, ia menghampiri putranya yang sudah duduk manis di kursi nya sembari melihat buku menu. Mars duduk lebih dulu di hadapan Arkan, sementara Aurora memilih duduk di sebelah Arkan.

"Kenapa duduk disitu?" Seru Mars tak terima.

"Emang kenapa?" Bingung Aurora.

Arkan turut bingung dengan teguran sang daddy, "Iya loh, emang kenapa? Kakak tantik mau deket Alkan, daddy dicitu aja cendili. Jangan leeeeweeel." Ujar Arkan dengan penuh penekanan.

"Panggil dia Mama! Kenapa jadi kakak?! Kalau kamu memanggilnya kakak, kemarin daddy mengadopsinya bukan menikahinya. Paham?!" Mars tentu tak terima.

Arkan menyipitkan matanya, "Mama? Kenapa nda mommy? Daddy cama Mommy, kalau mama nanti Alkan cali Papa nya."

"Astaga anak ini." Mars menepuk keningnya.

Aurora terkekeh, ia merasa lucu dengan sikap Mars dan Arkan yang sangat bertolak belakang. Mengingat tentang curhatan Arkan tadi soal ibu tiri, membuat Aurora tertawa.

"Siapa tadi nama mu? Arkan, yah Arkan. Tadi sepertinya tadi kamu bilang ibu tiri itu jahat, suka memintamu membereskan rumah dan tidak di kasih makan. Apa, aku terlihat seperti ibu tiri yang jahat?" Aurora memasang raut wajah imutnya, membuat Arkan dan Mars mematung melihatnya.

"Ndaaaa ... ndaaa ... nenek lampil kemalin itu yang jahat, kakak tantiik baik kali jadi mommy Alkan. Nanti jangan culuh Alkan belecin lumah, jangan malahin Alkan yah. Kacih Alkan makan banyak-banyak. Bial nda hilang lemaknaaa."

Aurora tertawa, ia seolah siap untuk menjadi seorang ibu. Padahal, gadis itu tak berpengalaman soal mencintai ataupun mengurus anak. Tapi melihat Arkan dan segala tingkah bocah menggemaskan itu, membuat Aurora langsung menyayanginya.

Saat makanan datang, Aurora tadinya ingin langsung melahap makanannya. namun, ia justru melihat Arkan kesulitan memakan spaghetti pesanannya. Jadi, ia berinisiatif membantunya dan menyuapkannya ke mulut Arkan. Bocah menggemaskan itu juga tak menolak suapan dari ibu sambungnya itu.

Perlakuan Aurora tentu tak lepas dari pandangan Mars. Tak sadar, kedua sudut bibir Mars terangkat. Entah mengapa, hatinya merasa menghangat melihat kedekatan kedua orang berbeda usia itu.

"Nyam, enaknaaaa punya ibu tiliii. Daddy mau di cuapi juga? Minta ibu tili cama Opa cana," ujar Arkan sembari melahap kembali suapan yang Aurora berikan.

Senyuman Mars luntur, ia kembali merubah eskpresi wajahnya saat Aurora beralih menatapnya. Pria itu mengusap hidungnya untuk menetralkan perasaannya. "Yang ada kamu di amuk Oma, mau?" Ucap Mars dengan tangannya yang bersedekap d4d4.

"Itu istri daddy, tadinya kan kamu gak mau ibu tiri. Kenapa sekarang mau? Sudah sana kabur lagi, biar Mommy fokus ngurusin Daddy."

Arkan yang tadinya akan kembali menerima suapan Aurora menghentikan niatnya, ia melirik kesal ke arah daddy nya itu. "ITU KAN BILANGNAA KEMALIIIN, CELAAKAANG eh ...." Arkan terdiam sejenak karena menyebut kata yang salah. "CEKALAAAANG BEDAAA. Udah beda hali lagian kok!" Arkan merendahkan suaranya di akhir kalimat yang ia ucapkan.

Mars tersenyum menyeringai, padahal putranya menentang keras ia menikah lagi dan memberikan bocah itu ibu sambung. Tapi lihat sekarang? Dengan manjanya ia meminta Aurora menyuapinya kembali. Tak pernah Arkan semanja itu pada siapapun, bahkan dengan dirinya sebagai daddy nya saja tidak.

"Dia Gadis yang kamu maksud akan menjadi ibu untuk Arkan kan? Aku sudah menemukannya." Batin Mars, bibirnya tersenyum penuh ketulusan.

___

Triple untuk hari lini, besok lagi yah kawan🤗

Terpopuler

Comments

millie ❣

millie ❣

Astaganaga Arkan nih bocah jg cama ternyata emoy jgn ampek kgk dikasi makan aurora ntar anak tili'y kempes lemakna wkwkkwk lutuna 🤣🤣

2024-11-09

3

Herta Siahaan

Herta Siahaan

semangat thor double up-nya... Daddy siap siap ya berasa punya anak 2,,, g kebayang gimana kolaborasi Arkan dengan mommy tantik... biar Daddy makin seksi 😁😁😁

2024-11-10

2

sendy kiki

sendy kiki

Arkan versi arega ada novel istri dadakan mr gy phobia 😂😂😂lucu lucu. pasti ada dangdut ni ...ok Kaka calange pokoknya 💓🌹

2024-11-09

2

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang berbeda
2 Tak ada pilihan
3 Hati yang terikat
4 Dia sudah menjadi istri saya!
5 Si gadis pecicilan
6 Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7 Rasa kecewa seorang putri
8 Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9 Panggil Mars! Jangan Planet!
10 Kehebohan di dapur
11 Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12 Aku tidak suka!
13 Kucing nakal!
14 Tidak mau di jandakan
15 Drama Arkan di pagi hari
16 Mulai posesif
17 Aku akan menjaganya
18 Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19 Cerita Arkan
20 Kedatangan adik ipar
21 Minta ponakan baru~
22 Perasaan yang mulai tumbuh
23 Tingkah Aurora
24 Ujian menantu
25 Demam dadakan
26 Ego seorang ayah
27 Perhatian yang di impikan
28 Gara-gara martabak
29 Diam nya Mars
30 Bahagiakan dia!
31 Saran adik ipar
32 Terjebak rencana sendiri
33 Jual aja, Mommy!
34 Kepedulian seorang anak
35 Bubuuul
36 Sulit menebak
37 Manjanya Aurora
38 Langkah yang Mars ambil
39 Ada yang harus kamu tahu~
40 Tak ingin kehilangan lagi
41 Kejailan Arkan
42 Jailnya Aurora
43 Nda enak pelacaan Alkan ini
44 Hadiah dari suami
45 Salah sangka
46 Memberikan hakmu
47 Tanda cinta
48 Tamu bulanan
49 Manjanya seorang putri
50 Kehebohan Arkan
51 Menciptakan momen berdua
52 Tingkah istri kecil Tuan Mars
53 Isi Paket Aurora
54 Kebahagiaan sederhana Arkan
55 Cemburunya Mars
56 Adek balu nya kapan?
57 Bulan madu 1
58 Bulan madu 2
59 Bulan Madu 3
60 Orang yang sama?
61 Terlupakan
62 Nda enaaaak!
63 Selesainya masa kebebasan Arkan
64 Kebahagiaan manis keluarga kecil
65 Berpisah sementara
66 Tak sengaja
67 Bangganya Mars
68 Perhatiannya mama mertua
69 Kedatangan yang tak di harapkan
70 Sikap tegas Aurora
71 Kehebohan Zeeya
72 Pembelaan mertua
73 Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74 Acara Tuan Mark
75 Kata cinta yang sangat berarti
76 Mual~
77 Aku mengenalnya!
78 Rahasia besar yang di sembunyikan
79 Tak mudah percaya
80 Rekaman kenangan
81 Arkan, si bocah hobi jajan
82 Cinta bertepuk sebelah tangan
83 Tertangkap juga
84 Cucu kesayangan kakek Ansel
85 Lari pagi
86 Hasil yang tak sesuai harapan
87 Keterkejutan Evano & Julia
88 Alkan lapal
89 Hamil?
90 Kehamilan Aurora
91 Drama ngidamnya Mars
92 Perhatian mertua
93 Kekasih Denzel?
94 Membujuk istri
95 Alkan mau potong lambut!
96 Pintar VS cerdik
97 Ledekan Jimmy
98 Sidang penetapan hukuman
99 Dia sangat meratukanku
100 Jemput Arkan
101 Bukan suami yang sempurna
102 Nda boleh lebut mommy tili olang!
103 Kedatangan Denzel
104 Di labraak
105 Ke lumah kakeeeek!
106 Berharap tak pernah tahu
107 Salah lagi
108 Titipan yang salah
109 Tragedi
110 Putraku atau putramu?
111 Terbongkar!
112 Si belok!
113 Kebijakan Aurora
114 Kembar
115 Susu hamil
116 Mood ibu hamil
117 Ngidamnya bumil
118 Kesepakatan
119 Teloooong!
120 Duda baru
121 Harus menerima
122 Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123 Pinjam Mommy
124 Mendadak Operasi
125 Lahirnya si kembar
126 Bayi kembar yang di nanti
127 Pulang
128 Ci kembal
129 Begadang
130 Tingkah Arkan
131 Sama-sama jaaiil
132 Tuan Mark
133 Kesenangan Arkan
134 Mommy nya gak rindu?
135 Kejailan Aurora
136 Ada apa?
137 Perasaan Zeeya
138 Terlambat
139 Tingkah memggemaskan si kembar
140 Menerima
141 Si kembar yang menggemaskan
142 Adek lagi?
143 Lamaran Zeeya
144 Happy End
145 Bonus Chapter
146 Bonus Chapter
147 UNDANGAN!
148 Bonus Chapter
149 Bonus Chapter
150 Bonus Chapter
151 Bonus Chapter
152 Bonus chapter
153 Bonus Chapter
154 Bonus Chapter
155 Bonus Chapter
156 Bonus Chapter
157 Bonus Chapter
158 Bonus Chapterr
159 Bonus Chapter
160 Bonus Chapter
161 Bonus Chapter
162 Bonus Chapter
163 Bonus Chapter
164 Bonus Chapter
165 Bonus Chapter
166 Bonus Chapter
167 Bonus Chapter
168 BONCHAP HABIS
169 Cinta yang kamu pilih~
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Situasi yang berbeda
2
Tak ada pilihan
3
Hati yang terikat
4
Dia sudah menjadi istri saya!
5
Si gadis pecicilan
6
Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7
Rasa kecewa seorang putri
8
Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9
Panggil Mars! Jangan Planet!
10
Kehebohan di dapur
11
Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12
Aku tidak suka!
13
Kucing nakal!
14
Tidak mau di jandakan
15
Drama Arkan di pagi hari
16
Mulai posesif
17
Aku akan menjaganya
18
Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19
Cerita Arkan
20
Kedatangan adik ipar
21
Minta ponakan baru~
22
Perasaan yang mulai tumbuh
23
Tingkah Aurora
24
Ujian menantu
25
Demam dadakan
26
Ego seorang ayah
27
Perhatian yang di impikan
28
Gara-gara martabak
29
Diam nya Mars
30
Bahagiakan dia!
31
Saran adik ipar
32
Terjebak rencana sendiri
33
Jual aja, Mommy!
34
Kepedulian seorang anak
35
Bubuuul
36
Sulit menebak
37
Manjanya Aurora
38
Langkah yang Mars ambil
39
Ada yang harus kamu tahu~
40
Tak ingin kehilangan lagi
41
Kejailan Arkan
42
Jailnya Aurora
43
Nda enak pelacaan Alkan ini
44
Hadiah dari suami
45
Salah sangka
46
Memberikan hakmu
47
Tanda cinta
48
Tamu bulanan
49
Manjanya seorang putri
50
Kehebohan Arkan
51
Menciptakan momen berdua
52
Tingkah istri kecil Tuan Mars
53
Isi Paket Aurora
54
Kebahagiaan sederhana Arkan
55
Cemburunya Mars
56
Adek balu nya kapan?
57
Bulan madu 1
58
Bulan madu 2
59
Bulan Madu 3
60
Orang yang sama?
61
Terlupakan
62
Nda enaaaak!
63
Selesainya masa kebebasan Arkan
64
Kebahagiaan manis keluarga kecil
65
Berpisah sementara
66
Tak sengaja
67
Bangganya Mars
68
Perhatiannya mama mertua
69
Kedatangan yang tak di harapkan
70
Sikap tegas Aurora
71
Kehebohan Zeeya
72
Pembelaan mertua
73
Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74
Acara Tuan Mark
75
Kata cinta yang sangat berarti
76
Mual~
77
Aku mengenalnya!
78
Rahasia besar yang di sembunyikan
79
Tak mudah percaya
80
Rekaman kenangan
81
Arkan, si bocah hobi jajan
82
Cinta bertepuk sebelah tangan
83
Tertangkap juga
84
Cucu kesayangan kakek Ansel
85
Lari pagi
86
Hasil yang tak sesuai harapan
87
Keterkejutan Evano & Julia
88
Alkan lapal
89
Hamil?
90
Kehamilan Aurora
91
Drama ngidamnya Mars
92
Perhatian mertua
93
Kekasih Denzel?
94
Membujuk istri
95
Alkan mau potong lambut!
96
Pintar VS cerdik
97
Ledekan Jimmy
98
Sidang penetapan hukuman
99
Dia sangat meratukanku
100
Jemput Arkan
101
Bukan suami yang sempurna
102
Nda boleh lebut mommy tili olang!
103
Kedatangan Denzel
104
Di labraak
105
Ke lumah kakeeeek!
106
Berharap tak pernah tahu
107
Salah lagi
108
Titipan yang salah
109
Tragedi
110
Putraku atau putramu?
111
Terbongkar!
112
Si belok!
113
Kebijakan Aurora
114
Kembar
115
Susu hamil
116
Mood ibu hamil
117
Ngidamnya bumil
118
Kesepakatan
119
Teloooong!
120
Duda baru
121
Harus menerima
122
Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123
Pinjam Mommy
124
Mendadak Operasi
125
Lahirnya si kembar
126
Bayi kembar yang di nanti
127
Pulang
128
Ci kembal
129
Begadang
130
Tingkah Arkan
131
Sama-sama jaaiil
132
Tuan Mark
133
Kesenangan Arkan
134
Mommy nya gak rindu?
135
Kejailan Aurora
136
Ada apa?
137
Perasaan Zeeya
138
Terlambat
139
Tingkah memggemaskan si kembar
140
Menerima
141
Si kembar yang menggemaskan
142
Adek lagi?
143
Lamaran Zeeya
144
Happy End
145
Bonus Chapter
146
Bonus Chapter
147
UNDANGAN!
148
Bonus Chapter
149
Bonus Chapter
150
Bonus Chapter
151
Bonus Chapter
152
Bonus chapter
153
Bonus Chapter
154
Bonus Chapter
155
Bonus Chapter
156
Bonus Chapter
157
Bonus Chapter
158
Bonus Chapterr
159
Bonus Chapter
160
Bonus Chapter
161
Bonus Chapter
162
Bonus Chapter
163
Bonus Chapter
164
Bonus Chapter
165
Bonus Chapter
166
Bonus Chapter
167
Bonus Chapter
168
BONCHAP HABIS
169
Cinta yang kamu pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!