Aku tidak suka!

Tatapan keduanya bertemu, membuat jantung Aurora berdegup kencang. Ia akui, jika suaminya sangat tampan. Hidung mancung, tatapan mata tajam dan bibir yang seksi. Rahang tegas pria itu membuat Aurora semakin terpana di buatnya.

"Saya tahu saya tampan, tapi jangan seperti itu juga lihatnya."

"Eh?!" Aurora dengan cepat mengalihkan pandangannya, ia menarik tangannya dari genggaman tangan Mars dan terlihat salah tingkah.

Mars kembali meletakkan kotak obat tadi ke dalam lemari nakasnya dan beranjak berdiri untuk memgambil dompetnya. Lalu, ia mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam dan memberikannya nya pada Aurora.

"Di dalam kartu ini ada uang mahar milikmu dan nafkah dariku, pakailah untuk keperluanmu." Terang Mars.

Aurora tak menolaknya, justru ia langsung mengambilnya dengan tatapan yang terlihat berbinar terang. "Woaaah, biasanya aku lihat yang gold. Tapi ini warna hitam?! Sangat menakjubkan! Terima kasih Tuan Pla ...,"

"Bilang lagi saya tarik kembali kartu itu." Ancam Mars yang mana membuat Aurora menyengir lebar.

"Jangan di tarik, apapun yang sudah di kasih tidak boleh di tarik lagi. Nanti hidungnya lebar, sudah yah! Aku mau siap-siap tidur!" Aurora segera menyimpan kartu itu di dekat ponselnya. Lalu, ia beranjak masuk ke dalam kamar mandi.

"Senangnya dalam hati, jadi istri sugar daddy! Mau kaya instan? Ya cari sugar daddy aja!" Seru Aurora sebelum menutup pintu kamar mandi.

Mars hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah istri kecil itu. Ia lalu duduk di tepi ranjang dan memijat kepalanya yang terasa sakit. Aurora masihlah labil, ia yang harus ekstra sabar menghadapi tingkah ajaib gadis itu.

.

.

.

Pagi hari, Mars baru saja selesai mandi. Ia sudah berpakaian rapih dan kini tengah menyisir rambutnya. Saat asik berkaca, pria itu melihat sesuatu di lehernya. Ia pun mendekat pada kaca untuk melihat nya lebih jelas.

"Kenapa merah yah? Tapi ini sedikit gatal." Gumam Mars dan menggaruk sedikit pada bagian yang merah di lehernya.

Tok!

Tok!

Mars mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamarnya yang di ketuk, ia lalu menyemprotkan parfum ke lehernya sebelum keluar untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

Cklek!

Terlihat, Julia berdiri di depan pintu kamar Mars. Wanita paruh baya itu tersenyum lebar, tetapi senyumannya tak berlangsung lama setelah melihat kulit leher Mars yang merah. Melihat itu, Julia tersenyum penuh arti.

"Mama dan papa pamit ke kediaman utama yah,"

"Sama kakek juga?" Tanya Mars.

"Iya lah, kan kakek yang ngajak pulang." Balas Julia.

Pagi-pagi sekali Julia dan suaminya berpamitan kembali kediaman utama. Sebab, Tuan Mark mengajak mereka pulang karena aslinya mereka tak tinggal di rumah Mars melainkan di kediaman utama Reviano. Sudah cukup waktu keberadaan mereka di rumah Mars, waktunya mereka untuk kembali ke kediaman utama.

"Aurora sudah bangun?" Tanya Julia sembari melirik tipis ke dalam kamar putranya.

"Belum, aku bangunkan saja yah." Pamit Mars.

"Eh, jangaaan! Jangan! Dia pasti lelah itu, kasihan. Mama paham pengantin baru seperti apa, apalagi suaminya ini mantan duda lama." Ujar Julia sembari menahan senyumnya.

Mars heran dengan sikap sang mama, apalagi saat wanita paruh baya itu terus menatap ke arah lehernya. Mendadak, Mars mengingat tentang lehernya tadi. Ia segera menutup dan menatap kesal pada mamanya itu.

"Leherku gatal ma! Sudahlah, ayo aku antar kedepan! Kenapa sih, selalu berpikiran yang aneh-aneh!" Mars langsung menutup pintu kamarnya kembali dan berjalan lebih dulu. Meninggalkan Julia yang menahan tawanya. Ia pun langsung menyusul Mars yang sudah menuruni anakan tangga.

Mars hanya mengantar orang tuanya sampai ke mobil, pria itu tentu tak ikut mengantar karena istri dan anaknya yang masih tertidur pulas. Melihat kedatangan Mars, Herman yang ada di sana langsung menghampirinya untuk memberikan sesuatu padanya.

"Tuan Mars, ini barang-barang milik Aurora. Tolong sampaikan padanya,"

Mars mengalihkan pandangannya pada Herman yang datang mendekatinya sembari menyerahkan koper merah muda milik Aurora. Melihat itu, Mars segera meraihnya dan menatap Herman. Ia sebenarnya ingin bertanya soal ayah mertuanya, tetapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat.

"Terima kasih Paman, tapi tolong jangan memanggil saya Tuan lagi. Anda Paman dari Aurora, berarti paman saya juga. Panggil saja Mars, Paman juga tidak bekerja denganku," Ujar Mars. Herman mengangguk, rasanya tak enak memanggil Mars tanpa memanggilnya Tuan.

"Yasudah Mars, kita berangkat dulu." Pamit Julia sebelum masuk ke dalam mobil.

Mars mengangguk, ia menunggu mobil yang membawa keluarganya itu pergi meninggalkan pekarangan rumahnya. Setelah mobil itu tak nampak lagi, Mars pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Sedangkan di kamar, Aurora menggeliat dalam tidurnya. Perlahan, matanya mengerjapkan pelan. Ia menatap ke sekitar kamar Mars, sampai tatapan matanya terhenti pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Melihat itu, reflek Aurora mendudukkan tubuhnya.

"Aku kesiangaaan! Mama mertua pasti akan memarahiku! Astaga, Kenapa planet dingin itu tidak membangunkankuu!" Greget Aurora, ia bergegas turun dari ranjang dan menggulung rambutnya.

Cklek!

"Mau kemana?" Tanya Mars ketika melihat istrinya itu seperti orang yang panik.

Aurora terdiam, ia memandang Mars yang sudah rapih dengan celana hitam dan kemeja abu-abunya. Pria itu sudah tampan, sementara dirinya masih terlihat berantakan. Aurora begitu gugup saat Mars mendekat padanya.

"Maaf, aku bangun kesiangan. Apa mama mertua marah?" Tanya Aurora dengan takut.

Mars menggeleng, "Pagi-pagi sekali mama, papa dan kakek kembali ke kediaman utama. Jadi, di rumah ini hanya ada kita berdua dan Arkan. Dia sama seperti mu, selalu bangun siang."

"Eh?!" Aurora menjauh saat Mars mendekatinya, ia seolah begitu takut berdekatan dengan pria itu.

Mars menyerahkan koper yang Herman berikan padanya tadi. Melihat koper kesayangannya, Aurora langsung mengambilnya dan membukanya. Ia tersenyum lebar melihat pakaiannya yang ada di sana dan juga beberapa berkas penting miliknya. Juga, terdapat boneka kecil yang sudah sangat usang.

"Cepat bersiap, aku akan mengajakmu berbelanja kebutuhanmu disini." Titah Mars sembari duduk di tepi ranjang dan menatap apa yang istrinya lakukan.

"Aku mandi dulu kalau gitu!" Seru Aurora dengan riang.

Sembari menunggu istrinya selesai mandi, Mars memainkan ponselnya. Tak berselang lama, Mars mendengar suara notifikasi dari ponsel Aurora. Tadinya dia ingin mengabaikannya, tapi suara notifikasi itu terus datang membuat Mars pun menjadi penasaran di buatnya. Melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup, Mars memberanikan diri untuk melihat ponsel Aurora.

"Kakel tampan? Apa itu kakel?" Gumam Mars.

Banyak pesan yang di kirim oleh nama tersebut, dari menanyakan kabar dan lainnya. Mars ingin membukanya, tapi keburu Aurora menyelesaikan acara mandinya.

Cklek!

"Huuh, segarnya!" Aku tak keramas, karena semalam sudah keramas." Seru Aurora setelah keluar dari kamar mandi. Mars terlihat salah tingkah, pria itu pura-pura fokus kembali pada ponselnya. Seolah, tak terjadi apapun tadi.

"Arkan sudah bangun? Kita mengajaknya juga kan?" Tanya Aurora sembari menyisir rambutnya dan mengenakan parfum miliknya.

Mencium aroma parfum yang sangat familiar membuat Mars tertegun. Pria itu terdiam, tubuhnya mematung seolah sulit di gerakkan. Ingatannya melayang pada seorang wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya.

"Sayang, kamu suka aroma parfumku ini? Ini parfum favoritku, wanginya sangat enak." wanita itu tersenyum manis, membuat kedua matanya menyipit karena senyumannya.

Aurora menoleh, ia menatap Mars yang masih tak menjawab pertanyaannya.

"Aku bangun kan Arkan yah, nanti dia menangis kalau tidak di ajak. Tuan Mars? Tuan Planet! Misteer Planet!" Karena tak kunjung mendapat jawaban, Aurora pun datang menghampiri Mars dan menepuk lengannya

"Hei! Aku bertanya sejak tadi!" Seru Aurora, hal itu membuat Mars sadar dari lamunannya.

"Apa yang ... tunggu, kenapa kamu memakai pakaian seperti itu?!"

Aurora langsung menunduk menatap pakaian yang dirinya kenakan. Memang salah dia memakai pakaian seperti ini? Dia hanya memakai celana panjang di sertai dengan baju croptop. Juga, dia memakai cardigan, apa yang salah? Ini style anak muda kan?

"Ganti!" Titah Mars, entah sejak kapan pria itu sudah berdiri di hadapannya dan menatap tajam padanya.

"Ih, enggak mau! Tuan gak ngerti, ini tuh style anak muda! Udah cakep gini kok!" Kekeuh Aurora.

Mars menahan nafasnya, kesabarannya kembali diuji oleh gadis pecicilan itu. "Ganti Aurora! Bagian perutmu terlihat! Aku tidak mau yang seharusnya hanya di lihat olehku, di lihat juga oleh orang lain!"

"Dih, apaan sih. Kok ngatur-ngatur sekarang! Enggak, enggak mau!" Aurora akan beranjak pergi, tetapi Mars langsung menahannya. Tak sengaja, Mars menarik cardigan milik istri kecilnya itu.

"Apa yang ... AAAA! NGAPAIN BUKA-BUKAAA! DUDA GENIT! MES*UUUM! OM-OM GIL*AAA!"

___

Ngamuuuk, ngamuk dah🤣

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Sekalian Duda lapuk bau tanah😂🤣
Tom & Jerry, Mars balik lagi ke Abg.
punya istri serasa punya anak yang masih gadis, Arkan sama Aurora cocoknya jadi adik kakak🤭

Sepertinya selera Aurora dan Mendiang istrinya Mars sama deh, Mars makin tertarik sama Aurora karena mirip Olivia.
Kadang memang biasanya ya Kalau suaminya ditinggal meninggal, Suaminya kalau menikah lagi kadang jodohnya tuh hampir mirip dengan mendiang istrinya.
Nah gimana perasaan Aurora kalau disamkan dengan ibunya Arkan?🤔

Kakel=kakak kelas, Teman2 Aurora belum tahu kalau Aurora menikah, pasti orang yang naksir Aurora bakal patah hati. Apalagi pemenangnya Sugar Daddy Planet😂

2024-11-11

39

Syifa Azahrasiyah

Syifa Azahrasiyah

/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/alangkah baiknya mulai dari sekarang tuan planet menyetok obat sakit kepala agar memudahkan anda saat pusing karena melihat tingkah istri bocil anda/Joyful//Joyful/

2024-11-11

3

miss Han

miss Han

pasti dinilai dari ujung rambut sampai ujung 👣kaki, smua asesoris sama baju yg dipake istri bocil nya Dady Mars ditambah si gendut mulai nempel sama Mommy tiri /Chuckle//Smile/

2024-11-11

3

lihat semua
Episodes
1 Situasi yang berbeda
2 Tak ada pilihan
3 Hati yang terikat
4 Dia sudah menjadi istri saya!
5 Si gadis pecicilan
6 Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7 Rasa kecewa seorang putri
8 Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9 Panggil Mars! Jangan Planet!
10 Kehebohan di dapur
11 Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12 Aku tidak suka!
13 Kucing nakal!
14 Tidak mau di jandakan
15 Drama Arkan di pagi hari
16 Mulai posesif
17 Aku akan menjaganya
18 Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19 Cerita Arkan
20 Kedatangan adik ipar
21 Minta ponakan baru~
22 Perasaan yang mulai tumbuh
23 Tingkah Aurora
24 Ujian menantu
25 Demam dadakan
26 Ego seorang ayah
27 Perhatian yang di impikan
28 Gara-gara martabak
29 Diam nya Mars
30 Bahagiakan dia!
31 Saran adik ipar
32 Terjebak rencana sendiri
33 Jual aja, Mommy!
34 Kepedulian seorang anak
35 Bubuuul
36 Sulit menebak
37 Manjanya Aurora
38 Langkah yang Mars ambil
39 Ada yang harus kamu tahu~
40 Tak ingin kehilangan lagi
41 Kejailan Arkan
42 Jailnya Aurora
43 Nda enak pelacaan Alkan ini
44 Hadiah dari suami
45 Salah sangka
46 Memberikan hakmu
47 Tanda cinta
48 Tamu bulanan
49 Manjanya seorang putri
50 Kehebohan Arkan
51 Menciptakan momen berdua
52 Tingkah istri kecil Tuan Mars
53 Isi Paket Aurora
54 Kebahagiaan sederhana Arkan
55 Cemburunya Mars
56 Adek balu nya kapan?
57 Bulan madu 1
58 Bulan madu 2
59 Bulan Madu 3
60 Orang yang sama?
61 Terlupakan
62 Nda enaaaak!
63 Selesainya masa kebebasan Arkan
64 Kebahagiaan manis keluarga kecil
65 Berpisah sementara
66 Tak sengaja
67 Bangganya Mars
68 Perhatiannya mama mertua
69 Kedatangan yang tak di harapkan
70 Sikap tegas Aurora
71 Kehebohan Zeeya
72 Pembelaan mertua
73 Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74 Acara Tuan Mark
75 Kata cinta yang sangat berarti
76 Mual~
77 Aku mengenalnya!
78 Rahasia besar yang di sembunyikan
79 Tak mudah percaya
80 Rekaman kenangan
81 Arkan, si bocah hobi jajan
82 Cinta bertepuk sebelah tangan
83 Tertangkap juga
84 Cucu kesayangan kakek Ansel
85 Lari pagi
86 Hasil yang tak sesuai harapan
87 Keterkejutan Evano & Julia
88 Alkan lapal
89 Hamil?
90 Kehamilan Aurora
91 Drama ngidamnya Mars
92 Perhatian mertua
93 Kekasih Denzel?
94 Membujuk istri
95 Alkan mau potong lambut!
96 Pintar VS cerdik
97 Ledekan Jimmy
98 Sidang penetapan hukuman
99 Dia sangat meratukanku
100 Jemput Arkan
101 Bukan suami yang sempurna
102 Nda boleh lebut mommy tili olang!
103 Kedatangan Denzel
104 Di labraak
105 Ke lumah kakeeeek!
106 Berharap tak pernah tahu
107 Salah lagi
108 Titipan yang salah
109 Tragedi
110 Putraku atau putramu?
111 Terbongkar!
112 Si belok!
113 Kebijakan Aurora
114 Kembar
115 Susu hamil
116 Mood ibu hamil
117 Ngidamnya bumil
118 Kesepakatan
119 Teloooong!
120 Duda baru
121 Harus menerima
122 Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123 Pinjam Mommy
124 Mendadak Operasi
125 Lahirnya si kembar
126 Bayi kembar yang di nanti
127 Pulang
128 Ci kembal
129 Begadang
130 Tingkah Arkan
131 Sama-sama jaaiil
132 Tuan Mark
133 Kesenangan Arkan
134 Mommy nya gak rindu?
135 Kejailan Aurora
136 Ada apa?
137 Perasaan Zeeya
138 Terlambat
139 Tingkah memggemaskan si kembar
140 Menerima
141 Si kembar yang menggemaskan
142 Adek lagi?
143 Lamaran Zeeya
144 Happy End
145 Bonus Chapter
146 Bonus Chapter
147 UNDANGAN!
148 Bonus Chapter
149 Bonus Chapter
150 Bonus Chapter
151 Bonus Chapter
152 Bonus chapter
153 Bonus Chapter
154 Bonus Chapter
155 Bonus Chapter
156 Bonus Chapter
157 Bonus Chapter
158 Bonus Chapterr
159 Bonus Chapter
160 Bonus Chapter
161 Bonus Chapter
162 Bonus Chapter
163 Bonus Chapter
164 Bonus Chapter
165 Bonus Chapter
166 Bonus Chapter
167 Bonus Chapter
168 BONCHAP HABIS
169 Cinta yang kamu pilih~
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Situasi yang berbeda
2
Tak ada pilihan
3
Hati yang terikat
4
Dia sudah menjadi istri saya!
5
Si gadis pecicilan
6
Alkan nda mau punya ibu tiliii!
7
Rasa kecewa seorang putri
8
Kakak tantik, ibu tili Alkan?!
9
Panggil Mars! Jangan Planet!
10
Kehebohan di dapur
11
Jangan memasak, jika kamu akan terluka
12
Aku tidak suka!
13
Kucing nakal!
14
Tidak mau di jandakan
15
Drama Arkan di pagi hari
16
Mulai posesif
17
Aku akan menjaganya
18
Dunia saya yang baru adalah kamu ~Mars
19
Cerita Arkan
20
Kedatangan adik ipar
21
Minta ponakan baru~
22
Perasaan yang mulai tumbuh
23
Tingkah Aurora
24
Ujian menantu
25
Demam dadakan
26
Ego seorang ayah
27
Perhatian yang di impikan
28
Gara-gara martabak
29
Diam nya Mars
30
Bahagiakan dia!
31
Saran adik ipar
32
Terjebak rencana sendiri
33
Jual aja, Mommy!
34
Kepedulian seorang anak
35
Bubuuul
36
Sulit menebak
37
Manjanya Aurora
38
Langkah yang Mars ambil
39
Ada yang harus kamu tahu~
40
Tak ingin kehilangan lagi
41
Kejailan Arkan
42
Jailnya Aurora
43
Nda enak pelacaan Alkan ini
44
Hadiah dari suami
45
Salah sangka
46
Memberikan hakmu
47
Tanda cinta
48
Tamu bulanan
49
Manjanya seorang putri
50
Kehebohan Arkan
51
Menciptakan momen berdua
52
Tingkah istri kecil Tuan Mars
53
Isi Paket Aurora
54
Kebahagiaan sederhana Arkan
55
Cemburunya Mars
56
Adek balu nya kapan?
57
Bulan madu 1
58
Bulan madu 2
59
Bulan Madu 3
60
Orang yang sama?
61
Terlupakan
62
Nda enaaaak!
63
Selesainya masa kebebasan Arkan
64
Kebahagiaan manis keluarga kecil
65
Berpisah sementara
66
Tak sengaja
67
Bangganya Mars
68
Perhatiannya mama mertua
69
Kedatangan yang tak di harapkan
70
Sikap tegas Aurora
71
Kehebohan Zeeya
72
Pembelaan mertua
73
Kamu tidak tahu seberapa bar-bar nya aku!
74
Acara Tuan Mark
75
Kata cinta yang sangat berarti
76
Mual~
77
Aku mengenalnya!
78
Rahasia besar yang di sembunyikan
79
Tak mudah percaya
80
Rekaman kenangan
81
Arkan, si bocah hobi jajan
82
Cinta bertepuk sebelah tangan
83
Tertangkap juga
84
Cucu kesayangan kakek Ansel
85
Lari pagi
86
Hasil yang tak sesuai harapan
87
Keterkejutan Evano & Julia
88
Alkan lapal
89
Hamil?
90
Kehamilan Aurora
91
Drama ngidamnya Mars
92
Perhatian mertua
93
Kekasih Denzel?
94
Membujuk istri
95
Alkan mau potong lambut!
96
Pintar VS cerdik
97
Ledekan Jimmy
98
Sidang penetapan hukuman
99
Dia sangat meratukanku
100
Jemput Arkan
101
Bukan suami yang sempurna
102
Nda boleh lebut mommy tili olang!
103
Kedatangan Denzel
104
Di labraak
105
Ke lumah kakeeeek!
106
Berharap tak pernah tahu
107
Salah lagi
108
Titipan yang salah
109
Tragedi
110
Putraku atau putramu?
111
Terbongkar!
112
Si belok!
113
Kebijakan Aurora
114
Kembar
115
Susu hamil
116
Mood ibu hamil
117
Ngidamnya bumil
118
Kesepakatan
119
Teloooong!
120
Duda baru
121
Harus menerima
122
Pasrahnya Mars menghadapi mood bumil
123
Pinjam Mommy
124
Mendadak Operasi
125
Lahirnya si kembar
126
Bayi kembar yang di nanti
127
Pulang
128
Ci kembal
129
Begadang
130
Tingkah Arkan
131
Sama-sama jaaiil
132
Tuan Mark
133
Kesenangan Arkan
134
Mommy nya gak rindu?
135
Kejailan Aurora
136
Ada apa?
137
Perasaan Zeeya
138
Terlambat
139
Tingkah memggemaskan si kembar
140
Menerima
141
Si kembar yang menggemaskan
142
Adek lagi?
143
Lamaran Zeeya
144
Happy End
145
Bonus Chapter
146
Bonus Chapter
147
UNDANGAN!
148
Bonus Chapter
149
Bonus Chapter
150
Bonus Chapter
151
Bonus Chapter
152
Bonus chapter
153
Bonus Chapter
154
Bonus Chapter
155
Bonus Chapter
156
Bonus Chapter
157
Bonus Chapter
158
Bonus Chapterr
159
Bonus Chapter
160
Bonus Chapter
161
Bonus Chapter
162
Bonus Chapter
163
Bonus Chapter
164
Bonus Chapter
165
Bonus Chapter
166
Bonus Chapter
167
Bonus Chapter
168
BONCHAP HABIS
169
Cinta yang kamu pilih~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!