BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X

Hujan masih mengguyur bumi. Tuan Alex juga masih menatap langit timur berharap mentari pagi ini terbit menyambut pagi. Andan memilih naik ke lantai mirip menara dengan menggunakan lift daripada tangga memutar yang membuat kepala pusing. Lagian ia sedang buru-buru agar segera sampai ke menara gedung X.

Saat tiba di ruangan itu Andan mendapati ruangan itu kosong. Lelaki tegap itu sudah menduga bahwa tuan Alex sedang berada di teras menara menanti mentari pagi. Hal rutin yang di lakukan tuan Alex jika ia sedang menginap di menara gedung X. Tuan Alex tidak pernah melewatkan mentari pagi di sini ia selalu menantinya.

Dengan secangkir kopi yang masih panas dengan asap mengepul Andan menyusul tuan Alex yang sedang duduk di teras menara dengan ekspresi yang sulit di artikan. Tangannya sedang melipat di dadanya. Andan mendekat.

"Tuan!"

Suara itu membuat tuan Alex bergeming. Lelaki dengan ekspresi datar itu masih diam. Pandangannya masih lurus kedepan, seolah masih menanti mentari pagi.

"Tuan sepertinya matahari pagi ini tidak akan terbit." Andan kini berdiri di samping tuan Alex.

"Aku tau," Tuan Alex menjawab dengan datar. Lelaki itu masih belum mengalihkan pandangannya dari hujan.

"Tuan, minumlah secangkir kopi," Andan meletakkan cangkir berisi kopi di atas meja kecil di samping tuan Alex. Tuan Alex sedikitpun tidak meliriknya. Wajah tampannya terlihat begitu dingin. Siapapun tidak bisa menebak apa yang di fikirkan tuan Alex saat ini dan bagaimana perasaannya kini. Hanya Andan yang bisa mengerti bahasa yang tersirat di setiap ekspresi wajah datar dan gerak tubuh tuan Alex.

"Apa tuan ingin aku bawakan sarapan ke sini?" Andan terlihat khawatir dengan tuan dingin namun di sayang olehnya. Tuan Alex belum menoleh ke arahnya. Wajahnya juga masih datar tanpa ekspresi apapun. Beberpa saat kemudian tangan tuan Alex terulur meraih cangkir berisi kopi di sampingnya lalu menyeruputnya. Kopi ini di buat manual khusus untuk tuan Alex tanpa campuran apapun. Sementara Andan masih menunggu perintah dari tuan tampan yang ia berjanji akan setia padanya. Tuan Alex menyeruput kopi itu hingga habis.

"Tidak perlu membawakan ku sarapan, aku akan turun," Tuan Alex menjawab pertanyaan Andan yang beberapa menit tadi di lontarkan oleh Andan.

Tuan Alex kini langsung berdiri. Lalu bergegas masuk ke dalam dan Andan mengikutinya dari belakang. Kemudian tuan Alex menuruni anak tangga memutar itu dan Andan dengan setia mengikutinya. Andan sudah hafal kebiasaan tuannya jika tuan Alex tidur di atas menara X. Tuan Alex belum pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. Bahkan membuat seribu anak tangga lelaki itu punya alasan ia tidak membuat anak tangga itu sia-sia tanpa di gunakan.

Tidak sampe sepuluh menit tuan Alex dan Andan tiba di lantai dasar. Andan masih mengikuti tuan Alex berjalan menuju ruang makan dan sarapan sudah terhidang di meja makan. Tuan Alex menghampiri meja, nafasnya sedikit ngos-ngosan. Pasti ia berlari menuruni anak tangga. Salah satu pembantu mendekat lalu menarik kursi untuk tuan Alex, tak lupa mempersilahkan lelaki itu untuk duduk dengan membungkuk hormat. Tuan Alex duduk tanpa menoleh sedikitpun. Tak apa, para pembantu di sini sudah terbiasa dengan sikap dingin tuan Alex.

"Pergilah,"

Perintah tuan Alex pada pembantu. Tuan Alex meraih jagung rebus yang terhidang di atas meja. Andan memperhatikan hidangan di atas meja, hanya ada jagung rebus, buah kurma dan susu kambing. Tentu saja susu kambing itu asli tanpa campuran apapun. Pasti tuan Alex juga memiliki alasan menyantap sarapan seperti ini setiap kali ia melalui pagi di gedung X ini.

Kelima pembantu yang melayani tuan Alex berjalan mundur saat hendak meninggalkan tuan Alex. Bagaimanapun keadaanya tidak boleh membelakangi tuan Alex.

"Jika butuh sesuatu saya akan mengambilnya," Gumam pelayan yang menarik kursi untuk tuan Alex tadi. Andan terkejut melihat tingkah pelayan itu. Bagaimana mungkin ia berani berbicara pada tuan Alex? Selagi Andan masih ada di samping tuan Alex tidak ada yang boleh bicara langsung padanya. Harusnya pelayan tadi bicara melalui Andan saja.

"Mungkinkah tuan Alex akan mengamuk?" Andan benar-benar khawatir.

Tuan Alex menghentikan gerak tangannya tidak jadi meraih jagung rebus di depannya. Dengan malas menoleh ke arah pembantu tadi lalu menatapnya mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Pelayan itu cantik, tinggi semampai, rambutnya sebahu dengan poni menghiasi wajahnya, kulitnya putih cocok dengan tinggi badannya.Tatapan tuan Alex membuatnya takut dan gemetar, namun begitupun pelayan itu masih berusaha tersenyum dan membungkuk.

"Pergilah,"

Perintah tuan Alex menarik pandangannya dari pelayan itu. Lalu kembali meraih jagung rebus di atas meja. Menyaksikan peristiwa itu Andan semakin terkejut, kenapa tuan Alex tidak mengamuk? Mungkinkah suasana hatinya sedang baik sehingga tidak selera untuk mengmuk?

"Baik tuan,"

Pelayan itu kembali membungkuk hormat masih berusaha tersenyum. Harus selalu tersenyum ketika melayani tuan Alex. Tuan Alex kembali menghentikan tangannya tidak jadi meraih jagung rebus di atas meja.

"Apa kamu berusaha menggodaku?"

Tuan Alex terlihat kesal. Kali ini tuan Alex tidak menoleh ke arah pembantu itu. Mendengar perkataan tuan Alex pembantu itu langsung berlutut.

"Mohon maaf tuan," Mohonnya dengan takut. Tuan Alex menghela nafas dengan kesal, Andan menghela nafas dengan kesal. Andan mendekati pembantu itu.

"Apa kamu tidak mendengar perintah tuan Alex? Jadi sekarang enyahlah!"

Andan membentak pembantu itu. Dengan tubuh gemetar pembantu itu berdiri lalu perlahan berjalan mundur dengan wajah yang masih menunduk pucat pasi.

"Apa dia pembantu baru?" Tuan Alex kini meraih kurma di atas meja.

"Benar tuan." Jawab Andan.

"Kamu tidak sarapan?" Tanya tuan Alex tanpa menoleh.

"Jangan khawatirkan saya tuan, saya sudah makan." Jawab Andan masih setia berdiri di samping tuan Alex. Tuan Alex tidak menjawabnya. Lelaki itu meraih gelas berisi susu kambing lalu meneguknya sampai habis. Kemudian meraih gelas berisi air putih lalu meneguknya sampai habis. Selanjutnya lelaki itu berdiri dari tempat duduknya.

"Aku ingin melihat keadaan di terowongan bawah tanah," Kata tuan Alex kemudian. Andan membungkuk tanpa bicara. Tuannya ini lebih suka dengan orang yang lebih banyak berbuat daripada banyak bicara. Inilah yang membuatnya menjadi tangan kanan tuan Alex sekaligus jadi sekretarisnya. Andan mengetahui sesuatu bahkan saat tuan Alex tidak berekspresi apapun.

Andan langsung menghubungi seseorang. Tidak lama kemudian empat orang pengawal berbadan tegap segera datang. Keempat orang itu membungkuk hormat lalu mengambil posisi di belakang Tuan Alex dan Andan memimpin jalan menuju ruang rahasia. Pintu ruangan itu terbuka setelah Andan menempelkan telapak tangannya pada lingkaran bulat berwarna biru di pintu.

"Sidik jari anda terdeteksi, selamat datang," Terdengar suara dari sistem sebelum pintu terbuka lebar. Andan langsung mempersilahkan tuan Alex masuk. Lelaki berwajah tampan itu langsung masuk di ikuti oleh ke empat pengawalnya.

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!