BAB 16 Kecelakaan

"Ratih, cukup, aku tidak apa-apa, aku hanya terkejut." Gumam Nayla dengan khawatir melihat amarah sahabatnya yang sudah memuncak. Ia tahu betul dengan watak temannya ini yang sering tidak bisa kontrol emosi.

"Nayla, biarkan aku ngasih sedikit pelajaran buat bajingan ini." Kata Ratih menepis tangan Nayla dengan kasar.

"Nayla! Tolong bawa teman kamu dari sini, Titin tidak salah, ku harap jangan menyakitinya." Gumam Fandy. Nayla sedikit terkejut mendengarnya. Fandy yang kini ada di hadapannya seperti bukan Fandy yang dulu di kenalnya. Berubah drastis tanpa ia ketahui penyebab yang sesungguhnya.

"Tenang aja, aku tidak akan mengganggu kalian kok." Gumam Nayla menahan air matanya.

"Apa? Dasar brengsek lo...! Bentak Ratih makin marah, ia mengulurkan kedua tangannya untuk menarik kerudung pendek milik Titin, ingin sekali ia menjambak rambut gadis itu. Panas sekalu rasanya ketika Fandy melindungi gadis itu di hadapan Nayla. Fandy melindungi Titin dengan menarik gadis itu ke pelukannya.

"Nayla! Apa kamu menyuruhnya melakukan ini?" Fandy memandangi Nayla penuh tanda tanya, seperti menuntut jawaban. Nayla merasa sakit di hatinya, sakit bukan hanya karna di khianati. Melihat kenyataan lelaki yang baru saja mencampakkannya ini mencintai orang lain itu juga tidak kalah menyakitkan baginya. Bakan lelaki yang pernah menjadi tunangannya ini mencurigainya mengutus orang untuk mengganggu hubungnnya. Nayla merasakan sesak di hatinya.

"Ratih, ku mohon, ayok pergi." Ajak Nayla menarik tangan Ratih lagi, namun Ratih si cerewet itu tidak bisa mengontrol diri, ia menepis tangan Nayla. Ratih kembali memandangi Fandy dan Titin dengan geram, tangannya kini sudah mengepal siap menerkam dua orang di depannya.

"Ratih, ku mohon, ayolah, aku sangat lelah, hiks... hiks.. hiks.."

Ajak Nayla lagi. Ia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Rasanya terlalu sakit dan menyesakkan. Ratih sangat geram, ingin sekali ia membuat Fandy babak belur namun tidak tega pula ia membiarkan Nayla menangis begitu menyedihkan di depan Fandy dan Titin.

"Huh!" Ratih mendengus kesal. Ia membalikkan tubuhnya dan menarik tangan Nayla dengan kasar, geram pula ia pada temannya ini karna tidak mau membiarkannya menghajar bajingan di depannya. Sekali lagi Ratih memandangi Fandy dan Titin pandangan permusuhan yang mengerikan. Titin sempat bergidik melihatnya. Ratih menghampiri motornya lalu menaikinya dan menghidupkannya.

"Ayok naik!"

Ajaknya pada Nayla. Sekali lagi ia mengarahkan pandangannya ke arah Fandy dan Titin seolah berucap tunggu pembalasan ku. Nayla naik di belakang, tidak peduli sahabatnya sedang geram atau emosi. Nayla hanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah menumpahkan segala sesak.

"Ngiiing..."

Motor yang di naiki dua gadis itu meluncur dengan kecepatan tinggi. Nayla merasa seakan di bawa terbang ke angkasa, rasa takut menyinggapi hatinya, takut terjatuh, takut tabrakan dan kecelakaan. Orang yang membawanya ini sepertinya sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Ti, tolong dong, jangan ngebut, bahaya lo." Nayla memperingatkan Ratih.

"Tenang saja aku sudah biasa kok." Jawab Ratih. Kelihatannya gadis itu tidak bisa mengontrol emosi dan marah.

"Ratih! Jangan ngebut! Kamu sadar gak sih!" Teriak Nayla lagi. Matanya masih sembab oleh air mata, namun Ratih tidak peduli, ia malah menambahi kecepatannya karna masih emosi dan kesal pada Fandy. Memang aneh bukan? Kenapa malah Ratih yang marah ya? Bukankah seharusnya Naylalah yang seharusnya marah-marah dan kesal

"Ratih! Kalau kamu ngebut mending aku turun deh!" Teriak Nayla lagi. Ratih tidak menjawab, ia belum mengurangi kecepatannya.

"Ratih! Turunkan aku di sini! Aku ti..."

"BRUKKK..."

Motor itu tiba-tiba menabrak sebuah mobil mewah berwarna silver. Mobil itu sebenarnya sudah menghindar namun Ratih yang membawa motor dengan ngebut dan emosian membuat mobil itu akhirnya tidak bisa menghindar.

"Allah.... Rabbyyyy....."

Nayla menjerit dan tubuhnya jatuh ke tanah. Gadis itu langsung pingsan tidak sadarkan diri. Ratih panik, namun untungnya dirinya tidak apa-apa, kakinya hanya terbentur ke aspal dan tertimpa motornya sendiri.

Ratih memperhatikan Nayla dengan panik, gadis itu juga tidak terluka sama dengan dirinya. Nayla hanya terjatuh dan kakinya terbentur ke aspal. Namun gadis itu langsung pingsan.

Dua orang lelaki keluar dari mobil yang ngebut tadi. Salah satu dari keduanya mendekati Nayla dan Ratih. Wajah lelaki itu tampan, tubuhnya tinggi tegap dan atletis, kulitnya putih. Ratih memperhatikan lelaki itu, sepertinya lelaki ini berasal dari keluarga konglomerat dan kaya.

"Maaf! Apa teman mu terluka parah? Ini biaya rumah sakit dan kerusakan motor mu."

Kata lelaki itu pada Ratih. Sementara lelaki yang satunya lagi hanya berdiri dekat pintu mobil. Sepertinya lelaki yang berdiri dekat pintu mobil itu adalah berprofesi sebagai sopir si lelaki tampan yang menyodorkan uang tadi. Ratih terpesona dengan lelaki yang menyodorkan uang sehingga ia hampir tidak menyadari apa yang di ucapkan lelaki di hadapannya dan membiarkan tangan lelaki itu masih terulur dengan uang jutaan rupiah.

"Apakah ini tidak cukup?" Tanya lelaki itu ketika tidaka ada jawaban dan reaksi dari Ratih. Ratih tersadar dan malu seperti baru saja ketahuan menyontek ujian. Untuk kali ini wajahnya memerah bak kepiting rebus.

"Eh... ya... itu cukup."

Jawabnya kemudian dengan gugup. Lelaki itu memperhatikan Nayla yang masjh belum sadar. Wajahnya lembut di balut kerudung, kulitnya putih bersih, alisnya tebal dan hitam, bulu mata panjang dan lentik melekuk ke atas, bibirnya merah alami tanpa lipstik. Gadis itu terlihat seperti sedang tidur dengan damai.

"Tuan! Kita harus cepat, waktu kita hampir habis."

Kata lelaki yang berdiri dengan gelisah dekat mobil tadi. Lelaki tampan yang di panggil tuan itu terlihat bingung dan panik.

"Maaf! Kami harus pergi, tolong terima uang ini." Katanya lalu berdiri dan berjalan cepat ke mobil. Lelaki yang berdiri dekat mobil itu membukakan pintu, si lelaki yang di panggil tuan itu pun segera masuk. Dalam sekejap mobil itu meluncur dengan kecepatan tinggi.

"Mungkinkah dia pangeran dari kayangan? Terlalu sempurna untuk ukuran manusia biasa." Gumam Ratih memandangi mobil itu meluncur meninggalkannya. Seolah tersadar Ratih bahwa Nayla sedang pingsan Ratih langsung menghubungi ambulance dan memberikan lokasinya kini. Hanya beberapa menit kemudian ambulance itu sudah tiba. Nayla yang tergeletak di tanah segera di angkat dan di masukkan ke dalam ambulance dan Ratih masuk menemani.

"Pasti orang itu sangat kaya, sehingga dengan mudah ia memberikan uang sebanyak ini." Gumam Ratih dalam hati. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengintip lembaran uang yang baru saja di terimanya dari lelaki tampan yang di sebutnya pangeran dari kayangan. Andai keadaannya bukan seperti ini mungkin pertemuan itu sungguh menyenangkan.

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!