BAB 9 Lorong Neraka

Ke empat pengawal itu langsung berjalan mundur. Tidak boleh membelakangi tuan Alex bagaimana pun keadaannya. Tiba-tiba HP Andan bergetar. Ia langsung menjawabnya, tidak lama ia berbicara segera di tutupnya HPnya lalu mendekati tuan Alex.

"Seorang yang terlibat juga sudah di tangkap oleh anggota kita." Bisiknya pada tuan Alex.

"Di mana orangnya?"

"Mereka sudah hampir tiba di sini."

"Baguslah, suruh mereka masuk dari taman bunga merah, kita tunggu saja di sini, aku ingin melihat wajahnya."

Sebuah mobil mewah berwarna merah melewati jembatan menuju gedung berbentuk X dengan menara setinggi seribu anak tangga untuk mencapainya. Di dalam mobil itu ada dua orang lelaki berjas dengan kumis tipis menghiasi wajahnya. Sementara yang satunya lagi berwajah tirus dengan kulit sawo matang.

Seorang gadis sedang di borgol tangannya, mulutnya di lem, dengan wajah lembam dan rambut acak-acakan. Dan satunya lagi lelaki gendut berkumis tebal, wajahnya sangar, kulitnya putih dengan mata sipit, tangannya di borgol, mulut di lem dengan wajah yang sudah babak belur dan mulutnya berdarah.

Mobil itu meluncur melewati jembatan dan segera menuju taman bunga merah. Tuan Alex dan Andan berdiri sambil menunggu dengan tangan di masukkan ke dalam saku. Tuan Alex seperti sedang menikmati suasana tamam.

Mobil itu berhenti persis di depan tuan Alex. Si pengemudi keluar di ikuti oleh temannya yang berwajah tirus. Kemudian keduanya menarik gadis dan lelaki gendut yang terborgol tadi. Sementara tuan Alex memperhatikan kedua orang terborgol itu.

"Bawa gadis itu ke tahanan bawah tanah! Aku sedikit lelah, aku hanya akan bermain dengan si gendut ini saja."

Perintah tuan Alex. Si kumis tipis dan si wajah tirus segera menyeret gadis itu masuk melewati gerbang menuju ke tahanan bawah tanah. Si gendut menjerit marah saat melihat putrinya di paksa dan di tendang seperti binatang. Andan menendang si gendut sampai tersungkur karna sudah berani membentak tuan Alex. Tuan Alex menahan Andan dan menepuk-nepuk bahunya. Andan mengerti bahwa tuan Alex sedang menyuruhnya diam dan tenang. Dengan tenang tuan Alex mendekati si gendut, tangannya masih di masukkan dalam saku celananya.

"Bagimana rasanya keluargamu di perlakukan seperti itu? Apa hatimu menangis?" Tuan Alex membuat jeda sebelum melanjutkan kalimatnya. Seolah sedang menunggu jawaban si gendut, meski sebenrnya dia tidak butuh jawaban lelaki itu. Kamudian tuan Alex melanjutkan kalimatnya lagi.

"Oh ya, aku lupa bahwa kamu tidak punya hati, mana bisa kamu merasakan sakit atau teriris, kamu kan binatang berbentuk manusia."

"Lepaskan aku! Siapa kamu sebenarnya? Hah?"

Teriak si kepala botak berusaha melawan meski keadaan tidak memungkinkan. Melihat si gendut melawan tuan Alex Andan langsung menendangnya lagi sampai tersungkur. Si gendut mengerang kesakitan. Tuan Alex memberi isyarat pada Andan. Andan langsung mengerti, segera ia mengeluarkan korek api dari sakunya dan menyalakannya, mengarahkan korek api itu ke kepala si gendut hingga rambut itu sebagian terbakar. Lalu korek api itu berpindah ke telinga lalu ke hidungnya. Membuat si gendut mengerang kesakitan dan kepanasan seperti cacing yanga di siram air panas di siang hari.

"Aish aku sangat malas melakukan ini di tempat seindah ini.." Gumam tuan Alex mendekati si gendut lalu berjongkok

"Kamu tidak mengenal ku? Kita baru saja perkenalan loh, aku orang yang akan membuat hidupmu seperti di neraka sebelum aku kirimkan kau ke neraka yang sesungguhnya."

Mata tuan Alex memandang lekat wajah si gendut. Tatapan itu membuat si gendut membeku tidak berkutik. Si gendut merasakan aura malaikat maut pada pemuda tampan di depannya. Si gendut membayangkan malaikat maut itu akan segera mencabut nyawanya.

"Masih ingat peristiwa villa green palace? Aku adalah Alexander Almahendra."

Mata si botak terbelalak kaget. Jantungnya seolah berhenti tidak mampu untuk berdetak. Siapa yang tidak tau tragedi villa green palace? Tragedi mengerikan itu pernah menjadi trending topik di sosial media.

"Namun entah kenapa berita dan kenyataan yang ada sungguh berbeda. Di surat kabar dan media lainnya di katakan bahwa peristiwa itu adalah bom bunuh diri yang tidak memakan korban apa menurut mu itu benar?"

Tuan Alex menekan nadanya meski ia benar-benar marah, kali ini ia mampu menahan agar tidak meninggikan suaranya. Tuan Alex menyentuh dagu si gendut agar wajah lelaki gendut itu mendongak menatap wajah tampannya.

"Apa kamu masih ingat apa yang kamu lakukan sebelum tragedi itu? Aku yakin kamu tidak amnesia, jadi coba putar kembali memorimu biar ku fikirkan apa balasan yang setimpal untukmu dan keluargamu,"

Tuan Alex kini tidak hanya menekan suaranya lagi. Lelaki itu kini terlihat tenang dengan wajah yang masih memperlihatkan kemarahannya. Namun, persisnya tenang seperti air yang dalam. Meski dalamnya sedang bergejolak, kini ia terlihat tenang namun lebih menakutkan.

Si gendut benar-benar membeku seperti es. Seluruh tubuhnya dingin dan gemetaran, nyeri, sakit dan panas menyerang tubuhnya. Meski tidak ingin, dengan sendirinya memorinya kembali pada peristiwa green palace. Malam itu rembulan sedang purnama. Ledakan mengerikan dan semburan api yang mengudara, jeritan histeris orang-orang yang terbakar di dalamnya. Ketika itu ia tersenyum dan tertawa puas menyaksikannya, tidak merasa bersalah dan tidak kasihan dalam hatinya. Jeritan dan tangisan anak-anak yang memilukan itu menjadi hiburan yang menggelikan baginya dan teman-temannya. Tangisan bayi dan gadis kecil yang berusia empat belas tahun yang mereka aniaya secara biadab mereka injak-injak bak tikus di permainkan oleh kucing. Jeritan gadis itu membuat mereka semakin beringas. Hingga gadis empat belas tahun itu pingsan tiada daya mereka tertawa puas tanpa rasa kasihan apalagi bersalah. Ya dirinya sungguh biadab memang. Kini, siapa orang ini yang mengungkit kebiadabannya di masa lalu? Ketika orang-orang tidak lagi mengingatnya? Si kepala botak ini benar-benar tidak tau, ternyata masih ada orang yang mengingat peristiwa itu. Bahkan sepertinya dia tahu kejadian yang sesungguhnya yang selama dua puluh tahun ini kebenarannya sudah tertutup rapat oleh mereka.

Tuan Alex begitu geram melihat ekspresi si kepala botak ini. Ingin rasanya ia mengulitinya hidup-hidup, membuatnya benar-benar menderita. Ekspresi apapun yang di tunjukkan si kepala botak ini hanya akan membuatnya semakin geram dan marah. Bahkan raut muka sedih dan takutnya si kepala botak membuat tuan Alex semakin muak.

"Andan! Suruh penjaga memasukkan tikus ini ke neraka, aku sangat muak melihatnya." Perintah tuan Alex. Andan mengangguk dan langsung menghubungi seseorang. Tidak lama kemudian dua orang penjaga datang dengan tergesa-gesa. Kedua penjaga yang baru datang itu membungkuk hormat.

'Masukkan tikus ini ke dalam lorong neraka."

Perintah tuan Alex.

"Siap tuan!"

Kedua penjaga itu menjawab bersamaan dengan tegas tanpa jeda keduanya langsung menyeret si gendut tanpa ampun. Si kepala botak memberontak semampunya, namun tiada dayanya kini. Kedua penjaga itu menyeretnya dengan paksa. Mereka benar-benar memperlakukannya seperti binatang tidak punya harga diri. Ya kalau di lihat sekilas orang-orangnya tuan Alex adalah orang-orang kejam tak berprikemanusiaan. Mungkinkah ada alasan di balik semua ini?

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!