BAB 7 Menemui Tahanan

Setibanya di ruangan rahasia itu tuan Alex kembali menunggu. Sementara Andan mendekati sebuah lukisan besar yang tertempel di dinding. Siapapun yang masuk ke dalam ruang rahasia ini ia tidak akan menyangka bahwa di balik lukisan besar ini terdapat sebuah pintu rahasia menuju ruangan bawah tanah.

Andan menggeser lukisan itu. Lagi-lagi menempelkan telapak tangannya ke lingkaran biru yang tertempel di pintu. Pintu pun terbuka lebar. Anak tangga berwarna merah darah terpampang di ambang pintu. Andan masuk terlebih dahulu, lalu membungkuk hormat mempersilahkan tuan Alex masuk. Tuan Alex pun langsung masuk. Kemudian menuruni satu persatu anak tangga berwarna merah darah itu. Ada semacam belati yang menusuk-nusuk hati dan jiwa lelaki itu saat menuruni anak tangga. Mungkinkah ini berkaitan dengan anak tangga berwarna merah darah atau masa lalu?

Ke empat pengawal itu masih berjalan mengikuti tuan Alex menuruni anak tangga. Dari tadi tidak ada satu pun di antara mereka yang bicara. Suasana hening bahkan terkesan tegang. Hanya langkah kaki mereka yang terdengar di telinga mereka sendiri karna semua ruangan yang mereka lalui semua kedap suara.

Tangga merah darah itu menuntun mereka ke sebuah ruangan lagi. Pasti ruangan ini sudah berada di bawah tanah. Kalau bukan karna pencahayaan yang cukup bagus pasti ruangan ini akan gelap. Gelap tidak terjangkau oleh sinar matahari. Oleh karenanya ruangan ini sedikit pengap. Andan kembali mendekati pintu dalam ruangan itu.

Pintu terbuka setelah Andan menempelkan telapak tangannya pada lingkaran biru di pintu. Setelah pintu terbuka terpang-pang lah lorong panjang yang di hiasi kerlap-kerlipnya lampu. Saking panjangnya lorong itu lebih mirip dengan sebuah jalan memanjang. Kemudian membelok ke kiri lalu membelok lagi ke kanan selanjutnya melingkar.

Setelah menyusuri sepanjang lorong ini terdapat beberapa ruangan mirip penjara. Ya penjara bawah tanah lebih cocok sebutan untuk ruangan-ruangan ini. Penjara bawah tanah ini di setting seperti labirin. Tidak ada yang bisa keluar dari sana kecuali mempunyai pendeteksi jalan. Siapapun tahanan yang mencoba kabur ia tidak akan berhasil kecuali ia hanya memutar-mutar di lorong penjara itu.

Tuan Alex melangkah menyusuri lorong itu. Dinding beton yang di lapisi keramik menjadi dinding setiap ruangan. Ada puluhan orang terpenjara dalam penjara bawah tanah itu. Saat langkah tua Alex berada di ujung lorong ia menoleh pada para tahanan. Para tahanan terlihat ada yang tertidur di balik jeruji besi. Tuan Alex menoleh pada para penjaga. Sementara kedua tangannya di masukkan dalam saku.

"Apa menurut kalian aku memenjarakan para bajingan ini untuk ku berikan makan gratis lalu tidur? Semudah itukah hidup mereka di sini? Aku penjarakan para bajingan ini agar mereka hidup dalam penyesalan dan penderitaan."

Suara tuan Alex terdengar geram menahan amarah menatap tajam pada para penjaga. Wajahnya terlihat dingin. Dingin sedingin es. Membuat yang di tatapnya membeku seketika.

"Ma maaf tuan," Kedua penjaga yang sedang di tatap tuan Alex segera berlutut.

"Buat mereka menderita dan membayar tempat dan makan gratis mereka."

"Siap tuan!" Pengurus lorong itu menjawab dengan tegas.

Tuan Alex kembali melangkah masih menyusuri lorong itu. Lalu berhenti lagi di depan jeruji besi lainnya. Penjara yang satu ini berisi tiga orang lelaki.

"Buka pintunya," Perintah tuan Alex. Si penjaga langsung membungkuk lalu segera membukakan pintu dan mempersilahkan tuan Alex masuk ke dalam. Andan berjalan di samping tuan Alex. Ke empat pengawalnya mengekori dari belakang.

Tangan ketiga tahanan ini terborgol ke belakang membuat gerak mereka terbatasi. Tuan Alex berjongkok, mata tajamnya tidak lepas dari tiga orang bajingan yang membuatnya kehilangan banyak hal. Tuan Alex memegang dagu lelaki paling tinggi tegap di antara tiga tahanan ini. Memaksa orang itu menatap wajah tampannya yang kini terlihat mengerikan.

"Bagaimana rasanya hidup di lorong penjara milikku? Apakah kamu menyukainya?"

Pertanyaan tuan Alex terdengar membakar jiwa yang mendengarnya. Ada luka, dendam dan sedih dalam nada dan getaran suaranya. Membuat tahanan tinggi tegap itu tanpa sadar membasahi celananya sendiri. Tahanan tinggi tegap ini tidak mengenali tuan Alex. Yang ia kenal hanya dua penjaga yang berdiri di belakang tuan Alex. Meski tidak mengenali tuan Alex tahanan itu cukup takut dan gemetaran melihat tuan Alex.

"A.... a... a... ap... apa....

"PLAK..."

Sebuah tamparan dari tangan kekar tuan Alex membuat kalimat tahanan tinggi tegap itu tergantung tidak selesai. Pukulan di mulut itu membuatnya berdarah dan gusinya terasa sakit. Bahkan giginya hampir rontok.

"Apa kini kamu sangat takut?" Tuan Alex membuat kalimatnya terdengar mengancam menakutkan.

"Ah aku lupa,tangan ku tidak boleh ku kotori dengan menyakiti orang," Gumam tuan Alex memalingkan wajahnya ke kanan. Hanya dengan kalimat itu ke empat pengawal yang berdiri di belakangnya sudah faham maksud dari tuan Alex. Salah satu dari mereka maju lalu memukul si tahanan bertubuh tinggi tegap itu. Pukulan itu membuat mulutnya mengeluarkan darah semakin banyak. Tahanan tinggi tegap itu mengerang kesakitan. Ketika si pengawal hendak melakukan pukulan kedua tuan Alex mencegahnya.

"Cukup! Aku tak mau dia cepat mati, aku masih ingin menyaksikannya menderita sebelum mengirimnya ke neraka."

Gumam tuan Alex. Pengawal itu membungkuk hormat lalu mengambil posisi ke tempat semula. Tuan Alex kembali menyentuh dagu tahanan itu. Sekaras apapun tahanan itu mencoba mengenali wajah tuan Alex namun ia tetap tidak kenal. Tuan Alex mengerti tatapan tahanan itu. Tuan Alex tersenyum, senyum penuh misteri, tersirat dendam, luka, puas dan putus asa dalam senyuman itu. Sulit sekali menjelaskan perasaan tuan Alex saat ini.

"Kamu pasti akan terkejut jika aku memperkenalkan diriku, bukan, maksudku kalian para bedebah ini akan terkejut jika ku kenalkan diriku pada kalian."

Tuan Alex menghela nafas setelah mengucapkan kalimat itu. Sepertinya tuan Alex sedang memikirkan cara yang pas untuk mewujudkan balas dendamnya. Tuan Alex terlihat sedang berfikir. Kedua tahanan lainnya merinding menyaksikannya. Wajah tampan itu harusnya membuat mereka terpesona dan terpana. Tetapi tidak kali ini, wajah tampan itu membuat mereka merinding ketakutan. Tuan Alex senang menyaksikannya.

"Ah, kaki ku pegal berjongkok begini, tuan Alex mengeluh lagi. Segera salah satu dari empat pengawal itu keluar dari balik jeruji besi. Tidak lama kemudian ia datang membawa sebuah kursi lalu Andan mendekatkan kursi itu pada tuan Alex. Segera tuan Alex meletakkan pantatnya di atas kursi, mengangkat kaki kanannya, meletakkannya di atas kaki kiri dengan keadaan terlipat. Kemudian melipat kedua tangannya di atas dadanya.

"Sungguh kalian tidak mengenalnya?"

Kini Andan maju dengan wajah serius penuh tekanan pada nada suaranya. Ketiga tahanan itu terlihat berfikir mencoba mengenali tuan Alex. Namun, bagaimana pun mereka mencoba tetap saja mereka merasa baru ini pertama kali bertemu dengan tua Alex.

Tuan Alex menurunkan kaki kanannya dari atas kaki kirinya lalu kaki tegap bersepatu mahal itu memijak jemari tahanan gendut berkepala botak di samping tahanan berbadan tinggi tegap tadi.

"Aaaaaaa.......

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!