BAB 14 Hadiah ulang tahu

"Nayla..."

Gumam orang itu. Orang itu juga sangat kaget seperti baru saja bertemu dengan hantu. Nayla menoleh ke orang itu dengan takut. Nafasnya masih terengah-engah.

"Fandy? Ke... ke.. kenapa kamu ada di sini?" Tanya Nayla gugup, fikirannya belum berfungsi sepenuhnya dengan baik.

"Aku di beri tahu untuk datang ke sini, namun aku heran kok sepi tidak ada orang, saat aku masuk aku hanya melihat mu berjalan mundur" kata Fandy. Nayla langsung duduk di lantai tempat dia jatuh.

"Fandy, kita harus segera keluar dari sini dan meminta bantuan. Seseorang baru saja terbunuh di sini"

"Terbunuh? Siap Nay?" Tanya Fandy terkejut dan cemas. Ada rasa takut menghinggapi lelaki di depan Nayla itu.

"Itu, di sana ada pisau berlumuran darah. Lihat saja ke sana" Nayla menunjuk ke arah tangga di mana ada sebilah pisau berlumuran darah. Fandy pun mengikuti arah telunjuk Nayla. Matanya terbelalak kaget saat matanya tertuju ke sebilah pisau berlumuran darah. Fandy berdiri, dengan hati-hati, ia berjalan menuju tangga yang berceceran darah itu.

"Fandy, jangan ke sana"

Bisik Nayla melarang Fandy. Takut ada yang mendengarnya.

"Sssstttt...."

Fandy memberi isyarat dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Nayla, seolah menyuruh Nayla agar tidak berisik. Fandy melangkah satu anak tangga. Kemudian melangkah ke anak tangga ke dua, Nayla segera berdiri dan berusaha menarik Fandy.

"Fandy, jangan ke sana, mari kita minta bantuan terlebih dahulu" ajak Nayla berusaha menahan Fandy.

"Nayla, jangan berisik ya, aku harus memastikan keadaan" Kata Fandy terus menaiki anak tangga satu persatu. Nayla khawatir terjadi sesuatu pada tunangannya itu, dengan mengumpukan seluruh keberaniannya ia mengikuti Fandy dari belakang. Jika terjadi sesuatu pada Fandy dia harus membantunya. Ia tidak ingin membiarkan Fandy dalam bahaya sendirian, ia harus mendampingi Fandy. Sebisa dan semampunya akan di tolongnya lelaki yang di cintainya ini walau harus berkorban.

Fandy dan Nayla akhirnya tiba di lantai dua, belum ada tanda-tanda kalau-kalau di sini ada orang. Masih sepi dan hening, tiba-tiba..

"TAR...! Sebuah peluru hampir saja mengenai dada Fandy. Selanjutnya..

"TAR...TAR... TAR... TARRR" Letusan selanjutnya membuat Nayla dan Fandy kaget hampir copot jantungnya dalam hitungan detik keduanya sudah terjatuh ke lantai oleh rasa kaget. Fandy dan Nayla memegangi dada masing-masing yang hampir meledak.

"HAPPy BIRDDAY TO YOU..."

"HAPPY BIRDDAY TO YU..."

Semua menyanyikan lagu ulang tahun yang tiba-tiba keluar dari persembunyian masing-masing. Lasmi tampil di depan dengan kue ulang tahun di tangannya. Dengan senyuman manisnya Lasmi menyodorkan kua ulang tahun dengan dua lilin, satunya angka dua puluh satu yang satunya lagi angka dua puluh lima.

"TIUP LILINNYA..."

"TIUP LILINNYA..." Sambil tepuk tangan Lasmi dan teman-teman lainnya menyanyikan lagu ulang tahun. Fandy dan Nayla saling pandang lalu berdiri dan meniup lilinnya sama-sama. Acara perayaan ulang tahun berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

"Bagaimana kamu menjelaskan pisau dan darah itu?" Tanya Nayla sedikit kesal dengan Lasmi. Lasmi tersenyum manis.

"Itu mudah, kan jaman sekarang ada cat yang persis banget kayak darah" Jawab lasmi kemudian.

"Inikan ulang tahun sahabat ku yang tahun depan akan menikah, jadikan harus di buat spesial dan berkesan gitu" tambahnya lagi dengan enteng.

"Kamu pasti ingin bertanya soal peluru. Jaman sekarangkan udah maju, peluru itu tiruan tidak berfungsi, suaranya aja yang kuat" tambahnya lagi.

Setelah acara ulang tahun selesai Fandy mendekati Nayla yang sedang ngobrol dengan Lasmi.

"Nayla, temui aku dekat kolam renang"

Bisik Fandy di telinga Nayla. Tanpa menunggu jawabannya lelaki itu langsung bergegas menuruni anak tangga. Nayla tersenyum, kejutan apa kira-kira yang akan di berikan tunangannya ini padanya? Ah Nayla sungguh penasaran, gadis itupun mengikuti Fandy dari belakang. Senyum merekah tidak hilang dari wajahnya cantiknya

Fandy berdiri menghadap kolam renang dengan posisi membelakangi Nayla. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana panjangnya. Dengan wajah menunduk seperti sedang berusaha keras memikirkan sesuatu.

Nayla berdiri di belakang Fandy. Menunggu dengan dag dig dug di hatinya. Kejutan apa yang akan di berikan lelaki itu sebagai hadiah ulang tahun untuknya.

Nayla sungguh tidak sabar menunggu. Lama berdiri namun tidak ada kalimat yang keluar dari mulut lelaki itu. Nayla masih berdiri dan menunggu. Kemudian Fandy membalikkan tubuhnya menghadap Nayla sesungging senyum terukir di wajah lelaki itu.

"Selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan semoga terkabul segala keinginan mu." Gumamnya kemudian.

"Terima kasih, selamat ulang tahun juga" kata Nayla, wajahnya berbinar dengan senyuman manis menghiasi wajah cantiknya. Siapapun yang melihatnya pasti ingin terus memandangnya dan akan kecewa ketika gadis itu menarik senyumnya dan memakingkan wajahnya.

"Nayla!" Panggil Fandy. Nayla merespon panggilan itu dengan menggerakkan matanya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh pada nada panggilan itu, sesuatu yang yang sulit di mengerti dan di tebak.

"Nayla!" Untuk kedua kalinya Fandy memanggil namanya dengan nada yang sulit di jelaskan.

"Ya," Nayla menyahut dan sedikit heraan dengan ekspresi yang terlihat di wajaùh Fandy. Ada ekspresi tidak enak yang tersirat di wajah tampan itu. Hal itu sungguh sangat mengganggu fikiran Nayla.

"Nayla, maafkan aku." Nadanya penuh dengan rasa tidak enak mendekati rasa bersalah.

"Kok minta maaf? Kamu salah apa? Nayla mulai merasa tidak nyaman, perasaan semakin bingung dan was-was kini menghinggapinya.

"Maafkan aku, sepertinya kita harus mengakhiri hubungan kita sampai di sini, aku tidak bisa melanjutkannya.

Fandy melanjutkan kalimatnya, kali ini nadanya lepas tanpa beban dan terkesan tegas. Seketika senyuman di wajah Nayla meredup dan perlahan hilang.

"A.. a... ap... apa..?" Tanya Nayla kaget bercampur gugup tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Mari kita putus! Sebenarnya aku tidak bisa menikahimu."

"Tapi ke... ken... kenapa..?" Tanya Nayla tidak yakin. Gadis itu memandangi wajah Fandy, mencari kesungguhan dalam ucapan itu. Fandy menghela nafas sebelum menjawabnya.

"Aku tidak bisa menjelaskannya, sepertinya aku memilih odang lain." Kini jawaban itu tegas dan pasti. Tanpa memberi kesempatan apa yang akan di ucapkan oleh Nayla dan tanpa peduli dengan reaksi gadis itu Fandy melangkah pergi.

Nayla masih berdiri, terdiam mematung menghadap kolam renang. Air matanya jatuh mengalir begitu saja di pipinya yang lembut. Tidak ada kata yang terlontar dari mulutnya. Hatinya terlalu sock dan kaget mendengar kata-kata itu. Itukah hadiah ulang tahun yang di siapkan pecundang itu? Ah manusia memang berubah-ubah dan tidak bisa di tebak.

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!