BAB 2 Nayla De Rain

"Di antara hujan dan gerimis yang mana yang lebih kamu suka? Si gadis kecil terdiam, mata indahnya terbuka lebar mendengarnya. Ia menarik pandangannya dari hujan lebat dan menoleh ke arah lelaki kecil itu. Pandangan dan wajahnya terlihat bingung. Lelaki kecil itu menatapnya lekat, meski tak faham apa yang di ucapkannya, ia kembali mempertegas ucapannya.

"Maukah kamu menikah denganku?" Gadis kecil itu masih melihat lelaki kecil di sampingnya dengan penuh kebingungan, rambutnya kesana-kemari di hembus angin.

"Tililit... tililit... tililit... tililit..."

Bunyi alarm membuat gadis itu terbangun dari mimpinya. Matahari sudah terbit di ufuk timur.

"Ah mimpi itu lagi, setiap kali aku tidur setelah sholat subuh mimpi itu selalu hadir entah apa maksudnya" Gumamnya sambil berdiri dengan malas, gadis itu melipat selimutnya dan merapikan tempat tidurnya. Ia membuka jendela kamarnya dan menyingsingkan tirainya. Cahaya matahari pagi langsung masuk tanpa ijin. Gadis itu menelentangkan tubuhnya di lantai untuk melaksanakan olah raga perut, olah raga untuk menghilangkan lemak di perut, meski ia tidak memiliki begitu banyak lemak di perutnya. Olah raga yang selalu di lakukannya sebelum mandi pagi dan mandi sore.

Gadis itu menelentangkan tubuhnya di lantai, kini posisi dirinya menghadap ke langit-langit kamar, lalu menempelkan kedua telapak tangan di kepala bagian belakang, lalu mengangkat seluruh tubuhnya dengan menahan kakinya agar kakinya tidak ikut terangkat. Olah raga ini untuk mengecilkan perut. Gadis ini sangat merawat tubuhnya dengan olah raga tertentu.

"Saaatu.... duuua... tiiiga..."

Teriaknya menghitung berapa kali ia mampu mengangkat tubuhnya tanpa mengangkatćl pantat dan kakinya.

"Tiiigaaa puluh...Hah... capek sekali"

Katanya setelah hitungannya sampai pada angka tiga puluh. Ia mendekati dispenser di sudut kamarnya. Lalu menampung segelas air hangat menenggaknya sampai habis.Kemudian gadis itu meletakkan gelasnya di dekat dispenser lalu duduk di lantai bersandar pada dipan tempat tidurnya.

"Satu olah raga lagi."

Gumamnya dalam hati. Kemudian menelungkupkan tubuhnya pada lantai keramik, lalu mengangkatnya dengan posisi jari kaki berpijak pada lantai dan meletakkan siku tangannya ke lantai dengan mengepalkan jari tangan sambil menahan nafas. Olah raga ini juga untuk mengecilkan perut dan melangsingkan tubuh. Di lakukannya sekitar sepuluh menit setiap pagi dan sore. Setelah mencapai sepuluh menit gadis itu bercucuran keringat.

"Oke! Sekarang saatnya mandi."

Teriaknya girang dan penuh semangat. Tiba-iba perutnya berbunyi, bukan karna lapar, gawat, gadis itu tiba-tiba ingin buang air besar.

"Aduh tiba-tiba sesak mau buang air besar."

Gumamnya. Ia segera meraih handuk yang tersangkut. Secepat kilat ia membuka pintu kamar dan berlari menuju kamar mandi.

Ayah dana ibunya sedang asyik menikmati berita pagi. Kedua orang tua itu saling pandang melihat putri cantik mereka berlari kian tak terartikan. Sang ibu geleng-geleng kepala melihat tingkah putri cantik kesayangannya. Gadis itu panik ketika ia sampai di depan pintu kamar mandi. Pintunya terkunci rapat dari dalam.

"Aduh... siapa sih.. cepatan dong... aku kebelet nih..."

Rengeknya dari luar menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan kuat. Ia memegangi perutnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menggedor-gedor pintu kamar mandi.

"Nayla! Jangan di gedor pintunya kan ada orang di dalam, sabar dikit lah nak." Teriak ibunya dari ruang tengah saat ia mendengar putrinya teriak-teriak dan menggedor pintu kamar mandi dengan kuat, kebiasaan yang di lakukannya ketika adiknya lama di kamar mandi.

"Aduh! Keluar gak? Aku dobrak nih pintu."

Teriaknya mengancam ketika pintu kamar mandi masih belum terbuka dan orang di dalan hanya diam tak menyahut. Gadis bernama Nayla itu makin kesal ketika tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Ia merasa adiknya sengaja mengerjainya karna ia lagi kebelet mau buang air besar.

"Dasar adik kuarang ajar ya."

Gumamnya menahan sakit perutnya.

"Nayla!"

Panggil ibunya lagi dari ruang tengah. Nayla tidak memperdulikan panggilan ibunya lagi, perutnya tidak bisa di ajak kompromi. Nayla tidak sanggup lagi menahannya, ia duduk bersandar pada pintu kamar mandi.

Nayla tidak bersuara lagi, situasi berubah hening, di pejamkannya matanya menahan agar tidak terjadi peristiwa memalukan. Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, seketika tubuhnya ambruk dan jatuh ke lantai, pipinya menyentuh kaki orang yang keluar dari kamar mandi, Nayla sangat marah.

"Awas ya adik kurang ajar, beraninya kau mempermainkan ku."

Begitulah otaknya berfikir. Bersusah payah ia duduk, lalu mengangkat wajahnya menatap orang yang barusan membuat dirinya terjatuh, giginya gemeratuk bersuara. Namun ia terkejut setengah mati. Marahnya langsung hilang berubah jadi malu, yang barusan keluar dari kamar mandi bukan adiknya.

"Zaini..."

Reflex nama itu keluar dari mulutnya. Yang di panggil Zaini itupun terkejut, dari tadi saat ia di kamar mandi gadis ini menggedor-gedor pintu ingin buang air besar. Namun ketika ia selesai mandi suara gadis itu sudah tidak ada lagi. Zaini mengira gadis yang kebelet dari sudah pergi, namun saat ia buka pintu kamar mandi ia di buat kaget.

Gadis itu mengadu kesakitan. Saking paniknya lelaki bernama Zaini itu berjongkok ia lupa kalau dirinya hanya mengenakan handuk selutut.

"Kamu tidak apa-apa?

Tanyanya dengan panik. Namun sebelum ia selesai dengan kalimatnya gadis itu langsung memangnya.

"Ya, aku tidak apa-apa, cepat pergi." Potong Nayla. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Zaini barus sadar kalau gadis cantik di hadapannya sedang malu melihat dirinya yang hanya mengenakan handuk.

"Oh ya, maaf."

Zaini langsung berdiri dan melangkah meninggalkan Nayla. Nayla mengintip Zaini dari celah jarinya yang tengah menutupi wajahnya, ia berhenti menutup wajahnya ketika ia melihat punggung Zaini menghilang di belokan menuju kamar.

"Ampuun... kok dia ada di sini?" Gumam Nayla menepuk-nepuk kepalanya. Adiknya datang menghampirinya dengan senyum nakal, senyum nakal itu di hiasi lesung pipi yang membuatnya semakin tampan dan cool. Dari tadi saat ia mendengar kakaknya menggedor-gedor kamar mandi dan menjerit-jerit ia tersenyum sendiri.

" Ha ha ha ha ha kebiasaan kakak mengganggu ku di kamar kamar mandi, kena batunya kan."

Zaini tertawa lepas dan puas.

"Dasar! Awas kamu ya."

Ancam Nayla dengan geram, ia berdiri dengan susah payah. Lalu menutup pintu kamar mandi dengan keras.

"Ha ha ha ha ha ha ha."

Adiknya tertawa memegangi perutnya.

"Aduh.. hari ini aku senang sekali." Gumamnya sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi sebelum ia meninggalkannya.

"Kalian ya, stiap pagi ribut, padahal itu kamar mandi hanya untuk kalian berdua lo." Teriak ibu dari ruang tengah.

"Sama aja bu, ibu juga teriaki anak-anak tuh."

Ayah bergumam sambil menyeruput kopi yang dari tadi di hidangkan. Asapnya masih mengepul membuatnya masih terasa nikmat saat di seruput.

"Setiap pagi kami ribut itu salahnya ka Nayla mah." Kata sang adik membela diri. Ia bergegas menuju kamarnya.

"Malu banget, kok Zaini bisa ada di sini ya?" Gumam Nayla dalam hati. Ia baru saja selesai kodo hajat dan langsung membuka pakaiannya.

"Aauuuuu." Jerit gadis itu kaget ketika ia berbalik ke dinding hendak menggantungkan pakaiannya di di dinding sponta ia menyilangkan tangannya di dada seorang lelaki india tengah tersenyum padanya.

"Ya ampun... ternyata hanya foto." Gumamnya dengan nafas lega.

"Apa segitu pentingnya buat adikku foto Salman Khon ini? Sampe posternya sebesar ini di pajang di kamar mandi?'

Terpopuler

Comments

pioo

pioo

salman khon🤣

2025-02-07

0

Umrida Dongoran

Umrida Dongoran

Oke, semoga suka

2025-01-30

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

lanjutt thorrr

2025-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!