BAB 8 Dendam

"Aaaaaa....

Tahanan berkepala botak itu menjerit kesakitan. Tuan Alex tersenyum. Senyumnya kali ini menggambarkan kepuasan dalam hatinya. Lalu kakinya berpindah pada tahanan gondrong dengan kulit sawo matang, wajahnya tirus dan tubuhnya kurus kerempeng. Tahanan gondrong itu juga menjerit histeris.

"Ah lelah sekali nyiksa kalian," Tuan Alex mengembalikan posisi kaki dan tangannya seperti semula, lalu seorang pengawal maju lagi dengan sepatu mahal miliknya. Satu persatu ia memijak jemari tangan ketiga tahanan itu. Tuan Alex senyum menyaksikannya namun lelaki tampan itu terlihat belum puas.

"Minggir lah!"

Perintah tuan Alex. Pengawal itu mundur. Lalu tuan Alex berdiri dari duduknya, lalu menyodorkan ujung sepatunya ke mulut tahanan itu satu persatu. Ia membuat tahanan itu benar-benar hina tidak punya harga diri, lalu kemudian ia duduk lagi.

"Apa kalian takut?" Pertanyaan itu bukan menuntut jawaban. Pertanyaan itu lebih mirip pada ejekan dan hinaan. Membuat tahanan itu benar-benar merasa di hina, namun tidak bisa berbuat apapun. Tapi terkadang ketika terjepit dalam situasi sulit seseorang akan kehilangan akal dan melakukan apapun yang bisa di lakukan untuk sebuah pemberontakan hati. Namun tahanan ini apa yang bisa mereka lakukan kecuali hanya memaki? Meski pun tidak akan ada gunanya. Ya meski tiada berguna.

"Jika ku katakan siapa aku, kalian sungguh akan terkejut tak menyangka," Gumam tua Alex kemudian tanpa memandang lawan bicaranya. Masih di liputi rasa bingung ke tiga tahanan itu menatap tuan Alex penuh tanda tanya.

"Baiklah, jika kalian penasaran, akan ku kisahkan sedetail-detailnya," Tuan Alex menghela nafas. Sepertinya tuan Alex sedang menguatkan diri dan menenangkannya.

"Namun sebelumnya aku ingin memastikan apa kalian tersiksa? Ah kenapa aku bertanya? Bukankah aku melihat sendiri bahwa kalian menderita dan tersiksa?"

Tuan Alex meggesekkan sepatunya pada tiga tahanan itu. Senyum puas menghiasi wajah tampan itu.

"Siapa orang ini? Jadi dia yang menyuruh agar kami di culik? Orang-orang menculik kami ternyata hanya suruhan?" Si kepala botak bergumam dalam hati. Ia tidak bisa menebak siapa gerangan lelaki tampan dengan aura sedingin es yang bisa membekukan tubuh mereka. Terlalu bangak orang yang di ganggu oleh mereka dan di hancurkan oleh mereka sehingga mereka tidak tahu lelaki kejam ini berasal dari keluarga mana.

"Biar aku bantu kalian mengingatnya," Kata Tuan Alex, kemudian ia menoleh pada empat pengawal di belakangnya, bahasa isyarat itu langsung di fahami oleh ke empat pengawal itu. Kemudian ke empat pengawal itu mengeluarkan korek api dari kantong masing-masing, menggeseknya hingga menghasilkan api lalu mengarahkannya pada wajah ke tiga tahanan itu dan api itu membakar hidungnya.

"Aaaaaaa.... aaaaaaaaa...aaaaaa..... ampuuuuuunnnn....."

Teriakan ke tiga orang itu menggema di terowongan dan memebuat tahanan lainnya bergidik ngeri. Apa yang akan terjadi pada mereka? Setidaknya sekali sepekan mereka mendapat siksaan dari para penjaga ini.

"Apa itu sakit? Ternyata kalian juga bisa merasakan sakit, ah sungguh melegakan," Tuan Alex tersenyum menyeringai.

"Sepertinya kalian belum mengingatnya," Gumam tuan Alex membuat ekspresi wajahnya seperti kecewa.

"Lagi,"

Perintah tuan Alex kemudian. Ke empat pengawal itu kembali menyalakan korek api. Lalu mengarahkannya pada bibir ketiga tahanan itu. Tua Alex mendekatkan wajahnya pada tahanan itu.

"Apa menurut kalian aku terlalu tampan untuk menjadi kejam? Oh ya, kalian pasti masih ingat peristiwa villa green palace? Jeritan histeris orang-orang yang meninggal di sana, apa kalian tertawa saat mendengar jeritan itu?"

Tuan Alex menekan suaranya, sepertinya ia

sedang menahan gejolak dalam hatinya. Ada luka, sedih, pilu, marah dan dendam dalam hatinya. Ketiga tahanan itu terbelalak, wajah takut mereka semakin menjadi-jadi. Siapa yang tidak peristiwa green palace? Tubuh tahanan itu semakin gemetaran.

"Biar ku kenalkan, Aku adalah Alexander Almahendra, aku akan menciptakan neraka untuk kalian para iblis berwujud manusia."

Tuan Alex kembali mendekatkan wajahnya pada para tahanan, sementara pantatnya masih duduk di kursi. Mata tajamnya memandangi ke tiga tahanan itu satu persatu. Seolah memastikan bahwa ekspresi wajah mereka menggambarkan ketersiksaan dan penyesalan.

Tuan Alex menjauhkan wajahnya kembali dari para tahanan itu, lalu memperbaiki posisinya kemudian tuan Alex berdiri.

"Aku ingin memastikan semua tahanan menyesali kelakuannya di masa lalu,"

Tuan Alex berdiri dari duduknya hendak melangkah keluar. Andan mengikuti, ke empat pengawal lainnya mengekor.

Tuan Alex tiba-tiba berhenti membuat langkah Andan dan ke empat pengawal itu berhenti juga. Tuan Alex berbalik ke arah tahanan itu lagi. Kemudian mengulangi langkahnya dengan melangkahi ke tiga tahanan itu satu persatu. Andan dan ke empat pengawal lainnya melakukan hal yang sama.

Setelah keluar dari jeruji besi itu tuan Alex me menuju tahanan- tahanan lainnya di pandu oleh para penjaga tahanan. Ruangan demi ruangan di periksa oleh tuan Alex. Lelaki itu hanya ingin memastikan bahwa semua tahanan benar-benar tersiksa dan menyesal karna sudah di lahirkan.

Perjalanan mengelilingi dan memeriksa seluruh terowongan cukup melelahkan sekaligus menyenangkan bagi tuan Alex. Wajahnya terlihat puas dan senang ketika ia mendapati para tahanan benar-benar terlihat menyedihkan dan tersiksa.

"Bagaimana kalian memperlakukan tahanan?"

Tuan Alex bertanya setelah mereka tiba di ujung terowongan itu. Kedua penjaga di ujung terowongan itu membungkuk dengan hormat.

"Kami membuat mereka menyesali perbuatan mereka, dan kami jadwalkan satu hari penuh untuk menyiksa merek. Dan semua tahanan hanya di beri makan sekali sehari tanpa lauk."

Tuan Alex tersenyum lebar mendengar jawaban penjaga tahanan itu, seakan ada satu beban yang telah terselesaikan.

"Apakah tuan Alex ingin kita keluarnya di taman bunga merah?"

Tanya Andan setengah berbisik. Tuan Alex mengangguk tanpa suara. Andan langsung menuntun jalan keluar dari terowongan bercat merah darah itu. Dan akhirnya mereka tiba di taman bunga merah dan hujan pun sudah reda.

"Pergilah! Aku ingin sendirian, Perintah tuan Alex. Ke empat pengawal itu langsung berjalan mundur. Tidak ada yang boleh membelakangi tuan Alex bagaimana pun keadaannya. Tiba-tiba handphone Andan bergètar. Ia langsung mengangkatnya. Tidak lama ia berbicara di telpon kemudian ia menutupnya lalu mendekati tuan Alex

"Seorang yang terlibat juga sudah tertangkap," Bisiknya pada tuan Alex.

"Di mana sekarang?"

"Mereka hampir tiba di sini tuan."

"Baguslah, suruh mereka masuk dari taman bunga merah, kita akan menunggu di sini, aku ingin melihat wajahnya."

"Baik tuan."

Sebuah mobil mewah melintasi jembatan menuju gedung X dengan menara setinggi seribu tangga untuk mencapainya. Dua orang lelaki berada di dalam mobil, satunya duduk di belakang kemudi dengan kumis tipisnya terangkat ketika tersenyum menyeringai. Satunya lagi duduk bersandar di samping si kumis tipis wajah tirusnya terlihat menyeramkan dengan kulit sawo matangnya.

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!