BAB 4 Suasana Canggung

"Andhika... Diam kamu...!" Teriak Nayla dengan mata melotot.

"Ha ha ha benaran marah, nelpon bang Fandy dulu mau ngasih tau kalo calon bininya lagi marah, matanya ampe melotot." Gumam Andika sambil tertawa. Adik nakal itu mencoba menghubungi Fandy dengan menelponnya.

"Tuuut.. tuuut.. tuuut..." Bunyi panggilannya. Pertanda panggilan itu tersambung namun tidak di angkat. Andikan mencoba menghubunginya lagi namun tetap tidak di angkat juga. Hingga tiga kali Andika mencoba namun tetap tidak di angkat. Andika nampak kecewa ketika panggilannya tidak di angkat.

"Hmmm... tidak di angkat, pangeran lagi selingkuh dengan perempuan yang lebih cantik."

Gumam Andika asal bicara. Nayla mengepalkan tinjunya. Ia begitu geram melihat adiknya ini. lesung pipi yang menghiasi senyum Andika kelihatan menjengkelkan di mata Nayla saat ini. Ingin sekali ia menonjok lesung pipi itu.

"Sudahlah, gak usah di ladenin, ayok cepat, nanti kamu telat." Gumam Zaini membujuk Nayla.

Nayla masih kesal dengan Andika, namun begitupun ia tetap menuruti Zaini dan masuk ke dalam mobil lalu mendudukkan pantatnya dengan kesal. Zaini pun masuk dan mengemudi dengan hati-hati.

Di sepanjang perjalanan Zaini dan Nayla hanya diam saja tidak ada satupun yang bersuara. Suasana hening hanya ada suara deru mobil dan hiruk pikuknya jalanan. Suasananya canggung sekali. Zaini pura-pura fokus pada jalan. Sementara Nayla pura-pura sibuk dengan HPnya. Lama sekali suasana canggung ini ketika terpaksa berhenti di lampu merah. Zaini mencoba mencairkan suasana.

"Hmm.... soal di kamar mandi tadi maafkan aku, aku ti..

"Tak apa, lupakan soal itu." Potong Nayla spontan. Wajahnya memerah mengingat kejadian itu. Memalukan sekali. Ingin rasanya ia menghilang kalo ingat itu.

"Ok, baik." Gumam Zaini lagi. Suasanan malah semakin canggung setelah Zaini mengucapkan kalimat itu. Gadis di sampingnya benar-benar memerah wajahnya. Membuat Zaini tidak bisa fokus pada jalanan karna merasa canggung.

Zaini mencoba menyetel lagu untuk memecahkan keheningan dan kecanggungan.

Tidak lama kemudian mobil itu sampai di kampusnya Nayla. Nayla segera membuka pintu mobil hendak keluar. Gadis itu amat tersiksa dengan suasana canggung di dalam mobil.

"Nayla!" Panggil Zaini membuat kaki gadis itu tergantung tidak jadi menyentuh tanah. Pelan-pelan Nayla menoleh dengan was-was.

"Apalagi kali ini?" Gumam Nayla dalam hati sambil menggit bibirnya.

"Ini hadiah ulang tahun buat kamu." Kata Zaini memberikan sebuah bingkisan kecil pada Nayla. Bingkisan itu berbentuk kotak segi empat. Zaini tersenyum manis saat memberikannya.

"Apa ini?" Tanya Nayla menerimanya dengan ragu. Matanya tak lepas dari bingkisan berbentuk kotak segi empat itu. Ia begitu penasaran apa gerangan di dalam kotak segi empat kecil itu.

"Ambil aja, gak suah ragu, kita kan teman dari kecil, anggap aja ini kado persahabatan. Kata Zaini saat ia lihat Nayla ragu menerimanya.

"Terim kasih ya Zaini." Gumam Nayla dengan penuh kebingungan.

"Ya udah silakan! Nanti kamu telat." Zaini tersenyum lagi melihat wajah bingung Nayla.

Seolah baru tersadar Nayla segera keluar dari mobil. Saat Nayla kelur dari mobil ia langsung mendapat pelukan dari sahabatnya Ratih.

Dari dalam mobil Zaini memperhatikan Nayla dan sahabatnya Ratih. Lelaki itu geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua perempuan itu. Terkesan lebay menurutnya.

"Nayla! Aku balik ya." Gumam Zaini masuk lagi ke dalam mobil. Ia langsung pergi tanpa menunggu jawaban Nayla. Tidak ada gunanya menunggu jawaban Nayla sekarangkan dia sedang bersama temannya. Ah para perempuan memang bisa mengabaikan lelaki ketika ia bersama teman perempuannya. Namun Ratih, gadis itu memandangi Zaini sampai menghilang. Seolah ia terhipnotis tidak sadar dan Nayla sangat kesal melihatnya. Nayla hendak meninggalkan Ratih yang masih memandangi mobil yang di kendarai Zaini hingga menghilang.

"Nayla, apa itu Zaini?" Tanya Ratih ketika mobil Zaini menghilang di pandangannya. Gadis lincah itu berlari menyusul Nayla yang berjalan meninggalkannya.

"Ia, itu Zaini," Jawab Nayla singkat, gadis cantik itu tidak menghentikan langkahnya.

"Benaran?"

"Menurutmu apa gunanya aku berbohong?"

Nadanya kini semakin ketus dan langkahnya masih cepat.

"Jadi benaran itu Zaini,"

"Ia loh Ratih," jawab Nayla masih belum menoleh ke arah Ratih. Ratih terus berusaha menyejajarkan langkah kakinya dengan Nayla. Ia tidak tau bahwa temannya ini sedang kesal padanya.

"Ya ampuun... jadi dia Zaini yang kamu tolak berkali-kali?"

Nayla diam tidak menjawabnya, ia masih saja terus melangkah dengan pandangan lurus ke depan. Ratih terus berusaha berjalan sejajar dengan Nayla.

"Mata kamu buta ya Nay, cowok secakep itu kau tolak? Serius gue, itu cowok ganteng abis deh,"

Nayla masih tidak menanggapi kata-kata yang terlontar dari mulut Ratih, malah ia jadi semakin kesal.

"Nayla, kamu tolak cowok cakep itu berkali-kali lalu menerima Fandy? Sulit sekali mempercayainya," Gumam Ratih lagi kali ini geleng-geleng kepala.

"Ratih apaan sih kamu, hari ini aku ulang tahun lo, kok gak ada ucapan dan do'a selamat untukku, malah kamu asyik bahas Zaini," kini wajah kesal Nayla berubah jadi cemberut.

"Eh, aku jadi penasaran deh cowok seperti apa si Fandy itu sampe kamu malah milih dia ketimbang Zaini yang cakep abis," Gumam Ratih lagi dengan wajah penasarannya.

"Ah uda deh, malas aku bahas yang aneh-aneh di kampus," Gumam Nayla mempercepat langkah kakinya hendak meninggalkan Ratih. Namun Ratih mengejarnya. Ia tidak tahu kalo Nayla sedang kesal padanya, namun, meskipun ia tahu Nayla kesal mungkin ia tidak akan peduli.

"Nayla, kalo kamu gak suak sama Zaini kasih ke aku aja, sayang banget cowok secakep itu jadi jomlo, jarang-jarang lo ada cowok cakep setia kayak dia," Kata Ratih setengah berteriak karna jarak ia dan Nayla kini agak jauh di depan.

Mendengar ucapan Ratih itu Nayla menghentikan langkah kakinya lalu menoleh ke arah sahabatnya yang kini agak dekat di belakangnya.

"Ratih! Kamu itu bukan tipenya Zaini, jadi gak usah mimpi deh, entar sakit hati," Ratih cemberut mendengar ucapan Nayla.

"Jadi tipenya Zaini seperti apa? Kasih tau aku dong!" Gumamnya dengan oktimis.

"Yaa.. kayak akulah." Gumam Nayla tanpa menoleh lalu melanjutkan langkahnya.

"Iiihh dasar! Kayaknya diam-diam kamu juga suka kan sama Zaini deh!" Gumam Ratih kali ini cemberut.

"Nggk kok, aku gak suka sama dia, hanya saja dia itu sahabat aku dari kecil, dan memang benar kok tipenya dia kayak aku." Jawab Nayla sedikit ketus. Ratih merasa aneh dengan tingkah Nayla. Perasaan tidak ada yang salah di ucapannya. Mungkinkah karna sebenarnya Nayla menyukai Zaini? Semoga tidak, itulah harapan Ratih yang sebenarnya.

Terpopuler

Comments

Enink Tjadas

Enink Tjadas

kynya mulai ada rasa

2024-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!