BAB 3 Hari Ulang Tahun

Gumam Nayla dengan geram. Seketika ia menyobek potret itu tanpa ampun. Hari ini semua membuatnya kesal.

"Oh Salmaan Khan, kamu tidak salah, tapi aku terlalu kesal hari ini."

Bisiknya seolah merasa bersalah karna telah merobek posternya. Setelah selesai mandi Nayla segera keluar. Saat ia keluar semua sudah ngumpul di meja makan siap untuk sarapan. Nayla melirik satu persatu mulai dari ayahnya, kemudian ibunya lalu adiknya Andhika dan berlanjut pada Zaini. Ke empat orang itu sudah duduk di meja makan.

"Sana cepat siap-siap, ayah mau cepat berangkat kerja."

Gumam ayah saat ia melihat putrinya keluar dengan malu-malu. Nayla tersenyum malu.

"Duluan aja yah, Nayla lama siap-siapnya."

Nayla langsung berlari ke kamarnya ketika ia melihat Zaini menatapnya dengan senyum. Ada misteri apa di balik senyum itu sehingga bisa membuat wajah gadis itu bak kepiting rebus.

Sampai di kamar Nayla menutup pintu dengan kuat. Seolah ada yang mengejarnya. Ia memegangi dadanya menahan jantungnya yang berdegup kencang. Nayla mengunci pintu kamar lalu berlari ke depan cermin besar di kamarnya.

"Wajahku memerah? Sejak kapan aku malu pada Zaini, jantungku berdetak lebih cepat? Padahal aku berkali-kali menolaknya aku baik-baik saja, ini aneh."

Gumamnya pada diri sendiri. Ia merasa ada yang aneh pada dirinya, lelaki itu adalah orang yang mati-matian mencintainya meski selalu di tolaknya. Nayla menampar-nampar pipinya dengan kedua telapak tangannya.

"Aduuuh... malu banget."

Gumamnya lagi menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Lalu pelan-pelan ia mengintip wajahnya di cermin dari celah jari-jarinya. Di cermin ia melihat wajahnya malu-malu pada dirinya sendirii.

"Aish kenapa aku bertindak bodoh? Kenapa aku malu? Kan aku di sini sendirian."

Gumamnya pada diri sendiri.

"Apa aku jatuh cinta pada Zaini? Aish... tidak mungkin aku sudah menolaknya lebih dari tujuh kali." Gumamnya lagi memonyongkan bibirnya. Kemudian ia mengeringkan rambutnya, mengoleskan bodylation keseluruh tubuhnya. Kemudian ia berdiri lagi di depan cermin, memperhatikan dirinya, ia begitu cantik, rambutnya lurus dan hitam panjang hampir sampai ke pinggang, kulitnya putih bersih. Nayla mengikat rambutnya lalu memakai baju tunik dengan celana panjang dengan kerudung pashmina membalut wajah cantiknya.

Seperti biasa Nayla selalu terlihat cantik, anggun penuh pesona. Nayla meraih laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas tidak lupa memasukkan buku dan perlengkapan lainnya. Gadis itu menyemprotkan parfum ke tubuhnya, terasa harumnya segar dan besahaja. Kemudiaan membuka pintu kamar, pelan-pelan di intipnya keadaan. Sepertinya tidak ada yang tau kalau dia sudah keluar dari kamar. Ia berjalan pelan-pelan seperti pencuri yang takut ketahuan.

"Jangan sampai aku bertemu dengan Zaini lagi, uku sudah cukup malu,"

Gumamnya dalam hati sambil membuka pintu dengan hati-hati. Sementara matanya tertuju pada pintu ruang tengah menuju dapur. Ia harap-harap cemas jangan-jangan ada yang sudah selesai sarapan dan melihatnya keluar diam-diam.

"Al hamdulillah selamat..."

Gumam Nayla dalam hati. Ia menghela nafas lega dan mengelus-elus dadanya ketika ia berhasil keluar. Pelan-pelan pula ia menutup pintu agar tidak menimbulkan suara. Lalu menghela nafas lega menghadap pintu yang baru saja berhasil ditutupnya dengan pelan-pelan. Seolah ia berhasil lolos dari bahaya yang sedang mengintai. Nayla tidak menyadari seseorang sedang tersenyum geleng-geleng kepala melihat tingkah konyolnya. Orang itu mendekati Nayla.

"Kamu sudah siap berangkat?"

"Aauuuu...."

Pertanyaan itu membuat Nayla menjerit kaget. Jantungnya hampir copot ketika ia menoleh dan hampir saja menabrak orang itu.

"Z Z Zaini..."

Gumamnya dengan gugup, wajahnya kini memerah bak kepiting rebus. Zaini tersenyum, bagaimana pun ekspresi gadis ini ia selalu menyukainya.

"Om memintaku mengantarmu, karna hari ini om agak sibuk, Nayla gak keberatan kan?"

Tanya Zaini masih tersenyum. Jaraknya begitu dekat dengan Nayla.

"Ja ja jangan mendekati ku." Teriak Nayla gugup.

Zaini tersenyum melihat tingkah dan ekspresi gadis cantik yang telah menolaknya berkali-kali ini.

"Apa aku yang mendekatimu? Aku tau diri kok kamu sudah berkali-kali menolakku." Gumam Zaini. Kali ini ia menjauh dan melangkah keluar. Nayla masih memandanginya dengan bingung. Ia masih berdiri dan terdiam, tidak bisa di bohongi kali ini jantungnya berdetak tidak seperti biasanya. Lelaki yang berkali-kali di tolaknya ini sangat baik. Lelaki itu tidak pernah marah pada Nayla dan tidak pula benci. Lelaki ini masih saja baik padanya padahal ia lelaki yang tampan dan sudah mapan.

"Kok masih bingung? Ayok cepat kalo kamu gak mau terlambat." Teriak Zaini dari luar. Lelaki itu sudah menghidupkan mobilnya. Nayla tersadar dan cepat-cepat keluar.

"Zaini gak usah repot, aku bisa naik angkot kok."

"Naik ajalah Nayla, jangan merasa gak enak, kamu berkali-ai menolakku aku masih baik saja, ayok cepat naik."

"bu... bukan gitu Zaini, aku lebih suka naik angkot kok."

"Alah... Nayla gak usah jual mahal deh, tadi ayah yang minta kok, kakak takut ya bang Fandy cemburu." Ledak Andika tiba-tiba keluar dari rumah. Nayla menoleh ke arah adik nakalnya ini. Adiknya tersenyum menggodanya. Nayla memelototinya dengan geram. Ingin sekali menonjok lesung pipi milik adiknya.

"Bucin.. bucin.. ku doakan hari ini bang Fandy mutusin kakak, sebagai hadiah ulang tahun spesial buat kakak, hari inikan kakak ulang tahun." Gumam Andika meledak Nayla sambil tertawa lepas.

"Andika mana boleh doin Nayla dan Fandy yang jelek-jelek, apalagi mereka kan sudah tunangan gimana kalo putus, kan malu keluarga jadinya." Gumam Zaini menegur Andika.

"Awas kamu ya adik kurang ajar." Nayla berjalan cepat ke arah Andika hendak memukul adiknya yang suka mengganggunya ini.

"Sudah Nayla, Andika bercanda tuh, gak usah di ladenin nanti kita telat." Zaini menahan Nayla dengan memegang tangan gadis itu. Nayla mendorong Zaini yang menahannya dengan memegang tangannya.

"Maaf saya tidak bermaksud apapun, tapi sebaiknya tidak usah di ladenin tuh anak." Gumam Zaini lagi melepaskan tangan Nayla.

"Ha ha ha ha ha ha ha,marah benaran dianya." Ledak Andika lagi masih tertawa senang bisa membuat kakaknya marah. Sebenarnya niatnya hanya ingin membuat kakaknya marah di hari ulang tahun kakaknya ini. Pagi ini ia hanya ingin mengerjain Nayla. Nanti sore baru ia berniat minta maaf dan menyiapkan kado pada kakak yang sebenarnya sangat di sayangi olehnya. Begitulah cara ia memberikan kejutan pada kakaknya. Dia juga tidak mau kalau kakaknya yang sudah tunangan dengan lelaki bernama Fandy malah putus. Sungguh ia tiadak mau kakaknya putus dengan Fandy. Dia tidak mau kakaknya gagal dan patah hati. Ia ingin kakaknya bahagia.

"Harusnya bang Fandy mutusin kakak hari ini, biar bang Zaini dapat kesempatan lagi, ia kan bang Zaini." Tambahnya lagi dengan senyum nakalnya itu.

"Andika... diam kamu!" Teriak Nayla.

Terpopuler

Comments

Frederick

Frederick

Duh, hati rasanya meleleh.

2024-11-11

0

Fahyana Dea

Fahyana Dea

keren, kak. dukung karyaku juga, ya~~

2024-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!