BAB 17 Nayla Sadar

"Di antara hujan dan gerimis yang mana yang lebih kamu suka?"

"Aku... menyukai kamu... menikahlah dengan ku..."

Jawab lelaki kecil itu. Perempuan kecil yang bertanya itu terdiam mendengarnya. Ia menarik pandangannya dari hujan deras dan menoleh ke arah lelaki kecil yang masih menatapnya, lalu mengulang ucapannya lagi.

"Maukah kamu menikah dengan ku?"

Perempuan kecil iti terdiam lagi, lelaki kecil itu masih menghadap ke arah gadis kecil di sampingnya dengan tatapan penuh harap. Berharap akan jawaban. Meskipun kini pandangan gadi kecil itu di arahkan pada lelaki kecil di sampingnya, namun tangan kanannya masih terulur ke hujan yang jatuh dari genteng sekolah.

"Nayla... Nayla... Nayla..."

Panggil Ratih mengguncang-guncang tubuh Nayla. Sementara Zaini memanggil dokter karna khawatir dengan Nayla. Gadis itu sedang pingsan dan matanya masih terpejam. Namun tiba-tiba ada air mata keluar dati matanya yang masih terpejam dan tubuhnya sedikit bergerak-gerak.

Ratih masih khawatir. Ia memperhatikan ai mata yang keluar dari mata yang masih terpejam itu.

Perlahan kelopak mata Nayla bergerak-gerak, beberapa saat kemudiaan matanya terbuka. Langit-langit putih rumah sakit yang pertama kali di lihatnya, kemudian dokter, Ratih dan Zaini yang terlihat khawatir dengan keadanya.

"Mimpi itu lagi, kenapa aku terus bermimpi tentang masa kecil itu?" Gumam Nayla dalam hati. Gadis itu memperhatikan sekitarnya barulah ia sadar bahwa dirinya kini sedang berada di rumah sakit.

"Kenapa aku berada di rumah sakit?" Tanyanya dengan lemah.

"Tadi kita kecelakaan, aku tidak sengaja menabrak mobil , tapi semua baik-baik saja, tidak ada luka kata dokter kamu hanya terkejut."

Jawab Ratih. Nayla memutar kembali ingatannya. Barulah ia ingat kejadian saat sebuah mobil menabrak motor yang di kendarainya dengan Ratih, yang membuatnya jatuh ke tanah tidak sadarkan diri. Sebelum kejadian itu di ingatnya pula ia berbicara dengan Fandy dan lelaki itu memutuskannya dan ternyata Fandy sudah pacaran dengan Titin temannya sendiri.

"Biarkan saya memeriksa keadaan anda." Kata dokter.

"Silahkan dok." Jawabnya lemah tanpa ekspresi apapun. Dokter memeriksa kondisinya untuk kedua kalinya. Sepertinya tidak ada luka, hanya ada lembam di kakinya, semua baik-baik saja.

"Apa anda merasaakan sakit?" Tanya dokter.

"Tidak! Aku hanya merasa sakit di kaki dan sedikit pusing."

"Ya sepertinya kondisi mu baik-baik saja." Kata dokter

"Kalau begitu kami bisa pulang sekarang?" Tanya Ratih.

"Ia, sudah bisa di bawa pulang, hanya saja tunggu sekitar setengah jam lagi, kepalanya masih sedikit pusing biarkan dia istirahat sebentar lagi." Kata dokter memberi saran.

"Baik dok!" Gumam Ratih dan Zaini hampir bersamaan. Dengan sabar Ratih dan Zaini pun menunggu Nayla istirahat.

"Kita pulang aja, aku gak apa-apa kok, aku baik-baik aja." Kata Nayla dengan suara masih agak lemah. Matanya terlihat agak bengkak.

"Nayla! Kamu istirahat dulu, sebentar lagi baru kita pulang ya, dokter juga menyarankan istirahat sebentar." Kata Zaini lembut. Ia masih berdiri di samping Nayla. Terlihat pancaran kasih sayang yang tulus di matanya.

"Lelaki ini, dia berjiwa besar, berkali-kali aku menolaknya namun dia masih saja baik dan tidak ada dendam pada ku. Kenapa selama ini aku bodoh menyia-nyiakan orang ini?"

Nayla bergumam dalam hati. Ia memperhatikan Zaini yang terlihat khawatir padanya.

"Nayla... setelah bertemu dengan mu tercukupkan lah segala ingin ku, mencintai mu dengan ikhlas tanpa berharap balasan apapun."

Gumam Zaini dalam hati.

Perlahan rasa ngantuk menyerang Nayla, mungkin efek samping obat yang baru saja di telannya tadi. Dan gadis cantik itu pin tertidur. Cukup lama suasana jadi hening.

"Ratih!" Panggil Zaini setelah cukup lama terdiam.

"Ya!"

"Bisa kamu kenalkan aku dengan orang bernama Fandy itu?"

"Kenapa kamu ingin mengenalnya?

"Aku hanya penasaran."

"Tidak bisa, Nala pasti tidak ingin kamu bertemu dengannya, lagian udahlah, diam aja baik-baik bisakan." Kata Ratih.

"Ratih! Fandy itu cari masalah dengan Nayla. Kenalin aku ke orang bernama Fandy itu biar ku kasih dia pelajaran. Agar dia tidak sembarangan nyakitin orang." Kali ini Nadanya agak sedikit emosi.

"Ha? Ta... ta... tapi kamu tau dari mana kalau Fandy nya....

"Aku punya banyak jaringan, kalau kamu ada rahasia gak usah tutupi dari aku. Aku pasti tau." Potong Zaini membuat kalimat Ratih tergantung.

"Zaini, lagian harusnya kamu senangkan Nayla dan Fandy batal tunangan, kan kamu punya kesempatan lagi."

"Ratih! Aku bukan orang seperti itu ya! Aku punya cinta yang tulus kok." Gumam Zaini kesal.

"Hmm... idaman banget nih cowok. Bisa ajalah Nayla menyia-nyiakan cowok kayak gini, coba Zaini atang padaku pasti ku terima dengan tulus." Ratih bergumam dalam hati. Ia senyum-senyum sendiri.

"Apaan sih! Senyam-senyum sendiri" Gumam Zaini melirik Ratih yang menurutnya aneh. Ratih tidak menjawabnya, ia masih tersenyum membuat Zaini beranjak dari tempatnya duduknya.

"Kenalin Fandy itu pada ku, jangan sampai aku mencari sendiri." Gumamnya lagi dengan serius. Wajahnya cukup membuat Ratih khawatir kalau cowok di depannya ini sedang tidak main-main.

"Mending gak usah ikut campur deh, aku yakin Nayla akan semakin terluka dan tertekan jika kamu ikut campur. Aku aja di larang sama Nayla apalagi kamu."

Gumam Ratih. Perempuan cerewet itu menggenggam tangan Nayla dengan kedua tangannya. Seolah ingin sekali memberi kekuatan pada sahabatnya yang sedang terpuruk itu.

"Selain cantik, dia juga sangat baik! Siapapun lelaki yang mendampinginya pasti akan bahagia dan beruntung." Gumamnya meletakkan kepalanya di atas kasur hingga menimpa sedikit tubuh Nayla.

"Jangan membuatnya terbangun."

Kata Zaini melihat Ratih meletakkan kepalanya di atas kasur. Gadis cerewet itu tidak menjawabnya, bahkan ia bersikap seolah tidak mendengar apapun. Hal itu membuat Zaini geram, namun tidak ada gunanya marah, lebih baik mengalah. Zaini duduk di kursi dengan menyandarkan tubuhnya.

"Dia takut aku membuat Nayla terbangun, tapi ia berteriak pada ku, aku yakin terikannya itu lebih mengganggu." Ratih bergumam dalam hati dengan kesal. Kalau bukan karna situasi seperti ini mungkin bentakan Zaini pasti sudah ia balas lebih kuat lagi. Namun, sekarang sahabatnya sedang beristirahat. Ia harus bisa mengendalikan emosi dan ego.

Ratih menarik kursinya ke arah kaki Nayla lalu meletakkan kepalanya di atas kasur ikut tidur tanpa memedulikan Zaini yang memelototi dirinya. Ingin rasanya Zaini menarik gadis cerewet itu menjauh dari Nayla. Namun tidak jadi janga-jangan nanti gadis cerewet itu malah memarahinya kembali. Jika ia ribut dengan gadis cerewet itu tentunya Nayla akan terganggu.

"Sudahlah sabar aja sedikit." Gumam Zaini dalam hati.

Episodes
1 BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2 BAB 2 Nayla De Rain
3 BAB 3 Hari Ulang Tahun
4 BAB 4 Suasana Canggung
5 BAB 5 Alexander Almahendra
6 BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7 BAB 7 Menemui Tahanan
8 BAB 8 Dendam
9 BAB 9 Lorong Neraka
10 BAB 10 Di Hotel
11 BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12 BAB 12 Menolak Hadiah
13 BAB 13 Ulang tahun Nayla
14 BAB 14 Hadiah ulang tahu
15 BAB 15 Kado ulang tahun
16 BAB 16 Kecelakaan
17 BAB 17 Nayla Sadar
18 BAB 18 Menuju rumah Nayla
19 BAB 19 Mengambil Keputusan.
20 BAB 20 Keputusan nayla
21 BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22 BAB 22 Perkelahian Sengit
23 BAB 23 Balas dendam
24 BAB 24 Perencanaan
25 BAB 25 Menginap di hotel
26 BAB 26 Bayangan masa lalu
27 BAB 27 Galau?
28 BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29 BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30 BAB 30 Andika
31 BAB 31 Balas dendam
32 BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33 BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34 BAb 34 erluka Dan Terhina
35 BAB 35 Gaun putih
36 BAB 36 Pingsan
37 BAB 37 Malam tuan Alex
38 BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39 BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40 BAB 40 Menikah
41 BAB 41 Ijab Kabul
42 BAB 42 Di Rawat Dokter
43 BAB 43 Hati Yang Bingung
44 BAB 44 Mendekati Kematian
45 BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46 BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47 BAB 47 Tuan Alex Terluka
48 BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49 BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51 BAB 51 Sampai Di rumah
52 BAB 52 Kembali Bersama
53 BAB 53 Menemui Tuan Alex
54 BAB 54 Bersama Tuan Alex
55 BAB 55 bertemu Fandy
56 BAB 56 Bertemu Zaini
57 BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58 BAB 58 Tukang Paket Misterius
59 BAB 59 adiah Tuan Alex
60 BAB 60 Bertemu Ratih
61 BAB 61 Si penguntit?
62 BAB 62 Restoran Merah Maron
63 BAB 63 Rahasia Nayla
64 BAB 64 Restoran Merah Maron
65 BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66 Pengirm Paket
67 BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68 BAB 28 Nikah Siri
69 BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70 BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71 BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72 BAB 72 Menikah Lagi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BAB 1 PERISTIWA VILLA GREEN PALACE
2
BAB 2 Nayla De Rain
3
BAB 3 Hari Ulang Tahun
4
BAB 4 Suasana Canggung
5
BAB 5 Alexander Almahendra
6
BAB 6 Pagi tuan Alex D Menara X
7
BAB 7 Menemui Tahanan
8
BAB 8 Dendam
9
BAB 9 Lorong Neraka
10
BAB 10 Di Hotel
11
BAB 11 Hadiah Untum Tuan Alex
12
BAB 12 Menolak Hadiah
13
BAB 13 Ulang tahun Nayla
14
BAB 14 Hadiah ulang tahu
15
BAB 15 Kado ulang tahun
16
BAB 16 Kecelakaan
17
BAB 17 Nayla Sadar
18
BAB 18 Menuju rumah Nayla
19
BAB 19 Mengambil Keputusan.
20
BAB 20 Keputusan nayla
21
BAB 21 Tuan Alex masuk Bar
22
BAB 22 Perkelahian Sengit
23
BAB 23 Balas dendam
24
BAB 24 Perencanaan
25
BAB 25 Menginap di hotel
26
BAB 26 Bayangan masa lalu
27
BAB 27 Galau?
28
BAB 28 Hati Yang Bergejolak
29
BAB 29 Mimpi-Mimpi Nayla
30
BAB 30 Andika
31
BAB 31 Balas dendam
32
BAB 32 Menikah Dan Pernikahan
33
BAB 33 Pertemuan Tak Terduga
34
BAb 34 erluka Dan Terhina
35
BAB 35 Gaun putih
36
BAB 36 Pingsan
37
BAB 37 Malam tuan Alex
38
BAB 38 Mendekati Tuan Alex
39
BAB 39 Menghancurkan Para Penjahat
40
BAB 40 Menikah
41
BAB 41 Ijab Kabul
42
BAB 42 Di Rawat Dokter
43
BAB 43 Hati Yang Bingung
44
BAB 44 Mendekati Kematian
45
BAB 45 Kembalinya Masa Lalu
46
BAB 46 Kembali Saling Mengenal
47
BAB 47 Tuan Alex Terluka
48
BAB 48 Siapa Dokter Fifi?
49
BAB 49 Mengungkap Masa Lalu
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Rumah
51
BAB 51 Sampai Di rumah
52
BAB 52 Kembali Bersama
53
BAB 53 Menemui Tuan Alex
54
BAB 54 Bersama Tuan Alex
55
BAB 55 bertemu Fandy
56
BAB 56 Bertemu Zaini
57
BAB 57 Apa Yang Di Katakan Andika?
58
BAB 58 Tukang Paket Misterius
59
BAB 59 adiah Tuan Alex
60
BAB 60 Bertemu Ratih
61
BAB 61 Si penguntit?
62
BAB 62 Restoran Merah Maron
63
BAB 63 Rahasia Nayla
64
BAB 64 Restoran Merah Maron
65
BAB 65 Apa mungkin Ada Musuh Dalam Selimut?
66
Pengirm Paket
67
BAB 67 Sisi Lain Tuan Alex
68
BAB 28 Nikah Siri
69
BAB 69 Rahasia Yang Terbongkar
70
BAB 70 Tidak Sadarkan Diri
71
BAB 71 Memberi Tahu Rahasia
72
BAB 72 Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!