BAB 17~ OM DOKTER

"Umm, kue nya enak sekali, Bunda. Bunda beli dimana, ini pasti mahal? Memangnya Bunda ada uangnya? Kan, kemarin udah bayar kontrakan."

Jihan terkekeh pelan mendengar pertanyaan beruntun putranya, sebelah tangannya telur mengusap sudut bibir Dafa yang sedikit celemotan.

"Bunda gak beli, Nak. Ini kue nya dikasih gratis sama Bos-nya Bunda. Alhamdulillah, besok Bunda sudah mulai kerja di toko kue." Jawabnya sembari tersenyum, hatinya terasa menghangat melihat putranya makan dengan sangat lahap. Sejak meninggalkan rumah Fahmi, mereka berdua makan dengan seadanya. Dalam hati tak hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih pada Nayra yang telah memberikan kue itu sebelum pulang.

"Bos-nya Bunda baik banget, pasti tiap hari bakal dikasih kue gratis, Dafa bisa makan kue enak tiap hari." Ujar Dafa.

"Gak boleh terlalu berharap begitu, Nak. Alhamdulillah hari ini kita dikasih rezeki bisa makan enak. Kita gak boleh terlalu berharap sama manusia, selagi kita sehat kita harus usaha sendiri dan selebihnya kita serahkan pada Allah."

Dafa tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang terdapat sisa-sisa cokelat kue, "Iya Bunda," ujarnya. "Bunda kok gak makan kue nya juga?"

"Bunda masih kenyang, kue nya buat Dafa aja." Jawab Jihan.

"Ya udah, ini simpan untuk Bunda makan nanti." Dafa mengambil sepotong kue lagi lalu menutup kotak kue yang masih berisi dua potong itu dan menyodorkan ke hadapan bundanya.

Jihan berkaca-kaca, ia benar-benar merasa terharu akan sikap kepedulian Dafa terhadapnya, "Terima kasih, Nak."

"Sama-sama, Bunda."

"Oh ya, kata Bos Bunda, besok Dafa boleh ikut ke toko kue."

Mendengar itu Dafa seketika bersorak, senang karena ia bisa ikut sang bunda bekerja dan tidak akan ditinggal sendirian lagi di rumah.

"Tapi Dafa nanti jangan nakal ya di sana." Pesan Jihan.

"Iya, Bunda."

.

.

.

Keesokan harinya...

"Loh, Mbak Jihan sama Dafa pagi-pagi udah rapi mau kemana?" Tanya bu Neneng yang pagi itu datang dengan membawa plastik besar berisi pakaian kotor.

"Mau berangkat kerja, Bu Neng. Alhamdulillah saya diterima kerja di toko kue." Jawab Jihan.

"Yah, padahal ini saya bawa cucian loh. Saya tungguin Mbak Jihan gak datang-datang, ya jadinya saya bawa sendiri langsung kesini. Jadi Mbak Jihan gak ambil orderan cuci gosok lagi nih?"

"Iya Bu Neng, maaf sekali ya, Bu. Duh, saya jadi gak enak, Bu Neng sudah repot-repot bawa cucian kesini." Ujar Jihan sembari mengatupkan kedua tangannya.

"Padahal saya suka banget loh sama hasil cuciannya Mbak Jihan, bersih banget. Tapi gak apa-apa deh, saya ikut senang Mbak Jihan sudah dapat kerjaan tetap, selamat ya."

"Terima kasih, Bu. Sekali lagi saya minta maaf, kalau begitu kami berangkat dulu ya, Bu." Pamit Jihan sembari menggenggam tangan putranya.

"Dafanya ikut ya?"

"Iya Bu Neng, Alhamdulillah Bos saya memperbolehkan bawa anak."

"Syukurlah kalau begitu, kasihan juga Dafa nya kalau ditinggal sendirian. Ya sudah, kalian hati-hati di jalan ya,"

Setelah bu Neneng berlalu, Jihan dan Dafa pun lekas berangkat menuju toko kue dengan mengendarai angkutan umum.

Beruntung jalanan tak begitu macet, sehingga tak membutuhkan waktu terlalu lama di jalan mereka pun akhirnya sampai.

"Assalamualaikum," ucap Jihan begitu masuk ke toko kue.

Nayra yang sedang melayani pembeli itu menoleh, "Waalaikumsalam," jawabnya tersenyum. "Sebentar ya." Ujarnya lalu kembali menghitung belanjaan pembeli, sesekali menoleh melihat putrinya yang rebahan di dalam stroller.

Setelah melayani pembeli, ia menggendong putrinya lalu mengajak Jihan dan Dafa duduk di kursi tunggu yang tersedia.

"Ini pasti Dafa ya?" Tanya Nayra sembari mengusap pucuk kepala anak lelaki itu.

"Iya Tante," jawab Dafa. "Tante pasti Bos nya Bunda ya, yang kemarin kasih kue?"

Nayra tersenyum, "Iya. Gimana, kue nya enak gak?" Tanyanya.

"Enak banget Tante, makasih ya Tante udah kasih gue gratis. Semenjak Dafa sama Bunda udah gak tinggal bareng Ayah lagi, Dafa gak pernah makan kue seenak itu."

Jihan langsung bereaksi menyenggol lengan putranya serta memberi isyarat dengan gelengan pelan agar putranya itu tak berbicara demikian. Dafa pun terdiam dan menundukkan kepalanya.

Sementara Nayra merasa terenyuh mendengar ucapan Dafa. Dalam hati bertanya-tanya, apakah yang menyebabkan Jihan dan suaminya bercerai. Malang sekali Dafa, masih kecil tapi sudah harus merasakan getirnya perpisahan orang tua.

"Assalamualaikum," kedatangan seorang laki-laki menyita perhatian mereka.

Jihan menundukkan pandangannya, sementara Nayra berdiri menyambut adik sepupu suaminya itu.

"Waalaikumsalam, Ai. Tumben nih, pagi-pagi Pak Dokter mampir ke sini?" Tanya Nayra sembari terkekeh pelan.

"Tadi pas aku mau berangkat ke rumah sakit di telpon sama Mas Rian, katanya Adiva demam, ya udah aku langsung kesini dulu." Jawab lelaki yang bernama Aidan itu, dan merupakan seorang dokter spesialis anak. Sekilas ia melirik wanita berhijab dan anak lelaki yang duduk berdampingan itu, dan sepertinya ia merasa pernah melihat mereka.

"Iya, tapi Adiva udah mendingan kok, Ai. Udah gak terlalu panas seperti tadi subuh, tadinya sih Mbak juga mau ke rumah sakit kalau pegawai baru Mbak sudah datang. Eh, tapi kamunya udah keburu datang duluan."

"Ya udah Mbak, biar Adiva aku periksa dulu." Aidan lalu mendekat, ia menempelkan punggung tangannya di kening keponakannya. Suhu tubuhnya memang sudah tak terlalu panas, tapi sebagai dokter ia tetap harus memeriksa dengan teliti.

Setelah memastikan tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan, ia pun mengeluarkan botol kecil sirup penurun panas dari dalam tasnya. Kemudian menyerahkan pada Nayra serta memberitahukan aturan minumnya.

"Terima kasih ya, Ai." Ucap Nayra.

"Sama-sama, Mbak. Oh ya, Mas Rian kemana ya, kok gak kelihatan?"

"Mas Rian ke bengkel, tadi dapat laporan kalau banyak sparepart yang mulai habis."

"Oh gitu, ya udah Mbak, aku pamit ya." Ucap Aidan.

"Ia Ai, hati-hati di jalan ya."

"Om Dokter," panggilan Dafa berhasil menghentikan langkah Aidan yang hendak pergi. Ia pun kembali berbalik dan menatap anak lelaki itu dengan intens.

"Kamu Dafa yang pernah jadi Pasiennya Om ya?" Tanya Aidan, seingatnya hanya anak itu yang pernah memanggilnya dengan sebutan om dokter.

"Iya, Om Dokter." Jawab Dafa.

Aidan tersenyum, "Pantas saja, tadi Om merasa kayak pernah lihat kamu. Kamu gimana kabarnya sekarang, sehat kan?"

"Alhamdulillah sehat, Om Dokter."

"Syukurlah, kalau gitu Om pamit dulu ya, harus ke rumah sakit sekarang." Pamit Aidan. Sebelum pergi, ia melirik sebentar Jihan yang sejak tadi hanya diam dengan pandangan tertunduk.

Setelah Aidan pergi, Nayra pun kembali duduk di tempatnya semula. "Wah, rupanya Dafa kenal sama ya Om Dokter."

"Iya Tante, waktu itu Dafa demam dan Om Dokter yang obatin Dafa."

"Alhamdulillah ya sekarang Dafa udah sehat. Ya udah, sekarang yuk Dafa ikut sama Tante. Biar Bunda nya kerja dulu." Ajak Nayra.

Dafa mengangguk, ia pun lekas turun dari tempat duduknya.

"Dafa, ingat pesan Bunda, jangan nakal dan jangan bikin Tante Nayra repot." Bisik Jihan memperingati putranya.

"Iya Bunda."

Terpopuler

Comments

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

calon jodoh dah ada hilalnya belum itu Mak nur 😂😂😂

2024-11-25

1

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

Alhamdulillah Jihan udah kerja LG othor skr up-nya lamaa kenapa ya

2024-11-25

1

imhe devangana

imhe devangana

syukur bertm dg orng baik, mudah2an di t4 kerjanya nnti jg ngk ada yg cr2 mslh dg jihan

2025-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!