BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA

"Sekarang Dafa istirahat ya, Nak. Ibu keluar dulu," Jihan menarik selimut menutupi tubuh putranya, mencium kening lalu segera keluar dari kamar Dafa untuk mencari keberadaan suaminya.

"Loh, kok gak ada. Mas Fahmi dimana ya?" Gumam Jihan begitu masuk ke kamarnya dan tak mendapati keberadaan suaminya.

Ia pun segera keluar kamar, barangkali Fahmi berada di ruang tengah, pikirnya. Namun, ia juga tak mendapati keberadaan suaminya di tempat tersebut.

Melihat ibu mertuanya menuju dapur, ia pun segera menyusul. "Bu, Mas Fahmi sudah pulang, tapi kok gak ada di kamar?" Tanyanya.

"Di kamar Windi," jawab bu Neny tanpa menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan kearah dapur.

Jihan mematung, dalam sekejap kedua matanya berkaca-kaca. Bibirnya tersenyum getir, bahkan sekarang kamarnya bukanlah lagi tumpuan bagi Fahmi. Suaminya itu lebih memilih menyambangi kamar madunya bahkan disaat pemiliknya sedang tak berada di rumah.

Dengan gontai, ia pun berjalan menuju kamar Windi. Cukup lama ia mengetuk hingga akhirnya pintu itu terbuka.

"Mas... ." Ucapan Jihan terpotong, ekspresi wajahnya seketika berubah begitu melihat siapa yang membuka pintu kamar.

"Apaan sih, Mbak? Gangguin orang aja!" Sentak Windi.

"Windi, kamu sudah pulang, ini kan belum jam pulang kerja?" Tanya Jihan sembari memperhatikan penampilan adik madunya itu. Rambutnya yang tergerai sedikit berjarak dan hanya mengenakan bathrobe pendek.

"Mas Fahmi kan Managernya, yah jadi aku bisa izin kapan aja!"

Jihan hanya menanggapinya dengan anggukan pelan, ia sama sekali tidak mengerti bagaimana dunia perkantoran. "Aku mau ketemu sama Mas Fahmi." Ujarnya kemudian.

"Nanti aja, Mbak. Mas Fahmi capek baru pulang dari luar kota, Mbak harusnya ngertiin dong!"

"Sebentar aja Windi, aku harus ngomong sama Mas Fahmi." Jihan tetap kekeuh ingin bertemu suaminya. Ada banyak hal yang harus ia tanyakan, salah satunya kenapa lagi-lagi tidak mengabarinya jika sudah pulang dari luar kota. Dan ia juga ingin memberitahu tentang putra mereka yang sedang sakit.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya Fahmi yang tiba-tiba saja telah berada dibelakang Windi.

Jihan membuang pandangannya sejenak begitu melihat suaminya hanya mengenakan handuk menutupi sebagian tubuhnya. Kini ia paham kenapa Windi juga hanya mengenakan bathrobe, seketika saja dadanya terasa sesak membayangkan apa yang telah mereka lakukan.

"Mas, kenapa nomor Mas Fahmi tidak bisa dihubungi? Dan sekarang pulang pun juga tidak mengabari aku?"

"Aku mau keluar kota aja gak bilang sama kamu, kenapa aku pulang pun harus mengabari kamu juga? Cuma basa-basi aja, tahu nggak!" Tukas Fahmi.

Refleks, kedua mata Jihan terpejam mendengar kalimat sarkas itu. Ia menghela nafas panjang lalu kembali menatap suaminya, "Mas, Dafa demam."

"Hem, Ibu sudah bilang tadi."

Jihan terperangah, "Mas sudah tahu tapi gak langsung nyusulin ke rumah sakit?"

"Kamu ngerti gak sih kalau aku tuh capek, baru pulang dari luar kota! Kan sudah ada kamu, ngapain lagi aku harus nyusul ke rumah sakit. Lagipula sudah ada yang temenin kamu kan, di rumah sakit? Ibu juga bilang kalau kamu perginya sama Adi tetangga kita. Mau cari perhatian kamu sama dia, huh!"

"Astagfirullah, Mas." Jihan mengelus dada, "Kenapa Mas bisa berpikiran seperti itu? Mas Adi cuma ngasih tumpangan ke rumah sakit dan langsung pergi tanpa ikut masuk ke rumah sakit."

"Halah, memangnya siapa yang lihat? Awas aja ya kalau kamu berani macam-macam dibelakang aku, aku bakal buat perhitungan yang gak akan pernah kamu duga!" Fahmi menunjuk tepat didepan wajah Jihan, sorot matanya begitu tajam penuh peringatan.

"Aku gak akan pernah seperti Mas Fahmi yang tega dan dengan tanpa perasaan mengkhianati janji suci pernikahan kita. Kalaupun aku ada niat selingkuh dibelakang Mas Fahmi, aku akan cari pria yang lajang dan bukan suami orang." Balas Jihan. Sekilas melirik Windi yang raut wajahnya langsung berubah cemberut karena merasa tersindir.

"Udah berani ya kamu!" Fahmi hendak maju, namun Windi segera menahan lengannya.

"Udah, Mas, gak usah diladeni. Lebih baik Mas Fahmi istirahat. Pasti capek banget kan, habis perjalanan jauh dan baru sampai rumah langsung minta jatah." Ucap Windi, tersenyum penuh kemenangan melirik Jihan. Ia bergelayut mesra di lengan Fahmi, ingin menunjukkan bahwa dirinyalah yang kini lebih diprioritaskan oleh Fahmi.

"Lihat Jihan, bisa gak sih kamu itu pengertian seperti Windi? Bisanya cuma bikin kesel aja!" Setelah mengatakan itu, Fahmi pun menarik pinggang Windi lalu menutup pintu kamar.

"Ya Allah, kuatkan hamba." Jihan mengusap dadanya, menengadahkan wajahnya ke atas agar air matanya tak jatuh. Ia kemudian berbalik hendak pergi dari sana, namun langkahnya tertahan begitu melihat Dafa ternyata telah berada tak jauh dibelakangnya.

"Dafa, ya Allah, Nak. Kenapa kok ke sini, kan tadi Bunda suruh istirahat?" Jihan segera menghampiri dan bersimpuh di depan putranya itu. Mengusap kening dan wajah memeriksa suhu tubuhnya, dan bersyukur demamnya benar-benar sudah reda. Tinggal pemulihan tubuhnya saja yang masih lemah.

"Bunda, Ayah udah gak sayang lagi ya sama kita?"

"Dafa, kok ngomong gitu, Nak. Ayah sayang kok sama kita." Jihan tersenyum agar lebih meyakinkan putranya.

"Tapi, kenapa tadi Ayah marah-marahin Bunda? Dafa lihat Ayah nunjuk nunjuk Bunda tadi,"

Jihan tertegun sejenak, rupanya Dafa melihat perdebatannya tadi. "Dafa sudah salah paham, tadi itu gak seperti apa yang Dafa lihat kok. Ayah cuma bilang gak sempat nyusul ke rumah sakit karena capek baru pulang dari luar kota. Jadi sekarang, biarin Ayah istirahat dulu ya, Dafa juga harusnya istirahat kan biar cepat sembuh. Yuk, ke kamar?"

Dafa tak langsung mengangguk, ia mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar dimana ayahnya berada bersama ibu tirinya. "Sekarang Ayah lebih sayang sama Tante Windi. Kalau Ayah udah gak sayang sama kita lagi, lebih baik kita pergi aja dari sini, Bunda." Dafa menatap sang bunda dengan mata sendu. Ia memang masih kecil, tapi ia memiliki kepekaan atas sikap seseorang. Dan ia merasakan perubahan sikap ayahnya.

Terpopuler

Comments

Yukeu Nadhira

Yukeu Nadhira

siap siap saja kau kehilangan semua orang yang sayangg pada mu termasuk Dafa aku bahkan menanti kehancuran mu pas tahu anaknya Windi bukan anak kandung mu

2024-11-13

0

kaylla salsabella

kaylla salsabella

tuh si Dafa aja peka sama kelakuan ayah ,Jihan bodoh banget klu masih bertahan dengan fahmi

2024-11-13

0

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

kasian ank seumuran Dafa udah peka dgn sikap orangtua bener tuh Jihan pergi aja dr sana

2024-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!