BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA

2 bulan kemudian...

"Mas, besok Dafa ulang tahun." Ujar Jihan sembari menghampiri suaminya yang sedang bersiap-siap berangkat ke kantor.

Fahmi seketika berdecak pelan mendengarnya, kegiatannya sedang memasang dasi terhenti sejenak, "Kalau kamu minta dirayakan, aku gak ada waktu. Kerajaan aku semakin padat akhir-akhir ini." Ucapnya sedikit kesal.

"Enggak kok, Mas. Gak perlu dirayakan. Aku cuma minta, besok malam Ibu dan Mas menyempatkan untuk menemani Dafa potong kue. Bisa kan, Mas?" Jihan menatap suaminya penuh permohonan.

Sebenarnya ada keraguan di hatinya bahwa Fahmi bisa memenuhi permintaannya kali ini, sebab sudah dua bulan terakhir suaminya itu selalu pulang larut, bahkan beberapa kali sama sekali tidak pulang dengan alasan yang selalu sama. Lembur dan ketiduran di kantor.

"Oke kalau begitu," ucap Fahmi.

Jihan seketika tersenyum, senang karena akhirnya Fahmi langsung menyetujui permintaannya.

Selesai memasang dasi, Fahmi mengenakkan jas sambil berjalan ke depan meja rias, memastikan penampilannya sudah terlihat oke. Sedang Jihan mengambilkan tas kerja suaminya yang terletak di atas nakas.

"Hati-hati di jalan, Mas." Ucap Jihan seraya menyerahkan tas kerja suaminya.

Fahmi langsung menyambut tas kerjanya lalu pergi begitu saja, mengabaikan tangan Jihan yang terulur hendak mencium punggung tangannya.

Jihan hanya dapat mengelus dada menguatkan hatinya, bukan sekali dua kali Fahmi mengabaikannya seperti ini. Namun, tidak ada yang bisa dilakukannya selain pasrah.

.

.

.

"Ini apa?" Tanya Fahmi seraya menatap sebuah amplop berwarna putih yang disodorkan Windi, saat ini mereka sedang berada di restoran yang tak jauh dari kantor untuk makan siang bersama.

"Buka aja, Mas." Ucap Windi sambil tersenyum.

Fahmi pun meraih amplop putih itu, ekspresi wajahnya seketika terlihat cemas begitu melihat logo rumah sakit yang tertera pada amplop tersebut. Mungkinkah Windi sedang sakit, pikirnya. Ia pun membukanya dengan gerakan cepat.

Sorot matanya begitu lekat memperhatikan setiap baris yang tertulis, begitu membaca satu kata yang tercetak tebal, senyum seketika mengembang di wajahnya.

"Positif, kamu hamil?'' Ia beralih menatap Windi dengan mata berbinar.

Windi mengangguk antusias, "Iya Mas, aku hamil."

"Sayang, aku senang banget. Akhirnya kita akan segera memiliki anak, hasil buah cinta kita." Fahmi menggenggam erat kedua tangannya Windi, andai sedang tidak berada di restoran ia pasti sudah akan memeluk dan melabuhkan kecupan bertubi-tubi. Meluapkan rasa bahagianya saat ini.

"Mulai sekarang, kamu harus benar-benar memperhatikan asupan makanan kamu, jangan makan sembarang lagi. Apalagi beli di pedagang kaki lima yang tidak terjamin kehigienisannya."

"Iya, Mas. Aku pasti akan jaga kandungan aku dengan baik." Kata Windi.

"Apa sebaiknya kamu berhenti bekerja saja?" Usul Fahmi.

"Jangan sekarang, Mas. Nanti saja kalau perutku sudah mulai membesar."

"Baiklah kalau begitu, tapi kamu harus hati-hati."

Dengan lembut dan penuh perhatian Fahmi menyuapi istri sirihnya itu, bahkan sesekali mengusap sudut bibir Windi dari sisa makanan yang menempel.

Kegiatan romantis itu harus terhenti ketika Fahmi mendapat telepon dari atasannya dan memintanya untuk segera datang ke ruangannya.

Sepasang suami itu akhirnya kembali ke kantor dengan jarak waktu berbeda agar tidak menimbulkan kecurigaan, sebab seluruh karyawan kantor mengetahui bahwa Fahmi telah memiliki anak dan istri.

Begitu sampai di kantor, Fahmi langsung menuju ruangan atasannya. Sang direktur utama yang sudah 1 tahun menjabat menggantikan posisi kakaknya.

"Maaf, Pak. Ada apa ya, Pak Vano memanggil saya?" Tanyanya.

"Begini Fahmi, saya mendapat laporan bahwa ada sedikit masalah di cabang perusahaan kita di luar kota. Karena hanya kamu yang bisa saya andalkan, maka saya ingin menugaskan kamu untuk memantau. Saya yakin, kamu pasti bisa membereskan masalah di cabang perusahaan kita."

Fahmi terdiam sejenak, mendapat tugas seperti ini adalah suatu kebanggaan baginya. Sebab, kariernya akan semakin melambung tinggi bila ia berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik. Namun, ia juga merasa berat untuk bepergian ke luar kota dan meninggalkan Windi yang saat ini sedang dalam keadaan hamil muda.

"Baiklah, Pak. Saya akan berusaha dengan maksimal," putusnya. Untuk masalah Windi akan ia pikirkan nanti, yang terpenting sekarang adalah memperhatikan kinerjanya yang lebih utama.

"Kira-kira, kapan saya harus berangkat, Pak?"

"Lebih cepat lebih bagus, ada baiknya kamu berangkat besok pagi. Untuk keberangkatan dan penginapan biar orang suruhan saya yang mengatur."

"Baik, Pak, kalau begitu saya permisi."

"Silahkan,"

Saat jam pulang kantor, Fahmi lebih dulu keluar dan menunggu Windi di mobil. Tak berselang lama, tampak Windi menghampiri sembari memperhatikan keadaan sekitar dan memastikan bahwa tidak akan ada yang melihatnya masuk ke mobil Fahmi.

"Mas, kamu kenapa di panggil sama Pak Vano? Semuanya baik-baik saja, kan?" Tanya Windi setelah beberapa saat mobil Fahmi melaju meninggalkan pelataran kantor.

"Iya, semuanya baik-baik saja." Fahmi menghela nafas. "Aku ditugaskan keluar kota untuk beberapa hari, tapi aku juga kepikiran kamu. Apalagi sekarang kamu sedang hamil muda, aku khawatir kamu Kenapa-napa tinggal sendirian." Ia mengulurkan sebelah tangannya mengusap-usap perut Windi. Istri sirinya itu tidak mempunyai sanak keluarga selain dirinya.

"Em, bagaimana kalau mulai sekarang aku tinggal di rumah Mas Fahmi aja? Dengan begitu Mas Fahmi tidak perlu mencemaskan aku karena ... ada Mbak Jihan yang akan mengurus kebutuhan aku. Mas tahu sendiri kan, hamil muda itu rentan." Ucap Windi mencoba membujuk.

"Iya aku tahu, tapi itu gak mungkin, Sayang. Apa kamu mau, kalau Jihan sampai tahu tentang hubungan kita?"

"Mas, lambat laun Mbak Jihan pasti akan tahu tentang hubungan kita. Jadi, kenapa gak dari sekarang aja kita kasih tahu, lagipula apa Mas gak capek terus-terusan sembunyi seperti ini? Lagian gak ada larangan suami punya istri 2, kenapa Mas harus takut?"

Fahmi terdiam mencerna ucapan Windi, "Iya kamu benar, Sayang. Jihan harus menerima pernikahan kita. Sekarang kita ke rumah kamu dan beres-beres, mulai malam ini kita akan tinggal bersama-sama di rumah ku."

"Terima kasih, Mas. Kamu pengertian banget sama kamu."

"Sama-sama, sayang. Aku gak mau sampai kenapa-napa sama kandungan kamu. Nanti, aku akan minta Jihan untuk mengurus semua keperluan kamu, kamu gak usah melakukan aktivitas yang berat. Tugas kamu hanya menjaga kandungan kamu dengan baik."

"Iya, Mas. Aku pasti akan jaga kandungan aku dengan baik."

Tak berselang lama mereka pun sampai. Windi langsung mengemas barangnya dengan dibantu Fahmi.

Tak banyak yang Windi bawa, hanya beberapa helai pakaian dan barang pribadinya. Toh, semua pakaian itu tidak akan terpakai lagi bila perutnya sudah membesar.

Sementara itu, Jihan baru saja selesai membuat kue ulang tahun. Sengaja ia buat sendiri spesial untuk putranya. Berkat pengalamannya yang pernah bekerja di toko kue sebelum menikah dengan Fahmi, ia berhasil membuat kue ulang tahun yang tak kalah bagusnya dengan yang dijual di toko-toko kue.

"Dafa, malam ini akan menjadi malam yang sepesial untuk kamu, Nak." Ia tersenyum memandangi kue ulang tahun buatannya itu.

Terpopuler

Comments

Wakhidah Isfahani

Wakhidah Isfahani

Windi tidak tau diri sdh merebut suami orang sekarang malah mau tinggal satu rumah sama jihan, bener2 pelakor tdk punya hati.
Semoga jihan diberi kesabaran menghadapi semua cobaan, Aamiin...

2024-11-07

1

Rafki Al fat/Ilfa Yarni

Rafki Al fat/Ilfa Yarni

aku ga suka poligami huh...

2024-11-07

1

Puji Ustariana

Puji Ustariana

cuma bisa menghelai nafas, gak sadar ya ney cwek padahal berpendidikan tapi etika dan etitudenya gak ada ilmu yg didapat gak dia serap dengan baik dia gak berpikir seandainya posisi jihan ada pada dirinya gimn rasanya hati yang tersakiti

2025-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!