BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?

Setelah menenangkan putranya seperti biasa, Jihan kembali ke kamarnya. Saat dia masuk, suaminya baru saja selesai berpakaian. Fahmi sudah tampak segar sehabis mandi.

"Mas, kapan sih kamu punya waktu untuk Dafa? Aku gak tega lihat dia sedih terus." Tanya Jihan sembari mengambil handuk yang dipakai suaminya mengeringkan badan sehabis mandi, yang diletakkan begitu saja di atas tempat tidur.

Kebiasaan Fahmi selama enam bulan terakhir, suka menaruh handuk basah sembarang tempat. Padahal, dulu suaminya itu selalu menjemur sendiri handuk yang habis dipakainya mandi. Tapi sekarang, bukan hanya sikap Fahmi yang berubah, tapi kebiasaannya juga.

"Harus berapa kali sih aku bilang? Aku capek Jihan, kamu kan tahu kalau sekarang pekerjaanku lebih banyak dari sebelum menjadi Manager. Seharusnya kamu ngertiin aku dong. Kalau Dafa mau ke Taman bermain, ya kamu bawa aja, gak usah nunggu aku." Kata Fahmi dengan nada kesal.

Fahmi lalu berjalan keluar kamar. Jihan gegas menyusul suaminya dan mensejajarkan langkah mereka.

"Aku ngerti, Mas. Tapi Dafa juga butuh kamu Ayahnya, masa gak bisa minta izin sebentar saja demi anak." Ucap Jihan.

Fahmi menghentikan langkahnya, ia menatap Jihan dengan tajam. "Kamu pikir, kantor itu punya Bapakku yang seenaknya saja aku bisa minta izin hanya demi untuk memenuhi permintaan Dafa. Kamu mau kalau jabatan ku diambil lagi, atau kamu mau suamimu ini dipecat dan hidup kita kembali susah seperti dulu. Itu yang kamu mau, huh?" Ucapnya dengan berteriak di depan wajah Jihan.

Nafas pria itu nampak naik turun karena amarah yang menguasi dirinya. Sudah berulang kali ia mengatakan hal yang sama pada Jihan, tapi sepertinya istrinya itu susah sekali diberi pengertian.

Jihan mengelus dada. Ia bukannya tidak mengerti, hanya saja ia tidak kuasa melihat putranya selalu bersedih. Maka itu, ia selalu berusaha membujuk suaminya agar meluangkan sedikit saja waktunya untuk Dafa. Tapi sepertinya, tidak ada celah untuk itu. Setiap kali ia memohon pada suaminya demi putra mereka, hanya keributan yang terjadi.

Jika hanya dirinya yang merasakan, mungkin ia masih terima. Tapi putranya juga turut merasakan kesedihan akan sikap suaminya itu, sungguh membuat hatinya kian sakit.

"Mas, kalau saja aku tahu, apa yang kita miliki saat ini membuatmu jauh dari putramu sendiri, aku lebih memilih kita hidup seperti dulu. Biar sederhana tapi aku bahagia atas kasih sayangmu untukku dan untuk putra kita." Ucap Jihan. Dia menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.

Tersirat kerinduan dalam netranya. Rindu dengan kelembutan suaminya, rindu kasih sayang yang selalu tercurah meski hidup pas-pasan. Apalah artinya kemewahan jika hidupnya tak bahagia.

Kedua tangan Fahmi terkepal erat, rahangnya tampak mengeras seiring tatapannya yang semakin menajam bagai belati yang siap menghujam Jihan. Selama tiga tahun menjadi karyawan biasa, dengan kerja kerasnya hingga akhirnya ia berhasil mencapai posisi sebagai manager. Namun, setelah semua usahanya itu yang memberikan semua apa yang mereka tidak punya, Jihan justru menginginkan hidup seperti dulu, rumah yang kecil, motor butut dan gaji pun pas-pasan.

"Dasar istri yang gak tahu diuntung, sudah enak punya semuanya tapi malah pengen hidup miskin. Dimana otak kamu!?" Ibu Neny yang baru saja pulang, ikut tersulut emosi mendengar ucapan Jihan. Wanita paruh baya itu melangkah cepat menghampiri sang menantu.

Kini Jihan bagai berada diantara dua tombak yang runcing, ditatap tajam oleh suami dan ibu mertuanya membuatnya diam tak berkutik.

"Kamu bilang apa tadi, huh? Memilih hidup sederhana tapi bahagia, bahagia apanya? Makan tahu tempe tiap hari itu yang kamu bilang bahagia, pake otak kamu Jihan!" Ibu Neny berkata sarkas sambil menoyor kepala Jihan.

Fahmi hanya diam melihat perlakuan ibunya, sama sekali tak ada niat untuk membela istrinya. Menurutnya apa yang dilakukan oleh ibunya itu sudah benar, Jihan memang harus diberi pengertian agar paham bahwa hidup mereka sekarang jauh lebih baik daripada dulu.

"Sudahlah, Bu. Percuma ngomong sama dia, gak bakal ngerti juga. Aku pamit," Fahmi mencium punggung tangan ibunya kemudian mengayun langkah menuju pintu utama.

"Mas, mau kemana?" Jihan gegas menyusul suaminya. Ia sudah memasak makanan kesukaan sang suami, tapi pria itu malah ingin pergi.

"Mas, tunggu." Panggil Jihan sembari berlari pelan, tapi Fahmi tak menghiraukan panggilannya. Suaminya itu malah semakin mempercepat langkahnya menuju pelataran. Setelah berada dalam mobil, Fahmi gegas melajukan mobilnya.

Jihan mematung dengan nafas yang tersengal-sengal, kedua matanya berkaca-kaca menatap mobil suaminya yang melaju cepat. Katanya capek, tapi kenapa sekarang malah pergi lagi.

Jihan baru beranjak dari tempatnya berdiri ketika mendengar teriakkan ibu mertuanya memanggil. Ia pun gegas masuk ke dalam rumah.

"Ada apa, Bu?" Tanyanya.

"Kalau Fahmi pulang telat, kamu makan saja bareng Dafa dan sisa makanannya simpan saja, bisa dipanaskan untuk sarapan besok. Ibu juga mau keluar, ada janji makan malam sama teman-teman arisan Ibu." Setelah mengatakan itu, bu Neny pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Jihan melangkah dengan gontai menuju ruang makan, menarik kursi lalu duduk diiringi dengan helaan nafas berat. Menatap nanar makanan yang terhidang di atas meja makan. Ia sudah susah payah memasaknya, namun suami dan ibu mertuanya justru meninggalkan rumah.

Ketika mendekati waktu Maghrib, Jihan bergegas membersihkan diri. Setelah itu mengajak putranya untuk sholat bersama.

"Bunda, kok Ayah sama Nenek udah gak pernah sholat bareng kita lagi?" Tanya Dafa.

Jihan yang baru saja memasangkan kopiah putranya, tersenyum sembari memegang kedua pundak putranya. "Ayah sama Nenek ada urusan di luar, Nak. Tapi Ayah sama Nenek pasti sholat kok walau gak bareng kita."

"Gitu, ya Bunda?"

Jihan mengangguk, senyum masih menghiasi wajahnya. Padahal dalam hati tengah menahan sesak.

Setelah selesai sholat Maghrib, Jihan kemudian mengajak putranya makan berdua. Hening dan terasa hampa tanpa kehadiran suami dan ibu mertuanya, entah di mana mereka sekarang.

Bahkan usai Jihan menunaikan sholat Isya, masih belum ada tanda-tanda Fahmi dan ibu Neny akan pulang. Ia masih menunggu sampai waktu menunjukkan pukul sembilan malam, merasa cemas ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi suaminya. Berdering, namun tak kunjung ada jawaban.

Ketika mendengar suara bel berbunyi, ia bergegas keluar kamar. Berjalan cepat menuju pintu utama, yang pulang pasti suaminya.

"Kamu ngapain aja sih, lama banget buka pintunya!" Tukas bu Neny.

Jihan tersentak, senyumnya seketika surut. Ia kira suaminya yang pulang, tapi ternyata ibu mertuanya. "Bu, apa Ibu tahu Mas Fahmi pergi kemana?" Ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Ya mana Ibu tahu, kamu kan istrinya seharusnya kamu lebih tahu kemana suami kamu pergi." Ucap bu Neny lalu melangkah masuk.

Setelah menutup pintu, Jihan kembali menghubungi suaminya. Namun, hasilnya sama saja, masih tak ada jawaban.

"Kamu di mana sih, Mas?" Ia menatap nanar layar ponselnya.

Terpopuler

Comments

Puji Ustariana

Puji Ustariana

klo denger" dari orang jika suami berubah ada sesuatu yg terjadi biasanya punya selingkuhan sih sesibuk"nya orang bekerja gak mungkin nonstop setiap hari bekerja pasti setiap minggu ada liburnya klo bekerja yang bukan perkantoran biasanya libur bergantian tiap minggunya

2025-01-25

0

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

lah emak jarang masak ...tapi info ke suami ....pak aku rak masak Yo die seneng makan diluar....tapi giliran masak ...ngk di makan wahhh 7 hari 7 malam nih mulut manyun baeeee......😃😃

2024-12-26

1

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

heh Bu neny itu mulut minta ditampol cabe setan apa astaghfirullah
curiga nie onta punya cem2an ini gegara kelebihan duit bukan buat nyenengin ank istri tapi buat cari lagi 😡😡😡

2024-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!