BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.

Dari balik jendela kamarnya, Fahmi menatap kepergian Jihan dan Dafa dengan sorot mata yang begitu tajam. Ia sangat yakin suatu hari nanti Jihan pasti akan kembali mengemis padanya karena tidak akan sanggup menafkahi Dafa.

"Mas, kamu sudah benar-benar menjatuhkan talak pada Mbak Jihan?" Tanya Windi yang berdiri di samping suaminya. Senyum penuh kemenangan menghiasi wajahnya menatap kepergian Jihan dan anaknya, kini ialah satu-satunya istri Fahmi dan sepenuhnya memiliki pria itu dan segala kepunyaannya.

"Dia sendiri yang menginginkannya, tapi lihat saja nanti, tidak akan lama lagi dia pasti akan kembali lagi ke rumah ini untuk mengemis padaku. Memangnya dia bisa apa diluar sana tanpa aku, terlebih ada Dafa bersamanya, selama ini dia hanya bergantung padaku. Ayahnya saja tidak peduli padanya, dengan tega meninggalkannya dan ibunya yang sedang sakit-sakitan demi janda kaya. Sampai akhirnya ibunya meninggal dunia, hanya aku dan Ibu yang ada menemaninya." Ucap Fahmi.

"Oh, kasihan sekali ya, Mas." Ujar Windi, tanpa dilihat Fahmi ia menekuk wajahnya dan berharap dalam hati semoga Jihan dan anaknya tidak akan pernah kembali lagi.

Sementara itu di dalam taksi...

Air mata Jihan menetes seiring melajunya taksi yang ditumpanginya. Ia menoleh kebelakang menatap rumah yang mulanya ia anggap istana dan berharap akan menjadikannya seorang ratu.

Masih segar di ingatannya ketika baru pindah ke rumah itu. Semuanya terasa sangat indah karena diawal semuanya masih sama. Namun, seiring berjalannya waktu semuanya telah berbeda atas perubahan sikap suami dan ibu mertuanya.

Bahkan di dalam rumah itu telah ada seorang ratu lain yang menggantikan dirinya. Sekarang semua kisah manisnya telah tertutup dan tergantikan kisah yang kelam.

"Bunda, jangan nangis."

Jihan tersentak ketika merasakan tangan mungil Dafa mengusap air matanya, ia pun mengalihkan pandangannya pada putranya.

"Maafin Bunda ya sayang, karena Bunda sekarang Dafa harus pisah sama Ayah."

"Gak apa-apa, Bunda. Dafa gak apa-apa kok sekarang gak punya Ayah lagi, yang penting Dafa bisa sama-sama Bunda terus."

Jihan memeluk putranya erat, air matanya kembali jatuh. Sekarang yang harus ia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa menghidupi putra semata wayangnya dengan layak, tanpa ijazah bagaimana ia bisa mencari pekerjaan.

"Bu, ini tujuannya mau kemana ya?" Tanya supir taksi setelah beberapa menit mengemudi, sementara penumpangnya tidak mengatakan alamat tujuannya.

Jihan terhenyak, seketika ia dilanda kebingungan harus pergi kemana. Selain Fahmi dan Dafa, ia masih memiliki ayah namun entah dimana keberadaannya sekarang.

Sejenak, pandangannya tertuju pada Dafa yang telah tertidur di pangkuannya. Putranya itulah satu-satunya yang kini menjadi penyemangat hidupnya.

"Pak, mampir di halte depan saja." Ucap Jihan akhirnya setelah beberapa saat berpikir sambil memperhatikan keadaan sekitar dan melihat ada sebuah halte tak jauh di depan sana.

"Memangnya, tujuan Ibu sebenarnya mau kemana?" Tanya supir taksi yang memperhatikan gelagat penumpangnya seperti sedang kebingungan.

"Niatnya sih mau cari kontrakan kecil-kecilan aja, Pak. Tapi sepertinya di daerah sini tidak ada. Jadi sebaiknya saya mampir di halte saja." Ujar Jihan. Berkendara menggunakan taksi terlalu jauh tentu akan terkena ongkos yang tidak sedikit, sedang ia harus menghemat uang yang ia miliki saat ini.

"Oh, mau cari kontrakan. Ada kok gak jauh dari sini. Kalau mau, saya langsung antar ke sana."

"Em, kira-kira biaya kontrakannya perbulan berapa ya, Pak?" Tanya Jihan, ingin memastikan lebih dulu. Sebab, uang yang dimilikinya tak seberapa, tak akan cukup membayar kontrakan yang mahal. Belum lagi untuk biaya sehari-hari selama belum mendapatkan pekerjaan.

"Kalau gak salah kisaran antara 400-500 ribu perbulannya."

"Alhamdulillah," Jihan tersenyum, harga kontrakan tersebut sesuai dengan keinginannya. "Pak, langsung antara kami kesana saja." Pintanya.

"Baik, Bu."

Begitu sampai, Jihan membangunkan putranya. Mereka lalu turun setelah membayar ongkos taksi, dan langsung menemui pemilik kontrakan tersebut.

"Cuma berdua ya Mbak sama anaknya?" Tanya seorang wanita setengah baya, yang merupakan pemilik kontrakan.

"Iya, Bu." Jawab Jihan sembari tersenyum canggung, merasa sedikit tidak nyaman oleh tatapan sang pemilik kontrakan yang tampaknya seperti mengintimidasi.

"Suaminya kemana, Mbak?"

Jihan tak langsung menjawab, ia melirik putranya yang tampak sesekali menguap. "Kami sudah bercerai, Bu." Jawab Jihan akhirnya.

"Oh begitu," pemilik kontrakan itu menatap Jihan seolah sedang menilai kemampuannya. "Perbulannya 500, dan jangan sampai telat setiap bulannya." Ucapnya memperingati.

"Insyaallah, Bu, saya akan usahakan agar tidak telat setiap bulannya."

Pemilik kontrakan itupun memberikan kunci kontrakan, lalu menunjukkan rumah yang akan ditempati Jihan. Setelah mendapat sewa bulan pertama ia pun lekas pergi.

Jihan membuka pintu kontrakan itu dengan melafazkan basmallah, disinilah ia akan memulai hidup baru bersama putranya.

"Bu, mirip rumah kita yang dulu." Ucap Dafa ketika pintu telah terbuka, memperlihatkan ruang tamu yang tak seberapa luas.

Jihan terkekeh pelan, ia pun teringat akan masa masa di saat perekonomiannya serba pas-pasan, namun ia dilimpahkan oleh kasih sayang suami dan ibu mertuanya. Dan itu semua tinggallah kenangan.

"Gak apa-apa kan, kita tinggal disini dulu? Kalau Bunda dapat kerjaan dan bisa kumpulkan uang, kita cari kontrakan yang sedikit lebih besar ya, Nak."

"Gak apa-apa, Bunda. Dimana aja asal Dafa sama Bunda."

Jihan tersenyum haru mendengar ucapan putranya, andai tidak ada Dafa entah bagaimana ia bisa menjalankan kehidupan ditengah badai yang melanda. Dafa lah kini satu-satunya yang menjadi penyemangat hidupnya.

"Sekarang kita masuk ya, Nak." Jihan menggenggam tangan putranya dan bersama-sama melangkah masuk. "Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum." Ucapnya serentak, kemudian langsung menuju kamar.

Jihan menyimpan tasnya meja kayu yang terletak di dekat jendela, lalu mulai bersih-bersih. Dafa pun turut membantu sang bunda.

Dimulai membersihkan kamar, lalu dapur dan ruang tamu. Tak membutuhkan waktu lama rumah tersebut telah dibersihkan.

"Dafa istirahat dulu di kamar ya, Nak. Bunda keluar sebentar beli makanan."

"Iya Bunda,"

Setelah Dafa masuk ke kamar, Jihan pun bergegas pergi. Di perjalanan ia sempat menyapa beberapa warga yang berpapasan dengannya dan mengenalkan diri sebagai penghuni kontrakan yang baru.

Beruntung tak jauh dari kontrakannya ada sebuah rumah makan, sehingga ia tak perlu berjalan jauh. Setelah membeli membeli dua bungkus nasi, ia pun bergegas pulang.

Dafa sedang tidur saat ia sampai, putranya itu memang tampak mengantuk saat membantunya bersih-bersih. Ia meletakkan bungkusan makanannya di atas meja lalu duduk di sisi putranya yang tidur hanya dengan alas kasur busa tipis, mengusap pelan rambutnya putranya dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca

"Ya Allah, seandainya aku bisa lebih tegas melindungi rumah tanggaku. Putraku tetap akan tidur di kasurnya yang empuk, dan tinggal di tempat yang layak. Tapi, sayangnya aku terlalu rapuh."

''Tapi seperti juga yang disabdakan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, 'Tak ada kejadian kecuali untuk dipetik hikmahnya.' Suatu hari nanti, ketika Dafa dewasa, akan ku sampaikan pelajaran padanya."

"Agar dia tidak hanya menjadi laki-laki yang baik, tapi juga laki-laki berpendirian. Bukan hanya laki-laki yang mudah berbelas kasih, tapi juga laki-laki yang tegas. Bukan hanya menjadi laki-laki cerdas, tapi juga laki-laki yang memegang teguh ajaran agama."

Terpopuler

Comments

Yukeu Nadhira

Yukeu Nadhira

yakin Jihan mengemis Padamu Fahmi klo aku gak yg ada kamu mengemis kembali sama Jihan apalagi klo Jihan sukses tanpa kamu Fahmi apalagi ada Aidan siap jadi suami dan ayah buat Dafa

2024-11-16

0

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

ingat ya anak bukan pendengar yg baik tapi die peniru yg handal .....semoga saja bila Daffa dewasa dia akan ingat pengorbanan ibuyaaa

2024-12-26

1

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

ayo Jihan semangat demi Dafa g usah lagi menangisi dan mengingat para manusia durjana itu buktikan kamu bisa walau tanpa Fahmi

2024-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!