BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!

"Makan yang banyak ya," ucap Fahmi sembari menyuapi istrinya. Ia baru menyudahi ketika terdengar dering ponselnya.

"Pak Vano yang telepon," ucapnya seraya menunjukkan layar ponselnya pada Windi, sebab tidak ingin membuat istrinya itu berpikiran negatif yang bisa berpengaruh terhadap kandungannya. Sebegitu pedulinya ia terhadap Windi.

"Oh, ya udah Mas, buruan angkat teleponnya." Ucap Windi.

"Aku keluar sebentar ya, disini agak berisik," Fahmi pun bergegas keluar.

Windi tersenyum penuh arti begitu Fahmi tak terlihat lagi. Ia lalu memanggil pelayan yang kebetulan lewat tak jauh dari mejanya.

"Mbak, saya mau pesan Matcha Latte, tapi saya mau Jihan yang mengantarkan ke sini. Cepat ya, Mbak!"

"Baik, Mbak. Mohon menunggu sebentar ya." Pelayanan itupun bergegas pergi.

Tak berapa lama kemudian Jihan menghampiri dengan membawa minuman pesanan Windi. Awalnya ia menolak mengantarkan pesanan meja nomor 11, namun temannya mengancam akan melaporkannya pada atasannya jika ia menolak permintaan pelanggan.

Jihan meletakkan secangkir Matcha Latte tersebut di atas meja. Ia mati-matian berusaha menahan rasa yang berkecamuk di dada berhadapan Windi , terlebih setelah penghinaan Fahmi beberapa saat lalu. Tapi, setidaknya ia bisa sedikit bernafas lega karena tidak terlihat keberadaan Fahmi.

"Mbak, kami sedang mencari jasa asisten rumah tangga, loh. Siapa tahu aja Mbak berminat menawarkan diri untuk kerja sampingan. Kan lumayan Mbak, bisa untuk tambah-tambah biaya hidup Mbak dan Dafa." Ucap Windi.

Jihan tak menanggapi, ia memilih diam meski ucapan Windi baru saja terkesan merendahkannya. Ia tidak ingin membuat keributan yang akan merugikan dirinya sendiri.

"Silahkan dinikmati, saya permisi." Ucap Jihan lalu hendak pergi.

Windi bergerak cepat menumpahkan matcha latte itu mengenai pakaiannya, lalu berteriak lantang, "Hei, dasar pelayan gak ada sopan santunnya! Mau pergi gitu aja setelah mengotori pakaian saya!"

Jihan menoleh, kedua matanya seketika terbelalak melihat pakaian Windi sebagain basah terkena minuman yang baru saja ia antarkan.

"Sa-ya gak melakukan itu," ucap Jihan sembari menatap satu persatu para pengunjung yang tampak berbisik-bisik menatapnya.

"Pake gak ngaku lagi, jelas-jelas kamu yang menumpahkan minuman itu. Mau langsung kabur aja gak ada tanggung jawabnya. Saya gak terima pelayanan di restoran ini, panggil manager kamu sekarang!" Tukas Windi.

Keributan itu tentu mengundang perhatian banyak orang, terlebih para pelayan di restoran itu. Salah satunya langsung menuju ruangan manager untuk melaporkan kegaduhan yang terjadi.

"Maaf, ada keributan apa ini?" Tanya seorang pria paruh baya yang baru saja datang.

Windi menatap penampilan pria itu dengan intens, "Apa Bapak Manager di Restoran ini?"

"Benar, kalau boleh tahu apa yang telah terjadi sebenarnya?"

"Bapak lihat pakaian saya," Windi menunjuk bagian pakaiannya yang terkena matcha latte. "Ini semua ulah karyawan Bapak satu ini. Saya gak terima dia main pergi aja tanpa ada tanggung jawabnya!" Ucapnya lantang sembari menunjuk Jihan.

Pria paruh baya itupun lantas menoleh sebentar menatap Jihan dengan ekspresi kesal, "Saya mewakili karyawan kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Jihan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya, dia akan membantu membersihkan pakaian Anda." Ucapnya pada Windi.

"Udah, Pak. Saya gak butuh itu, saya sudah sangat tersinggung dengan ulah dia." Ujar Windi.

"Lalu Anda ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara seperti apa?"

"Pecat dia. Bisa-bisanya Restoran berkelas seperti ini mempekerjakan pelayan yang tidak ber attitude seperti dia!" Sarkas Windi seraya menunjuk tepat ke wajah Jihan.

"Maaf, saya tidak bisa memecat karyawan seenaknya saja. Saya rasa masalah ini bisa diselesaikan dengan cara baik-baik." Ucap manager restoran tersebut, berusaha bersikap profesional meski sebenarnya kesal atas apa yang sudah dilakukan Jihan terhadap pengunjung restoran.

"Ada apa ini?" Tanya Fahmi yang baru saja tiba usai menerima telepon dari atasannya.

Manager restoran tersebut pun langsung menunduk hormat begitu melihat Fahmi, siapa yang tidak kenal. Fahmi adalah manager di sebuah perusahaan besar dan sudah sering datang ke restoran tersebut bersama para rekannya.

"Lihat Mas, pakaianku jadi kotor begini gara-gara ulah pelayan itu. Udah gitu tadi dia main langsung pergi aja, aku gak terima Mas!" Ujar Windi mengadu pada suaminya.

Fahmi pun menatap Jihan dengan tajam, "Apa maksud kamu melakukan kamu melakukan ini pada istri saya, huh?"

Jihan hanya mampu menggelengkan kepalanya, sungguh seluruh tubuhnya terasa bergetar atas kejadian itu. Dituduh tanpa sebab dan dipermalukan di depan orang banyak, membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Pak Fahmi, kami mohon maaf atas keteledoran karyawan kami. Nanti saya akan memberinya peringatan. Mohon untuk jalan damainya, Pak." Pinta sang manager restoran.

"Enak aja damai, harusnya dia itu dipecat biar kapok!" Pungkas Windi.

"Pak Rinto, laksanakan sesuai seperti keinginan istri saya, atau kalau tidak saya akan melakukan sesuatu yang bisa merugikan Bapak maupun Restoran ini!" Ujar Fahmi memberi peringatan.

Pasrah, manager restoran itupun mau tak mau menurutinya. "Baik, Pak. Jihan akan saya pecat sekarang juga."

"Bagus!" Ucap Fahmi, ia melayangkan tatapan tajam pada Jihan yang seolah mengatakan dia tidak akan bisa apa-apa tanpanya.

Jihan menundukkan pandangannya, ia pun pasrah jika benar harus dipecat. Melakukan pembelaan diri pun tidak akan ada gunanya. Sebab Fahmi tidak akan percaya bahwa Windi lah yang telah berbohong dan menuduhnya.

"Jihan, mulai sekarang kamu saya pecat. Dan silahkan tinggalkan Restoran ini."

"Baik, Pak. Terima kasih sebelumnya telah menerima saya bekerja di sini. Saya pamit, permisi." Jihan pun lekas menuju ruang ganti. Setelah mengganti seragamnya ia menemui teman-temannya untuk berpamitan.

"Mbak Jihan yang sabar ya, semoga setelah ini Mbak dapat kerjaan yang lebih baik." Ucap Dini, satu-satunya teman sesama pelayan yang memperlakukan dengan baik. Sedang yang lainnya terlihat acuh dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Amiiin, terima kasih atas empatinya, Din. Aku pamit ya,"

"Iya, Mbak, salam untuk anaknya. Kalau aku ada informasi lowongan kerja, aku akan langsung hubungi Mbak Jihan."

"Iya nanti aku sampaikan pada Dafa, sekali lagi terima kasih ya, Din."

"Sama-sama, Mbak. Hati-hati di jalan."

Jihan mengangguk sambil tersenyum, ia pun bergegas pergi setelahnya.

Ia sedang berdiri di pinggir jalan menunggu ojek yang lewat saat tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Ia langsung bergeser memberi jarak begitu melihat ternyata Fahmi yang berdiri tepat disampingnya dan nyaris menyenggol lengannya.

"Kamu lihat, kan? Aku bisa melakukan apapun termasuk membuat kamu di pecat. Setelah ini kemana lagi kamu akan cari pekerjaan? Bagaimana kamu bisa memenuhi semua kebutuhan Dafa kalau kamu tidak punya pekerjaan? Aku yakin, sebentar lagi kamu akan datang padaku meminta belas kasih karena tidak sanggup memenuhi semua kebutuhan Dafa."

Jihan memejamkan mata sembari menghela nafas panjang, kemudian memberanikan diri menatap mantan suaminya itu.

"Jika untuk nafkah anak saja harus mengemis itu tidak akan pernah kulakukan, Mas. Karena anakmu bukan fakir miskin yang harus menunggu belas kasih dari orang sepertimu, tapi nafkah anakmu adalah kewajiban mu. Terlalu pengecut disebut sebagai seorang ayah, dan jangan Mas lupa, sehebat apapun dirimu jika kau lupa akan kewajiban pada anakmu, maka Allah akan mencabut semua rezeki mu. Ingat, Mas, karma tidak akan pernah salah alamat!" Pungkas Jihan.

Fahmi mengepalkan tangannya, sorot matanya tajam menatap Jihan. "Lihat saja nanti, siapa yang akan menjilat ludahnya sendiri. Aku pastikan kamu pasti akan datang mengemis padaku! Dan aku tunggu kamu di persidangan nanti, jangan harap kamu akan mendapatkan sepeserpun dariku!"

Jihan tak mempedulikannya, ia lekas pergi dengan langkah cepat meninggalkan mantan suaminya itu.

Terpopuler

Comments

Lee Mba Young

Lee Mba Young

Knp gk pergi jauh, keluar kota atau ke desa. pling tidak memulai dr awal jauh dr mereka. tp kl tak punya pengalaman kerja atau skill ya susah sih. pa lagi gk punya modal atau uang tabungan.
krn itu bnyak istri yg di selingkuhi suami gk mau cerai krn merasa gk mmpu biayain hidup anaknya.

Buat pengalaman sebagai istri hrs punya tab sendiri atau pling ndak kl di rumah jd IRT mending mengolah skill apa yg ia bisa jd kl terjadi keadaan sprti ini sdh siap semua. kl bisa dia yg nendang lakinya bkn lakinya yg nendang dia.

2024-11-19

2

Aan Putra Ranto

Aan Putra Ranto

gak sesuai judul...kukira yg dapat karma Fahmi dan istri dan nenek lampir...eh lah kok Jihan piye lah iki

2024-11-19

1

Eva Karmita

Eva Karmita

Jihan ngak akan pernah menyesal pisah dari kamu Fahmi 😤 , lihat saja seiring berjalannya waktu kamu atau Jihan yg akan ngemis" minta bantuan 😏 , ingat Fahmi roda kehidupan itu berputar kadang di atas kadang di bawah bisa saja sekarang kamu lagi di puncak kejayaan mu tapi setelah itu kamu akan merasakan nikmat dari buah kesombongan mu yg tak pandai bersyukur karena menelantarkan dan lupa dgn hak" anakmu demi wanita ular macam Windy 😠👊

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!