BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA

Setelah mobil Fahmi tak terlihat lagi, Windi dan bu Neny pun kembali masuk ke rumah dan langsung menuju ruang makan.

"Mbak Jihan kemana ya, Bu?" Tanya Windi saat tak mendapati Jihan lagi di ruang makan.

"Paling juga bangunin Dafa. Udah biarin aja gak usah pikirin mereka, sekarang ayo kita sarapan. Kamu juga harus ke kantor, kan?" Ujar bu Neny.

Windi mengangguk, ia lalu menyajikan nasi goreng ke piringnya. Begitu mencoba nasi goreng itu, spontan saja ia langsung memujinya dalam hati. 'Nasi goreng buatan Mbak Jihan enak juga. Sayang sekali tadi Mas Fahmi gak sempat mencicipinya. Padahal, yang Mas Fahmi tahu ini adalah nasi goreng buatan ku.'

Disela-sela mengunyah makanannya, sepintas saja pikirannya tertuju pada Dafa. Sejak semalam ia belum pernah melihat anak itu, saat datang Fahmi langsung mengajaknya beristirahat di kamar tamu.

'Sepertinya kita harus berkenalan,' gumamnya dalam hati. Sudut bibirnya tertarik begitu terpikirkan sesuatu.

Sementara itu di kamar Dafa. Jihan duduk tampak termenung di tepi tempat tidur, sorot matanya mengarah pada putranya yang masih tidur, sedang pikirannya berperang dengan hatinya.

Pikirannya menuntut untuk ia segera mengambil keputusan, namun hatinya menuntun untuk agar ia mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya adalah tentang hak asuh. Jelas, ia yang tidak memiliki apapun akan sangat dengan mudah dikalahkan oleh Fahmi yang memiliki kuasa. Tak terbayang bila ia harus terpisah dengan putra semata wayangnya.

'Ya Allah, aku tahu Engkau tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hambamu. Tapi sekarang aku merasa lelah, Ya Allah. Satu-satunya hal yang membuat aku bertahan hanyalah putraku.'

.

.

.

Selesai sarapan, Windi bergegas menuju kamarnya untuk bersiap-siap berangkat ke kantor. Sebentar lagi taksi pesanannya akan datang.

Tak berapa lama kemudian ia keluar dari kamar dengan setelan yang sudah rapi. Bertepatan dengan itu Dafa pun melintas di depan kamarnya, bocah itu juga sudah terlihat segar sehabis mandi.

Langkah Dafa terhenti begitu melihat keberadaan wanita asing di rumahnya. Ia menatapnya tak berkedip, "Tante siapa?" Tanyanya.

Windi tak langsung menjawab, ia terlebih dahulu mengamati keadaan sekitar. Seringai tipis tercetak di bibirnya begitu tak terlihat tanda-tanda keberadaan Jihan maupun ibu Neny. Ia pun merendahkan tubuhnya sejajar dengan Dafa.

"Kamu pasti Dafa, kan?" Tanya Windi berbasa-basi.

"Iya, tapi kok Tante tahu nama Dafa? Kita kan gak pernah ketemu." Ucapnya.

Windi lalu mengulurkan tangannya pada Dafa, "Kenalin nama Tante, Windi."

Dengan polosnya, Dafa menyambut dan membalas jabat tangan Windi. "Tante kok bisa ada di rumah Dafa?" Tanyanya lagi.

"Karena mulai sekarang Tante akan tinggal di sini. Dan Tante adalah istri Ayah kamu juga, jadi kamu juga harus panggil Tante dengan sebutan Bunda seperti kamu memanggil Bunda Jihan."

Sontak saja Dafa langsung menarik tangannya serta memundurkan langkah, "Tante pasti bohong!"

"Ngapain Tante bohong, kalau gak percaya tanya aja sama Ayah kamu. Dan kamu harus terima kalau sekarang Tante ini juga Bundanya kamu. Ngerti!" Tukas Windi.

"Bundanya Dafa cuma Bunda Jihan. Dafa gak mau punya dua Bunda." Ucap bocah lelaki itu, suaranya yang cukup nyaring itu terdengar sampai ke ruang tamu.

Membuat Jihan yang sedang mengambilkan sarapan untuk putranya jadi tersentak kaget. Ia pun meletakkan piring yang telah berisi nasi goreng, lalu segera berlari ke sumber asal suara.

Jihan langsung memeluk putranya, ia menatap Windi dengan tajam. "Apa yang kamu lakukan pada putraku sampai dia berteriak?"

"Aku gak ngapa-ngapain kok, Mbak. Aku cuma kenalan aja sama Dafa." Jawab Windi dengan santainya.

"Bunda, Dafa gak mau punya dua Bunda."

Mendengar ucapan putranya, Jihan kembali menatap Windi kian tajam. "Apa yang sudah katakan pada putraku?"

"Ya aku cuma ngasih tahu kalau aku ini istri Ayahnya juga, yang artinya aku juga adalah Bundanya Dafa. Gak salah kan, Mbak?"

Jihan hanya dapat menghela nafas panjang, memejamkan mata sejenak dengan bibir mengatup rapat. Yang dikatakan Windi tidak ada salahnya, hanya saja ia mengkhawatirkan mental putranya bila harus dipaksa menerima kenyataan pahit itu. Inilah salah satu hal yang membuatnya cemas semalaman. Beruntungnya tadi malam Dafa tidak melihat kedatangan Windi yang menjadi penyebab tidak tercapainya keinginan Dafa untuk merayakan ulang tahunnya bersama ayah dan bundanya.

"Seharusnya kamu gak perlu repot-repot mengatakannya, aku bisa memberitahu putraku sendiri." Ujar Jihan.

"Dan Mbak gak perlu ngasih tahu Dafa lagi, karena aku sudah lebih dulu memberitahunya." Balas Windi, sedikitpun tak ada rasa bersalah diraut wajahnya.

"Yang dikatakan Windi itu benar, kenapa kamu harus marah?" Timpal bu Neny yang baru saja datang. Berdiri diantara kedua menantunya itu.

"Jangan coba-coba mencuci otak cucuku agar dia membenci Windi dan tidak menerimanya." Tekan bu Neny, menatap Jihan penuh peringatan.

"Astaghfirullah, Bu. Aku gak akan melakukan itu, tapi seharusnya kalian pikirkan juga mentalnya Dafa. Apa kalian pikir akan semudah itu baginya untuk bisa menerima bahwa sekarang dia memiliki dua Ibu?" Ucap Jihan.

"Dafa harus terima, maka itu adalah tugas kamu untuk memberikan pengertian padanya. Dan sekali lagi Ibu ingatkan, jangan coba-coba untuk memprovokasi Dafa!" Setelah mengatakan kalimat penuh peringatan itu, bu Neny pun meraih tangan Windi dan mengajaknya pergi.

"Bunda, Dafa gak mau punya dua Bunda." Ucap Dafa sekali lagi.

Jihan kembali menghela nafas panjang, entah harus bagaimana ia jelaskan pada putranya. "Dafa, yuk kita sarapan." Ajaknya mengalihkan perhatian Dafa sejenak. Sebaiknya mereka mengisi perut terlebih dahulu, dan setelah lebih tenang ia akan menjelaskan pada putranya.

Terpopuler

Comments

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

astaghfirullah benar2 menguji kesabaran karyamu ini Mak nur rasa2nya pngen tak cekokin cabe setan itu mulut dua iblis betina

2024-11-10

0

Aan Putra Ranto

Aan Putra Ranto

Jihan kalau mau bertahan.. jangan mau ngerjakan kerja an rumah... biarkan aja kotor...kamu ikutin aja alurnya...dandan yg cantik

2024-11-10

0

Nanik Arifin

Nanik Arifin

ingat ya Jihan, kamu & Dafa berhak bahagia. tinggalkan yg menghalangi kebahagiaan kalian

2024-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!