BAB 20~ MENU BARU

Menjelang sore, Jihan bersiap-siap untuk pulang, setelah sebelumnya membersihkan etalase dan mengeluarkan wadah-wadah yang sudah kosong. Ia pun menuju kediaman sang bos untuk memanggil putranya sekaligus berpamitan pulang.

"Jangan lupa ya, bikin kue untuk percobaan besok." Ujar Nayra.

"Iya Mbak, sekalian dari sini aku juga mau mampir beli bahan-bahannya." Ucap Jihan.

"Semoga kue kamu nanti banyak peminat ya,"

"Aamiin," balas Jihan. Kemudian segera berpamitan pergi.

Ketika ia dan putranya berjalan menuju persimpangan untuk mencari kendaraan umum, sebuah mobil tiba-tiba saja singgah di depannya. Jihan pun menggenggam tangan putranya, sebab ia mengenali mobil itu adalah milik dokter Aidan.

"Bunda, itu Om Dokter." Tunjuk Dafa ketika Aidan turun dari mobil.

Aidan mempercepat langkahnya dan berdiri di sisi Dafa," Mau pulang ya?" Tanyanya pada anak lelaki itu, namun sorot matanya justru melirik ke Jihan, berharap wanita itu yang menjawab.

"Iya, Om." Jawab Dafa.

"Kalau gitu, biar Om antar aja ya? Kebetulan jalan pulangnya searah kok." Tawar Aidan, sekali lagi ia melirik Jihan.

"Boleh, Om." Dafa terlihat senang, sebab ini pertama kalinya ia akan menaiki mobil mewah. Dulu, saat pertama kali ayahnya memiliki mobil, ia belum pernah diajak jalan-jalan lantaran pekerjaan ayahnya mulai padat. Hanya janji dan janji yang terus ia tunggu, sampai akhirnya sang ayah mulai berubah dan tidak mempedulikannya lagi.

Jihan langsung bereaksi menarik tangan putranya, "Gak usah, Dok. Kami gak langsung pulang kok, saya mau singgah dulu beli bahan-bahan untuk buat kue." Ucap Jihan.

Aidan tersenyum mendengarnya, ia paham Jihan berusaha menolak, "Ya gak apa-apa, biar sekalian saya bantu bawakan barang belanjaannya nanti."

"Saya gak mau merepotkan, Dok. Lagipula Dokter juga pasti lelah sepulang dari rumah sakit, sebaiknya Dokter pulang saja beristirahat. Biar kami naik angkot saja," ujar Jihan.

"Enggak kok, sama sekali gak merepotkan. Dan ... saya juga gak begitu merasa lelah, jadi santai saja. Ayo," ia langsung menarik tangan Dafa menuju mobilnya sebelum Jihan melontarkan penolakan lagi.

Jihan tak dapat berkata apa-apa lagi begitu Dafa telah masuk ke mobil, mana mungkin ia meminta putranya untuk turun kembali. Pada akhirnya ia pun terpaksa menerima tumpangan dokter Aidan.

Aidan melajukan mobilnya setelah Jihan masuk dan duduk di bagian belakang, sementara Dafa duduk di sampingnya. Sesekali ia melirik dari kaca spion, melihat Jihan yang terus menatap ke arah jalan.

"Mobilnya Om Dokter bagus ya, Bunda. Apa mobil Ayah juga sebagus ini?"

Pertanyaan Dafa mengalihkan perhatian Aidan, pun dengan Jihan yang terus menatap ke arah jalan.

"Dafa, gak boleh gitu, Nak. Duduk yang mantap." Tegur Jihan pada putranya yang meraba-raba bagian dashboard sembari meneliti segala yang ada di dalam mobil itu.

Sementara Aidan hanya tersenyum, namun sorot matanya tampak sendu melihat tingkah Dafa. Dalam hati bertanya, apakah anak itu sama sekali tidak pernah melihat bagian dalam mobil ayahnya sehingga mengajukan pertanyaan demikian pada bundanya.

"Dafa, kalau nanti Om ada cuti. Mau gak Om ajak jalan-jalan?"

"Mau Om!" Seru Dafa dengan senangnya.

"Dafa mau ke mana? Om turutin deh,"

"Ke taman bermain, Om. Dulu Dafa pengen ke situ, tapi Ayah gak pernah sempat." Ujar Dafa.

Aidan menghela nafas, kini pertanyaan lain timbul dalam benaknya. Sesibuk apa ayahnya Dafa sehingga tidak ada waktu untuk putranya sendiri.

"Kenapa Dafa gak pergi sama Bunda aja?" Tanya Aidan.

Wajah Dafa seketika tampak murung, "Kasihan Bunda, Om. Bunda capek... ."

"Dafa," potong Jihan. Ia tidak mau putranya sampai menceritakan bagaimana lelahnya ia yang hanya seorang diri mengerjakan semua pekerjaan rumah. Bukannya mendapat perhatian atas rasa lelahnya, justru makian dan cacian yang terus ia dapatkan.

Dafa terdiam, suasana di dalam mobil pun hening sepanjang perjalanan. Aidan masih sesekali menatap Jihan melalui spion di depannya. Kata capek yang diucapkan Dafa kini terus berputar dalam pikirannya, ia mulai menerka-nerka apa maksud dari kalimat terpotong itu.

Begitu sampai di toko yang khusus menjual berbagai bahan kue, Aidan turun lebih dulu lalu membukakan pintu untuk Dafa. Ketika ia berbalik hendak membukakan pintu untuk Jihan, rupanya wanita itu telah lebih dulu turun.

"Dok, sekali lagi terima kasih karena sudah memberi tumpangan. Kalau Dokter mau pulang gak apa-apa, biar nanti kami pulang naik angkot saja." Ucap Jihan. Ia benar-benar merasa tidak enak jika dokter Aidan harus menunggunya berbelanja dan setelah itu akan mengantarkannya pulang.

"Tadi saya sudah bilang kan, mau bantuin sekalian bawakan barang belanjaannya. Ya udah, ayo sekarang kita masuk." Tanpa mengulur waktu Aidan lekas mengajak Dafa untuk masuk lebih dulu.

Jihan pun segera menyusul, ia langsung mengambil keranjang dan mulai mencari bahan-bahan yang diperlukannya.

Ketika Jihan telah selesai berbelanja, Aidin sigap mengambil keranjang belanjaan itu dan langsung membawanya menuju kasir.

"Totalnya semua 250 ribu,"

Jihan merogoh tasnya untuk mengambil uang, namun ia kalah cepat oleh Aidan yang lebih dulu menyodorkan uang ke kasir.

"Dok, gak usah, biar saya bayar sendiri." Jihan berusaha menolak, namun Aidan tak mempedulikan. Lelaki itu meminta kasir membungkus semua barang belanjaan yang kemudian ia bawa ke mobil.

"Dafa lapar gak? Kita mampir makan dulu yuk," tawar Aidan setelah memasukkan barang belanjaan Jihan ke dalam bagasi.

Baru saja Dafa akan menjawab, namun sang bunda memberinya kode dengan gelengan kepala. "Terima kasih, Om, tapi gak usah. Di rumah masih ada lauk yang semalam kok, nanti mubazir kalau gak dimakan." Jawabnya kemudian.

"Masya Allah, kamu pintar sekali." Aidan tersenyum sembari mengusap pucuk kepala anak lelaki itu. Seharusnya mantan suami Jihan bangga memiliki anak seperti Dafa, bukannya malah mengabaikan seperti ini.

"Ya udah, sekarang ayo Om antar pulang. Aidan membuka pintu lalu menggendong Dafa masuk ke mobil, setelahnya ia pun masuk ke bagian kemudi dan langsung melajukan mobilnya begitu Jihan telah duduk di belakang.

"Oh ya, apa kontrakan kamu masih jauh?" Tanya Aidan seraya menoleh ke belakang sebentar. Kemudian membuka aplikasi Google Maps begitu Jihan menyebutkan alamat tempat tinggalnya.

Tak berapa lama kemudian mereka pun akhirnya sampai, sejenak Aidan tertegun menatap tempat tinggal Jihan dari dalam mobilnya. Kontrakan kecil dimana cat dindingnya pun sudah terkelupas. Ia jadi membayangkan bagaimana setiap harinya Dafa dan bundanya tinggal di tempat itu, sementara mungkin ayahnya Dafa tinggal di tempat yang layak.

"Dok, terima kasih sudah mengantar pulang."

Aidan terhenyak, ia menoleh ke belakang dan tersenyum pada Jihan. "Sama-sama," ucapnya lalu turun. Mengeluarkan barang belanjaan Jihan dari dalam bagasi dan membawanya ke teras kontrakan.

"Saya langsung pamit pulang ya," ucapnya, sebab tahu Jihan tidak akan menawarkannya masuk. Selain waktu sudah mendekati magrib, Jihan juga tidak akan enak dilihat oleh tetangga sekitar membawa laki-laki asing masuk ke kontrakannya.

.

.

.

"Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar sesuai seperti harapan kita semua." Ucap Nayra dengan penuh syukur.

Di hari pertama percobaan menjual kue buatan Jihan sebagai menu baru, mendapat respon positif dari para pelanggannya. Dan kini telah dua minggu berjalan, tokonya semakin ramai pengunjung yang mengharuskannya menambah dua pegawai lagi yang masing-masing bertugas membantunya melayani pembeli dan membantu Jihan membuat kue.

"Alhamdulillah, Mbak. Saya gak nyangka banget kue buatan saya bisa banyak peminatnya seperti ini." Ujar Jihan.

Kedua wanita itu tak hentinya tersenyum melihat pembeli yang silih berganti datang.

"Eh, itu sepertinya orang kantor yang datang mau ambil kue." Tunjuk Nayra pada sebuah mobil baru saja datang.

Dua orang pria turun dari mobil itu dan langsung menghampiri Nayra dan Jihan. "Kami ditugaskan Pak Vano untuk mengambil kue," ucap salah satu dari dua pria itu.

"Ayo, kue nya ada di belakang," Nayra dan Jihan bergegas ke belakang yang langsung disusul oleh dua pria itu untuk mengambil kue kue yang sudah dikemas berjumlah 100 boks. Pesanan rutin setiap bulan dari kantor adik iparnya untuk para karyawannya. Dan untuk bulan ini pun ia memasukkan kue buatan Jihan sebagai menu baru.

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

ayo bang Ai Pepet terus jangan kasih kendor , ambil hati anaknya baru dah tembak emaknya 🥰🥰 ,

2024-12-02

1

Yukeu Nadhira

Yukeu Nadhira

Vano adalah bos Fahmi berarti Vano bisa dgn mudah pecat Fahmi dan Fahmi akan tahu orang yang bantu Jihan adalah keluarga vano

2024-12-01

4

imhe devangana

imhe devangana

bkn kah pak vano itu boss dr mantan suami jihan ya thor, maaf kku salah🙏
jngn2 nnti klu pak vano th klu fahmi menikah lg & menelantrkan anak istrinya fahmi di pecat.

2025-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2 BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3 BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4 BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5 BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6 BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7 BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8 BAB 8~ DAFA DEMAM
9 BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10 BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11 BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12 BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13 BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14 BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15 BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16 BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17 BAB 17~ OM DOKTER
18 BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19 BAB 19~ LADANG BISNIS
20 BAB 20~ MENU BARU
21 BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22 BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23 BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24 BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25 BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26 BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27 BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28 BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29 BAB 29~ MAS AIDAN
30 BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31 BAB 31~ SABAR AI
32 BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33 BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34 BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35 BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36 BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37 BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38 BAB 38~ BENARKAH?
39 BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40 BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41 BAB 41~ SULIT TIDUR
42 BAB 42~ GANJARAN
43 BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44 BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45 BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46 BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47 BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48 BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49 BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50 BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51 BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52 BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53 BAB 53~ SAMPEL DNA
54 BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55 BAB 55~ HASIL DNA...
56 BAB 56~ KEBENARANNYA
57 BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58 BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59 BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60 BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61 BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62 BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63 BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64 Janji CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1~ BAHAGIA YANG HILANG
2
BAB 2~ KAMU DIMANA, MAS?
3
BAB 3~ HAL YANG SUDAH JARANG IA SAKSIKAN
4
BAB 4~ AKAN TINGGAL BERSAMA
5
BAB 5~ APA INI BALASAN ATAS PENGABDIAN KU?
6
BAB 6~ HANYA WANITA TIDAK BERPENDIDIKAN
7
BAB 7~ GAK MAU PUNYA DUA BUNDA
8
BAB 8~ DAFA DEMAM
9
BAB 9~ GAK SEMUA IBU TIRI ITU JAHAT
10
BAB 10~ KITA PERGI AJA, BUNDA
11
BAB 11~ TERIMA KASIH SUDAH MEMBEBASKAN AKU
12
BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.
13
BAB 13~ BUKAN ORANGNYA YANG AKU TANGISI TAPI PERLAKUANNYA
14
BAB 14~ INGAT MAS, KARMA TIDAK PERNAH SALAH ALAMAT!
15
BAB 15~ SAMPAI BERTEMU KEMBALI DALAM VERSI TERBAIK KITA
16
BAB 16~ DIPERTEMUKAN ORANG-ORANG BAIK
17
BAB 17~ OM DOKTER
18
BAB 18~ MERASA PRIHATIN
19
BAB 19~ LADANG BISNIS
20
BAB 20~ MENU BARU
21
BAB 21~ INGIN MEMILIKI
22
BAB 22~ JADI KAMU ORANGNYA?
23
BAB 23~ BERUSAHA DENGAN KERAS
24
BAB 24~ MEMINTANYA MENJADI TAKDIRKU
25
BAB 25~ HAKIKATNYA SAMA SAJA
26
BAB 26~ TETAP AKAN SAMA SAJA
27
BAB 27~ BERHAK BAHAGIA
28
BAB 28~ APAKAH INI ARTINYA...?
29
BAB 29~ MAS AIDAN
30
BAB 30~ JANGAN MARAH-MARAHIN BUNDA
31
BAB 31~ SABAR AI
32
BAB 32~ HIDUP UNTUK MASA DEPAN
33
BAB 33~ MEMANG SUSAH KALAU SUDAH BUCIN
34
BAB 34~ RENCANA PERNIKAHAN
35
BAB 35~ KAMU PIKIR GRATIS?
36
BAB 36~ AKAN MENCARI DAN MENAWARKAN DUA HAL
37
BAB 37~ TAMBAH CANTIK
38
BAB 38~ BENARKAH?
39
BAB 39~ TERLANJUR MENCINTAINYA
40
BAB 40~ JANGAN BIARKAN TAMU SESAAT MENGUASAI RUMAHMU
41
BAB 41~ SULIT TIDUR
42
BAB 42~ GANJARAN
43
BAB 43~ ISTRI ADALAH JANTUNG RUMAH
44
BAB 44~ MENJADI PELAYAN DI PERNIKAHAN MANTAN
45
BAB 45~ PENGHUNI BARU DI DALAM LEMARI
46
BAB 46~ IBADAH BERSAMA
47
BAB 47~ SESEORANG YANG TAK DIHARAPKAN LAGI KEHADIRANNYA
48
BAB 48~ PERNAH TIDUR BERSAMA?
49
BAB 49~ JANGAN TINGGALKAN AKU
50
BAB 50~ TAPI ... TIDAK DENGAN IBUNYA
51
BAB 51~ BUNDA KEMANA?
52
BAB 52~ KAPAN AKU BILANG BEGITU?
53
BAB 53~ SAMPEL DNA
54
BAB 54~ TUKANG KOMPOR
55
BAB 55~ HASIL DNA...
56
BAB 56~ KEBENARANNYA
57
BAB 57~ ANDAI DULU DIA TIDAK TERGODA SAMA KAMU
58
BAB 58~ SIAP LEMBUR SAMPAI PAGI
59
BAB 59~ APA KAMU BISA DATANG MENEMUI AYAH?
60
BAB 60~ JAGA PUTRIKU SATU-SATUNYA
61
BAB 61~ MENANTI ANGGOTA KELUARGA BARU
62
BAB 62~ INGAT, LAGI PUASA!
63
BAB 63~ BAHAGIANYA YANG HILANG TELAH KEMBALI
64
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!