Sore itu Andrea yang baru keluar dari hotel tempatnya bekerja nampak melihat sang kekasih menjemputnya dan tentu saja itu membuatnya sangat senang, seharian ini pria itu tak bisa di hubungi dan ia sangat mengkhawatirkannya.
"Kamu baik-baik saja?" Andrea pun langsung memeluk pria itu.
“Tentu saja, apa perutmu masih sakit?” sahut Julian setelah mengurai pelukannya.
Andrea langsung menggeleng. "Ngomong-ngomong kenapa ponselmu seharian tidak aktif?” protesnya kemudian.
"Ponselku rusak sayang dan masih dalam perbaikan," dusta pria itu. Ia memang sengaja mematikan ponselnya karena tak ingin diganggu oleh siapapun, sungguh pikirannya sedang kalut saat ini.
"Kenapa bisa?" Andrea pun langsung mengerutkan keningnya menatap pria itu.
“Semalam tak sengaja terjatuh,” sahut Julian berbohong.
"Oh, ngomong-ngomong bagaimana pertandingan semalam apa kalian menang? Aku menghubungi mekanik kita ponselnya juga tak aktif." Tanya Andrea penasaran, namun ketika melihat wajah datar kekasihnya itu ia sudah bisa menebaknya.
“Sayangnya belum ada yang bisa menyaingi ketangguhanmu bahkan aku sendiri,” terang pria itu sambil mencolek hidung gadis itu dengan gemas.
"Jadi kalah ya?" Andrea seketika tak bersemangat karena pria itu pasti telah menghabiskan banyak uang semalam.
"Tidak apa-apa sayang, menang atau kalah dalam pertandingan bukankah itu hal biasa?" Julian tampak mengusap lembut pipi kekasihnya itu.
Andrea langsung mengangguk, seandainya semalam ia tak sakit mungkin hal ini takkan terjadi. “Ngomong-ngomong, kemana motormu?” Tanyanya saat mengalihkan pandangannya ke arah motor kecil di belakang pria itu.
"Masih di service," dusta Julian lagi, gadis itu tak boleh mengetahui apa yang sebenarnya terjad dan biarlah ia sendiri yang memimirkan semuanya.
"Baiklah tidak apa-apa, naik itu juga tak masalah." Andrea pun langsung melangkah menuju motor tersebut dan diikuti oleh sang kekasih.
"Mau mampir makan?" Tawar Julian ketika mereka berhenti di lampu merah, sebelah tangan pria itu tampak menggenggam tangan kekasihnya yang berada di atas pahanya.
“Tidak, langsung pulang saja.” Tolak Andrea yang merasa sedikit lelah, segera mandi dan tidur adalah keinginannya saat ini.
Sementara itu di sisi motor mereka terlihat mobil Gerrard juga sedang berhenti dan pria itu tak sengaja melihat ke arah Andrea yang sedang memeluk sang kekasih, terlihat romantis namun itu membuat pria itu tampak tak suka.
"Dasar tak punya sopan santun," gumamnya mengomentari perbuatan mereka di tempat umum.
"Sayang, bagaimana pendapatmu dengan motor?" Tanyanya tiba-tiba pada sang istri yang duduk di sebelahnya itu.
"Motor?" Lucy pun langsung menatap pria itu bingung.
"Maksudku apa kamu tak ingin sesekali kita jalan-jalan naik motor?" Tanya Gerard menjelaskan.
“Haduh sayang, naik motor itu sangat panas sudah deh jangan aneh-aneh.” Tolak wanita itu mentah-mentah.
"Siapa tahu kamu berminat biar seperti berkencan lagi," terang Gerard sembari terkekeh.
“Berkencan tidak harus naik motor sayang, lagipula bukankah kita setiap hari berkencan di rumah?” Sahut wanita itu menanggapi.
"Kau benar," Gerard mengangguk kecil lalu kembali melajukan mobilnya ketika lampu lalu lintas telah berubah warna. Di lihatnya motor Andrea dan kekasihnya sudah berada jauh di depannya.
Selanjutnya Gerard pun nampak tak lagi berbicara, selama 5 tahun pernikahannya entah mengapa semakin kesini perasaannya semakin hambar. Ia merasa selalu antusias seorang diri sedangkan wanita itu sedikit pun tak memiliki inisiatif dalam hubungan mereka tetap hangat.
Ia tahu mereka menikah karena saling mencintai, tapi sebuah pernikahan tidaklah cukup dengan saling cinta saja tapi saling memahami juga sangat penting. Tapi selama ini ia merasa hanya dirinya sendiri yang selalu berusaha memahami tapi tidak dengan wanita itu.
Tiba-tiba terdengar pesan suara dari ponsel Lucy dan wanita itu pun langsung membukanya.
"Aku sudah menemukan gadis yang kamu inginkan tapi sepertinya agak sulit untuk membujuknya, bisa kita bertemu untuk membicarakannya. Tom."
Lucy langsung mengernyit ketika melihat pesan dari nomor tak di kenal itu dan rupanya itu nomor Tom salah satu fotografernya, ia memang tak menyimpan nomor pria itu karena jika berhubungan dengan pekerjaan maka itu menjadi urusan Bob sang manager.
"Siapa sayang?" Gerard yang sedang fokus dengan kemudinya pun langsung menatap sang istri.
"Tidak sayang, hanya urusan pekerjaan." Sahut wanita itu beralasan, suaminya sangat pecemburu jadi lebih baik ia tak cerita siapa yang mengiriminya pesan.
"Pekerjaan lagi?" Gerard langsung mengernyit, padahal seharian wanita itu sudah melakukan pemotretan.
"Besok sayang, apa kamu mau temaniku lagi?" Sahut Lucy, ia yakin suaminya akan menolak mengingat besok ada pertemuan penting di kantornya.
"Besok pagi aku ada meeting dan kamu tahu itu kan?" Gerard pun kembali mengingatkan wanita itu.
Lucy langsung tersenyum lalu segera membalas pesan Tom. "Besok pagi temui aku di cafe XX," ketiknya lalu segera di kirimnya.
Sementara itu Andrea dan Julian pun telah sampai dan mereka tampak membawa sebuah bungkusan untuk makan malam.
“Jadi kapan motormu selesai di service? Tanya Andrea di sela mereka makan.
"Secepatnya," sahut pria itu.
Andrea langsung mengangguk entah kenapa ia melihat ada yang beda dengan sikap pria itu hari ini, kekasihnya itu lebih pendiam tidak seperti biasanya.
"Tapi kerusakannya tidak parahkan?" Tanya Andrea ingin tahu, bagaimana pun juga ia harus tahu keadaan motor pria itu karena berkat motor itu ia bisa mencari uang tambahan.
"Tidak, tidak sayang." Sahut Julian meyakinkan, pria itu nampak tak bisa fokus karena terus memikirkan tawaran sang kakak.
"Oh ya ngomong-ngomong, tadi Maxim cerita padaku bukan cerita penting sih sebenarnya." Imbuh pria itu lagi yang mencoba untuk tersenyum menatap gadis itu.
"Tidak apa-apa cerita saja, sejak tadi kamu banyak diam jadi aku bingung." Sahut Andrea mengutarakan isi hatinya.
"Mungkin gara-gara cerita Maxim aku jadi ikutan kepikiran, maaf ya," seloroh Julian sembari tertawa kecil.
Andrea yang melihat keceriaan kembali muncul di wajah sang kekasih nampak sedikit lega. "Memang Maxim cerita apa?" Tanyanya penasaran, meskipun ia kurang begitu dekat dengan pria bernama Maxim itu.
"Maxim sebenarnya sedang kalah taruhan sayang, 300 juta." Terang Julian dan Andrea pun nampak terkejut mendengarnya.
"Lalu?"
"Dia bingung bagaimana harus membayarnya, tapi ada orang yang sedang mencari surrogate dan dia kurang yakin apa kekasihnya mau melakukannya demi menolongnya karena komisi yang di tawarkan sangat besar." Terang Julian lagi namun Andrea langsung mengernyitkan dahinya.
"Jadi dia mau menjual kekasihnya untuk menjadi ibu pengganti? Ngomong-ngomong aku tidak tahu jika Maxim punya kekasih?" Ucapnya sedikit geram, Surrogate atau surrogate mother adalah metode reproduksi dengan ibu pengganti. Proses ini dimungkinkan akibat seorang perempuan memiliki masalah kesuburan maupun alasan lainnya.
Julian nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jadi bagaimana menurutmu?" Tanyanya meminta pendapat gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Bagaimana apanya 😡.. Drama yang kamu mainkan terlalu klise Jul. Teganya memanfaatkan keluguan Andrea. Nir empati dan akhlak. Sudah tau kalau Andrea tulang punggung keluarga, justru dengan sengaja semakin mempersulit keadaanya. Main kucing2an menjadikan Andrea surrogate mother. Pengen nyubit ubun-ubun dan ginjalmu Jul 😉👊.
Bahaya sedang mengintaimu Andrea., malang sekali nasibmu 😕. Julian memang trouble maker plus impostor. Villain sejati ..nah lengkap kan predikatnu Jul 😉..Gegara keegoisan Lucy ini, jadi melibatkan gadis dibawah umur. Yang bahkan secara hukum perdata pun Andrea belum bisa di bilang dewasa. Tapi menjadi incaran untuk mengambil peran sebagai surrogate mother. Sungguh terlalu. Tom mana Tom..Mau disun nat lagi engga nih 👊🙈✌.
Dan drama partner in crime segera di mulai. Tega benar Anda ya othor menyakiti Andrea, jadi pengen nyentil ubun2 nya.. eehh 🙈😂✌🏃🏃🏃.. Ngga boleh marah 😂..
2024-11-10
1
վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Mulai menyadari ya kalau hubungan kalian berdua sudah tidak lagi bisa saling take and give secara balance. Serasa berjuang sendiri memahami pasangan dan mempertahankan komitmen awal. Coba ngobrol secara intens Ger, dengan istrimu. Sepertinya secara perlahan dia mulai asyik dengan dunia dan kesenangannya sendiri 😕. Egonya perlahan menguasai tanpa peduli pada perasaannya pasanganya. Ingin selalu dimengerti tanpa mau untuk mengerti. Sudah ada early warning system sebenarnya Ger, hanya mungkin kamu belum peka sepenuhnya 🙌...
2024-11-10
2
Nurlaela
gila,,,juli, juli, juli bohong satu kali akan terus berlanjut bohong ... Andrea kamu dibohongi soal semalam juga saat Julian lagi main dan menjadi minum celup juga,,,kekasihmu itu suka main begitu,,,,ya pria normal tapi klo pria baik-baik bisa lah menahan ... tergantung orangnya yang pasti kasihan Andrea dia tulus tapi dicurangi demi kepentingan yang tersembunyi,,,
2024-11-10
1