Andrea tak lagi memikirkan pertemuannya dengan pria asing yang akhir-akhir ini sempat singgah di hidupnya itu, lagipula pertemuan mereka sebelumnya juga kurang baik mengingat selalu bertengkar. Rasanya aneh saja satu sama lain tak saling mengenal tapi ketika bertemu selalu membuat emosi.
Sebenarnya ia juga merasa bersalah karena sempat mencurigai pria itu jika hendak berbuat yang tidak baik padanya karena sering memberikannya tumpangan, tapi setelah ia pikir-pikir itu sudah berlalu dan baiknya memang mereka tak usah bertemu lagi atau bahkan berinteraksi.
"Ndre, apa kamu sudah lebih baik?" Tanya teman kerjanya itu yang baru datang.
Andrea yang masih terbaring di atas sofa langsung beranjak duduk. "Hm, sudah agak enakan setelah ku buat istirahat sebentar," sahut gadis itu.
"Syukurlah, kalau begitu apa kamu bisa membantuku?" Mohon wanita itu yang terlihat kelelahan karena harus mengerjakan pekerjaan gadis itu juga.
Andrea yang merasa kasihan pun langsung mengangguk meskipun ia masih merasakan sedikit kram di perutnya. "Tentu saja," sahutnya.
"Manager memintaku untuk standby di ruang meeting tapi aku sangat lelah sekali, apa kamu mau menggantikan ku?" Terang wanita itu dengan wajah memohon.
Andrea terpaksa mengangguk dan kini ia pun segera pergi ke ruangan yang di sewa oleh pelanggan hotelnya untuk meeting, kemudian mengetuk pintunya pelan lantas segera masuk.
"Kamu kemarilah, tolong bersihkan lantai ini !!" Perintah salah satu peserta meeting tersebut ketika melihat Andrea masuk.
Andrea yang memang membawa alat kebersihannya pun langsung mengelap lantai tersebut dari noda minuman yang tumpah dan Gerard yang tak sengaja melihat gadis itu dari tempatnya duduk nampak acuh dan tetap fokus dengan meetingnya siang itu.
"Kamu standby saja di sini !!" Perintah seorang pria ketika Andrea baru selesai dengan pekerjaannya.
"Baik tuan," Andrea pun langsung menepi ke ujung ruangan.
"Nama kamu siapa?" Tanya peserta lainnya tiba-tiba di sela mereka meeting, sepertinya meeting membuat mereka sedikit bosan dan ingin mencari sedikit hiburan dengan menggoda office girl tersebut.
"Andrea, tuan." Sahut Andrea singkat.
"Andrea?" Gumam Gerard saat mendengar beberapa relasi bisnisnya menggoda gadis itu.
"Matamu sangat indah," puji salah satu dari mereka.
"Terima kasih," sahut Andrea lagi tanpa ekspresi. Sepertinya mereka sengaja memanggilnya hanya untuk menggodanya, namun ia bisa apa mengingat statusnya hanya seorang office girl atau lebih tepatnya pesuruh.
"Sabar Andrea," gumamnya menyemangati dirinya sendiri.
Ehmm
Tiba-tiba Gerard berdehem nyaring hingga membuat mereka kembali fokus pada meetingnya dan Andrea pun nampak lega, namun gadis itu tetap tak berani meninggalkan tempat tersebut sebelum mereka ijinkan.
Andrea benar-benar tak memahami apa yang sedang mereka bahas, maklum gadis itu tidak mengenyam pendidikan tinggi jadi sepertinya tak pantas mengenal orang-orang di kalangan mereka karena dari segi apapun ia tidak setara.
Tiba-tiba perut gadis itu kembali kram dan kali ini terasa seperti di remas hingga membuatnya langsung berkeringat dingin, Gerard yang tak sengaja menatapnya sontak beranjak ketika gadis itu hendak terjatuh dan beruntung pria itu segera menangkapnya.
Karena kejadian yang tiba-tiba itu fokus meeting kembali terpecah dan perhatian mereka pun beralih ke arah gadis itu.
"Tuan, biar saya saja." Ucap Henry, karena ia tahu bosnya itu takkan mau sembarangan bersentuhan dengan wanita.
"Tidak usah," Gerard langsung membopong gadis itu dan membawanya keluar dari sana.
"Tolong gantikan saya meeting !!" Perintahnya sebelum pergi.
Henry yang melihat itu pun langsung terpaku di tempatnya, sebenarnya ada apa dengan pria itu? Karena tak biasanya begitu peduli dengan seorang wanita.
Kini Gerard nampak membawa Andrea ke rumah sakit terdekat dengan wajah khawatir. "Bagaimana keadaannya dok?" Tanya pria itu setelah dokter memeriksanya.
"Sepertinya adik anda sedang mengalami kram perut yang lumayan berat hingga membuatnya sampai tak sadarkan diri, tapi saya rasa istirahat beberapa saat akan membuatnya lebih baik." terang dokter tersebut.
Gerard nampak lega dan pria itu pun kini melangkah mendekati ranjang gadis itu. "Jangan berpikiran macam-macam, aku menolongmu murni atas dasar kemanusiaan." Tegas pria itu ketika tatapan mereka bertemu.
Andrea langsung mengangguk kecil. "Terima kasih," ucapnya. Lagipula apa yang di katakan oleh pria itu benar, memang menolongnya atas dasar apa jika bukan kemanusiaan. Karena suka pun tidak mungkin, selain pria itu yang sepertinya sudah berkeluarga tidak mungkin juga menyukainya yang hanya seorang karyawan rendahan karena ini dunia nyata bukanlah dunia cinderela.
"Saya sudah merasa lebih baik dan sekali lagi terima kasih banyak," imbuh gadis itu seraya turun dari ranjangnya. Dokter telah menginjeksinya dengan obat anti nyeri dan rasa kram di perutnya pun mulai berkurang.
Gerard nampak menggeleng menatap gadis keras kepala itu dan akhirnya pria itu pun membiarkannya pergi. "Terserah saja," ucapnya ketika melihat gadis itu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Lagipula niatnya hanya menolong jika memang tidak di terima dengan baik ia pun takkan memaksakan kehendaknya.
Kini Andrea yang telah keluar dari rumah sakit nampak menunggu sang kekasih menjemput setelah ia hubungi beberapa saat lalu.
"Kamu baik-baik saja?" Julian pun langsung turun dari motornya ketika melihat kekasihnya itu duduk di halte depan rumah sakit.
Andrea mengangguk kecil. "Hm, bisa antarkan aku pulang," mohonnya dan Julian pun langsung membantunya naik ke atas motornya lalu mereka pun segera pergi dari sana. Namun tanpa mereka sadari Gerard nampak memperhatikan dari dalam mobilnya.
Sesampainya di apartemennya Andrea pun segera beristirahat dan Julian nampak membuatkannya bubur. "Aku tidak tahu kamu suka atau tidak dengan rasanya," ucapnya seraya membawa semangkuk bubur hasil buatannya.
Andrea yang sedang tidur di ranjangnya pun langsung beranjak bangun. "Pasti sangat enak," ucapnya karena ini pertama kali pria itu memasak untuknya dan ia pun sangat menghargainya entah bagaimanapun rasanya.
Andrea langsung membuka mulutnya ketika Julian menyuapinya, meskipun rasanya sangat hambar tapi gadis itu nampak lahap menyantapnya dan itu membuat sang kekasih terlihat senang.
"Sebenarnya malam ini geng XX menantang kita tapi berhubung kamu sedang sakit aku akan menggunakan joki lain," ucap pria itu kemudian.
"Benarkah? Apa taruhannya banyak?" Andrea pun nampak penasaran meskipun ia tak mungkin ikut.
"Tiga kali lipat dari sebelumnya," sahut Julian.
"Tapi bagaimana jika kita kalah?" Andrea nampak khawatir duluan mengingat selama ini dirinya sebagai satu-satunya joki andalan pria itu.
"Jangan khawatir jauh sebelum kamu ada Maxim sering mengalahkannya." Ucapnya meyakinkan, Maxim adalah jokinya yang lain.
Andrea nampak mengangguk kecil, entah kenapa perasaannya tiba-tiba tidak enak kali ini. Semoga saja itu hanya kekhawatirannya semata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
nah bener kan andrea bakalan pingsan🤭🤭
ehemmm minum paman,jangan berdehemm bilang aja gk suka ada yg muji mata yg sudah mencuri htimu paman🤭🤭🤣🤣🤣
duhhh secara tidak sadar paman udha mengaku milik nya,gk boleh disentuh orang termsuk henry🤣🤣🤣🤣
sok2 gk peduli tpi tetap aja ngintilin weh paman,ngapain ampe liatin andrea ama kekasih nya juga pulang terus sna😂😂😂
wahhh siapa ni maxim,cwek cwok kah....??
apa mantan kekasih nya julian...?
2024-11-08
6
Niͷg_Nσͷg
Katanya mau abai dan tak perduli, tapi nyatanya masih perduli dan alasannya karena rasa kemanusiaan 🤭 padahal di dasar hatimu yang paling dalam sebenarnya kamu tak rela kan? pas henry mau mengendong andrea, makanya kamu sendiri yang langsung gercep melakukannya ...Dasarr kamu ger? kamu boleh saja membohongi dirimu sendiri, tapi orang lain seperti henry yang sudah lama mengenalmu pasti faham kalau sebenarnya kamu tertarik sama andrea 😂 bisa jadi nanti Henry yang akan menjadi perantara antara dirimu dan andrea 🤭
Dasar julian..kalau kamu perduli sama andrea, seharusnya kamu tidak mengatakan kalau mau ada acara balapan , kamu yang sudah mengenal andrea lama pasti faham bagaimana kerasnya andrea jika sudah mengenai balapan motor dan apa resiko yang harus di tanggung saat kalah ...tapi kamu malah mengatakan, kalau andrea nekat tetap main dan terjadi sesuatu pasti kamu tak mau bertanggung jawab 😏
2024-11-08
12
zenara
waduh kenapa di tolong sih om Gerald kan masih ada asisten yang bisa menggantikan, ingat di rumah ada istri tercintah yang setia menunggu dengan sabar dan iklas, jangan bikin readers baper dengan anda dekat dekat dengan nata, dan berharap hubungan lebih, jangan ya om ya jangan entar nyonyah tercintah ngamuk🤪🤭
2024-11-08
5