"Sayang, lihatlah gara-gara office girl itu kakiku jadi sakit !!"
Melihat suaminya datang Lucy pun langsung mengadu pada pria itu dan menunjukkan kulit kakinya yang sedikit memerah akibat terkena bahan Kimia.
Gerard pun langsung berjongkok untuk melihatnya, kemudian pria itu mengambil sapu tangan dari saku celananya lalu di lapnya kaki wanita itu hingga bersih dan kering.
"Ahh, sakit sayang." Lucy sontak menjerit ketika sapu tangan pria itu mengenai kulitnya.
"Sudah tidak apa-apa, ayo kita bawa ke dokter saja." Ucap Gerard lantas segera beranjak.
"Ini semua gara-gara dia, sayang." Lucy langsung menuding Andrea yang kini nampak tertunduk lesu, semoga saja ia tak di pecat harap gadis itu.
"Maafkan saya tuan, tadi nyonya minta saya untuk membersihkan kakinya dengan lap yang saya bawa." Gadis itu pun langsung beralasan dengan wajah tetap menunduk.
Gerard hanya menggeleng kecil menatap Andrea kemudian pria itu pun segera mengajak sang istri untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Sepertinya aku tidak bisa berjalan sayang," keluh Lucy lagi dengan manja.
"Aku akan menggendongmu," Gerard pun langsung mengangkat tubuh ramping istrinya tersebut lantas membawanya pergi.
"Dasar manja," cibir Andrea padahal kaki wanita itu cuma memerah sedikit dan di cuci juga sembuh sendiri. Apa semua orang kaya seperti itu? Lantas pandangan gadis itu pun tak sengaja ke arah sapu tangan bekas milik pria itu di atas lantai.
"Astaga sapu tangannya ketinggalan," ucapnya. Kemudian di ambilnya lalu di kejarnya mereka.
"Tuan, sapu tangan anda ketinggalan." Teriaknya.
Namun Gerard hanya mengangkat sebelah tangannya tanpa berniat berbalik badan untuk menatap gadis yang sudah berbaik hati mengembalikan sapu tangannya tersebut.
"Buang saja !!" Perintahnya sembari terus melangkah.
Andrea pun nampak memperhatikan sapu tangan tersebut. "Ini terbuat dari sutera, sayang sekali jika di buang. Sepertinya ku bawa pulang saja lumayan buat lap dapur," gumamnya lantas segera membawa peralatan bersih-bersihnya ke dalam ruangan yang di gunakan untuk acara tadi.
Sementara itu Gerard dan sang istri yang baru pulang dari rumah sakit kini telah sampai di rumahnya, pria itu nampak membopong istrinya dan di bawanya ke dalam kamarnya.
"Sayang, kamu akan kembali ke kantor?" Tanya wanita itu kemudian.
"Tidak, bagaimana aku bisa meninggalkan mu dengan keadaan seperti ini?" Gerard nampak menatap kaki wanita itu yang telah di perban, sebenarnya lukanya tak seberapa namun agar bisa cepat sembuh maka dokter pun mengobatinya dengan optimal.
"Terima kasih," Lucy pun nampak senang.
Kini Gerard terpaksa bekerja dari rumah, sebenarnya ia tak keberatan jika lebih sering bekerja dari rumah seperti ini hanya saja untuk apa ia berada di rumah sedangkan sang istri selalu sibuk dengan pemotretannya di luar.
"Sayang, apa kamu sudah memikirkan tentang permintaan ku?" Ucap pria itu berbasa-basi sore itu saat sedang menemani wanita itu menonton film kesukaannya.
"Permintaan apa?" Tanya Lucy yang terlihat fokus dengan tontonannya.
"Tentu saja anak kita, sayang." Sahut Gerard namun langsung membuat wanita itu menoleh ke arahnya.
"Sayang, bukankah sebelumnya sudah kita bahas. Aku tidak mungkin hamil saat ini, lagipula aku sudah mendatangani kontrak selama dua tahun dengan manajemen ku." Terang wanita itu menanggapi.
"Kontrak dua tahun? Sejak kapan? Kenapa kamu tak mendiskusikannya dulu padaku?" Gerard yang terkejut dengan alasan baru istrinya itu pun nampak emosi.
Lucy langsung menggigit bibirnya, kemarin ia memang sengaja menandatangani kontrak kerja dengan manajemennya selama dua tahun agar suaminya itu tak lagi mengejarnya perihal anak. Lagipula sampai saat ini ia belum mendapat seseorang yang cocok menjadi rahim penggantinya.
"Maaf sayang, ku pikir kamu akan setuju saja seperti biasanya." Ucapnya beralasan.
"Tapi ini dua tahun sayang, seharusnya kamu membicarakannya dulu padaku." Gerard nampak tak terima, bisa-bisanya hal sepenting ini wanita itu tak meminta ijin dulu padanya. Apa ia sudah tak di anggapnya sebagai suaminya lagi? Gerard benar-benar kecewa saat ini. Kemudian pria itu pun berlalu pergi untuk menenangkan pikirannya.
"Sayang !!"
Lucy terlihat kesal karena di tinggal begitu saja, sepertinya ia harus segera mendapatkan pendonor rahim itu. Mungkin saja adanya bayi akan membuat pria itu merasa lebih baik.
"Bob, apa kamu sudah menemukan wanita itu?" Ucapnya ketika menghubungi sang manager.
"Belum, lagipula perawan mana yang mau hamil anak orang lain?" Sahut sang manager dari ujung telepon.
"Aku tidak mau tahu Bob, aku akan membayar mahal untuk itu." Tegas Lucy, ia harus secepatnya merealisasikan rencananya agar sang suami tidak terus menerus memaksanya untuk hamil.
"Baiklah akan ku usahakan, ngomong-ngomong apa suamimu sudah tahu mengenai kontrak barumu?" Tanya sang manager lagi yang terdengar sangat penasaran.
"Dia sangat marah, makanya aku ingin kamu segera menemukan wanita yang cocok agar segera hamil anak kami !!" Sahut wanita itu sedikit frustrasi.
"Sudah kamu tenang saja, biar itu menjadi urusanku. Kamu fokus saja dengan pekerjaanmu, aku yakin dalam dua tahun ini karirmu sebagai model akan semakin melejit." Sang manager pun kembali meyakinkan dan sontak membuat senyum Lucy kembali terbit, tentu saja itu yang ia harapkan karena memang tujuannya adalah menggapai popularitas setinggi mungkin dan hidupnya akan semakin sempurna.
Seorang pria kemayu nampak menghela napas panjangnya setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang talent. "Lucy ada-ada saja, aku harus cari kemana wanita itu." Gumamnya frustrasi tapi detik selanjutnya ide langsung muncul di kepalanya.
"Kenapa aku tidak meminta bantuan Tom saja, dia pasti tahu wanita yang sedang di cari oleh Lucy." Gumamnya lalu pria itu pun langsung beranjak pergi, Tom adalah seorang fotografer dan pria itu pasti mengenal banyak wanita cantik dan juga masih perawan.
Sesampainya di studio pria bernama Tom itu, Bob langsung saja masuk karena memang sudah sering datang kesana. Lagipula pria itu juga salah satu fotografer langganan Lucy ketika wanita itu mendapatkan job pemotretan.
"Hai Tom, kamu sibuk hari ini?" Ucapnya memberikan salam ketika baru masuk ke dalam sebuah ruangan, pria tampan dengan rambut di ikat ke belakang itu pun langsung mengangkat wajahnya menatap Bob.
"Lumayan," sahut pria itu singkat yang terlihat sedang sibuk dengan layar komputernya. Terlihat beberapa potret wanita cantik di atas mejanya.
"Ada apa? Tumben langsung datang kesini?" Tanya Tom sedikit heran.
Bob langsung duduk di hadapan pria itu meskipun belum di suruhnya. "Ada pekerjaan penting untukmu," sahutnya.
"Tentang?" Tom pun langsung menaikkan sebelah alisnya menatap pria kemayu yang sedang duduk di hadapannya itu.
"Lucy," sahut Bob dan pria itu pun nampak mengangguk kecil.
"Katakan !!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
duh Gerald segitu cintanya kamu hingga istri tak mau hamil kamu masih bersikap lunak.
semoga saja Gerald akan berpaling jika telah menemukan gadis yg akan menjadi ibu bagi anakmu
2024-11-04
1
վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Gegara Gerard yang pengen punya anak, mereka berdua jadi bingung Tom. Butuh bantuanmu untuk mencari ra him sewaan. Hoyoloh kira2 kamu ikutan pusing seperti Lucy dan Bob apa kagak Tom. Akankah lewat perantara dirimu misi itu akan sukses? Atau ada campur tangan orang lain juga 🤔...
Lucy si trouble maker nih yang kurang bersyukur. Dicintai sebegitu dalam oleh Gerard tapi egomu masih menjulang setinggi batas cakrawala🤦. Next time saat suamimu lelah dengan tingkahmu, bisa jadi hanya tinggal penyesalan yang tersisa. Pilih suamimu pelan2 berpaling pada wanita lain sepertinya ya Luc 😉. Ada Andrea yang siap menggantikanmu loh. Pesona mata hazel dan acungan jari tengah mampu membuat Gerard suamimu geleng2 kepala. Plus bonus DP pinangan sapu tangan berbahan sutera sebagai tanda mata dari Gerard 😂. Lumayan bisa jadi kain pel atau serbet meja 😂...
2024-11-04
1
juhaina R💫💫
lahhh km memang hebat lucy heebatt bgt 🤣 smpai gak menyadari pentingnya keinginan suamimu😂 jgn nyedak y kalo semuanya gak Kya dlu lagi😅
2024-11-04
1